LP, Askep, SPTK PK KLP 1.
LP, Askep, SPTK PK KLP 1.
LP, Askep, SPTK PK KLP 1.
Kes
‘’PERILAKU KESEHATAN’’
OLEH : KELOMPOK 1
PRODI S1 KEPERAWATAN
UNIVERSITAS PUANGRIMAGGALATUNG
2023
1. Masalah Utama
Perilaku Kekerasan
A. Pengertian
Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan dimana seseorang melakukan tindakan
yang dapat membahayakan secara fisik baik terhadap diri sendiri, orang lain maupun
lingkungan. Hal tersebut dilakukan untuk mengungkapkan perasaan kesal atau marah
yang tidak konstruktif. Pengungkapkan kemarahan secara tidak langsung dan
konstrukstif pada waktu terjadi akan melegakan individu dan membantu orang lain
untuk mengerti perasaan yang sebenarnya. Kemarahan yang ditekan atau pura-pura tidak
marah akan mempersulit diri sendiri dan mengganggu hubungan interpersonal.
Sedangkan menurut Carpenito 2000, Perilaku kekerasan adalah keadaan dimana
individu-individu beresiko
C. Akibat
Klien dengan perilaku kekerasan dapat melakukan tindakan-tindakan berbahaya
bagi dirinya, orang lain maupun lingkungannya, seperti menyerang orang lain,
memecahkan perabot, membakar rumah dlI. Sehingga klien dengan perilaku
kekerasan beresiko untuk mencederai diri orang lain dan lingkungan.
Gejala klinis yang ditemukan pada klien dengan perilaku kekerasan didapatkan
D. Etiologi
1. Faktor Predisposisi
1.) Faktor Biologis
sangat kuat.
destruktif.
2. Fahtor Presipitasi
Stressor yang mencetuskan perilaku kekerasan bagi setiap individu bersifat
unik. Stressor tersebut dapat disebabkan dari luar (serangan fisik, kehilangan,
kehilangan rasa cinta, takut terhadap penyakit fisik). Selain itu lingkungan yang
terlalu rebut padat, kritikan yang mengaruh pada penghinaan, tindakan kekerasan
E. Mekanisme Koping
F. Perilaku
Pada keadaan ini respon fisiologis timbul karena kegiatan system syaraf
takikardia, wajah merah, pupil melebar, mual, sekresi Hcl meningkat, peristaltic
juga meningkat disertai ketegangan otot, seperti rahang terkatup, tangan dikepal,
4. Perilahu Keherasan
Tindakan kekerasan atau amuk yang ditinjaukan kepada diri
maladaptive
I I I I I
tujuan.
Tanda dan gejala, marah, suka marah, pandangan tajam, otot tegang,
nada suara tinggi berdebat, selalu memaksakan kehendak dan memukul bila
postur tubuh
Perilaku, menyerang orang lain, melukai diri sendiri atau orang lain,
merusak lingkungan, amuk atau agresif. Emosi, tidak adekuat, tidak aman
3. Pohon Masalah
a. Masalah keperawatan:
sendiri/orang lain.
- Ekspresi marah saat membicarakan orang, pandangan tajam.
- Merusak dan melempar barang-barang.
• Perilaku kekerasan /
Data Obyektif :
- Klien mengatakan: saya tidak mampu, tidak bisa, tidak tahu apa apa, bodoh,
mengkritik diri sendiri, mengungkapkan perasaan malu terhadap diri sendiri.
Data Obyektif:
- Klien tampak lebih suka sendiri, bingung bila disuruh memilih alternatif tindakan,
ingin mencederai diri/ ingin mengakhiri hidup.
