Makalah Filsafat Pancasila
Makalah Filsafat Pancasila
FILSAFAT PANCASILA
Dosen Pembimbing:
Dr. H. Bisri Mustofa, M.M.Pd
Disusun oleh:
TAHUN 2022
K ATA PENGANTAR
Segala puji syukur atas kehadirat Allah SWT, tuhan maha pengasih lagi maha
penyayang, yang dengan rahmat, taufik, serta hidayah-Nya, kami dapat menyelesaikan
tugas makalah ini dengan tepat waktu. Shalawat serta salam kami panjatkan kepada
Baginda Nabi Muhammad SAW, rasul akhir zaman yang semoga kita mendapatkan
syafaatnya di akhirat kelak. Aamiin.
Kami ucapakan terimakasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
waktu dan pengetahuannya demi menyelesaikan tugas makalah ini. Kami menyadari
bahwa makalah yang telah kami kerjakan ini jauh dari kata sempurna. Maka dari itu,
kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan makalah ini.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
K ATA PENGANTAR....................................................................................................ii
DAFTAR ISI...................................................................................................................iii
BAB I................................................................................................................................4
A. Latar Belakang.....................................................................................................4
B. Rumusan Masalah................................................................................................5
C. Tujuan Masalah....................................................................................................5
BAB II...............................................................................................................................6
A. Pancasila sebagai Sistem Nilai.............................................................................6
B. Pancasila sebagai Ideologi Bangsa dan Negara.................................................8
BAB III...........................................................................................................................14
A. Kesimpulan.........................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................16
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Secara historis, pancasila muncul pada tanggal 01 Juni 1945 yang pada saat itu
presiden Ir. Soekarno berpidato tanpa teks mengenai rumusan Pancasila sebagai
Dasar Negara. Kemudian, pada tanggal 17 Agustus 1945 Indonesia
memproklamasikan kemerdekaan, keesokan harinya 18 Agustus 1945 disahkanlah
UUD 1945 termasuk Pembukaannya dimana di dalamnya terdapat rumusan lima
Prinsip sebagai Dasar Negara yang kemudian dikenal dengan nama Pancasila.
Tujuan khusus filsafat Pancasila yaitu untuk memahami dan menjelaskan lima
prinsip kehidupan manusia dalam bermasyarakat dan bernegara, mengajukan kritik
dan menilai prinsip tersebut, menemukan hakikatnya secara manusiawi serta
mengatur semuanya itu dalam bentuk yang sistematik sebagai pandangan dunia.
4
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Masalah
5
BAB II
PEMBAHASAN
Filsafat Pancasila merupakan salah satu fungsi pancasila, yaitu sebagai filsafat
negara untuk diterapkan pada masyarakatnya. Filsafat menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia (KBBI) adalah pengetahuan dan penyelidikan dengan akal budi mengenai
hakikat segala yang ada, sebab, asal, dan hukumnya. Pancasila sebagai filsafat ini
adalah perluasan dari fungsi pancasila sebagai dasar dan ideologi Indonesia.
Filsafat Pancasila adalah penggunaan nilai-nilai pancasila sebagai dasar negara dan
pandangan hidup bernegara. Dalam prinsipnya, pancasila sebagai filsafat merupakan
perluasan manfaat dari yang bermula sebagai dasar dan ideologi, merambah hingga
produk filsafat (falsafah). Pancasila sebagai produk filsafat berarti digunakan sebagai
pandangan hidup dalam kegiatan praktis. Pancasila sebagai filsafat juga berarti bahwa
pancasila mengandung pandangan, nilai, dan pemikiran yang dapat menjadi substansi
dan isi pembentukan ideologi pancasila. Hal yang mendasari pernyataan ini adalah
karena pada hakikatnya pancasila memiliki sistem nilai (value system) yang didapat dari
penggalian nila-nilai luhur mendasar dari kebudayaan bangsa Indonesia sepanjang
sejarah, berakar dari unsur-unsur kebudayaan luar yang sesuai sehingga secara
keseluruhannya terpadu menjadi kebudayaan bangsa Indonesia. Hal inilah yang
kemudian ditangkap sebagai hasil perenungan jiwa yang mendalam yang dilakukan oleh
para tokoh bangsa Indonesia dan merumuskannya dalam suatu sistem dasar negara yang
diatasnya berdiri sebuah Negara Republik Indonesia.1
Dalam BAB II ini akan diuraikan mengenai pancasila sebagai sistem nilai dan
pancasila sebagai ideologi bangsa dan negara.
