2 Askep BPH 2022
2 Askep BPH 2022
keperawatan
pada klien dengan
benigna prostat
hiperplasia
School of Nursing
University of Jember
2022
Kompetensi Dasar
Scr anatomis :
Terletak di sebelah inferior V.U
Tdr dr smooth muscle cells (fibromuskuler), glandular cells, dan sel-
sel yg membentuk struktur kelenjar prostat (stromal cells).
Jar. fibrous yg padat akan membentuk kapsul yg mengelilingi
kelenjar prostat.
Berat normal : ± 20 gr, didalamnya berjalan uretra posterior, ± 2,5
cm
Fiksasi :
Bagian anterior : ligamentum puboprostatikum
Bagian inferior : diafragma urogenitale.
Fisiologis :
Glandular cells produksi cairan kental (milky fluid);
bercampur dgn cairan seminularis dan sperma membentuk
cairan semen.
Kelenjar prostat juga m’produksi hormon : DHT yg berdampak
pada perkembangan brbagai kelenjar.
Perkembangan prostat :
Baru lahir : ukuran sebesar biji kacang
Pubertas : ukuran normal ketika berusia 20 th (ukuran wallnut).
Ukuran kelenjar prostat akan tetap stabil sampai dengan usia
40 tahunan.
Teori Hormonal :
Sekresi hormon androgen <<<, selain itu tjd peningkatan
estrogen relatif atau aabsolut
Estrogen menyebabkan kemunculan dan
perkembangan hiperplasi prostat
Faktor interaksi stroma dan epitel
Dipengaruhi o/ Growth factor.
Basic fibroblast growth factor (-FGF) menstimulasi sel
stroma dan ditemukan dengan konsentrasi yang lebih
besar pada pasien dengan pembesaran prostat jinak.
Proses reduksi ini difasilitasi oleh enzim 5-a-reduktase. -
FGF dapat dicetuskan oleh mikrotrauma karena miksi,
ejakulasi dan infeksi.
Gejala iritatif :
Peningkatan frekuensi berkemih
Nokturia (terbangun pada malam hari untuk miksi)
Perasaan ingin miksi yg sangat mendesak/tidak
dapat ditunda (urgensi)
Nyeri pada saat miksi (disuria)
Lanjut LUTS…
Gejala obstruktif :
Pancaran urin melemah
Rasa tidak puas sehabis miksi (kandung kemih tidak
kosong dgn baik)
Kalau mau miksi harus menunggu lama
Volume urin menurun dan harus mengedan saat berkemih
Aliran urin tidak lancar/terputus-putus
Urin terus menetes setelah berkemih
Waktu miksi memanjang retensi urin dan inkontinensia
karena penumpukan berlebih.
Pada gejala yang sudah lanjut, dapat terjadi Azotemia
(akumulasi produk sampah nitrogen) dan gagal ginjal
dengan retensi urin kronis dan volume residu yang besar
Berdasarkan keluhan ???
Derajat I :
penderita merasakan lemahnya pancaran berkemih,
kencing tak puas, frekuensi kencing bertambah
terutama pada malam hari
Derajat II :
adanya retensi urin maka timbulah infeksi. Penderita
akan mengeluh waktu miksi terasa panas (disuria) dan
kencing malam bertambah hebat.
Derajat III :
timbulnya retensi total. Bila sudah sampai tahap ini
maka bisa timbul aliran refluk ke atas, timbul infeksi
ascenden
PATHWAY
Faktor resiko umur Trauma berulang Perubahan hormonal
BPH
Resiko infeksi
Kalau berkemih harus
menunggu lama
Kencing terputus-putus
Sering berkemih Berkemih pada malam hari
Keinginan miksi yang Merasa tidak puas setelah
disuria berkemih
mendesak
Urin terus menetes setelah
berkemih
Berkurangnya pancaran urin
Nyeri akut Inkontinensia
urin fungsio nal
Pemeriksaan Colok dubur
Gambaran :
keadaan tonus sfingter anus, mukosa rektum, kelainan
lain seperti benjolan dalam rektum dan prostat.
Pada perabaan melalui colok dubur dapat
diperhatikan konsistensi prostat, adakah asimetri,
adakah nodul pada prostat ?
Apakah batas atas dapat diraba.
Pemeriksaan radiologis :
foto polos abdomen, pielografi intravena, USG, dan sitoskopi, BNO IVP
7-an : memperkirakan volume BPH, derajat disfungsi buli, dan volume
residu urin
Penghambat adrenergik
Ex : (prazosin, tetrazosin) : menghambat reseptor
pada otot polos di leher vesika, prostat sehingga
terjadi relaksasi.
Hal ini akan menurunkan tekanan pada
uretra pars prostatika sehingga gangguan
aliran air seni dan gejala-gejala berkurang.
Penghambatenzim 5--reduktase :
pembentukan DHT diinhibisi prostat yg
membesar akan mengecil.
Terapi bedah
Open prostatectomy
a. Supra pubis (incisi V.U, sederhana, kerusakan
sfingter VU)
b. Retro pubis (tdk ada incisi V.U. lebih baik dari
pada supra pubis)
c. Perineal (jarang, mudah terjadi infeksi post op,
resiko inkontinensia, impotensi, cedera rectal))
Trans Uretral
a. TURP ( < 80 gram)
b. TUIP (< 30 gram)
Komplikasi : kekambuhan, trauma uretral
(striktur)
Metode TURP
Indikasi Open Prostatectomy
Pre operasi :
Pemeriksaan darah lengkap (Hb minimal
10g/dl, Golongan Darah, CT, BT, AL)
Pemeriksaan EKG, GDS mengingat penderita
BPH kebanyakan lansia
Pemeriksaan Radiologi: BNO, IVP, Rongen
thorax
Persiapan sebelum pemeriksaan BNO puasa
minimal 8 jam.
Sebelum pemeriksaan IVP pasien diberikan
diet bubur kecap 2 hari, lavemen puasa
minimal 8 jam, dan mengurangi bicara untuk
meminimalkan masuknya udara
Post Operasi
Pasang IV Line :
Maintenance balance cairan
Terapi obat injeksi, usually 2 days
Bila pasien sudah mampu makan dan minum dengan baik obat
injeksi bisa diganti dengan obat oral.
Lanjutan post op…..
Darah vena tampak lebih gelap dan kurang kental. Perdarahan vena
diatasi dengan memasang traksi pada kateter sehingga balon yang
menahan kateter pada tempatnya memberikan tekanan pada fossa
prostatik.
Sekian dan terima kasih