5. Diagnosa Keperawatan
Tujuan umum
Tindakan :
1. Beri pendidikan kesehatan tentang cara merawat klien melalui pertemuan keluarga
2. Beri reinforcement positif atas keterlibatan keluarga
9. Klien dapat menggunakan obat dengan benar (sesuai
program) Tindakan :
1. Diskusikan dengan klien tentang obat (nama, dosis, frekuensi, efek dan efek samping)
2. Bantu klien menggunakan obat dengan prinsip 5 benar ( nama klien, obat, dosis,
cara, waktu)
3. Anjurkan untuk membicarakan efek dan efek samping obat yang dirasakan
Diagnosa II : Gangguan konsep diri : harga diri rendah
Tujuan Umum :
3. Klien mampu menilai kemampuan yang dapat di gunakan untuk diri sendiri dan keluarga
Tindakan
1. Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang memiliki
2. Diskusikan pula kemampuan yang dapat dilanjutkan setelah pulang ke rumah.
4. Klien dapat merencanakan kegiatan yang bermanfaat sesuai kemampuan yang di miliki
Tindakan :
1. Rencanakan bersama klien aktivitas yang dapat dilakukan setiap hari sesuai
kemampuan
2. Beri contoh cara pelaksanaan kegiatan yang klien lakukan
kemampuan Tindakan :
Diagnose III : Resiko mencederai diri sendiri, orang lain dan lingkungan
Tujuan umum :
Pasien tidak mencederai diri sendiri, orang lain dan lingkungan
Tujuan khusus :
I. IDENTITAS KLIEN
Inisial : Tn. H
Umur : 25 Tahun
RM No. :
±4 hari sebelum masuk rumah sakit klien dirumah bingung, agresif, labil, gelisah dan tidak mengontrol diri. Klien juga
marah marah dan memukul adiknya sampai berdarah karena klien merasa dibohongi dan keinginanya tidak dipenuhi.
Kemudian oleh keluarga, klien dibawa ke RSJD Dadi Makassar untuk kembali di rawat inap.
Klien mengatakan tidak bisa tidur akibat tidak minum obat, mondar mandir, dan suka mengancam. Klien mengatakan
masih merasa jengkel dan marah jika keinginanya tidak terpenuhi, saat marah atau jengkel pasien mengamuk dan
memukul pintu / jendela.
Aniaya seksual
Penolakan
Tindakan kriminal
Jelaskan No. 1,2,3 : Klien mengalami gangguan jiwa sejak 11 tahun yang lalu dan
4. Pengalaman masa lalu yang tidak menyenagkan : klien mempunyai pengalaman yang tidak menyenangkan yaitu
masuk penjara selama 3 minggu karena mencoba membobol ATM
5. Riwayat pengguaan napza : tidak ada
V. IDENTIVIKASI RESIKO
Tidak ada resiko Tidak ada resiko
Ada resiko Ada resiko
VI. PSIKOSOSIAL
1. Genogram
57 45
25 13
Keterangan :
: laki laki
: perempuan
: meninggal
: menikah
: keturunan
: klien
Jelaskan : Pola asuh yang berusaha dilakukan dengan baik yang dilakukan sang ayah sebagai orang tua
tunggal
2. Konsep diri
a. Gambaran diri : klien memandang ada bagian menarik pada dirinya yaitu wajah yang di mana klien merasa
wajahnya tampan.
b. Identitas : klien mempersepsikan dirinya sebagai lelaki yang dewasa dan belum menikah.
c. Peran : klien mengatakan tidak mampu memenuhi perannya dan tidak mampu menyelesaikan masalah
d. Ideal diri : klien mengatakan belum bisa berprilaku layaknya laki laki seumurannya yang bisa memecahkan
masalah nya sendiri
e. Harga diri : klen mengatakan selalu ingin meminta pengakuan dari orang lain
3. Hubungan social
a. Orang yang berarti/terdekat/peling nyaman untuk cerita : klien mengatakan orang terdekatnya yaitu ayah
dan adiknya.
b. Peran serta dalam kegiatan kelompok/masyarakat dan hubungan social : klien mengatakan dia sudah
berusaha untuk dekat dengan orang orang.
c. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain : kadang cekcok dengan orang lain dikarenakan emosi
yang kadang tidak terkontrol.
