Anda di halaman 1dari 10

SEMINAR PPG SM-3T UM 2016

Peningkatan Keterampilan Menulis Teks Biografi Puitis


dengan Metode Menulis Terbimbing

Dwi Fikriyah1*), Endah Tri Priyatni2*), Kushariyati Budi Rahayu3*)

Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah, Program PPG Pasca SM-3T Universitas Negeri
1)

Malang
2)
Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia, FS Universitas Negeri Malang
3)
Pendidikan Bahasa Indonesia, Guru SMP Negeri 5 Malang
dwifikriyah99@gmail.com

ABSTRAK: Tujuan penelitian tindakan kelas ini adalah mendeskripsikan peningkatan proses
pembelajaran dan peningkatan hasil pembelajaran menulis teks biografi puitis dengan metode
menulis terbimbing. Subjek penelitian adalah siswa kelas 8.2 SMP Negeri 5 Malang. Jenis penelitian
yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian tindakan kelas ini dilakukan dalam
2 siklus dengan mengadaptasi model Kurt Lewin yang meliputi (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3)
pengamatan, dan (4) refleksi. Instrumen penelitian yang digunakan terdiri dari tes keterampilan
menulis dan lembar observasi keaktifan siswa. Data dalam penelitian di anlisis secara kualitatif. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa (1) hasil pembelajaran menulis teks biografi meningkat dengan 79,1%
siswa mencapai nilai di atas KKM, (2) proses pembelajaran meningkat, hampir 100% siswa aktif
bertanya jawab, aktif menanggapi, dan mengumpulkan tugas tepat waktu.
Kata Kunci: proses belajar, hasil belajar, teks biografi puitis, menulis terbimbing

PENDAHULUAN Indonesia tingkat sekolah dasar sampai sekolah


Pembelajaran bahasa Indonesia dalam menengah atas.
kurikulum 2013 bertujuan untuk Berdasarkan silabus kelas VIII SMP semester
mengembangkan empat keterampilan 1, terdapat tiga teks yang akan dipelajari oleh
berbahasa yang meliputi keterampilan siswa. Teks tersebut terdiri dari teks fabel, teks
menyimak, membaca, menulis, dan berbicara. biografi, dan teks prosedur.
Pengembangan empat keterampilan tersebut Apabila dikalkulasi, alokasi waktu setiap
sangat penting untuk dilakukan. Hal ini berkaitan teks mencapai dua belas kali pertemuan.
dengan kelestarian penggunaan bahasa Biasanya, enam pertemuan pertama digunakan
Indonesia yang baik dan benar. Dengan untuk kegiatan pemodelan yang bersifat
penguasaan empat keterampilan berbahasa kelompok. Sedangkan enam pertemuan
yang baik, seorang siswa dapat berkomunikasi berikutnya, digunakan untuk kegiatan individu.
secara efektif. Komunikasi yang efektif adalah Ditinjau dari satu sisi, pembelajaran bahasa
kegiatan berkomunikasi yang tepat dalam Indonesia berbasis teks memberikan dampak
penggunaan bahasa, baik komunikasi secara positif bagi siswa. Siswa dapat mengetahui
lisan ataupun secara tulis. berbagai macam teks dan strukturnya. Siswa
Untuk mewujudukan tujuan tersebut, juga dapat mengidentifikasi dan menganalisis
pemerintah menerapkan kebijakan yang berupa teks secara mendalam. Akan tetapi, kegiatan
pembelajaran bahasa Indonesia berbasis teks pembelajaran yang sama dan dilakukan secara
untuk semua sekolah di seluruh Indonesia. Teks berulang-ulang menimbulkan kejenuhan bagi
yang dimaksud adalah segala sumber belajar siswa. Terlebih lagi jika teks yang akan dipelajari
yang dapat memberikan informasi kepada siswa dianggap kurang menarik.
berkaitan dengan materi pelajaran, baik yang Berdasarkan kegiatan observasi yang
bersifat tulis atau lisan. dilakukan selama bulan Agustus, diperoleh data
Realisasi dari semua upaya pengembangan bahwa siswa kurang tertarik pada teks biografi.
empat keterampilan berbahasa tersebut telah Menurut penjelasan siswa, dalam mempelajari
tertuang dalam silabus pembelajaran bahasa teks biografi, kreativitas siswa kurang terwadahi

