Di Yogyakarta, mendukung penuh dan menyatakan Yogyakarta menjadi
bagian dari Republik Indonesia dinyatakan pada 5 Sep 1945. - Negara Yogyakarta Hardiningrat yang bersifat kerajaan adalah daerah Istimewa dari Negara Republik Indonesia. - Sebagai kepala daerah, Sri Sultan Hamengku Buwono IX memegang pemerintahan di wilayah Kesultanan Yogyakarta. - Kesultanan Yogyakarta mempunyai hubungan langsung dengan pemerintah pusat Indonesia dan Sultan Yogyakarta memiliki hubungan langsung dengan presiden Republik Indonesia. Perlucutan Senjata - Mendapatkan senjata untuk modal perang. - Mencegah agar senjata Jepang tidak jatuh ke tangan sekutu. - Mencegah agar senjata Jepang tidak digunakan untuk membunuh rakyat. Sidang PPKI 1 Sidang pertama (18 Agustus 1945) 1. Mengesahkan dan menetapkan UUD sebagai konstitusi negara. 2. Memilih Ir. Soekarno sebagai presiden dan Drs. Moh. Hatta sebagai wakil presiden. 3. Presiden untuk sementara waktu akan dibantu oleh sebuah komite nasional. ● Kata “Muqaddimah” diubah menjadi “Pembukaan”. ● Pembukaan Alinea keempat, kalimat “Ketuhanan Yang Maha Esa, dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya” diubah menjadi “Ketuhanan Yang Maha Esa”. ● Pasal 6 Ayat 1, “Presiden ialah orang Indonesia asli dan Beragama Islam” diubah menjadi “Presiden adalah orang Indonesia asli”. ● Presiden menunjuk sembilan orang anggota sebagai Panitia Kecil dengan Otto Iskandar sebagai ketua. Tugas Panitia Kecil: membahas pembagian wilayah negara, kepolisian, tentara kebangsaan, dan perekonomian. Sidang PPKI 2 3 Sidang kedua (19 Agustus 1945) - 8 Wilayah: Jawa Barat, Tengah, Timur, Borneo (Kalimantan), Sulawesi, Maluku, Sunda Kecil (Nusa Tenggara), Sumatera. - 12 Kabinet Kementerian:Menteri Dalam Negeri, Luar Negeri, Keuangan, Kehakiman, Keamanan Rakyat, Pengajaran, Penerangan, Sosial, Pekerjaan Umum, Kesehatan, Perhubungan, Kemakmuran. - 4 Pejabat Negara. - 2 Daerah Istimewa: Yogyakarta dan Surakarta. Sidang ketiga (22 Agustus 1945) Presiden memutuskan berdirinya tiga badan/lembaga baru, Yaitu: Komite Nasional Indonesia (KNI) Partai Nasional Indonesia (PNI) Badan Keamanan Rakyat (BKR) Dr. Sutomo - Lahir 30 Juli 1888 dan Wafat 30 Mei 1938. - Pendidikan: Sekolah Rendah Bumiputera, ELS, STOVIA, Lanjut ke Belanda, Lanjut ke Jerman Barat, Lanjut ke Austria. - Di STOVIA, ketemu Wahidin Sudirohusodo, seorang dokter yang berkeliling daerah untuk mengkampanyekan idenya mengenai pembentukan badan yang akan memberikan beasiswa bagi anak Indonesia yang cerdas. - Pada 20 Mei 1908, Sutomo dan Pelajar STOVIA lainnya membentuk organisasi Budi Utomo dan Sutomo terpilih menjadi ketuanya. Budi Utomo merupakan organisasi pertama yang didirikan di Indonesia. Tanggal pembentukannya, 20 Mei ditetapkan sebagai Hari Kebangkitan Nasional. Pada 1909, Sutomo mulai melepaskan diri dari Budi Utomo dan berfokus pada Pendidikan. - Selama menuntut ilmu di Belanda, ia menjadi anggota Indische Vereeniging kemudian berganti nama Indonesische Vereniging dan akhirnya menjadi Perhimpunan Indonesia. - Setelah kembali dari luar negeri, Sutomo mendirikan Indonesische Studie Club (ISC) pada 11 Juli 1924 dengan tujuan agar golongan terpelajar dapat bergerak bersama untuk memajukan rakyat. - 11 Okt 1930 ISC berubah menjadi partai Persatuan Bangsa Indonesia. PBI bergerak dibidang sosial, ekonomi, pengajaran dan