4. Spiritual
a. Nilai dan keyakinan : klien mengatakanberagama islam dan klien mengatakan saat di rumah tidak rutin
beribada karena merasa doanya tidak pernah dikabulkan dan semua itu sia sia
b. Kegiatan :
Jelaskan : cara berpakaian klien tampak rapi, baju dan celana tidak terbalik serta klien
menggunakan sandal
Masalah Keperawatan : -
2. Pembicaraan
Normal Keras Gagap Inkoheren Cepat
3. Aktivitas Motorik
Tingkat aktivitas : Lesu Tegang Gelisah
Jenis kegiatan : Tik Grimasen Tremor
Gerakan tidak lazim : Kompulsif
Jelaskan : gerakan otot muka yang berubah-ubah yang tidak dapat dikontrol klien
Masalah Keperawatan : -
4. Alam perasaan
Sedih Ketakutan Putus asa Khawatir Gembira berlebihan
Ide bunuh diri
Jelaskan : -
Masalah Keperawatan : -
5. Efek
Sesuai Tumpul Labil Tidak sesuai Datar
Jelaskan : -
Masalah Keperawatan : -
Jelaskan : saat di wawancara klien tampak mudah tersinggunng, Cenderung selalu berusaha mempertahankan
pendapat dan kebenaran dirinya.
Masalah Keperawatan : -
7. Persepsi sensori
Halusinasi
Pendengaran Penglihatan Perabahan
Pengecapan Penghidu
Ilusi
Ada Tidak ada
8. Proses pikir
Sirkumtansia Tangensia Kehilangan asosiasi
Flight of idea Blocking Pengulangan pembicaraan/persevarasi
Jelaskan : tidak bisa berfikir dengan baik terlebih dahulu sebelum bertindak
Masalah Keperawatan : -
9. Isi pikir
Obsesi Fobia Hipokondria
Depersonalisasi Ide yang terkait Pikiran magis
Waham
Agama Somatik Kebesaran Curiga
Nihilistic Sisip pikir Siar pikir Kontrol pikir
Jelaskan : -
Disorientasi
Tidak ada Waktu Tempat Orang
11. Memori
Baik Gangguang daya ingat jangka panjang
Gangguan daya ingat saat ini Gangguang daya ingat jangka pendek
Konfabulasi
Jelaskan : -
Jelaskan : -
Masalah Keperawatan : -
Jelaskan : -
Masalah Keperawatan : -
Perilaku kekerasan b.d Ketidakmampuan mengendalikan dorongan marah d.d Suara keras dan menyerang orang lain
3. Efek
- Pasien mampu melakukan
latihan yang dilakukan
1. Mengidentifikasi
harapan untuk S : klien
mengendalikan mengatakan sudah
perilaku dapat mengontrol
Hasil : klien sudah dirinya sedikit
bisa menerima demi sedikit
nasehat dengan
harapan supaya Alm. O : tatapan yang
Ibu klien tidak sudah mulai sayu,
bersedih di alam sana dan suara yang
A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Pasien
DS :
a. klien mengatakan dirumah marah-marah kepada adiknya karena keinginanya tidak dipenuhi dan merasa
dibohongi
b. klien memukul adiknya sampai berdarah
DO :
a. Muka tegang
b. Mudah tersinggung saat di ajak berbicara
c. Tatapan mata tajam
d. Muka tampak merah
2. Diagnosa Keperawatan
Perilaku Kekerasan
3. Tujuan Keperawatan
a. Pasien mampu menyebutkan penyebab perilaku kekerasan
b. Pasien mampu menyebutkan tanda dan gejala perilaku kekerasan
c. Pasien menyebutkan akibat yang di timbulkan
d. Pasien mendendalikan perilaku kekerasan dengan teknik nafas dalam, pukul keras bantal, dan lain lain yang
bisa membuat pasien lega
e. Pasien berbicara dengan baik
f. Pasien mengungkapkan marah secara verbal dan tertulis
g. Pasien mampu melakukan latihan yang dilakukan
4. Tindakan Keperawatan
a. Identifikasi harapan untuk mengendalikan perilaku
b. Lakukan kegiatan pengalihan terhadap sumber agitasi
c. Hindari sikap mengancam dan berdebat
d. Informasikan keluarga bahwa keluarga sebagai dasar pembnetukan kognitif
2. Fase Kerja
“Apa yang menyebabkan kakak marah? Apakah sebelumnya kakak pernah marah ? Penyebabnya apa? “Samakah
dengan yang sekarang?”
