Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH PSIKOLOGI AGAMA

Tentang

“ PENDEKATAN DAN METODE YANG DIGUNAKAN PARA AHLI


UNTUK KAJIAN PSIKOLOGI AGAMA ”

Oleh Kelompok X

VALERIA PRAMITA : 512 . 107


IF PERMAISARI : 512 . 077
YAZID KHAIRAN : 512. 033

Dosen Pembimbing :
Dra. HASNELI, M.Ag

JURUSAN PSIKOLOGI ISLAM FAKULTAS USHULUDDIN


INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
IMAM BONJOL PADANG

1435 H / 2014 M

1|METODE KAJIAN PSIKOLOGI AGAMA


PETA KONSEP

PENDEKATAN DAN
METODE KAJIAN
PSIKOLOGI AGAMA

RIWAYAT
PENDEKATAN KASUS
DALAM
PENELITIAN
PSIKOLOGI METODE SURVAI
AGAMA

OBSERVASI
Meneliti pengalam
pribadi individu
melalui dokumen
pribadi

Melalui tiga pendekatan,


diantaranya :
1.Pendekatan Simpati. EKSPERIMEN Mengamati dengan
2.Pendekatan Antipati indera tentang
3.Pendekatan Empati perilaku keagamaan
orang yang sedang
diteliti.

Pengumpulan data
dari orang – orang
Membuat perlakuan
yang diteliti
terhadap individu atau
kelompok yang diteliti

2|METODE KAJIAN PSIKOLOGI AGAMA


PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Sebagai ilmu yang otonom, maka Psikologi Agama juga memiliki metode
penelitian ilmiah. Kajian dilakukan dengan mempelajari fakta – fakta berdasarkan
data yang terkumpul dan dianalisis secara objektif.

Karena agama menyangkut masalah yang berkaitan dengan kehidupan batin


yang sangat mendalam, maka masalah agama sulit untuk diteliti secara seksama,
terlepas dari pengaruh – pengaruh subjektivitas. Namun demikian, agar penelitian
mengenai agama dapat dilakukan lebih netral, dalam arti tidak memihak kepada suatu
keyakinan atau menentangnya, maka diperlukan adanya sikap yang objektif. Maka
dalam penelitian Psikologi Agama perlu diperhatikan antara lain :

1. Memiliki kemampuan dalam meneliti kehidupan dan kesadaran batin manusia.


2. Memiliki keyakinan bahwa segala bentuk pengalaman dapat dibuktikan secara
empiris.
3. Alam penelitian harus bersikap filosofis spritualistis.
4. Tidak mencampuradukkan antara fakta engan angan – angan atau perkiraan
khayali.
5. Mengenal dengan baik masalah – masalah Psikologi dan metodenya.
6. Memiliki konsep mengenai agama serta mengetahui metodologinya.
7. Menyadari tentang adanya perbedaan antara ilmu dan agama.
8. Mampu menggunakan alat – alat penelitian yang digunakan dalam penelitian
ilmiah.

Dengan berpedoman kepada petunjuk diatas, diharapkan para peneliti dalam


menggumpulkan, mengolah, dan menganalisis data akan bersikap lebih objektif.
Dengan demiakian, hasil yang diperoleh tidak akan menyimpang dari tujuan semula.
Misalnya karena seorang peneliti menganut suatu keyakinan agama tertentu, maka
dalam menafsirkan fakta yang ada ia memasukkan konsep – konsep yang sejalan
dengan keyakinannya. Pengaruh keyakinan tadi paling tidak akan cenderung
membawa kesimpulan yang bersifat subjektif. Dan akan lebih parah lagi, kalau

3|METODE KAJIAN PSIKOLOGI AGAMA


kesimpulan tersebut bersifat mencela terhadap suatu keyakinan agama. Padahal dalam
meneliti, seorang peneliti harus memiliki sikap objekttif yang baik.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa saja pendekatan dalam kajian Psikologi Agama ?

2. Bagaimana cara melakukan penelitian terhadap kajian Psikologi Agama dengan

Metode Survai ?

3. Bagaimana cara melakukan penelitian terhadap kajian Psikologi Agama dengan

Riwayat kasus ?

4. Bagaimana cara melakukan penelitian terhadap kajian Psikologi Agama dengan

Observasi ?

5. Bagaimana cara melakukan penelitian terhadap kajian Psikologi Agama dengan

Eksperimen ?