1 |S e m i n a r P P G S M - 3 T U M 2 0 1 6
SEMINAR PPG SM-3T UM 2016
dengan baik. Hal ini berkaitan dengan teks Dalam prakteknya, menyusun teks biogarfi
biografi yang bersifat faktual. Nurhadi (2012:77) puitis dilakukan dengan cara menjabarkan tiap
menyatakan bahwa biografi adalah tulisan bagian struktur dalam bentuk bait, bukan
tentang seseorang-baik masih hidup maupun paragraf. Terdapat tiga komponen penting
telah meninggal, yang berisi kisah hidup mereka, dalam teks biografi yang membangun struktur isi
prinsip-prinsip hidup, pandangan hidup, yaitu orientasi, urutan peristiwa, dan reorientasi.
perjuangan, keberhasilan atau prestasi yang Orientasi merupakan bagian pengenalan tokoh,
mereka capai, dengan kegigihan mereka dalam berisi gambaran awal tentang tokoh atau pelaku
menggapai cita-citanya. Pendapat tersebut di dalam teks biografi, meliputi tempat tanggal
menunjukkan bahwa teks biografi bukanlah lahir, masa kecil, serta latar belakang keluarga.
sebuah teks karangan fiktif, akan tetapi sebuah Urutan peristiwa berisi tentang urutan kejadian
teks yang ditulis dengan berdasarkan riwayat yang dialami tokoh mulai dari pendidikan, visi
hidup seorang tokoh. Teks biografi yang berlatar hidup, karir, hingga prestasi yang telah diraih.
belakang kisah hidup seorang tokoh, menjadikan Reorientasi, bagian penutup berisi pandangan
siswa kurang tertarik untuk menulisnya. penulis terhadap tokoh yang diceritakan.
Dampak dari kurang tertariknya siswa dalam Penegasan Kelayakan sebagai tokoh atas prestasi
mempelajari teks biografi adalah kesulitan dalam yang telah diraih. Bagian ini merupakan tahapan
menulis. Rofi’udin dan Zuhdi (1998:158) yang bersifat pilihan, artinya boleh saja bagian
menyatakan bahwa menulis adalah suatu proses ini tidak disajikan oleh penulis (KEMDIKBUD,
menuangkan pikiran, keinginan, gagasan, 2014:119a). Selanjutnya, bagian orientasi
pendapat tentang sesuatu, tanggapan terhadap dijabarkan pada bait pertama, bait kedua berisi
suatu pernyataan, keinginan, atau peristiwa menarik yang dialami tokoh, dan bait
pengungkapan perasaan dengan menggunakan ketiga berisi pesan dan harapan dari penulis
bahan secara tertulis. mengenai tokoh yang ditulis biografinya.
Mudiono (2010: 89) menjelaskan bahwa Dengan mengembangkan materi menulis
keterampilan menulis merupakan proses yang teks biografi menjadi teks biografi puitis, siswa
pada dasarnya bukan hanya menuangkan ide dapat menuangkan kreativitasnya dalam sebuah
ataupun gagasan ke dalam bentuk tulisan tetapi teks biografi puitis. Yang mana siswa dapat
lebih fokus pada proses kreatif agar siswa bisa mengembangkan penguasan kosa katanya dalam
menuangkan ide atau gagasan tersebut ke dalam menulis teks biografi puitis.
sebuah wacana. Pemilihan tokoh yang akan ditulis biografi
Berdasarkan pendapat ahli diatas dapat tidak berasal dari tokoh pahlawan. Tokoh yang
disimpulkan bahwa menulis merupakan proses akan ditulis biografinya dibatasi pada tokoh
kreatif yang berasal dari pikiran seseorang. sastra. Pemilihan tokoh sastra dilakukan agar
Sehingga dalam menulis perlu mengembangkan siswa lebih mengenal tokoh sastra dan karya-
kreativitas penulis itu sendiri. Menulis akan karyanya.
menjadi sulit berkembang jika imajinasi siswa Materi tentang menulis teks biografi puitis
dibatasi oleh hal-hal tertentu. belum pernah dijadikan sebagai penelitian
Realita dilapangan menunjukkan bahwa sebelumnya. Oleh karena itu, peneliti harus
siswa tidak tertarik untuk menulis teks biografi. mempersiapkan setiap tahapan penelitian
Siswa lebih tertarik untuk menyalin teks biografi dengan baik dan teliti. sehingga hasil yang
karangan orang lain dibanding membuat sendiri diperoleh dapat sesuai dengan harapan. Untuk
teksnya. Fenomena ini muncul karena siswa itu, metode menulis terbimbing dipilih untuk
merasa dibatasi dengan isi teks biografi yang diterapkan dalam kegiatan pembelajaran.
bersifat faktual. Calkins dan Harwayne (dalam Hardini,
Untuk mengatasi permasalahan di atas, 2008) menyatakan bahwa menulis terbimbing
peneliti akan melakukan penelitian yang merupakan istilah yang digunakan akhir-akhir ini
bertujuan untuk memberikan inovasi dalam untuk menggambarkan pengajaran menulis di
kegiatan pembelajaran menulis teks biografi. mana satu periode pengajaran ditetapkan setiap
Inovasi yang dilakukan berupa menulis teks hari agar pembelajar terlibat dalam kegiatan
biografi puitis. menulis. Sedangkan menurut Yulianeta
(2010:18) menulis terbimbing merupakan

