Anda di halaman 1dari 15

Makalah

Gen Evolusi dan Lingkungan

NAMA MAHASISWA : - ARIELFA SABRINA FADILLA


- CAHYA RODINA
- CUT FATIMAH
- MEILANI ASTIKA SIREGAR
- RIDA AGILIA
- TAFIDAH UMNIYAH
- WARDIAH ISMAYANI HARAHAP

KELAS : A2-2022

DOSEN PENGAMPU : ANGGI TRI LESTARI P,S.Psi, M,Psi

MATA KULIAH : TEORI DASAR PSIKOLOGI

PROGRAM STUDI S1PSIKOLOGI – UNIVERSITAS MEDAN


AREA
2022

ALAMAT : JALAN KOLAM NO.1/JALAN PBSI NO.1 MEDAN


TELP. 061-7360168 EMAIL : univ_medanarea@uma.ac.id
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat, karunia,
serta taufik dan hidayah-Nya lah kami dapat menyelesaikan makalah ini sebatas pengetahuan
dan kemampuan yang dimiliki. Dan juga kami berterima kasih pada Ibu Anggi Tri Lestari
P,M.Psi, selaku Dosen pengampu Teori Dasar Psikologi yang telah memberikan tugas ini
kepada kami.

Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta
pengetahuan kita mengenai manusia teori dasar psikolgi . saya juga menyadari sepenuhnya
bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan-kekurangan dan jauh dari apa yang kita
harapkan. Untuk itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan di masa
yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa sarana yang baik.

Adapun makalah ini ditulis dari hasil penyusunan data-data sekunder yang diperoleh dari
berbagai sumber yang berkaitan dengan psikologi serta infomasi dari media massa yang
berhubungan dengan tema. Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun
yang membacanya. Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri
maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan
kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun demi
perbaikan di masa akan datang.

Penulis

Medan, 19 September 2022

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................................................ii
DAFTAR ISI............................................................................................................................................iii
BAB l......................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.....................................................................................................................................4
Latar Belakang...................................................................................................................................4
Rumusan Masalah.............................................................................................................................4
Tujuan................................................................................................................................................5
BAB II.....................................................................................................................................................6
ISI.......................................................................................................................................................6
1. Pengertian gen...........................................................................................................................6
2. Genetika Persamaan......................................................................................................................6
3. Warisan Sebagai Manusia Berpasangan dan Seksual....................................................................7
4. Genetika Perbedaan.....................................................................................................................7
5. Keragaman Manusia (Intelegensi).................................................................................................8
6. Dibalik Perdebat Perdebatan antara Nature dan Nurture.............................................................9
7. Psikologi Dalam Hidup Anda..........................................................................................................9
8. lingkungan..................................................................................................................................10
BAB III..................................................................................................................................................14
PENUTUP.............................................................................................................................................14
KESIMPULAN...................................................................................................................................14

iii
BAB l
PENDAHULUAN

Latar Belakang
Setiap mahluk itu berbeda, karena setiap orang memiliki genetika yang berbeda-beda
pula. Gen memgang peran penting dalam penting dalam proses pewarisan sifat. Beberapa
sifat yang di wariskan antara lain yaitu warna kulit, bentuk mata, bentuk rambut, atau
beberapa jenis penyakit tertentu.

Gen adalah unit dasar dari keturunan, tersusun atas DNA dan menentukan struktur dari
protein-protein. Evolusi adalah suatu perubahan frekuensi gen dalam suatu populasi dari
generasi ke generasi, mekanisme perubahan karakter-karakter yang terpengaruh secara
genetis dalam suatu populasi. Serta lingkungan diartikan serta sebagai semua yang
mempengaruhi tumbuhan atau hewan.

Intelegensi adalah tingkah laku maupun cara seseorang untuk memecahkan suatu masalah
dan memberi respon menghadapi kesulitan dengan berpikir cepat dalam proses belajar.
Intelegensi memberikan pengaruh yang besar terhadap hasil belajar siswa (Slameto, 2003).