Sistem nilai terdiri dari dua kata yaitu sistem dan nilai. Sistem adalah
kesatuan dari bagian-bagian yang setiap bagian memiliki fungsi sendiri-sendiri,
saling berhubungan dan ketergantungan untuk mencapai suatu tujuan tertentu
dan terjadi dalam suatu lingkungan yang kompleks. Nilai adalah keberhargaan
1
Heru Nurgianshah, Pendidikan Pancasila, (Solok: CV. Mitra Cendekia Media, 2021), hlm. 17-18
6
(worth) atau kebaikan (goodness), serta kata kerja yang merujuk pada tindakan
kejiwaan tertentu. Nilai berkaitan dengan apa yang seharusnya, bukan apa yang
senyatanya.
Sistem nilai adalah konsep atau gagasan menyeluruh mengenai apa yang hidup
dalam pikiran seseorang atau anggota masyarakat. Tentang apa yang dipandang
baik, berharga, penting dalam hidup, serta berfungsi sebagai pedoman yang
memberi arah dan orientasi pada kehidupan masyarakat. Pancasila sebagai
sistem nilai artinya mengandung serangkaian nilai ketuhanan, kemanusiaan,
persatuan, kerakyatan dan keadilan yang merupakan satu kesatuan utuh dan
sistematis. Kesatuan sila-sila pancasila bersifat organis, susunannya bersifat
hierarkis dan berbentuk piramidal.
Pancasila bersifat organis artinya sila-sila pancasila merupakan satu
kesatuan dan keutuhan yang majemuk tunggal (Al Muchtar: 2016). Setiap sila
tidak dapat berdiri sendiri dan tidak saling bertentangan. Pancasila memiliki
susunan yang bersifat hierarki (urutannya logis) dan berbentuk piramidal.
Hierarki berarti tingkat. Sedangkan piramidal digunakan untuk menggambarkan
hubungan bertingkat dari sila-sila pancasila (Wuryan: 2008).
Maksudnya sebagai berikut: Sila 1 ditempatkan di urutan paling atas karena
bangsa Indonesia meyakini segala sesuatu berasal dan akan kembali pada tuhan,
sehingga disebut causa prima (sebab pertama). Manusia sebagai subyek
pendukung pokok negara sehingga negara harus berlaku sebagai Lembaga
kemanusiaan (sila 2). Negara adalah akibat adanya manusia yang bersatu (sila
3), sehingga terbentuk persekutuan hidup bersama yang disebut rakyat. Rakyat
mewakilkan kekuasaannya kepada Lembaga perwakilan rakyat yang
menjalankan fungsi secara bijaksana, mengedepankan musyawarah dan
mewakili aspirasi rakyat (sila 4). Negara memiliki tujuan mewujudkan keadilan
sosial bagi seluruh rakyat Indonesia (sila 5).
Pancasila sebagai sistem nilai dari kualitas nilai-nilai pancasila bersifat
objektif dan subjektif. Kaelan (2001:182) mengatakan bahwa nilai-nilai
pancasila bersifat objektif dapat dijelaskan sebagai berikut:2
2
http://mitalessyw.blogspot.com/2017/05/makalah-pancasila-sebagai-sistem-nilai.html?m=1. Diakses
pada tanggal 20 November 2022.
7
1. Rumusan dari sila-sila pancasila itu sebenarnya hakikat maknanya yang
terdalam menunjukkan adanya sifat-sifat yang umum universal dan
abstrak, karena pada hakikatnya pancasila adalah nilai.
2. Inti nilai-nilai pancasila berlaku tidak terikat oleh ruang, artinya
keberlakuannya sejak zaman dahulu, masa kini, dan juga untuk masa
yang akan datang untuk bangsa Indonesia dan boleh jadi untuk negara
lain yang secara eksplisit tampak dalam adat-istiadat, kebudayaan, tata
hidup kenegaraan dan tata hidup beragama.