2 |S e m i n a r P P G S M - 3 T U M 2 0 1 6
SEMINAR PPG SM-3T UM 2016
metode pembelajaran menulis yang dirancang meteri menulis teks biografi agar tidak
untuk membantu siswa meningkatkan membosankan dan dapat menarik minat siswa
kemampuan menulis. untuk belajar. Oleh karena itu, peneliti akan
Berdasarkan dua pendapat di atas, dapat melakukan penelitian tindakan kelas berjudul
disimpulkan bahwa menulis terbimbing “Peningkatan Keterampilan Menulis Teks
merupakan metode pembelajaran yang Biografi Puitis dengan Metode Menulis
menuntut guru untuk membimbing siswa dalam Terbimbing Siswa Kelas VIII SMP Negeri 5
setiap tahapan menulis. Untuk itu, dalam Malang”.
menulis terbimbing, guru harus banyak
METODE PENELITIAN
memberikan pemodelan teks pada siswa dan
Jenis penelitian yang digunakan adalah
menuntut siswa untuk aktif memberikan contoh
penelitian tindakan kelas (PTK). PTK merupakan
seperti pemodelan yang telah diberikan oleh
jenis penelitian berbasis kelas yang mengkaji
guru.
permasalahan-permasalahan di dalamnya.
Untuk menerapkan model pengajaran
Desain penelitian yang digunakan mengadaptasi
menulis terbimbing, menurut Calkin dan
model Kurt Lewin yang terdiri dari empat
Harwayne (dalam Hardini, 2008) tahap-tahap
komponen, yaitu: (1) perencanaan (planning),
yang dapat dilakukan meliputi: (1) persiapan (2) tindakan (acting), (3) pengamatan
(prewriting), (2) penyusunan draf kasar (observing), dan (4) refleksi (reflecting). Secara
(drafting), (3) merevisi tulisan (revising), (4) visual hubungan keempat komponen dalam
melakukan penyuntingan (editing), (5) sistem siklus dapat dilukiskan dalam bentuk
berbagi dengan teman dengan saling model siklus di bawah ini.
memeriksa tulisan (sharing), (6) Menulis Pelaksanaan
kembali kepada teman-teman (publishing).
Adapun struktur menulis terbimbing Perencanaan
Siklus 1
Pengamatan
diuraikan dalam tiga kategori, yaitu: (1)mini
lesson, pengajar memberikan petunjuk tentang Refleksi
menulis kepada siswa, (2)writing time and
conference, pengajar mengarahkan siswa untuk
mulai menyusun draf kasar, merevisi dan Pelaksanaan
menyunting, (3)sharing time, berdiskusi dengan
teman atau kelompok kecil; saling membaca Perencanaan Pengamatan
Siklus 2
karya tulis masing-masing. (Calkin dan Harwayne
dalam Hardini, 2008) Siklus Refleksi
Selanjutnya
Berdasarkan pemaparan tahap-tahap dan
struktur menulis terbimbing menurut Calkin dan Siklus Penelitian Tindakan Kelas Model John Elliot
Harwayne di atas, dapat disimpulkan bahwa
menulis terbimbing merupakan sebuah proses Tahap perencanaan (planning) dilakukan
menulis yan dilakukan secara bertahap, diawali selama bulan Agustus 2016. Pada tahap ini,
dengan bimbingan dari guru atau pengajar, peneliti melakukan observasi di kelas 8.2 SMP
mencob secara mandiri, merevisi, dan Negeri 5 Malang. Kegiatan observasi bertujuan
menyunting tulisan agar lebih baik daripada untuk mengetahui karakteristik siswa dalam
sebelumnya. kegiatan pembelajaran dan melakukan
Beberapa penelitian sebelumnya wawancara pada siswa dan guru maple Bahasa
menunjukkan bahwa metode menulis Indonesia terkait kesulitan siswa dalam
terbimbing dapat meningkatkan hasil belajar mempelajari teks fabel, teks prosedur, dan teks
siswa, diantaranya: (1) menulis terbimbing dapat biografi yang akan dipelajari pada semester
meningkatkan hasil belajar menulis puisi (Rizki, ganjil.
2013), (2) menulis terbimbing dapat Berdasarkan wawancara yang dilakukan,
meningkatkan keterampilan menulis karangan hampir 99% siswa menyatakan bahwa teks yang
narasi (Sari, 2015). kurang menarik adalah teks biografi. Siswa
Berdasarkan pemaparan diatas, peneliti mengatakan bahwa teks biogarfi merupakan
tertarik untuk melakukan penelitian mengenai teks yang tidak dapat ditulis dengan
3 |S e m i n a r P P G S M - 3 T U M 2 0 1 6
SEMINAR PPG SM-3T UM 2016
menggunakan imajinasi. Siswa harus berpatokan Setiap slide berisi langkah-langkah menulis
pada sejarah hidup dan karya-karya tokoh yang teks biografi yag disertai contoh pemodelan
jarang diketahui. Oleh karena itu, siswa teks, dan kolom untuk mencoba menulis teks