Intelegensi merupakan takdir yang tidak dapat diubah. Berdasarkan penelitian yang
dipublikasikan dalam intelligence journal menyatakan bahwa inteligensi pada anak tidak
dapat dipengaruhi oleh apapun, karna merupakan bawaan genetika.

Perkembangan intelegensi pada anak dapat dipengaruhi oleh banyak hal, seperti pola asuh
orang tua, lingkungan, serta genetik. Walaupun pertumbuhan dan perkembangan berjalan
menurut norma-norma tertentu, seorang anak dalam banyak hal bergantung pada orang
dewasa, misalnya mengenai makanan, perawatan, bimbingan, dan perasaan aman,
pencegahan penyakit dan sebagainya. Oleh karena itu semua orang yang mendapatkan tugas
menguasai anak harus mengerti persoalan anak yang sedang tumbuh dan berkembang
sehingga tidak menciptakan suatu lingkungan yang buruk (Abdoerrachman, dkk, 2007).

Rumusan Masalah
1. Apa yang di maksud dengan genom manusia dan epigenetika?
2. Apa arti dari evolusi?
3. Apa penyebab terjadinya peningkatan dan penurunan trait?
4. Bagaimana perbedaan pria dan wanita dalam berpasangan dan kawin?

4
5. Bagaimana teori mengenai pewarisan intelegensi?
6. Bagaimana peran lingkungan dalam kemampuan mental seseorang?
7. Bagaimana pengaruh gen dalam psikologi manusia?
8. Bagaimana karakteristik bawaan manusia?
9. Bagaimana maksud dari lingkungan sebagai pemicu stres?

Tujuan
Ada beberapa tujuan dari pembuatan malakah ini yaitu sebagai berikut :
1. Memahami pegertian dari genom manusia dan epigenetika.
2. Memahami arti evolusi.
3. Mengetahui penyebab penaikan dan penurunan trait.
4. Mengetahui teori pewaris intelegensi.
5. Mengetahui peran lingkungan dalam kemampuan mental seseorang.
6. . Mengenal pemicu stress dari lingkungan
7. Mengetahui pengaruh gen dalam psikologi manusia.
8. Mengenal karakteristik bawaan manusia.

5
BAB II
ISI

1. Pengertian gen
Gen (gene), adalah unit dasar dari hereditas, yang terletak di kromosom (chromosome).
Kromosom adalah suatu struktur yang berbentuk seperti tongkat dan terletak ditengah-tengah
(nucleus) setisap tubuh.
Kromosom berisikan molekul-molekul DNA (Deoxyribonucleic acid) yang bentuknya
menyerupai untaian benang. 98,8% dari total DNA kita, yang disebut DNA noncoding, berada
di luar gen. perubahan pada DNA noncoding ini mungkin terkait dengan penyakit-penyakit
umum.
A. Genom Manusia
Genom (genome) adalah gabungan dari semua gen manusia. Dalam setiap gen
terdapat 4 basa (unsur kimia yg membentuk DNA) yaitu adenin (A), timin (T), guanin
(G), dan sitosin (S).
B. Epigenetika
Epigenetika merupakan studi mengenal perubahan yang terus menerus terjadi pada
ekspresi suatu gen tertentu tanpa perubahan pada urutan basis DNA.

2. Genetika Persamaan
A. Evolusi
Evolusi pada dasarnya merupakan suatu perubahan frekuensi munculnya gen dalam
suatu populasi, suatu perubahan yang secara umum berlangsungselama beberapa
generasi.
B. Karakteristik Bawaan Manusia
Akibat cara berevolusi spesies Akibat cara berevolusi spesies ada bayak
kempampuan ada bayak kempampuan kemampuan, kemampuan, kecenderungan, dan
karakteristik yang sudah ada sejak manusia lahir atau berkembang secara cepat seiring
dengan pendewasaan. Trait ini tidak hanya mencakup trait yg tampak jelas saja, tetapi
juga mencakup trait yang tidak begitu tampak jelas, seperti:

1. Refleks bayi
Bayi baru lahir dibekali sejumlah refleks-respons yang sederhana dan otomatis
terhadap suatu stimuli tertentu.
2. Ketertarikan terhadap hal-hal baru

6
Contohnya saja bayi manusia akan nusia akan memperlihatkan ketertarikan yg
luar biasa dalam mengamati dan mendengarkan berbagai hal yg tidak dikenalnya
yang tentu saja mencakup hampir semua aspek di dunia.
3. Hasrat dalam menjejelajahi dan memanipulasi objek
Seperti bayi mengguncang-guncangkan mainan, memukul mukulkan botol susu,
dan menangkap apapun yang diletakkan di tangan.

3. Warisan Sebagai Manusia Berpasangan dan Seksual


A. Evolusi dan Strategi Seksual

Para ahli sosiobiologi serta para ahli psikologi evolusi menyatakan bahwa sebagai
sebagai reaksi terhadap terhadap masalah masalah kelangsungan kelangsungan hidup yang
dihadapi sejak dahulu kala, pria dan wanita telah mengembangkan sejumlah strategi
sekksual dan strategi berpasangan yang berbeda.

B. Rantai Genetis
1. Stereotip vs perilaku actual
Perilaku manusia dan binatang lain di dunia nyata sering kali tidak berhasil
menggambarkan kegemaran berganti-ganti pasangan pasangan pada lelaki,maupun
lelaki,maupun sifat pemalu dan pemilih pemilih pada wanita(Barash & Lipton, 2001;
Fausto- sterling, 1997; hrdy,1994; Roughgarden,2004)
2. Apa yang dikatakan vs apa yang dilakukan
Banyak data yang ditemukan oleh psikolog evolusi dating dari kuisioner dan
wawancara. Tetapi,para kritikus berpendapat bahwa respons respons seseorang seseorang
dapat menjadi menjadi panduan panduan yang buruk bagi pilihan bagi pilihan dan sikap
dan sikap mereka yang sebenarnya. yang sebenarnya. Ketika subjek Ketika subjek diminta
mebuat peringkat atas kualitas yang mereka lihat dari calon pasangannya,muncul
perbedaan diantara jenis kelamin, seperti yang diramalkan oleh teori evolusi(Kenrick et al,
2001)

4. Genetika Perbedaan
A. Arti Kewarisan (Heritabillitas)

Heritabilitas adalah perkiraan statistik mengenai proporsi dari total varians mengenai
suatu sifat yang dapat dijelaskan mengenai variasi genetis dalam suatu kelompok. Banyak
orang memiliki ide sepenuhnya keliru mengenai pewarisan sifat bawaan. Namun, seiring
dengan bermunculannya temuan-temuan genetika masyarakat perlu mengetahui konsep
ini lebih banyak lagi daripada sebelumnya. Berikut fakta-fakta mengenai heritabilitas.

1. Perkiraan mengenai pewarisan suatu sifat (heritabilitas), hanya dapat diterapkan terhadap
kelompok khusus yang berdiam di lingkungan khusus. Pewarisan suatu sifat mungkin
bernilai tinggi di sebuah kelompok dan rendah di kelompok lainnya. Misalkan bahwa

7
semua anak di masyarakat A berasal dari keluarga kaya, memakan makanan bergizi dan
berlimpah, memiliki orang tua yang baik hati dan pengertian, serta bersekolah di sekolah
bergengsi yang sama. Karna mereka berasal dari lingkungan yang kurang lebih sama,
perbedaan intelektual di antara mereka akan lebih banyak bersumber dari perbedaan
genetis, dengan kata lain, kemampuan mental pada kelompok ini banyak bersifat turunan.
Sebaliknya, bayangkan anak-anak di komunitas B berasal dari keluarga yang kaya,
miskin, dan menengah; beberapa di antara mereka menjalani pola makan sehat, sementara
anak yang lainnya banyak makan makanan berlemak dan kue mangkuk; beberapa di
antara mereka memasuki sekolah yang baik dan beberapa dari mereka memasuki sekolah
yang kurang baik.. Seandainya benar demikian, maka pewarisan intelegensi dari
kelompok ini akan rendah. Memang, dalam penelitian pada 48.000 anak-anak Amerika
yang berusia antara 0 bulan sampai 7 tahun, faktor keturunan sangat di pengaruhi oleh
apakah anak tersebut datang dari keluarga mampu atau miskin. Pada keluarga miskin,
60% variasi pada IQ disebabkan oleh faktor lingkungan yang diberikan oleh anggota
keluarga, dan kontribusi gen hampir mencapai nol. Dalam keluarga mampu, hasil yang
ditemukan hampir bertolak belakang: faktor keturunan sangatlah tinggi, dan lingkungan
hampir tidak berkontribusi sama sekali (Turkheimer dkk., 2003).