3. Pancasila yang terkandung dalam Pembukaan UUD 1945 memenuhi
syarat sebagai pokok kaidah negara yang fundamental, sehingga
merupakan suatu sumber hukum positif di Indonesia. Oleh karena itu
hierarki suatu tertib hukum di Indonesia berkedudukan sebagai tertib
hukum tertinggi. Maka secara objektif tidak dapat diubah secara hukum,
sehingga melekat pada kelangsungan hidup negara. Sebagai
konsekuensinya jikalau nilai-nilai yang terkandung dalam pembukaan
UUD 1945 itu diubah maka sama halnya dengan membubarkan Negara
Republik Indonesia.
Nilai-nilai pancasila yang bersifat subyektif menurut Darmodiharjo antara
lain sebagai berikut:3
1. Nilai-nilai Pancasila timbul dari bangsa Indonesia itu sendiri yang
artinya nilai-nilai pancasila itu terlekat pada pembawa dan pendukung
nilai pancasila itu sendiri, yaitu masyarakat, bangsa, dan negara
Indonesia.
2. Nilai-nilai Pancasila merupakan filsafat bangsa Indonesia.
3. Nilai-nilai Pancasila merupakan nilai-nilai yang sesuai dengan hati
nurani bangsa Indonesia, karena bersumber dari kepribadian bangsa.
Sehingga dalam perjalanannya akan selaras dengan nilai-nilai pancasila.
Sebagai suatu ideologi bangsa dan negara Indonesia maka Pancasila pada
hakikatnya bukan hanya merupakan suatu hasil perenungan dan pemikiran
3
https://www.academia.edu/38078706/pancasila_sebagai_sistem_nilai. Diakses pada tanggal 20
November 2022.
8
seseorang atau kelompok orang sebagaimana ideologi-ideologi lain didunia,
namun Pancasila diangkat dari nilai-nilai adat-istiadat, nilai-nilai kebudayaan
serta nilai religius yang terdapat dalam pandangan hidup masyarakat Indonesia
sebelum membentuk negara, dengan kata lain unsur-unsur yang merupakan
materi (bahan) Pancasila tidak lain diangkat dari pandangan hidup masyarakat
Indonesia sendiri, sehingga bangsa ini merupakan kausa materialistis (asal
bahan) Pancasila.
Ideologi berasal dari kata Yunani yaitu iden yang berarti melihat, atau idea
yang berarti raut muka, perawakan, gagasan buah pikiran dan kata logi yang
berarti ajaran. Dengan demikian ideologi adalah ajaran atau ilmu tentang
gagasan dan buah pikiran atau science des ideas (Al-Marsudi: 2001).
Sebagai ideologi suatu bangsa yang menjadi pandangan dan pegangan hidup
masyarakatnya, pancasila haruslah bersifat universal mencakup segala macam
nilai-nilai sosial dan budaya Indonesia serta menjadi orientasi dalam hidup oleh
4
https://idoc.pub/documents/makalah-pancasila-sebagai-ideologi-bangsa-dan-negara-d47e0z0q3yn2.
Diakses pada tanggal 19 November 2022.
9
seluruh masyarakatnya. Sebagai ideologi bangsa, maka keberadaannya selalu
diimplementasikan ke dalam perilaku kehidupan dalam rangka berbangsa,
bernegara dan bermasyarakat. Kalau dikaji dari butir- butir kelima sila dalam
ideologi pancasila tersebut, sebenarnya sudah mencakup gambaran pembentukan
karakter manusia Indonesia yang ideal, sebagai mana yang diharapkan para
penggali dari pancasila itu sendiri. Gambaran pembentukan manusia Indonesia
seutuhnya itu, dapat diilustrasikan sebagai berikut:
Pada sila pertama tersirat bagaimana manusia Indonesia berhubungan
dengan Tuhannya atau kepercayaannya.
Pada sila kedua tergambar bagaimana manusia Indonesia harus bersikap
hidup dengan orang lain sebagaimana layaknya manusia yang punya
pikiran dan akhlak hingga dia bisa bersikap sebagai mahkluk yang
tertinggi dibandingkan dengan mahkluk lainnya yaitu binatang.
Sila ketiga menerangkan bagaimana manusia Indonesia menciptakan suatu
pandangan betapa pentingnya arti persatuan dan kesatuan bangsa dari pada
bercerai berai seperti pada pepatah bersatu kita teguh dan bercerai kita
runtuh.