menganggapp teks biografi merupakan teks yang biografi oleh siswa.
kurang menarik, dan siswa mengalami kesulitan Perencanaan yang telah dibuat,
dalam kegiatan menulis teks biografi. selanjutnya disusun dalam bentuk rencana
Selain mengetahui kesulitan siswa dalam pelaksanaan pembelajaran menulis teks biografi
menulis teks biografi, hasil dari kegiatan puitis. RPP tersebut akan digunakan sebagai
observasi menunjukkan bahwa kelas 8.2 acuan dalam pelaksanaan tindakan.
merupakan kelas yang cukup aktif dalam Setelah tahap perencanaan dianggap
kegiatan pembelajaran. Siswa kelas 8.2 mudah matang, maka dilaksanakan tindakan. Tahap
dikondisikan dan selalu fokus pada instruksi yang tindakan siklus I dilakukan pada tanggal 18, 19,
diberikan guru. Dari 34 siswa yang berada di dan 24 September 2016. Sedangkan tahap
kelas 8.2, hanya 2-5 siswa yang motivasi tindakan siklus II dilaksanakan pada tanggal 7-8
belajarnya kurang stabil. Siswa tersebut kadang November 2016. Pelaksanaan tindakan
tampak bosan saat sudah sampai pada dilaksanakan di kelas 8.2 dengan peneliti sebagai
pertengahan pelajaran. Akan tetapi, jika guru guru model. Selain peneliti, guru mata pelajaran
menampilkan media yang interaktif, siswa Bahasa Indonesia juga terlibat dalam
tersebut ikut berpartisipasi aktif dalam kegiatan pelaksanaan sebagai pengamat.
pembelajaran. Oleh karena itu, tidak akan terlalu Pada tahap pelaksanaan, kegiatan diawali
sulit bagi guru untuk menarik perhatian siswa dengan doa bersama yang dipimpin oleh ketua
kelas 8.2. kelas. Selanjutnya, siswa melaksanakan kegiatan
Dengan mempertimbangkan hasil literasi buku fiksi selama sepuluh menit. Setelah
observasi tersebut, peneliti memfokuskan itu, kegiatan pembelajaran dimulai.
penelitian pada materi menulis teks biografi. Pada pertemuan pertama, materi yang
Akan tetapi, peneliti berupaya untuk melakukan diajarkan adalah mengenal biografi tokoh sastra.
inovasi dengan mengembangkannya menjadi kegiatan pengenalan biografi tokoh sastra sangat
menulis teks biografi puitis. Teks biografi puitis penting untuk dilakukan agara siswa memiliki
merupakan teks biografi yang ditulis dalam pengetahuan mengenai tokoh yang akan ditulis
bentuk bait per bait, bukan paragraf. biografinya. Pemilihan tokoh sastra bertujuan
Sedangkan untuk memunculkan kegiatan untuk memperkenalkan tokoh sastra yang ada di
pembelajaran yang menarik dan tetap Indonesia kepada siswa. Hal ini juga bentuk
terkontrol, peneliti memilih metode menulis inovasi yang dilakukan guru agar siswa tidak
terbimbing sebagai metode yang akan bosan dengan tokoh pahlawan yang biasanya
diterapkan dalam kegiatan menulis teks biografi. diperkenalkan dalam materi teks biografi.
Menulis terbimbing merupakan metode Pada pertemuan kedua, guru mulai
pembelajaran yang diterapkan untuk memperkenalkan siswa pada diksi dan gaya
mendampingi siswa dalam kegiatan bahasa untuk menulis teks biografi puitis. Materi
pembelajaran tahap demi tahap. Pada setiap ini dianggap perlu untuk disampaikan agar siswa
tahap, guru meberikan contoh terkait materi tidak kesulitan dalam memilih kosakata untuk
yang dipelajari. Untuk itu, peneliti melakukan dituangkan dalam bentuk teks biografi puitis.
diskusi dengan guru mata pelajaran bahasa Pertemuan pertama dan kedua bertujuan
Indonesia terkait dengan metode menulis untuk memperkenalkan teks puisi biografi puitis
terbimbing yang akan dilaksanakan. pada siswa, sekaligus menambah pengetahuan
Untuk menunjang terlaksananya kegiatan siswa mengenai langkah-langkah menulis teks
menulis terbimbing yang sesuai dengan harapan, biografi puitis yang akan dilakukan pada
peneliti memilih media kolom inspirasi untuk pertemuan selanjutnya.
digunakan selama proses tindakan. Kolom Pertemuan ketiga merupakan inti dari
inspirasi merupakan sebuah media berbasis pelaksanaan tindakan kelas. Pada pertemuan ini,
power point yang memaparkan langkah-langkah siswa akan dibimbing untuk menulis teks biografi
kegiatan menulis teks biografi secara terbimbing. puitis dengan memanfaatkan kolom inspirasi.
Penulisan teks biografi puitis harus memuat

