Anda di halaman 1dari 6

PERENCANAAN DAN KALIBRASIBATANGPELURUS

BERDASARKANSTANDARJISB7514

Joko Prihartono1, Purwo Subekti2


ABSTRAK
Didalam proses pengukuran kelurusan pada mesin perkakas diperlukan suatu standard kelurusan
sebagai referensi. Dalam hal ini adalah batang pelurus yang merupakan alat bantupengukuran yang biasa
dipakai pada laboratorium metrologi. Dalam perencanaan dan kalibrasi batang pelurus ini mengikuti
standard JISB7514, dimana pada standard tersebut dijelaskan spesifikasi dari batang pelurus yang meliputi
dimensi, kualitas dan batas toleransi. Dari hasil kalibrasi yang dilakukan pada batang pelurus tersebut
memiliki klasifikasi menurut standar JIS B7514 kelas (grade) B. Dengan demikian batang pelurus ini hanya
dapat digunakan untuk pengujian mesin perkakas dengan tingkat ketelitian yang tidak tinggi (konvensional).

Kata Kunci: Metrologi, Kalibrasi, Batang Pelurus(straight edge), ketelitian, toleransi.

ABSTRACT
In the measurement process on a machine tool alignment required an alignment as the reference standard.
In this case the rod straightener is a measurement tool that is commonly used in metrology laboratories. In
planning and the alignment rod calibration followed standard JIS B7514, which is described in the standard
specification of the alignment rod which include dimensions, quality and tolerance limits. From the results of
the calibration are performed on the alignment rod has a classification according to JIS B7514 standard
class (grade) B. Thus the alignment rod can only be used for testing machine tools with high level of
accuracy that is not high (conventional).

Keywords: Metrology, clibration, straight edge, accuracy, tolerence.