4|METODE KAJIAN PSIKOLOGI AGAMA


PEMBAHASAN

A. Pendekatan Dalam Kajian Psikologi Agama

Pendekatan yang dimaksud di sini adalah cara seseorang mengkaji Psikologi


Agama atau sikap yang dipegang oleh seorang peneliti. Pada hakikatnya sikap
yang dilakukan oleh peneliti Psikologi Agama tidak berbeda dengan sikap peneliti
pada umumnya, hanya saja pada penelitian bidang ini sulit memisahkan objek
yang diteliti dengan subjek peneliti. Karena Psiologi Agama adalah penelitian
terhadap keyakinan seseorang, terutama apabila objek yang diteliti itu mempunyai
kaitan dengan kepercayaan yang dianut oleh peneliti. Dalam hal ini diperlukan
keberanian dan keteguhan hati peneliti untuk memisahkan antara objek penelitian
dengan keyakinan yang dianutnya. Pendekatan dan sikap dalam tulisan
dimaksudkan dengan pengertian yang sama yakni cara mendekati kajian Psikologi
Agama1.

Ada tiga bentuk pendekatan yang digunakan orang dalam menyelidiki suatu
masalah keagamaan, yakni :

1. Mendekati dengan sikap simpati yaitu memihak pada masalah yang


diselidiki.penyelidik tidak mengambil jarak dengan objek yang diselidiki,
tetapi dia segera membenarkan. Dalam hal ini pengkaji Psikologi Agama
sering mengalaminya, terutama dia menganut agama yang sama dengan objek
yang ditelitinya. Sikap demikian disebut sikap sempati.
2. Pendekatan melalui sikap antipati, maksudnya di mana penyelidik mendekati
masalah dengan perasaan tidak setuju. Hal ini biasanya terjadi pada penyelidik
yang berseberangan dengan masalah sedang dikaji.

 Sikap pertama dan kedua biasanya lebih bersifat subjektif dan kurang
memberikan ruang objektif terhadap masalah. Peneliti sudah mempunyai
praduga terhadap objek yang dikajinya sebelum ia mengadakan
penyelidikan. Peneliti yang membawa sikap demikian penelitiannya

1
Hayati Nizar, Psikologi Agama, (Padang : IAIN IB Press, 2003), h. 33.
5|METODE KAJIAN PSIKOLOGI AGAMA
dikhawatirkan akan melihat masalah tidak dengan sebenarnya. Ini yang
dinamakan bias dalam pengkajian.

3. Melalui sikap empati, yaitu menggosongkan diri dari berbagai anggapan,


tanpa memihak raduga sebelumnya. Seorang peneliti perlu menggosongkan
dirinya dari berbagai anggapan dan praduga atau sebaliknya memihak pada
masalah. Dengan empati, seorang peneliti akan dapat menjaga jarak antara
keyakinannya dengan objek atau masalah yang diteliti. Ia dapat melihat
masalah secara jernih dan tidak terpengaruh oleh duga – dugaan yang bersifat
objektif.

B. Metode Survai

Adalah pengumpulan data dari orang – orang yang diteliti. Biasanya peneliti
mempersiapkan pertanyaan – pertanyaan untuk menggumpulkan data tentang
masalah keagamaan dari orang yang diteliti.

Cara yang dipakai untuk menggumpulkan data adakalanya dengan


menggunakan kuesioner atau pedoman wawancara. Kuesioner adalah sejumlah
pertanyaan yang disusun secara terstruktur berkenaan dengan masalah yang
diselidiki. Pedoman wawancara adalah mencatat bagian – bagian penting tentang
masalah keagamaan yang diselidiki.

Metode ini digunakan antara lain oleh :

Starbuck ► meneliti konversi agama dan pertumbuhan

jiwa agama pada individu.

Prof.Leuba ► menggunakan metode ini untuk meneliti

Kepercayaan ilmuwan terhadap Tuhan dan

Hari Akhir.

Abdul Mun’im al – Malighiy ► memakai metode tersebut untuk mengkaji

6|METODE KAJIAN PSIKOLOGI AGAMA


perkembangan jiwa agama pada anak – anak

dan remaja.

Thoules ► menggunakannya untuk meneliti motivasi

individu dalam beragama.

Dr. Mun’im ► menggunakan wawancara langsung pada

anak – anak2.

C. Riwayat Kasus (Case Study)

Yaitu meneliti pengalam pribadi individu melalui dokumen pribadi. Dokumen


pribadi tersebut boleh jadi alam bentuk biografi. Biografi adakalanya ditulis
sendiri oleh orang yang mengalaminya dan disebut dengan auto biografi jika
ditulis oleh orang lain.

Metode ini digunakan oleh :

William James ► ia mempelajari dokumen pribadi (biografi) para tokoh

agama.

Clark ► menggunakannya dan melengkapi wawancara terhadap

kenalan, sahabat karib, dan keluarga dari orang yang

dipelajarinya.