4 |S e m i n a r P P G S M - 3 T U M 2 0 1 6
SEMINAR PPG SM-3T UM 2016
struktur teks biografi yang terdiri dari orientasi, Pada setiap pertemuan, peneliti selalu
peristiwa menarik, dan penutup. Setiap struktur mengawali kegiatan pembelajaran dengan
dituangkan dalam satu bait. Setiap bait, guru menampilkan sebuah teks biografi puitis tentang
membimbing siswa dengan memanfaatkan tokoh sastra yang berbeda. Hal tersebut
media kolom inspirasi. Langkah pembelajaran dilakukan untuk memunculkan ketertarikan
yang diterapkan mengikuti struktur metode siswa agar menulis teks biogarfi puitis lebih baik
menulis terbimbing, yaitu: dari yang dicontohkan oleh guru.
1.Mini lesson (pengajar memberikan petunjuk Tahap pengamatan merupakan tahap yang
tentang menulis pada siswa). Guru dilakukan bersamaan dengan tahap tindakan.
menampilkan tayangan power point dengan Akan tetapi, jika pelaksanaan tindakan dilakukan
judul menyusun teks biografi puitis. Langkah oleh guru, kegiatan pengamatan dilakukan oleh
pertama yang dilakukan adalah merinci bagian observer. Pada pelaksanaan tindakan yang
struktur orientasi yang akan dikembangkan. menjadi observer adalah guru mata pelajaran
Orientasi pada teks biografi biasanya berisi bahasa Indonesia, dan dua orang mahasiswa PPL
identitas. Pada tahap ini guru mencontohkan PPG Universitas Negeri Malang. Tahap
cara merinci identitas dan memilih 2-3 hal pengamatan dilakukan untuk mengisi lembar
menarik untuk dikembangkan dalam satu bait. pengamatan proses pembelajaran. Untuk
Setelah identitas menarik ditentukan, guru mengetahui peningkatan proses pembelajaran
menuliskannya dalam 4-5 baris. Pada setiap tersebut, peneliti membatasinya dalam 4 kriteria
baris, guru memilih 2-3 kata untuk dicari yang meliputi (1) keaktifan siswa dalam bertanya
padanan katanya agar lebih puitis. Setiap guru jawab, (2)keaktifan siswa untuk menanggapi
memberikan contoh, guru juga memberikan pernyataan guru atau siswa lain, (3) keaktifan
umpan balik pada siswa untuk memberikan siswa untuk mencoba menyebutkan diksi
contoh merinci identitas, memilih identitas, puitis dan majas dalam pemodelan menulis
dan meyusun sinonim kata dari identitas yang teks biografi puitis sesuai langkah-langkah
telah dipilih. Dengan demikian, siswa dapat yang diajarkan, dan (4) ketepatan waktu dalam
belajar secara langsung cara menulis teks mengumpulkan tugas yang telah diberikan.
biogarfi puitis. Langkah menyusun bait Tahap refleksi merupakan tahap terakhir
pertama teks biografi puitis tersebut juga
pada siklus 1. Refleksi dilakukan untuk mengkaji
diterapkan untuk menyusun bait kedua dan
secara menyeluruh tindakan yang telah
ketiga.
2.Writing time and conference (pengajar mulai dilakukan, berdasarkan data yang telah
mengarahkan siswa untuk menulis draf kasar, terkumpul, kemudian dilakukan evaluasi
merevisi, dan menyunting). Siswa diminta guna menyempurnakan siklus selanjutnya.
untuk menulis teks biografi puitis dengan Melalui tahap refleksi diketahui bahwa
menerapkan langkah-langkah yang telah meode terbimbing cukup memberikan
dicontohkan oleh guru melalui media kolom dampak positif dalam pelaksanaan tindakan.
inspirasi. Selama siswa mengerjakan, guru Akan tetapi, penggunaan media kolom
berkeliling kelas untuk mendampingi siswa inspirasi mash perlu untuk disempurnakan.
menulis teks biografi puitis. Siswa yang masih Hasil dari refleksi digunakan untuk perbaikan
kesulitan juga diberi kesempatan untuk pada siklus selanjutnya.
bertanya dan meminta pendapat guru
Subjek penelitian adalah siswa kelas
mengenai karya yang telah dihasilkan.
3.Sharing time (berdiskusi dengan teman atau 8.2 SMP Negeri 5 Malang yang terdiri dari 34
kelompok kecil: saling membaca karya masing- siswa. Penelitian dilaksanakan sebanyak dua
masing). Untuk langkah ketiga ini, guru memilh siklus. Siklus I dilaksanakan pada tanggal
untuk meminta siswa membacakan karyanya 18,19, dan 24 September 2016, sedangkan
masing-masing tanpa melakukan diskusi kecil. siklus II dilaksanakan pada tanggal 31
Pembacaan karya bertujuan meningkatkan Oktober dan 1 November 2016.
motivasi siswa agar menulis teks biografi puitis Instrumen pengumpul data berupa
yang lebih baik lagi. daftar nilai hasil belajar siswa dan lembar
observasi proses pembelajaran.
5 |S e m i n a r P P G S M - 3 T U M 2 0 1 6
SEMINAR PPG SM-3T UM 2016
Teknik pengumpulan data yang dipilih oleh
peneliti meliputi: (1) observasi, merupakan suatu Pening-
Kriteria Siklus 1 Siklus 2
cara yang digunakan oleh peneliti untuk katan
melakukan pengamatan secara langsung dan Kelengkapan
73% 91,7% 18,7%
Struktur
bertahap mengenai kegiatan siswa dalam proses
Diksi 30,39% 73,53% 43,14%
pembelajaran sebelum dilaksanakannya Majas 61,76% 94,1% 32,34%
tindakan. (2) wawancara, dalam hal ini, peneliti Keaslian 38,24% 97,1% 58,86%
melakukan wawancara kepada siswa dan guru Tokoh 100% 100% 0%
bahasa Indonesia terkait dengan materi Nilai KKM 35,29% 79,41% 44,12%
pelajaran bahasa Indonesia yang memiliki tidak mengulang materi tentang pengenalan
tingkat kesulitan tinggi. Wawancara yang tokoh sastra dan diksi dalam teks biogrfai puitis
dilakukan termasuk wawancara tidak Pada siklus II, pemaparan materi difokuskan
terstruktur. Peneliti tidak menyediakan daftar pada langkah-langkah menulis teks biografi
pertayaan khusus yang harus dijawab oleh siswa. puitis.
(3) Tes tulis merupakan alat pengumpul data Data hasil belajar siswa dapat dilihat pada
yang digunakan peneliti untuk mengukur tabel berikut.
keterampilan siswa dalam kegiatan Hasil penelitian siklus I menunjukkan bahwa
pembelajaran yang dilakukan selama masa siswa yang mendapat nilai diatas KKM sebesar
penelitian. Dengan tes tulis, peneliti dapat 35,29%. Pemerolehan hasil tersebut berdasarkan
mengetahui ada-tidaknya peningkatan hasil akumulusi dari beberapa kriteria yang digunakan
belajar siswa selama kegiatan PTK berlangsung, guru dalam menilai hasil pekerjaan siswa.
serta (4)dokumentasi, merupakan alat yang Kriteria pertama yang digunakan dalam
digunakan dalam mengumpulkan data. Dengan menilai teks biografi puitis adalah kelengkapan
dokumentasi, hasil dari sebuah penelitian akan struktur yang ditunjukkan dengan adanya tiga
lebih dipercaya. bait dalam penulisan teks biografi puitis.
Data yang diperoleh dalam penelitian ini Sebanyak 73% siswa menulis teks biografi puitis