2. Sifat yang sangat dapat diwariskan atau diturunkan pun dapat dimodifikasi oleh
lingkungan. Meskipun tinggi sangat terkait dengan faktor keturunan, anak-anak yang
kurang gizi mungkin tidak akan tumbuh setinggi anak-anak yang memperoleh gizi cukup.
Demikian pula anak-anak yang melakukan pola makan bernutrisi yang sangat ekstrem,
mungkin akan tumbuh lebih tinggi dibandingkan dengan siapa pun. Prinsip yang sama
dapat diterapkan pada sifat psikologis, meskipun para ahli biologi kadang kala gagal
memahami hal ini. Sebagai contoh, mereka menyatakan bahwa karena IQ sangat terkait
pada faktor keturunan atau hereditas, Maka IQ dan prestasi sekolah tidak dapat terlalu
banyak ditingkatkan (Herrnstein & Murray, 1994). Namun, bahkan seandainya bagian
pertama dari pernyataan ini benar, bagian kedua tidak selalu benar, sebagaimana yang
akan kita lihat.

3. Trait dengan tingkat kewarisan yang tinggi dapat dimodifikasi oleh lingkungan. Para ahli
genetika perilaku telah menemukan berbagai contoh mengenai cara gen-gen berinteraksi
dengan lingkungan.

B. Menghitung kewarisan
Trait yang dimiliki suatu keluarga tidak akan memberi banyak informasi kepada kita
karena keluarga dekat biasanya memiliki lingkungan yang sama.,selain gen. pendekatan
yang lebih baik untuk melihat kewarisan trait adalah dengan mempelajari anak-anak yang
diadopsi. Gen mereka sama dengan gen orang tua kandung mereka, tetapi dibesarkan di
sebuah lingkungan yang berbeda.

5. Keragaman Manusia (Intelegensi)


A. Gen dan perbedaan individual

8
Dalam penelitian,mengenai hereditas, pengukuran terhadap fungsi intelektual biasanya
menggunakan IQ(intelligence quotient). otient). Skor dalam Skor dalam mencerminkan
bagaiman hasil kerja seorang anak dibandingkan dengan anak lain yang berusia sama.
Skor rata-rata untuk setiap kelompok usia ditetapkan bernilai 100. Dalam penelitian
mengenai anak kembar,skor anak kembar identic selalu memperlihatkan korelasi yang
jauh lebih 9 tinggi dibandingkan anak kembar fraternal.

B. Biologi dan intelegensi


Dua penelitian meng penelitian mengenai pem enai pemindaian indaian otak yang
dilakukan dilakukan di Belanda dan Finlandia melaporkan korelasi yang relatif tinggi
antara intelegensi umum dan volume substansi kelabu memiliki korelasi tinggi pada
kembar identik, identik, korelasinya korelasinya diatas 80% dibandingkan dibandingkan
dengan kembar frenatal yang hanya 50%. Hal ini membuktikan bahwa volume substansi
kelabu sangat dipengaruhi oleh faktor keturunan (Posthuma et al., 2002; Thompson et al.,
2001)

C. Perbedaan Kelompok Kebanyakan masalah yang ada terfokus pada perbedaan IQ antara
kelompok kulit hitam dan kulit putih.
Beberapa psikolog telah mengajukan penjelasan genetis mengenai perbedaan ini dan
menyimpulkan bahwa tidak ada gunanya mengeluarkan dana bagi program program yang
program program yang mencoba meningkatkan kemampu mencoba meningkatkan
kemampuan anak anak an anak anak ber IQ ber IQ rendah dari rendah dari ras manapun
ia manapun ia berasal berasal (Murray, 2008; (Murray, 2008; Rushton & Rushton &
Jensen, 2005).