D. Observasi

Yakni mengamati dengan indera tentang perilaku keagamaan orang yang


sedang diteliti. Penelitian dilakukan dengan mengunakan data sosiologi dan
antropologi, dengan mempelajari sifat-sifat manusiawi orang perorangan atau
kelompok. Selain itu juga menjadi unsur-unsur budaya yang bersifat materi dan
2
Zakiah Daradjat, Ilmu Jiwa Agama, (Jakarta : Bulan Bintang, 2005), h.13.
7|METODE KAJIAN PSIKOLOGI AGAMA
yang bersifat spiritual (Ramayulis, 2007). Pada permasalahan demikian, para ahli
hanya mampu mengadakan pengamatan (observasi) serta mencatat kejadian-
kejadian untuk dianalisis, diteliti dan di cari kesimpulannya. Metode obsevasi
dalam mempelajari tingkah laku anak-anak, interaksi social, aktivitas keagamaan,
peperangan, aktivitas kejahatan dan kejadian- kejadian lain yang tidak dapat di
eksperimenkan (Ahyadi. A. A, 1987).

E. Eksperimen

Yaitu membuat perlakuan terhadap individu atau kelompok yang diteliti.


Teknik eksperimen digunakan untuk mempelajari sikap dan tingkah laku
kegamaan seseorang melalui perlakuan khusus yang sengaja dibuat. Teknik ini
sering digunakan oleh J.B. Cock dalam melakukan penelitiannya 3. Teknik
ekperimen digunakan untuk mempelajari sikap dan tingkah laku seseorang
melalui perlakuan khusus yang sengaja dibuat, metode ini juga suatu metode ideal
untuk mendapatkan hubungan antar fakta. Metode ini dapat dilakukan dilakukan
di laboratorim atau lapangan. Bila kita membawa suatu masalah ( problem ) untuk
mencari jawabannya, melalui kondisi tertentu yang di ciptakan, bearti kita telah
mengadakan eksperimen. Sering pula dikatakan mengetes hipotesis. Hipotesis
adalah suatu perkiraan atau dugaan yang merupakan jawaban suatu
problem.Hampir semua tingkah laku manusia juga mengikuti hukum alam,
sehinga dalam kondisi yang sama akan timbul tingakah laku yang sama pula. Pada
waktu mengadakan eksperimen terdapat persyaratan- persyaratan, antara lain:
a. Dapat diulang-ulang dengan hasil yang sama.
b. Adanya problem atau hipotesis yang akan diuji.
c. Faktor yang mempengaruhi proses eksperimen dapat dikontrol, kecuali satu
factor yang dapat diubah-ubah.
d. Dapat ditentukan terlebih dahulu apa yang akan terjadi dan kapan waktu
terjadinya.

PENUTUP

3
Jalaluddin, Psikologi Agama Edisi Revisi 2010,(Jakarta : Grafindo Persada, 2005), h. 42.
8|METODE KAJIAN PSIKOLOGI AGAMA
KESIMPULAN

Metode yang digunakan dalam penelitian Ilmu Jiwa Agama adalah


metode ilmiah, yaitu metode empiris, yang berarti bahwa suatu kesimpulan
diambil dari observasi terhadap data – data (fakta – fakta), bukan dari
belakang meja saja.

Penggunaan metode – metode dalam penelitian Psikologi Agama


sebenarnya dapat dilakukan dengan beragam, tergantung kepada kepentingan
dan jenis data yang akan dikumpulkan. Adakalanya seseorang lebih memilih
dokumen pribadi untuk meneliti pengalaman agama. Demikan pula, ada yang
menggunakan dokumen pribadi, baik berupa riwayat hidup, buku harian,
catatan, pernyataan, juga menggunakan angket, dan wawancara sebagai
pelengkap. Dengan banyaknya metode yang mungkn digunakan, terlihat
bahwa metode yang dipakai dalam penelitian Psikologi Agama tidak berbeda
dengan metode yang dipakai dalam penelitian ilmiah dalam cabang disiplin
ilmu pengetahuan lain.

DAFTAR KEPUSTAKAAN

9|METODE KAJIAN PSIKOLOGI AGAMA


Daradjat Zakiah, Ilmu Jiwa Agama, Jakarta : Bulan Bintang, 2005.

Jalaluddin, Psikologi Agama Edisi Revisi 2010, Jakarta : Grafindo Persada,


2005.

Nizar Hayati, Psikologi Agama, Padang : IAIN IB PRESS, 2003.

Sururin, Ilmu Jiwa Agama, Jakarta : Grafindo Persada, 2004.

Thouless Robert H, Pengantar Psikologi Agama, Jakarta : Rajawali Pers,


1992.

10 | M E T O D E K A J I A N P S I K O L O G I A G A M A

Anda mungkin juga menyukai