akan dianalisis secara kualitatif. Data diperoleh dengan memunculkan 3 bait di dalamnya.
melalui hasil observasi yang dilakukan selama Sedangkan yang hanya memunculkan 2 bait
masa observasi sampai pelaksanaan penelitian sebesar 20, 59% dan yang memunculkan 1 bait
tindakan kelas berlangsung. Hasil belajar siswa sebesar 2,94%.
dianalisis dengan membandingkan nilai siswa Kriteria kedua yang diamati adalah
yang mencapai KKM selama siklus I dan siklus II. munculnya 2 diksi puitis dalam tiap bait teks
HASIL DAN PEMBAHASAN biografi puitis yang dibuat oleh siswa. Pada bait
Hasil Belajar Menulis Teks Biografi Puitis pertama, siswa yang memunculkan 2 diksi puitis
Siklus 1 dilakukan dalam tiga kali sebesar 52,94%, dan 44,12% siswa
pertemuan. Pertemuan pertama membahas memunculkan 1 diksi puitis, sedangkan 2,94%
materi tentang biografi tokoh sastra Indonesia belum memunculkan diksi puitis. Pada bait
dan mengenal teks biografi puitis. Pertemuan kedua, 23,53% memunculkan dua diksi puitis,
kedua mempelajari materi tentang diksi dan 67,65 % memunculkan satu diksi puitis, dan
gaya bahasa dalam menulis teks biografi puitis. 8,82% siswa belum memunculkan diksi puitis.
Pertemuan ketiga membahas langkah-langkah Selanjutnya, pada bait ketiga, 14,17% siswa
menulis teks biografi puitis sekaligus menyusun memunculkan 2 diksi puitis, 76,47 %
teks biografi puitis secara mandiri. memunculkan 1 diksi puitis, dan 8,82% siswa
Selanjutnya, pada siklus 2 dilakukan dua kali belum memunculkan diksi puitis.
pertemuan. Pertemuan pertama digunakan Selain kelengkapan struktur dan penggunaan
untuk mengulang kembali materi langkah- diksi, kriteria yang juga diamati adalah
langkah menulis teks biografi puitis dengan penggunaan majas. Sebesar 61,67% telah
memanfaatkan media kolom inspirasi yang telah menggunakan majas dengan tepat, 35,29%
disempurnakan. Pertemuan kedua digunakan kurang tepat dalam penggunaan majas, dan
untuk menulis kembali teks biografi puitis. 2,95% siswa belum memunculkan majas dalam
Alokasi waktu antara siklus I dan siklus II teks biografi puitisnya.
berbeda, hal ini dikarenakan pada siklus II, guru
6 |S e m i n a r P P G S M - 3 T U M 2 0 1 6
SEMINAR PPG SM-3T UM 2016
Kriteria lainnya yang diamati adalah Selain kelengkapan struktur dan penggunaan
pemilihan tokoh sastra dan keaslian teks diksi, kriteria yang diamati adalah penggunaan
biogarfi. 100% siswa telah memilih tokoh sastra majas. Sebesar 94,1% telah menggunakan majas
untuk dituliskan teks biografinya. Sedangkan dengan tepat, dan 5,9% siswa belum
untuk keaslian, 38,24 siswa telah menulis teks memunculkan majas dalam teks biografi
biografi puitis dengan bahasanya sendiri tanpa puitisnya.
terpaku pada contoh yang telah diberikan. Kriteria lainnya yang diamati adalah
Sebesar 55,88% siswa masih menggunakan satu pemilihan tokoh sastra dan keaslian teks
baris puisi yang terpaku pada contoh. Sedangkan biogarfi. 100% siswa telah memilih tokoh sastra
5,88 % siswa menulis teks biografi puitis dengan untuk dituliskan teks biografinya. Aspek tokoh
meniru 2-3 baris contoh yang diberikan. sastra merupakan satu-satunya kriteria yang
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah stabil dari siklus I sampai siklus 2. Sedangkan
dilaksanakan pada siklus 1, diketahui bahwa untuk keaslian, 97,1 siswa telah menulis teks
64,71% siswa belum mampu menguasai materi biografi puitis dengan bahasanya sendiri tanpa
dengan baik. Hal ini terbukti dari hasil belajar terpaku pada contoh yang telah diberikan.
siswa yang menunjukkan bahwa hanya 35,29% Sebesar 2,9 siswa masih menggunakan satu baris
siswa yang mampu mendapat nilai diatas kriteria puisi yang terpaku pada contoh.
kelulusan minimal. Meningkatnya hasil belajar siswa ini sejalan
Siswa menyatakan bahwa rendahnya nilai dengan penelitian yang dilakukan oleh Nila
yang didapat karena alokasi waktu yang Runtika Sari (2015) yang menerapkan metode
diberikan waktu oleh guru terlalu singkat untuk menulis terbimbing pada materi menulis
menulis teks biografi puitis. Selain itu, media karangan narasi siswa kelas IV SDN Darurejo 1
yang digunakan kurang lengkap. Guru hanya Jombang. Selain itu, penelitian ini juga sejalan
memunculkan tahap pemodelan untuk bait dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Dwi
pertama saja, sehingga siswa kesulitan untuk Anggoro (2010) yang menerapkan metode
menulis bait kedua dan ketiga. Hasil refleksi yang menulis terbimbing pada materi menulis iklan
diperoleh selanjutnya digunakan untuk baris siswa kelas IX Pegandon Kendal.
memperbaiki pelaksanaan tindakan pada siklus
Proses Belajar Menulis Teks Biografi Puitis
II.
Proses pembelajaran dengan metode
Pada siklus 2, hasil belajar siswa dalam enulis
menulis terbimbing diamati melalui (1) keaktifan
teks biografi puitis sudah menunjukkan
siswa dalam bertanya jawab, (2)keaktifan siswa
penngkatan. Siswa yang mendapat nilai diatas
untuk menanggapi pernyataan guru atau siswa
KKM mencapai 79,41%.
lain, (3) keaktifan siswa untuk mencoba
Kriteria peniliaian yang digunakan masih
menyebutkan diksi puitis dan majas dalam
sama dengan siklus sebelumnya. Kriteria
pemodelan menulis teks biografi puitis sesuai
pertama berupa kelengkapan struktur yang
langkah-langkah yang diajarkan, dan (4)
ditunjukkan dengan adanya tiga bait dalam
ketepatan waktu dalam mengumpulkan tugas
penulisan teks biografi puitis. Sebanyak 91,17%
yang telah diberikan. Peningkatan proses
siswa menulis teks biografi puitis dengan
pembelajaran dari siklus I dan siklus II dapat
memunculkan 3 bait di dalamnya. Sedangkan
diamati pada tabel di bawah ini.
yang hanya memunculkan 2 bait sebesar 5% dan
yang memunculkan 1 bait sebesar 4%. Kriteria Siklus I Siklus II
Kriteria kedua yang diamati adalah 1* 38,24% 82,35%
munculnya 2 diksi puitis dalam tiap bait teks
biografi puitis yang dibuat oleh siswa. Pada bait 2* 23,53% 73,53%
pertama, siswa yang memunculkan 2 diksi puitis 3* 17,64% 85,29%
sebesar 64,7%, dan 35,3% siswa memunculkan 1
diksi puitis. Pada bait kedua, 82,35% 4* 41,18% 94,11%
memunculkan dua diksi puitis, 17,65 % Keterangan:
memunculkan satu diksi puitis. Selanjutnya, pada (1) keaktifan siswa dalam bertanya jawab
bait ketiga, 73.53% siswa memunculkan 2 diksi (2) keaktifan siswa untuk menanggapi
puitis dan 26,47 % memunculkan 1 diksi puitis. pernyataan guru atau siswa lain