D. Lingkungan dan Intelegensi Beberapa pengaruh lingkunagn yang berhubungan fengan


menurunnya kemapuan mental.
Kurangnya perawatan selama dalam kandungan Jika wanita yang sedang mengandung
kekurangan gizi, merokok, terserang infeksi, mengonsumsi obat obatan tertentu, sering
terpapar asap rokok, sering minum minuman beralkohol maka anaknya memiliki resiko
mengalami ketidakmampuan belajar dan ber IQ rendah.
Kesenjangan rata rata anak yang kurang gizi yang cukup gizi mencapai 20 poin
(Stoch &Smythe, 1963; Winick, Meyer, & Haris, 1975)

6. Dibalik Perdebat Perdebatan antara Nature dan Nurture


Interaksi antara gen dan lingkungan jauh lebih kompleks. Gen memengaruhi lingkungan
mana yang dirasakan paling cocok dan faktor faktor lingkungan yang memengaruhi genom
dengan cara mutasi dan perubahan epigenetic

9
7. Psikologi Dalam Hidup Anda
Beberapa hal yang harus diingat:
 gen bukanlah takdir Gen tidak menentukan sebagian besar trait dan penyakit, gen hanya
memengaruhi probabilitas seseorang dalam mengembangkan trait atau penyakit.
 Informasi genetis dapat digunakan untuk melawan anda
 Mengetahui risiko genetis tidak memerintahkan anda untuk melakukan sesuatu
 Pengujian genetis dapat membebaskan atau memberi stigma
 Mengetahui disposisi genetis dapat menciptakan diagnosis yang prematur atau keyakinan
yang terkabulkan.

8. lingkungan
Perkembangan bersifat abstrak, tetapi dapat diketahui dari perubahan tingkah laku atau
perilaku. Ada beberapa cara untuk mengetahui perubahan perilaku tersebut, diantaramya
yaitu:10 1. Metode pengamatan (observasi), dengan cara mengamati tingkah laku dari
seseorang, karena didalamnya merupakan manifestasi dari pemikiran atau bentuk
psikologisnya. Di dalam metode ini ada beberapa jeni, diantaranya: a) Introspeksi, dimana
seseorang melakukan pengamatan terhadap tingkah laknya sendiri. Hal ini biasa dilakukan
remaja atau orang dewasa dan tidak mungkin dilakukan oleh anak-anak. b) Ekstrospeksi,
dimana seseorang melakukan pengamatan terhadap tingkah laku oranglain. Misalmya dengan
memperhatikan raut muka atau perbuatan yang dilakukannya. 2. Metode eksperimen dan tes,
eksperimen terbatas hanya pada penyelidikan yang dapat dilihat oelh alat indera, karena
gejalanya bersifat rohani dan samar-samar atau bahkan abstrak. Kita sulit mengetahui
eksperimen tersebut tulus (asli) ataukah palsu (dibuat-buat). Sedangkan tes dapat dilakukan
dengan menggunakan alat pengukur kecerdasan atau kemampuan intelegensi seorang anak
yang dikenal dengan istilah tes IQ. 3. Metode klinis, metode ini menggabungkan antara
observasi dengan eksperimen, karena si objek akan diamati, dilihat, diteliti, diajak bercakap-
cakap atau bicara dari hati ke hatidan tanya jawab. Hal ini dilakukan agar kita mengetahui jalan
fikirannya dan bagimana perkembnagan psikologisnya. 4. Metode pengumpulan, yakni dengan
cara mengumpulkan beberapa data atau dibedakan menjadi beberapa jenis, yakni: a) Angket,
dengan cara menyusun beberapa pertanyaan yang akan dijawab oleh responden. Hal ini
dilakukan dengan beberapa tujuan atau untuk mengetahui beberapa aspek. Sehingga informasi
bisa didapatkan dari data-data atau respon tersebut. b) Biografi, atau dikenal dengan daftar
riwayat hidup, yang memiliki fungsi untuk mengetahui latar belakang, pengalaman, cita-cita
dan beberapa dsata pribadi lainnya. c) Buku harian, adalah sebuah buku yang biasanya
digunakan beberapa anak untuk mencurahkan isihatinya atau dikatakan curhat secara tertulis.
Buku ini biasanya bersifat pribadi atau rahasia.
contoh real dari perkembangan masyarakat ialah dibagi menjadi beberapa masa atau
periode. Masa prenatal ialah masa sebelum melahirkan, dimana masa ini adalah dari sel tunggal

