Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH KEPERAWATAN DEWASA 3

SISTEM PERSEPSI SENSORI


ANOSMIA

Disusun Oleh :
Muhammad Nurshandy Al Gifari (2111102411080)

Nurul Angraini (2111102411051)

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KALIMANTAN TIMUR

2023
A. Pengertian
Anosmia tidak hanya menyebabkan hidung tidak bisa mencium bau. Ada risiko komplikasi
yang menyertai dan mengganggu kehidupan sehari-hari, seperti: Kehilangan selera makan
sehingga mengalami masalah nutrisi. Keracunan makanan atau minuman yang basi karena
baunya tak tercium saat dimakan/diminum Anosmia tidak hanya menyebabkan hidung tidak
bisa mencium bau. Ada risiko komplikasi yang menyertai dan mengganggu kehidupan sehari-
hari, seperti: Kehilangan selera makan sehingga mengalami masalah nutrisi. Keracunan
makanan atau minuman yang basi karena baunya tak tercium saat dimakan/diminum Anosmia
tidak hanya menyebabkan hidung tidak bisa mencium bau. Ada risiko komplikasi yang
menyertai dan mengganggu kehidupan sehari-hari, seperti: Kehilangan selera makan
sehingga mengalami masalah nutrisi. Keracunan makanan atau minuman yang basi karena
baunya tak tercium saat dimakan/diminum

Anosmia adalah ketidakmampuan atau penurunan kemampuan untuk mencium. Ini bisa
permanen atau sementara yang tergantung pada penyebabnya. Faktanya, beberapa orang
memiliki anosmia sejak lahir, sedangkan yang lain kehilangan kemampuan untuk mencium
akibat beberapa kondisi.

Mencium aroma bau tertentu adalah proses kompleks yang melibatkan antara otak dan
hidung. Ketika seseorang mengendus bau, udara masuk ke hidung dan molekul bau menempel
pada reseptor pada saraf yang merasakan bau, yang disebut saraf penciuman. Saraf ini
melapisi epitel penciuman, yang merupakan jaringan yang melapisi rongga hidung.

Ketika molekul bau dari lingkungan merangsang saraf ini, mereka mengirimkan sinyal ke
otak. Otak menerima informasi penciuman dan memprosesnya menjadi aroma yang dapat
diidentifikasi seseorang.

B. Etiologi

1. Gangguan Peradangan dan Obstruktif (50% hingga 70% kasus anosmia


Ini adalah penyebab paling umum dari anosmia, termasuk penyakit sinus hidung dan
paranasal (rino-sinusitis, rinitis, dan polip hidung). Gangguan ini menyebabkan anosmia
melalui peradangan pada mukosa dan juga melalui obstruksi langsung

2. Trauma kepala

Trauma kepala adalah penyebab umum anosmia lainnya karena trauma pada kepala
dapat menyebabkan kerusakan pada hidung atau sinus yang menyebabkan penyumbatan
dan penyumbatan mekanis. Cedera lain yang dapat menyebabkan anosmia adalah
melalui trauma atau kerusakan pada akson olfaktorius yang terdapat pada pelat
kribriformis, kerusakan pada bulbus olfaktorius, atau cedera langsung pada area
olfaktorius di korteks serebral. Trauma sistem saraf pusat (SSP) yang menyebabkan
anosmia dapat bersifat sementara atau permanen tergantung pada area dan luasnya
cedera. Neuron penciuman memiliki kemampuan regeneratif yang tidak dimiliki saraf
SSP lain di tubuh. Kemampuan unik ini adalah pusat dari banyak penelitian terkait sel
induk saat ini.

3. Proses Penuaan dan Neurodegeneratif

Proses ini berhubungan dengan hilangnya penciuman yang pada akhirnya dapat
mengakibatkan anosmia. Penuaan normal dikaitkan dengan penurunan kepekaan
terhadap bau. Seiring bertambahnya usia, mereka kehilangan jumlah sel di bulbus
olfaktorius serta luas permukaan epitel olfaktorius yang penting dalam penginderaan
bau. Menariknya, terdapat penelitian yang mengaitkan penurunan kemampuan
penciuman dengan gangguan neurodegeneratif seperti penyakit Alzheimer, penyakit
Parkinson, dan demensia Lewy Body. Studi menghubungkan rendahnya kemampuan
dalam merasakan bau berhubungan dengan peningkatan risiko perkembangan penyakit
neurodegeneratif. Hubungan tertinggi adalah antara anosmia dan perkembangan
selanjutnya dari alpha-synucleinopathy termasuk penyakit Parkinson, penyakit Lewy
body difus, dan atrofi multisistem.

4. Kondisi Bawaan

Kondisi bawaan yang berhubungan dengan anosmia termasuk sindrom Kallmann dan
sindrom Turner.