“O...iya, jadi ada beberapa penyebab marah kakak.”
“Pada saat penyebab marah itu ada, seperti privasi, apa yang kakak rasakan?”
“Apakah bapak merasakan kesal kemudian dada kakak berdebar-debar, mata melotot, rahang terkatup rapat,
dan tangan mengepal?”
“O....Begitu. Setelah itu apa yang kakak lakukan?, O...iya, jadi kakak memukul adinya hingga berdarah karena
tidak di turuti dan merasa di bohongi, apakah dengan cara ini kakak mendapatkan hal yang diinginkan itu?”
“Jadi seperti ini kak hal itu jangan dilakukan, jika kakak memukul orang sampai berdarah, coba kakak pikirkan
kerugian apa yang kakak alami ?”
“Betul, orang akan akan sakit hati dan menjadi takut dengan kakak karena kakak bersikap seperti itu, apalagi ini
adik kakak. Menurut kakak adakah cara lain yang lebih baik? Maukah kakak belajar cara mengungkapkan
kemarahan dengan baik tanpa menimbulkan kerugian?”
“Ada beberapa cara untuk mengontrol kemarahan, kak. Salah satunya adalah dengan cara fisik. Jadi melalui
kegiatan fisik disalurkan rasa marah.Bagaimana kalau kita belajar satu cara dulu?”
“Begini kak, kalau tanda-tanda marah tadi sudah kakak rasakan maka kakak berdiri, lalu tarik napas dari hidung,
tahan sebentar, lalu keluarkan / tiup perlahan-lahan melalui mulut seperti mengeluarkan kemarahan. Ayo coba
lagi, tarik dari hidung, bagus..., tahan, dan tiup melalui mulut. Nah, lakukan 5 kali. Bagus sekali, kakak sudah
dapat melakukannya.”
“Nah... Bagaimana perasaan kakak setelah berbincang-bincang tentang kemarahan kakak?”
“Yasudah, jadi ada beberapa penyebab kakak marah?”
“Dan apa yang adik kakak rasakan dan kakak lakukan tadi coba sebutkan?”
“Serta akibatnya jika melakukan tindakan kekerasan yang pernah kakak lakukan.”
“Sekarang kita buat jadwal latihannya ya kak, berapa kali sehari kakak mau latihan napas dalam?” “Jika kakak
melakukannya secara mandiri maka kakak tuliskan (M), jika kakak melakukannya dibantu maka kakak tulis (B),
dan jika kakak tidak melakukannya tulis (T). apakah kakak sudah mengerti tentang jadwal latihan ? Coba kakak
ulangi yang saya jelaskan tadi. Iya bagus kak.“
“Sebaiknya latihan ini kakak lakukan secara rutin, sehingga bila sewaktu-waktu rasa marah itu muncul kakak
terbiasa melakukannya.”
3. Terminasi
a. Evaluasi
1. Evaluasi Subjektif
“Bagaimana perasaannya kak setelah kita berbincang-bincang?”
2. Evaluasi Objektif
“coba kakak ulangi, apa yang sudah kita pelajari tadi?”
b. Rencana tindak lanjut
“Baiklah, bagaimana kalau besok kita akan melakukan latihan napas dalam dan kegiatan yang kedua, yaitu
mencegah / mengontrol marah kakak dengan memukul kasur dan bantal. Bagaimana kakak setuju ?
Bagaimana kalau di kamar kakak saja, kakak setuju?”
c. Kontrak
Topik : “Baiklah, bagaimana kalau besok kita akan melakukan latihan napas dalam dan kegiatan yang
kedua, yaitu mencegah / mengontrol marah kakak dengan memukul kasur dan bantal. Bagaimana
kakak setuju?”
Tempat : “Bagaimana kalau di kamar kakak saja, kakak setuju?”
Waktu : “kakak mau berbincang-bincang dengan saya jam berapa? Bagaimana kalau jam 11.00 siang kak
kita berbincang-bincangnya? Waktunya 10 menit, apakah kakak bersedia ? Selamat pagi dan
selamat beristirahat kak.”