10
yang kemuidan bermetamorfosis dan berkembang sampai menjadi individu baru yang mmeiliki
otak dan kapasitas berperilaku.12Dalam kandungan, organ yang pertamakali berfungsi adalah
telinga, dimana telinga ini memberikan efek yang cukup signifikan. Ketika sejak dalam
kandungan, anak sering didengarkan ayat-ayat suci al-Qur‟an, maka akan mempengaruhi
akhlaknya agar terpuji, mempengaruhi perkembangan otak menjadi lebih baik dan
menciptakan otak yang lebih jenius, serta yang paling penting adalah anak akan terbiasa
mendengar ayat suci sehingga lebih mudah dalam menghafal ayatalQur‟an. Masa selanjutnya
ialah masa bayi dimana pada masa ini berlagsung dari sejak lahir sampai usia sekitar 1 tahun.
Kemudian dilanjutkan masa kanak-kanak berlangsung dari setahun sampai 5-6 tahun. Pada fase
ini, anak masih sangat memerlukan bimbingan, bantuan dan penjagaan dari orangtua. Anak
mulai belajar memfungsionalkan organ tubuhnya, belajar makan, belajar berdiri dengan awalan
merangkak, belajar membedakan jenis kelamin, belajar membedakan hal baik dan buruk, serta
belajar mengenal huruf (tahap awal perkenalan pra sekolah).13 Selanjutnya masa anak-anak
berlangsung sekitar usia 6-12 tahun yang kemudian dikenal dengan masa sekolah. karena pada
dasarnya manusia adalah makhluk yangs sedang berkembang dan memerlukan pendidikan. Di
usia ini anak mulai menapakkan kaki ke dunia pendidikan dari TK sampai SD. Diaman ia senang
bermain, bergerak, bekerja kelompok dan senang mencoba hal baru atau mempraktekkan.
Selain itu otaknya mencapai masa konkret. Sehingga guru harus mampu memberikan
pembelajaran dengan cara yang menyenangkan, misalnya salah satunya permainan. Kemudia di
imbangi dengan berfikir secara konkret atau dihubungkan dengan kenyataan atau disangkutkan
dengan dunia nyata yang dialami peserta didik, misalkan ketika ingin mengajarkan operasi
hitung kita analogikan dengan buah atau makanan atau mainan (benda-benda disekitarnya)
agar mempermudah dalam pengoperasiannya.14 Media belajar seperti media cerita bergambar
efektif dalam meningkatkan kemampuanm embaca anak disekolah dasar, karena pada ini lahan
akan membutuhkan bahan bacaan yang konkrit sesuai dengan usianya.15 Setalah itu, ada masa
remaja yang berlangsung dari rentang usia 12-20 tahun. dimasa ini terjadi perubahan fisik
(pertumbuhan) yangsignifikan, demikian pula dengan kejiwaan atau psikologisnya. Ia belajar
untuk mencapai kemadiriann, lebih berfikir logis, abstrak dan idealis. Dikenal pula dengan masa
transisi atau masa pubertas yang didalmnya terdapat gejolak atau beberapa masalah
yangbefungsi untuk menguatkan dia di masa depan.16 Kemudian disusul masa dewasa awal
berlangsung dari usia 20-39 tahun, yang merupakan masa kemandiian pribadi dan ekonomi,
perkembangan karier, masa memilih pasangan. Selanjutnya ada masa dewasa menengah yang
berlangsung dari usia 40-60 tahun. Masa untuk menunujukkan tanggung jawab pribadi, sosial
dan keluarga. Diamana ia membimbing atau mengantarkan anak agar menjadi generasi yang
sempurna dimasa depan. Masa terakhir dikenal dengan masa dewasa akhir dengan rentang
usia 60 tahun sampai meninggal dunia. Usia ini orangtua kembali seperti anak terkait sifatnya
yakni lebih egosentris dan kondisi fisik atau jasmani semankin menurun fungsinya.17 Secara
umum, perkembangan manusia diklasifikasikan dan dijelaskan seperti demikian,tetapi sejatinya