politik. H. Samanhudi - Lahir di Surakarta, JaTeng 1868 dan Wafat 28 Desember 1956. - Pendidikan: Pendidikan agama dari Kyai Jadermo di Surabaya, Pendidikan umum di SD Bumiputera kelas Satu - Memiliki bisnis perdagangan batik. - Dalam menjalankan bisnisnya, ia merasakan hambatan yang diberikan pemerintah kolonial terhadap para pedagang pribumi. Karena hal inilah, Samanhudi membentuk perkumpulan Mardi Budi yang beranggotakan para pedagang batik. - Tujuan Mardi Budi: tolong menolong apabila ada anggota keluarga meninggal dunia. - Pada 1911 Mardi Budi berganti nama menjadi Sarekat Dagang Islam. - Samanhudi bersama dengan cokroaminoto, terus mengembangkan SDI yang kemudian mengganti nama menjadi Sarekat Islam (SI). - Samanhudi mendapat penghargaan Perintis Kemerdekaan dari pemerintah RI. Ki Hajar Dewantara - Suwardi Suryaningrat Lahir di Yogyakarta 02 Mei 1889 Wafat 26 April 1959. - Pendidikan: ELS, Kweekschool, STOVIA (g lulus krna sakit) - Surat kabar dipilih Suwardi sebagai wadah untuk menyampaikan segala pemikirannya mengenai tanah kelahirannya yang tengah dijajah. - Pada 1913, Suwardi menulis artikel berisi kecaman terhadap rencana kolonial utk memungut uang rakyat yg digunakan utk perayaan 100 tahun kemerdekaan Belanda dari Perancis. Artikel tersebut berjudul “Seandainya Aku Seorang Belanda” yang mengakibatkan Suwardi ditangkap dan dibuang ke Belanda pada 1913. - Di Belanda, Suwardi belajar dan memperoleh Akte Guru Eropa. - Pada 25 Desember 1912, bersama dengan Douwes Dekker dan dr. Cipto Mangunkusumo, ia mendirikan Indische Partij yang berhaluan radikal. Organisasi ini dibubarkan pada Maret 1913. - Perjuangan Suwardi selanjutnya ialah mendirikan Perguruan Taman Siswa pada 3 Juli 1922. Tujuannya: untuk menumbuhkan rasa kebangsaan dan cinta tanah air pada para siswanya. Ki Hajar Dewantara - Perjuangan Suwardi selanjutnya ialah mendirikan Perguruan Taman Siswa pada 3 Juli 1922. Tujuannya: untuk menumbuhkan rasa kebangsaan dan cinta tanah air pada para siswanya. - Taman Siswa berkembang dengan cepat dan mempunyai banyak cabang di seluruh Indonesia. - Setelah merdeka Menteri Pendidikan dipangku oleh Suwardi. - Akhirnya Ki Hajar Dewantara dikenal sebagai Bapak Pendidikan Nasional. E. F. E. Douwes Dekker - Lahir di Pasuruan, Jawa Timur pada 8 Oktober 1879 dan wafat 28 Agustus 1950. Ketika dewasa, mengganti namanya menjadi Danudirja Setiabudi. Ia memperoleh pendidikan di HBS. - Pada 1 Maret 1912, Dekker menerbitkan harian De Expres yang tajam mengkritik pemerintah Hindia Belanda. Kehadiran surat kabar De Expres kemudian dengan cepat berkembang menjadi wadah bagi pemuda untuk menyalurkan tulisan-tulisan yang menyerang dan mengecam praktik kolonial Belanda. - Dekker, Cipto dan Suwardi Suryaningrat mendirikan partai politik Indische Partij. Tujuan IP: mempersatukan bangsa sebagai persiapan untuk mencapai kemerdekaan. Organisasi ini dibubarkan pada Maret 1913. - Pernah diasingkan ke Belanda akibat kritiknya terhadap rencana perayaan 100 tahun kemerdekaan Belanda atas Perancis yang memungut uang dari rakyat. - Sekembalinya ke Indonesia, Dekker berfokus pada bidang pendidikan dengan mendirikan sekolah Ksatrian Institut.Sekolah ini mengajarkan siswanya untuk berjiwa nasional dan mengajarkan kepada mereka untuk berpikiran merdeka. - Dekker selalu berjuang membangkitkan semangat nasionalisme Indonesia.