7 |S e m i n a r P P G S M - 3 T U M 2 0 1 6
SEMINAR PPG SM-3T UM 2016
(3) keaktifan siswa untuk mencoba menyebutkan keaktifan siswa untuk mencoba latihan, dan
diksi puitis dan majas dalam pemodelan ketepatan waktu dalam mengumpulkan
menulis teks biografi puitis sesuai langkah- tugas berupa menulis teks biografi puitis.
langkah yang diajarkan Keempat kriteria tersebut dapat
(4) ketepatan waktu dalam mengumpulkan tugas
mengalami peningkatan karena pengaruh
yang telah diberikan
penerapan langkah-langkah menulis
Proses pembelajaran menulis teks biografi terbimbing yang dilakukan siswa. Langkah
puitis pada siklus I menunjukkan bahwa pertama, guru memberikan petunjuk pada
keaktifan siswa dalam tanya-jawab, memberi siswa tentang menulis teks biogarfi puitis.
tanggapan, dan mencoba masih di bawah 50%.
Materi langkah-langkah menulis teks biografi
Begitu juga dengan aspek ketepatan waktu
yang diberikan secara bertahap dan disertai
dalam mengumpulkan tugas.
Pada siklus 1, siswa masih kurang percaya contoh membuat siswa tertarik untuk aktif
diri untuk mengungkapkan idenya secara bertanya dan menjawab. Selain itu guru
langsung di depan kelas. Siswa masih takut salah selalu memberikan umpan balik pada siswa
dan sering menolak untuk menjawab sekalipun terkait materi yang disampaikan. Ditambah
sudah ditunjuk Siswa yang aktif dalam proses lagi, guru melibatkan siswa untuk membuat
pembelajaran masih kurang dari 10 siswa. contoh secara langsung dalam kegiatan
Kurangnya keaktifan siswa tidak terlepas dari pembelajaran. Dengan demikian, keaktifan
pemahaman siswa yang masih kurang dalam siswa dalam tanya jawab dan memberikan
penguasaan materi. Oleh karena itu, pada siklus tanggapan.
selanjutnya, guru menyampaikan materi dengan Langkah kedua dan ketiga adalah
lebih detail dan memotivai siswa untuk lebih
membuat draf kasar sekaligus revisi. Pada
percaya diri untuk mencoba.
Pada siklus II, keaktifan siswa dalam tanya
tahap ini, guru tetap membimbing siswa
jawab sudah menunjukkan peningkatan. Lebih untuk menulis teks biografi puitis sesuai
dari dua puluh siswa selalu mengangkat tangan dengan contoh yang telah diberikan.
untuk bertanya dan menjawab tiap kali guru Pendampingan guru yang merata di dalam
memberikan umpan balik. Selain itu, siswa juga kelas, memotivasi siswa untuk menanyakan
berani memberi tanggapan atas siswa lain yang kesulitan dan segera memperbaiki hasil
menyebutkan contoh diksi atau majas. Aspek pekerjaannya.
ketepatan waktu dalam mengumpulkan tugas Peningkatan yang terjadi dalam proses
merupakan aspek yang mengalami peningkatan pembelajaran dengan metode menulis
tertinggi dibandingkan aspek yang lain. terbimbing di atas sesuai dengan pernyataan
Peningkatan proses pembelajaran dengan
Hardini (2008:2) yang menyatakan bahwa
metode menulis terbimbing juga dipaparkan
dalam penelitian Dwi Anggoro (2010) pada
esensi dari menulis terbimbing adalah
materi menulis iklan baris. perbaikan proses belajar mengajar (PBM) dan
kualitas kemampuan menulis pembelajar.
Penerapan Metode Menulis Terbimbing
Metode Menulis Terbimbing Meningkatkan
Meningkatkan Proses Belajar
Hasil Belajar Menulis Teks Biografi Puitis
Metode menulis terbimbing merupakan
Penerpan metode menulis
metode yang digunakan dalam pelaksanaan
terbimbing terbukti dapat meningkatkan
tindakan selama dua siklus. Penerapan
hasil belajar menulis teks biografi puitis. Hal
metode tersebut terbukti dapat
tersebut dapat dilihat dari hasil belajar siswa
meningkatkan proses pembelajaran.
pada siklus II yang menunjukkan bahwa
Keberhasilan metode menulis terbimbing
sebesar 79,41% siswa mendapat nilai di atas
dalam meningkatkan proses pembelajaran
KKM. Persentase tersebut meningkat
dapat dilihat dari meningkatnya keaktifan
sebesar 44,22% dari siklus I yang hanya
siswa dalam kegiatan tanya jawab, keaktifan
35,29% siswa mendapat nilai diatas KKM.
siswa untuk memberikan tanggapan,
8 |S e m i n a r P P G S M - 3 T U M 2 0 1 6
SEMINAR PPG SM-3T UM 2016
Keberhasilan metode tersebut dipengaruhi Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas
oleh langkah-langkah pembelajaran yang yang dilakukan terhadap keterampilan menulis
dilakukan selama masa tindakan. Langkah teks biografi puitis siswa kelas 8.2 SMP Negeri 5
penerapan metode menulis terbimbing yang Malang dapat disimpulkan bahwa :
1. Penerapan metode menulis terbimbing pada
dilakukan mengikuti struktur menulis
materi teks biografi dapat meningkatkan
terbimbing yang dikemukakan oleh Calvin
proses belajar siswa kelas 8.2. Hal tersebut
dan Harwayne. Pertama, guru memberikan dapat diamati melalui lembar observasi yang
petunjuk pada siswa tentang menulis teks diisi saat pelaksaan tindakan. Kriteria yang
biografi puitis. Kegiatan pembelajaran digunakan untuk mengukur peningkatan
dimulai dengan menampilkan teks proses pembelajaran, yaitu: (1) keaktifan