11
perkembangan manusa berbeda-eda tergantung atau disesuaikan dengan pengalaman yang ia
dapatkan. Sehingga manusia memiliki keunikan tersendiri untuk dihargai dan dikembangkan
sesuai potensinya. Misalnya saja dalam kelas mereka memiliki usia kronologis yang hampir
sama tetapi memiliki beberapa perbedaan. Dalam psikologi sendiri ada 2 jenis perbedaan, yakni
perbedaan vertikal (perbedaan dalam hal fisik-motorik, misal tinggi badan, berat badan, warna
kulit dsb) dan perbedaan horizontal (perubahan dalam aspek psikologis atau jiwa atau
intelegensi, misalnya bakat, minat, ingatan, emosi, dsb).18 Jika disimpulkan, contoh
pertumbuhan adalah perubahan fisik dari dalam kandungan sampai seseorang berusia 20 atau
22 tahun yang selalu mengalami perubahan. Kemudian contoh perkembangan adalah ketika
anak di dalam kandungan sampai ke liang lahad atau meninggal dunia dengan aspek
mengoptimalkan fungsional fisik dan terkait kepribadian serta aspek psikologis lainnya.

Antara pertumbuhan dan perkembangan adalah dua hal yang saling beriringan, tidak
dapat dipisahkan. Misalnya saja perubahan pertumbuhan fisik bisa menyebabkan perubahan
emosional. Salah satu contohnya adalah ketika remaja terjadi perubahan fisik yang menonjol
pada anak laki-laki dan perempuan (masa pubertas). Sehingga masa ini anak juga menjadi lebih
sensitif, lebih mengutamakan peer atau teman sebaya dan sedang mencari jati dirinya.

Ada beberapa faktor dari lingkungan yang bisa membuat terhambatnya


perkembangan anak yang dapat menghambat perkembangan fisik, psikologis, maupun
intelektualnya. Berikut ini disajikan beberapa pengaruh yang berhubungan dengan
menurunnya kemampuan mental karena pengaruh yang didapat dari lingkungan.

Kurangnya Perawatan dalam Kandungan


Jika seorang wanita yang sedang mengandung kekurangan gizi, terserang infeksi,
mengkonsumsi oba-obatan tertentu, merokok, sering minum alcohol, atau sering terpapar
oleh polusi, maka anaknya mengalami resiko ketidakmampuan belajar dan ber-IQ rendah
ataupun mengalami cacat lahir.

Kurang Gizi
Kesenjangan rata-rata antara anak-anak yang kurang memperoleh gizi dengan yang cukup
gizi dapat mencapai 20 poin skor IQ (Stock dkk 1975). Ini kemungkinan diakibatkan karena
asupan gizi mempengaruh perkembangan fisik otak secara langsung.