Sila keempat telah menegaskan bagaimana manusia Indonesia
mengimplementasikan cara bersikap dan berpendapat serta memutuskan
sesuatu menyangkut kepentingan umum secara bijak demi kelangsungan
kehidupan berdemokrasi yang terlindungi antara menyuarakan hak dan
kewajibannya berimbang dalam mengimplementasikannya.
Pada sila kelima dijabarkan bagaimana manusia Indonesia mewujudkan
suatu keadilan dan kemakmuran bagi seluruh masyarakat Indonesia itu
sendiri. Dari penjabaran kelima sila tersebut di atas, maka sudah
sepantasnya bahwa Pancasila beserta kelima silanya itu layak dijadikan
sebagai pandangan dan pegangan hidup serta dijadikan sebagai
pembimbing dalam menciptakan kerangka berpikir untuk menjalankan
roda demokratisasi dan diimplementasikan dalam segala macam praktik
kehidupan menyangkut berbangsa, bernegara dan bermasyarakat di dalam
Negara kesatuan Republik Indonesia tercinta ini.maka mengamalkan dan
mengamankan Pancasila sebagai dasar Negara mempunyai sifat imperatif
10
dan memaksa, artinya setiap warga Negara Indonesia harus tunduk dan
taat kepadanya. Siapa saja yang melangggar Pancasila sebagai dasar
Negara, harus ditindak menurut hukum yakni hukum yang berlaku di
Indonesia.
Pancasila sebagai filsafat bangsa dan negara dihubungkan fungsinya sebagai
dasar negara, yang merupakan landasan idiil bangsa Indonesia dan Negara
Republik Indonesia dapatlah disebut pula sebagai ideologi nasional atau ideologi
negara.
5
https://idoc.pub/documents/makalah-pancasila-sebagai-idiologi-bangsa-dan-negara-qn85ee8gwpn1.
Diakses pada tanggal 20 November 2022.
11
sehari-hari.
3. Dimensi fleksibelitas atau dimensi pengembangan, yaitu
kemampuan ideologi dalam mempengaruhi dan sekaligus
menyesuaikan diri dengan perkembangan masyarakatnya.
Mempengaruhi artinya ikut wewarnai proses perkembangan
zamantanpa menghilangkan jati diri ideologi itu sendiri yang tercermin
dalam nilai dasarnya.
Mempengaruhi berarti pendukung ideologi itu berhasil menemukan
tafsiran-tafsiran terhadap nilai dasar dari ideologi itu yang sesuai dengan
realita-realita baru yang muncul di hadapan mereka sesuai
perkembangan zaman. Menurut Dr. Alfian, pancasila memenuhi ketiga
dimensi ini sehingga pancasila dapat dikatakan sebagai ideologi terbuka.
Fungsi Pancasila sebagai ideologi negara, yaitu :
1. Memperkokoh persatuan bangsa karena bangsa Indonesia adalah bangsa yang
majemuk.
2. Mengarahkan bangsa Indonesia menuju tujuannya dan
menggerakkan serta membimbing bangsa Indonesia dalam melaksanakan
pembangunan.
3. Memelihara dan mengembangkan identitas bangsa dan sebagai
dorongan dalam pembentukan karakter bangsa berdasarkan Pancasila.
4. Menjadi standar nilai dalam melakukan kritik mengenai kedaan bangsa dan
Negara.
Menata sebuah negara itu membutuhkan suatu konsensus bersama sebagai alat
lalu lintas kehidupan berbangsa dan bernegara. Tanpa konsensus tersebut,
masyarakat akan memberlakukan hidup bebas tanpa menghiraukan aturan main
yang telah disepakati. Ketika pancasila telah disepakati bersama sebagai sebuah
konsensus, maka pancasila berperan sebagai payung hukum dan tata nilai
prinsipil dalam penyelenggaraan kehidupan bernegara. Dan sebagai ideologi
yang dikenal oleh masyarakat internasional, pancasila juga mengalami
tantangan-tantangan dari pihak luar/asing. Hal ini akan menentukan apakah
pancasila mampu bertahan sebagai ideologi atau berakhir seperti dalam
perkiraan David P. Apter dalam pemikirannya “The End of Idiology”. Pancasila
12
merupakan hasil galian dari nilai- nilai sejarah bangsa Indonesia sendiri dan
berwujud lima butir mutiara kehidupan berbangsa dan bernegara, yaitu religius
monotheis, humanis universal, nasionalis patriotis yang berkesatuan dalam
keberagaman, demokrasi dalam musyawarah mufakat dan yang berkeadilan
sosial. Dengan demikian pancasila bukanlah imitasi dari ideologi negara lain,
tetapi mencerminkan nilai amanat penderitaan rakyat dan kejayaan leluhur
bangsa. Keampuhan Pancasila sebagai ideologi tergantung pada kesadaran,
pemahaman dan pengamalan para pendukungnya. Pancasila selayaknya tetap
bertahan sebagai ideologi terbuka yang tidak bersifat doktriner ketat. Nilai
dasarnya tetap dipertahankan, namun nilai praktisnya harus bersifat fleksibel.