pemodelan biogafi puitis tentang tokoh siswa dalam kegiatan tanya jawab (2)
sastra Chairil Anwar, W.S. Rendra, dan Dewi keaktifan siswa dalam memberikan
Lestari pada siklus I. Sedangkan pada siklus II tanggapan (3) keaktifan siswa untuk mencoba
teks biografi tokoh sastra Ayu Utami yang dan (4)ketepatan waktu dalam
dijadikan teks pemodelan. Apersepsi dengan mengumpulkan tugas.
2. Penerapan metode menulis terbimbing dapat
menampilkan teks pemodelan tersebut
meningkatkan hasil belajar siswa dalam
bertujuan untuk mengenalkan sekaligus
menulis teks biografi puitis. Kriteria yang
memberi contoh pada siswa tentang teks digunakan untuk menilai hasil belajar siswa
biografi puitis. Setelah apersepsi selesai, meliputi (1) kelengkapan struktur teks
guru mulai memaparkan materi menulis teks biografi yang ditulis dalam bentuk bait, (2)
biografi puitis pada siswa. Pemaparan materi penggunaan 2 diksi puitis dalam tiap bait teks
ditayangkan melalui power point. Materi biografi puitis, (3)penggunaan majas dalam
diberikan dengan memunculkan contoh dan teks biografi puitis, (4) tokoh yang ditulis
umpan balik pada siswa untuk mencoba. biografinya harus tokoh sastra, serta (5)
Langkah kedua, guru membimbing keaslian teks biografi puitis yang ditulis.
siswa untuk membuat draf kasar mengenai 3. Terdapat peningkatan dalam penerapan
teks biografi puitis yang akan dibuat. Siswa metode menulis terbimbing pada materi
menulis teks biografi puitis yang dilakukan
menyusunnya secara mandiri dan
dalam dua siklus. Hal itu dapat dilihat dari
merevisinya dengan memanfaatkan persentaes peningkatan nilai siswa di atas
pendapat dari teman sebangku. Pada tahap KKM yang mencapai 79,41 %, selisih 44,12%
ini, guru berkeliling kelas untuk membimbing dibandingkan siklus 1 yang hanya 35,29%
siswa satu persatu. siswa mendapat nilai di atas KKM.
Langkah ketiga, beberapa siswa
UCAPAN TERIMA KASIH
membacakan teks biografi puitis yang telah Ucapan terima kasih saya sampaikan
dibuatnya di depan kelas secara bergantian. kedapa semua pihak yang telah membantu
Siswa yang tidak membacakan teks biografi semua proses sampai terselesaikannya
puitisnya, memberikan tanggapan pada penelitian ini, terutama pada seluruh warga
setiap penampil. Selanjutnya, guru SMPN 5 Malang, khususnya siswa kelas 8.2.
memberikan penguatan atas hasil pekerjaan Selain itu, terima kasih pada guru pamong, Ibu
siswa. Kushariyati Budi Rahayu, yang telah memberikan
Langkah-langkah menulis terbimbing bimbingan untuk penyusunan penelitian ini.
yang telah dipaparkan di atas menunjukkan Terima kasih kepada dosen pembimbing, Ibu
bahwa metode menulis terbimbing dapat Endah Tri Priyanti yang telah memberikan
bimbingan untuk penyusunan artikel ini.
meningkatkan hasil belajar menulis teks
Terakhir, terima kasih pada teman-teman PPL-
biogarfi puitis siswa kelas 8.2.
PPG SMP 5 Malang dan PPG Universitas Negeri
Malang yang selalu memberikan motivasi dan
KESIMPULAN dukungan agar artikel ini dapat selesai tepat
waktu.
9 |S e m i n a r P P G S M - 3 T U M 2 0 1 6
SEMINAR PPG SM-3T UM 2016
Nurhadi. 2010. Bagaimana Menulis (Handbook Of
Writing). Bandung: PT Kaifa Learning
DAFTAR RUJUKAN Riski, Alis Muliawati. 2013. Penerapan Model
Anggoro, Dwi. 2010. Peningkatan Keterampilan Pembelajaran Menulis Terbimbing Untuk
Menulis Iklan Baris Dengan Metode Menulis Meningkatkan Hasil Belajar Menulis Puisi Siswa
Terbimbing Latihan Struktur Secara Lisan dan Sekolah Dasar. Diakses melalui
Intensif Pada Siswa Kelas IX-4 Pegandon https://antologipgsdbumsil.files.wordpress.co
Kendal Tahun Ajaran 2009/2010. Diakses m/2013/12/artikel-alis-bhs-upload.pdf. Pada
melalui tanggal 19 Oktober 2016.
http://lib.unnes.ac.id/2967/1/6515.pdf. Pada
tanggal 20 Oktober 2016. Rofi’udin dan Zuhdi. 1198. Pendidikan Bahasa dan
Sastra Indonesia di Kelas Tinggi. Jakarta:
Hardini, dkk. Model Pembelajaran Menulis Depdikbud Dirjendikti Proyek Pendidikan Guru
Terbimbing Bahasa Perancis Berbasis Media Sekolah Dasar.
Internet Melalui Mailing List Dan Blog. Diakses
melalui Sari, Nila Runtika. 2015. Penerapan Model
http://file.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._PEND. Pembelajaran Menulis Terbimbing Untuk
_BAHASA_PERANCIS/197401082000032- Meningkatkan Keterampilan Menulis Karangan
FARIDA_AMALIA/Publikasi_Ilmiah- Narasi Siswa Kelas IV SDN Darurejo 1
writing_2008.pdf. Pada tanggal 16 Kecamatan Plandaan Kabupaten Jombang.
November2016. Malang: Universitas Negeri Malang

Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif
Indonesia , 2014a. Bahasa Indonesia Ekspresi Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta
Diri dan Akademik. Jakarta: Pusat Kurikulum
dan Kebudayaan. Yudhistira, Dadang. 2012. Menulis Penelitian
Tindakan Kelas. Jakarta: Grasindo

10 |S e m i n a r P P G S M - 3 T U M 2 0 1 6

Anda mungkin juga menyukai