Kontak dengan Bahan Beracun


Secara khusus, timah dapat membahayakan system syaraf, menyebabkan masalah atensi
(perhatian), menurunnya skor IQ, dan menurunnya prestasi sekolah (Needleman dkk,
1996). Timah bisa bercampur di udara dalam bentuk polusi dari cat-cat yang mengandung
timah, seperti pipa-pipa, cat dan kendaraan bermotor. Polusi udara yang tidak bisa

12
dikendalikan secara langsung, juga tampak sebagai faktor resiko yang serius. Pada sebuah
penelitian longitudinal pada wanita yang bukan perokok yang tinggal ditengah kota (polusi),
menemukan hubungan antara tertundanya perkembangan kognitif anak mereka dengan
tingkat polusi dari bahan bakar kendaraan yang dihirup sang ibu ketika mengandung
bayinya. Yang bertanggungjawab tampaknya kandungan kimiawi yang terdapat pada asap
kendaraan dan dari pembangkit tenaga listrik. Bahkan setelah menghilangkan pengaruh
faktor lain, seperti terpapar kandungan logam, peneliti menemukan bahwa pada usia 3
tahun, anak dari ibu yang sangat terkena dampak polusi dua kali lebih mungkin mengalami
hambatan perkembangan dibandingkan dengan anak-anak yang lain (Perera dkk, 2006).

Lingkungan Keluarga yang Memancing Timbulnya Stress


Faktor-faktor yang dapat meramalkan berkurangnya kompetensi intelektual antara lain:
ayah yang tidak tinggal serumah dengan keluarganya, ibu yang memiliki sejarah gangguan
mental, orang tua yang memiliki keterampilan kerja rendah, keluarga dengan sejarah
pemicu stress seperti kekerasan dalam keluarga (Sameroff dkk, 1987). Secara umum,
setiap faktor resiko menurunkan skor IQ sebesar 4 poin. Anak-anak yang memiliki tujuh
faktor resiko, IQ-nya biasanya lebih rendah 30 poin daripada anak-anak tanpa faktor resiko.

13
BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN

Keluarga merupakan suatu sistem sosial terkecil yang di dalamnya dapat terdiri dari
ayah, ibu, dan anak yang masing-masing memiliki peran. Anak merupakan buah dari keluarga
bahagia. Anak-anak memiliki pemikiran kritis akan banyak hal dimulai ketika ia mulai mengenal
bahasa. Pertanyaan-pertanyaan yang terlontar dari mulut seorang anak sebaiknya dijawab
dengan jawaban yang jujur dan dapat memuaskan hati anak. Pendidikan moral dan kejujuran
bagi seorang anak berawal dari kelurga, melalui orang tua. Hal ini yang dapat membentuk
karakter anak di masa depan.

14
DAFTAR PUSTAKA

Fahyuni, Eni Fariyatul. Efektivitas Media Cerita Bergambar dalam Meningkatkan Kemampuan
Membaca Siswa. Skripsi: dipublikasikan .Universitas Islam Negeri Surabaya. 2011. Fariyatul, Eni
Fariyatul dan Istikomah. Psikologi Belajar & Mengajar Kunci Sukses Guru dan Peserta Didik
dalam Interaksi Edukatif. Sidoarjo: Nizamia Learning Center. 2016. L, Zulkifli. Psikologi
Perkembangan. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2003. Perkembangan Anak Usia Dini, 5 Faktor
Lingkungan yang Paling Mempengaruhi” from
https://nakita.grid.id/read/021246877/perkembangan-anak-usia-dini-5-faktorlingkungan-ini-
paling-memengaruhi?page=all Soemanto, W. Psikologi Pendidikan (Landasan Kerja Pemimpin
Pendidikan). Jakarta: Rineka Cipta. 1990. Syah, M. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan
Baru. Edisi Revisi. Bandung: Remaja Rosdakarya. 2004. W. Santrock, J. Life Span Development-
Perkembangan Masa Hidup.terj. Benedictine Widyasinta. Jakarta: Erlangga. 2012.
file:///C:/Users/Windows10/Downloads/sitti_1105,+Artikel+Munirah-Ihyauddin.pdf.
Psychologymania-bywww.nsd.co.id https://www.psychologymania.com/2012/04/pengaruh-
lingkungan-terhadap.html. Carol Wide & Carol Tavris. 2007.Psikologi. Jakarta: Erlangga.

15

Anda mungkin juga menyukai