Ketahanan ideologi Pancasila harus menjadi bagian misi bangsa Indonesia
dengan keterbukaannya tersebut.
Pada akhirnya, semoga seluruh bangsa dan negara Indonesia serta Pancasila
sebagai ideologinya akan tetap bertahan dan tidak goyah meskipun dihantam
badai globalisasi dan modernisme. Sebagai generasi penerus, marilah kita
menjaga Indonesia dan Pancasila agar saling berdampingan dan tetap utuh
hingga anak cucu kita nantinya sebagai penerus kelangsungan negara ini.
Nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila merupakan suatu cerminan dari
kehidupan masyarakat Indonesia (nenek moyang kita) dan secara tetap telah
menjadi bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan bangsa Indonesia. Untuk itu
kita sebagai generasi penerus bangsa harus mampu menjaga nilai-nilai tersebut.
Untuk dapat hal tersebut maka perlu adanya berbagai upaya yang didukung oleh
seluruh masyarakat Indonesia. Upaya-upaya tersebut antara lain:
1. Melalui dunia pendidikan, dengan menambahkan mata pelajaran khusus
pancasila pada setiap satuan pendidikan bahkan sampai ke perguruan tinggi.
2. Lebih memasyarakatkan pancasila.
3. Menerapkan nilai – nilai tersebut dalam kehidupan sehari – hari.
4. Memberikan sanksi kepada pihak – pihak yang melakukan pelanggaran
terhadap pancasila.
5. Menolak dengan tegas faham – faham yang bertentangan dengan pancasila.
13
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
14
ideologi dapat bertahan atau pudar dalam menghadapi perubahan masyarakat
tergantung daya tahan dari ideologi itu.
Alfian mengatakan bahwa kekuatan ideologi tergantung pada kualitas tiga
dimensi yang dimiliki oleh ideologi itu, yaitu dimensi realita, idealisme, dan
fleksibelitas. Pancasila sebagai sebuah ideologi memiliki tiga dimensi tersebut:
(1). Dimensi realita. (2). Dimensi idealisme. (3). Dimensi fleksibelitas.
Menurut Dr. Alfian, pancasila memenuhi ketiga dimensi ini
sehingga pancasila dapat dikatakan sebagai ideologi terbuka. Fungsi Pancasila
sebagai ideologi negara, yaitu : (1). Memperkokoh persatuan bangsa karena
bangsa Indonesia adalah bangsa yang majemuk. (2). Mengarahkan bangsa
Indonesia menuju tujuannya dan menggerakkan serta membimbing
bangsa Indonesia dalam melaksanakan pembangunan.(3). Memelihara dan
mengembangkan identitas bangsa dan sebagai dorongan dalam
pembentukan karakter bangsa berdasarkan Pancasila. (4). Menjadi standar nilai
dalam melakukan kritik mengenai kedaan bangsa dan Negara.
15
DAFTAR PUSTAKA
Nurgianshah, Heru, Pendidikan Pancasila, Solok: CV. Mitra Cendekia Media, 2021
https://www.academia.edu/38078706/pancasila_sebagai_sistem_nilai. Diakses pada
tanggal 20 November 2022.
https://idoc.pub/documents/makalah-pancasila-sebagai-idiologi-bangsa-dan-negara-
qn85ee8gwpn1. Diakses pada tanggal 20 November 2022.
https://idoc.pub/documents/makalah-pancasila-sebagai-ideologi-bangsa-dan-negara-
d47e0z0q3yn2. Diakses pada tanggal 19 November 2022.
http://mitalessyw.blogspot.com/2017/05/makalah-pancasila-sebagai-sistem-nilai.html?
m=1. Diakses pada tanggal 20 November 2022.
16