Hukum Perusahaan
Hukum Perusahaan
Ilmu Hukum
Fakultas Syariah dan Hukum
Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar
2021/2022
PENDAHULUAN
Latar Belakang
harapan besar terhadap bisnis, direksi, eksekutif, dan akuntan profesional tentang
apa yang dikerjakan dan bagaimana cara mereka melakukannya. Pada saat yang
melanggar etika, prinsip dan aturan maka hal tersebut dapat menimbulkan risiko
yang besar dan akan berpengaruh buruk bagi reputasi dan pencapaian tujuan
audit, dan tata kelola berskala besar seperti Enron, Arthur Andersen, dan
lingkungan bisnis, dan telah menjadi pemicu harapan baru dalam tata kelola dan
menciptakan kerangka tata kelola dan akuntabilitas baru yang dikenal dengan
lainnya.
Oleh karena itu, undang-undang ini menjadi acuan awal dalam penjabaran dan
para pemangku kepentingan di dalam suatu organisasi yang mencakup (a) hak-hak
pengungkapan yang akurat dan tepat waktu (disclosure), (d) transparansi terkait
komisaris dan direksi terhadap perusahaan itu sendiri, kepada para pemegang
Good Corporate Governance menjadi menarik perhatian karena banyak para ahli
yang berpendapat bahwa kelemahan dalam tata kelola korporat merupakan salah
perekonomian beberapa Negara Asia yang terkena krisis financial pada tahun
Pelanggaran prinsip GCG seperti kasus yang akan kami teliti yaitu PT XXX Tbk,
dan pelanggran etika yang dapat merugikan publik, sehingga kami tertarik
mengulas permasalahan yang terjadi agar dapat memberikan gambaran tentang
Tujuan
Teori
a) Untuk mengetahui pengertian Corporate Governance
b) Untuk mengetahui Prinsip Corporate Governance
Analisis Kasus
a) Untuk mengetahui Profil PT XXX Tbk
b) Untuk mengetahui kronologi kasus PT XXX Tbk
c) Dampak dan Sanksi kasus PT XXX Tbk
d) Analisis kasus pelanggaran Prinsip Good Corporate Governance
PEMBAHASAN
1. TEORI
istilah dimaksud dalam laporannya yang dikenal dengan Cadbury Report. Berikut
creditors, the goverment, employees, and other internal and external stakeholders
eksternal lainnya yang berkaitan dengan hak-hak dan kewajiban mereka, atau
dengan kata lain suatu sistem yang mengarahkan dan mengendalikan perusahaan”.
kepentingan lainnya. Tata kelola perusahaan yang baik juga disebut sebagai suatu
penilaian kinerjanya.
“The structure through which shareholders, directors, managers, set of the board
manager, seperangkat tujuan yang ingin dicapai perusahaan, dan alat-alat yang
dalam bentuk berbagai aturan (prosedur) dan sistem insentif sebagai kerangka
kerja (framework) yang diperlukan untuk mencapai tujuan perusahaan dan cara-
cara untuk mencapai tujuan tersebut, serta pemantauan atas kinerja yang
dihasilkan.
governance pertama kali pada bulan mai 1999. Prinsip-prinsip ini sampai
sekarang masih digunakan oleh masyarakat international sebagai acuan dan tolak
ukur untuk menilai dan mengevaluasi penerapan good corporate governance, baik
peraturan yang berlaku, dan dapat dengan jelas memisahkan fungsi dan
hukum yang efektif. Prinsip ini terbagi atas empat sub prinsip utama yaitu
:
Kerangka good corporate governance harus dikembangkan dengan
telah terpenuhi.
shareholder).
Saham (RUPS),
of shareholder).
investor di pasar modal. Oleh karena itu pasar modal harus dapat
utama perusahaan. Prinsip ini terbagi atas tiga sub prinsip utama yaitu :
1) Transparency (Transparansi).
Mewajibkan adanya suatu informasi yang terbuka, tepat waktu, serta jelas,
2) Accountability (Akuntabilitas).
3) Responsibility (Pertanggungjawaban).
4) Independency (Kemandirian)
5) Fairness (Keadilan).
pemegang saham minoritas dan para pemegang saham asing, serta menjamin
PT XXX Tbk, perubahan nilai nominal saham dan perubahan beberapa pasal
Efektif dari Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan
(BAPEPAM-LK) dengan suratnya yang bernomor S-5700/BM/2009 untuk
dengan nilai nominal Rp 100 per saham dan harga penawaran sebesar Rp
untuk melakukan penawaran umum perdana (IPO) atas 210 juta saham atau
setara 25,95% dari modal disetor kepada public dengan nilai nominal Rp
100 per saham dan harga penawaran Rp 160 per saham. Dari hasil
Biaya emisi IPO dianggarkan sebesar 7,85% atau sebesar RP 2,637 miliar.
Itu berarti dana IPO yang diperoleh perseroan setelah dikurangi biaya IPO
laporan keuangan tahun 2008. Dalam dokumen laporan keuangan 2008 nilai
asset perseroan terlihat naik hampir 10 kali lipat dari Rp 7,9 miliar pada
Seperti tahun 2008, laporan keuangan tahun 2009 juga diduga penuh
pendapatan dari MIG sebesar RP 6,773 miliar, selain itu PT XXX Tbk
fiktif senilai RP 29,6 miliar. Rinciannya adalah piutang proyek dari PT SSS
Tbk Rp10,1 miliar, PT ASA Tbk Rp 10 miliar dan PT SAS Tbk RP 9,5
miliar.
tercium otoritas bursa dan pasar modal atas laporan pemegang saham dan
penyalahgunaan dana hasil IPO sebesar Rp 28,971 miliar dari total yang
jumlah asset terlihat menyusut drastic dari Rp 105,1 miliar pada 2009,
menjadi Rp26,8 miliar. Ekuitas anjlok dari Rp97,96 miliar menjadi Rp20,43
Tentang Pasar Modal dan delisting dari bursa efek Indonesia, setelah selama
karena tidak adanya modal kerja, selain itu karyawan tidak diberikan hak-
yang tidak mengikuti asuransi jamsostek gajinya tetap ikut dipotong tanpa
alasan yang jelas. Selain itu cabang PT XXX Tbk di Medan telah melakukan
dengan tidak membayar gaji sesuai dengan pengorbanan yang telah mereka
Transparansi (Transparency)
Akuntabilitas (Accountability)
Responsibilitas (Responsibility)
Independensi (Independency)
Keadilan (Fairness)
penyampaian informasi.
dihasilkannya pun menjadi tidak akurat dan tidak dapat dipercaya. Hal
ini jelas menjadi bukti bahwa PT XXX Tbk gagal dalam menerapkan
prinsip akuntabilitas.
dan tidak ada keadilan pula bagi karyawan. Hal itu sangat jelas
alasan yang jelas. Selain itu cabang XXX di Medan telah melakukan
Aulia, syifa dkk.2012 Kasus Tata Kelola Enron Corp. & Pt. Katarina Utama
Tbk.Universitas Diponegoro
Brooks, Leonor J. Dunn. 2008. Etika Bisnis & profesi edisi 5 buku 1, Salemba
Empat, Jakarta