5. Kondisi Infeksi

Anosmia disebut-sebut merupakan salah satu gejala awal infeksi COVID-19

6. Kondisi Traumatis atau Obstruktif Lainnya

Penyebab lain dari anosmia termasuk zat beracun seperti tembakau, obat-obatan, dan
uap yang dapat menyebabkan disfungsi penciuman, disfungsi penciuman pasca-virus,
trauma wajah yang melibatkan kelainan bentuk hidung atau sinus, neoplasma di rongga
hidung atau otak yang menghalangi jalur sinyal penciuman, dan subarachnoid.
pendarahan. Meningioma alur penciuman dapat muncul dengan gangguan penciuman
yang memburuk secara perlahan.
C. Faktor Resiko

• Mengidap infeksi hidung atau trauma kepala

• Berusia diatas 60 tahun

• Mengalami penyakit Neurodegeneratif

• Menjalani terapi radiasi dibagian kepala atau leher

D. Tanda Dan Gejala

Gejala anosmia adalah hilangnya kemampuan untuk mencium bau. Sebagai contoh,
anosmia bisa membuat penderitanya tidak bisa mencium wangi bunga atau bau tubuh sendiri.
Bahkan, bau sesuatu yang menyengat seperti asap kebakaran atau gas yang bocor juga bisa
tidak tercium

E. Komplikasi

Anosmia tidak hanya menyebabkan hidung tidak bisa mencium bau. Ada risiko
komplikasi yang menyertai dan mengganggu kehidupan sehari-hari, seperti: Kehilangan
selera makan sehingga mengalami masalah nutrisi. Keracunan makanan atau minuman yang
basi karena baunya tak tercium saat dimakan/diminum

F. Patofisiologi

Anosmia, atau kehilangan indera penciuman, ditemukan pada 70% -100% pasien dengan
penyakit Parkinson.(9,10) Anosmia mungkin mencerminkan degenerasi dan disfungsi yang
terjadi lebih awal dan lebih parah pada sirkuit saraf yang bertanggung jawab untuk penciuman
daripada di daerah otak yang terlibat dalam kontrol motoric
G. Pathway

H. Penatalaksanaan Medis Dan Keperawatan

• Pengobatan yang dapat digunakan untuk memperbaiki kehilangan sesuai penciuman


antara lain antihistamin bila diindikasi penderita alergi

• Berhenti merokok dapat meningkatkan fungsi penciuman

• Koreksi operasi yang memblok fisik dan mencegah kelebihan dapat digunakan
dekongostan nasal.

• Suplemen zink

• Kerusakan neuro olfaktorius akibat infeksi virus progonisnya buruk, karena tidak
dapat di obati

• Terapi vitamin Sebagian besar dalam bentuk vitamin A


No Diagnosa Keperawatan Luaran Intervensi
1 Bersihan jalan nafas tidak Pertukaran gas (L.01003) Manajemen jalan napas
efektif (D.0001) Setelah dilakukan Tindakan (I.01011)
keperawatan … x … Jam Observasi:
diharapkan mendapat kriteria 1.1 Monitor pola napas
hasil: 1.2 Monitor bunyi napas
- Produksi sputum dari tambahan
skala (…) ke (…) 1.3 Monitor sputum
- Mengi dari skala (…) ke Terapeutik:
(…) 1.4 Pertahankan kepatenan
- Sionosis dari skala (…) ke jalan napas
(…) 1.5 Posisikan semifowler
atau fowler
Keterangan: Edukasi:
1. Meningkat 1.6 Anjurkan asupan cairan
2.Cukup Meningkat 2000ml/hari jika tidak
3. Sedang kontraindikasi
4. Cukup menurun kolaborasi
5. Menurun Kolaborasi:
1.7 Kolaborasi pemberian
bronkodilator,ekspektoran
mukobitik jika perlu

2 Defisit nutrisi (D.0019) Status nutrisi (L.03030) Manajemen nutrisi


Setelah dilakukan Tindakan (I.03119)
keperawatan … x … jam Observasi:
diharapkan mendapatkan 2.1 Identifakasi status
kritea hasil: nutrisi
- Porsi makan yang 2.2 Identifikasi alergi dan
dihabiskan dari skala (…) intoleransi makanan
ke (…) 2.3 Monitor asupan
makanan
- Frekuensi makan dari
Terapeutik:
skala (…) ke (…) 2.4 Sajikan makanan secara
- Nafsu makan dari skala menarik dan suhu yang
(…) ke (…) sesuai
Edukasi:
Keterangan: 2.5 Anjurkan posisi duduk
1. menurun jika mampu
2. cukup menurun Kolaborasi:
3. sedang 2.6 Kolaborasi dengan ahli
4. cukup meningkat gizi untuk menentuken
5. meningkat jumlah kalori dan jenis
nutrient yang di butuhkan
3 Defisit pengetahuan Tingakat pengetahuan Edukasi kesehatan
(D.0111) (L. 12111) (I.12383)
Setelah dilakukan Tindakan Observasi:
keperawatan … x … jam 3.1 Identifikasi kesiapan dan
diharapkan mendapatkan kemampuan menerima
kritea hasil: informasi
- Persepsi yang keliru Terapeutik:
terhadap masalah 3.2 Berikan kesempatan
untuk bertanya
- Menjalani pemeriksaan
Edukasi:
yang tidak tepat 3.3 Ajarkan perilaku hidup
Keterangan: bersih dan sehat
1. meningkat 3.4 Ajarkan strategi yang
2. cukup meningkat dapat digunakan untuk
3. sedang meningkatkan perilaku hidup
4. cukup menurun bersih dan sehat
5. menurun
DAFTAR PUSTAKA

Akil, M. Amsyar . 2007 penghidu dan pengecap , Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin

Huda Arief, Amin & Hardhi Kusuma. 2015. Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa medis Nanda
Nic Noc

Referensi:
https://www.halodoc.com/kesehatan/anosmia
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK482152/
https://www.alodokter.com/anosmia
https://www.halodoc.com/kesehatan/anosmia

Anda mungkin juga menyukai