PENDAHULUAN secara geometriknya. Maka penulis mencoba


A. LatarBelakangMasalah melakukan pengujian geometrik batang pelurus
Dalam proses pengukuran biasanya dengan menggunakan alat ukur jenis dial indikator.
digunakan alat ukur, standar ukur dan alat bantu
C. Batasan Masalah
pengukuran. Salah satunya adalah batang pelurus
Perencanaan dan kalibrasi batang pelurus ini
(straight edge) . Batang pelurus merupakan alat
sebagai standar acuan pengukuran kelurusan
ukur bantu yang berfungsi sebagai standar ukur
diperlukan persyaratan yang tidak menyimpang
untuk pemeriksaan kelurusan dan kesejajaran
dari standar acuan (reference) yang sudah di
bidang, garis ataupun gerakan komponen mesin
bakukan dalam hal ini di ambil standar JIS B7514
perkakas yang dalam interaksinya harus lurus dan
dengan batasan - batasan masalah sebagai berikut:
sejajar satu dengan yang lain sedemikian rupa
• Perencanaanbatangpelurus(straightedge).
sehingga ketelitian bentuk maupun geometri benda
Bahan : Baja ( S45C )
kerja yang dihasilkannya masih berada dalam batas
Dimensi : 840 x 80 x 35 ( mm)
toleransi yang direncanakan.
• Pengujian.
B. Permasalahan Kelurusan(straightness)
Mengingat bahwa alat ukur itu dibuat oleh
LANDASAN TEORI
manusia, maka ketidak sempurnaan merupakan ciri
A. Metrologi / Kalibrasi
utamanya. Meskipun alat ukur itu direncanakan
Metrologi adalah teknologi dan kegiatan yang
dan dibuat seteliti mungkin, ketidak sempurnaan
berkaitan dengan pengukuran dimana didalamnya
tidak dapat dihilangkan sama sekali dan hanya
terdapat kegiatan kalibrasi.Definisi pengukuran
dalam batas - batas toleransi tertentu alat ukur di
dalam arti luas adalah membandingkan suatu
anggap cukup baik (sesuai dengan standar) yang
besaran dengan besaran standar. Besaran standar
dapat dipergunakan. Batang pelurus (straightedge)
itu harus :nemenuhi syarat - syarat sebagai berikut:
yang telah dibuat belum tentu memenuhi keinginan
• Dapatdidefinisikansecarafisik.
1
Fakultas Teknik Universitas Tama Jagakarsa Jakarta Page 145
2
Fakultas Teknik Universitas Pasir Pengaraian Riau
• Jelas dan tidak berubah terhadap waktu. 2. Ketepatan (precision, repeatability) . Adalah
• Tertelusur ke standar yang lebih tinggi. kemampuan proses pengukuran untuk
• Dapat digunakan sebagai pembanding dimana menunjukan hasil yang sama dari pengukuran
saja didunia ini. (Taufiq Rochim,1985) yang dilakukan berulang - ulang dan identik.
Kemampuan telusur atau ketelusuran Hasil pengukuran selalu akan terpencar di
standar panjan (traceability for length) tidak sekitar harga rata - ratanya. Semakin dekat
terlepas dari kegiatan kalibrasi alat/standar ukur harga - harga tersebut dengan rata - ratanya,
terhadap pembandingnya. Karena dengan maka proses pengukuran mempunyai ketepatan
melakukan kalibrasi alat/standar ukur akan yang tinggi. Ukuran yang dipakai sebagai
tertelusur atau dapat berhubungan langsurig pegangan untuk menyatakan ketepatan adalah
dengan standar yang lebih tinggi hingga ke standar kesalahan rambang (random error) .
nasional dan atau internasional. Adapun faktor-faktor yang membuat suatu
proses pengukuran menjadi tidak teliti dapat
B. Sifat Umum Alat Ukur
berasal dari berbagai sumber yaitu:
Untuk menyatakan sifat alat ukur yang
1. Alat ukur
digunakan, beberapa istilah perlu diketahui secara
2. Benda ukur
jelas definisinya, sehingga tidak timbul salah
3. Posisi pengukuan
penafsiran. Berikut ini adalah beberapa istilah yang
4. Si pengukur
sering di gunakan dalam metrologi dan kalibrasi,
5. Lingkungan
yaitu:
- Resolution - Passivity D. Kelurusan
- Histerysis - Shifting Secara umum pengertian kelurusan
- Floating - Zero stability mencakup
- Sensitivity 1. Kelurusan suatu garis dalam dua bidang.
C. Kesalahan / Penyimpangan Dalam Proses 2. Kelurusan komponen.
Pengukuran 3. Kelurusan suatu gerakan lurus.
Pengukuran adalah merupakan proses yang Pada pengertian (1) dan (2) yang dimaksud
mencakup tiga bagian yaitu benda ukur, alat ukur dengan kelurusan adalah bila jarak antara titik pada
dan orang. Karena ketidak sempurnaan dari garis tersebut terhadap dua bidang saling tegak
masing-masing bagian ini maka bisa di katakan lurus dan paralel terhadap garis itu, lebih kecil dari
bahwa tidak ada satu pun pengukuran yang suatu harga batas tertentu untuk masing-masing
memberikan ketelitian yang absolut. Kesalahan bidang tersebut.Sedangkan kelurusan suatu gerak
akan selalu ada, yaitu merupakan perbedaan antara lurus didefinisikan sebagai kesejajaran lintasan
hasil pengukuran dengan harga yang di anggap suatu titik pada komponen yang :ergerak lurus,
benar. Setiap pengukuran mempunyai ketidak relatip terhadap suatu garis referensi yang searah
telitian (kesalahan) yang berbeda - beda, dengan arah gerak komponen itu.
tergantung dari kondisi alat ukur, benda ukur,
metode pengukuran dan kecakapan si pengukur. E. Jenis Dan Sifat Batang Pelurus
Dua istilah yang penting dalam pengukuran yaitu 1. Batang Pelurus Granit
ketelitian dan ketepatan. Batang pelurus granit terbuat dari batu
1. Ketelitian (accuracy). Adalah persesuaian granit. Macam-macambatu granit yang
antara hasil pengukuran dengan harga biasadibuatmenjadibatangpelurusadalah:
sebenarnya (dimensi obyek ukur). Dimana a. Granit hitam(Black Granite)
harga sebenarnya tidak pernah diketahui secara b. Granit kelabu(Grey Granite)
pasti, yang diketahui hanyalah harga c. Granite merahmuda (Pink Granite)
pendekatannya. Perbedaan antara harga yang d. Diabas(High Grade Hard Granite)
diukur dengan harga yang di anggap benar Beberapasifat-
disebut kesalahan sistematis. Semakin kecil sifatdaribatanglurusgranitadalah:
kesalahannya, maka proses pengukuran di a. Tahan aus dan korosi.
katakan teliti.

Page 146 JURNALAPTEK Vol. 6 No. 2 Juni 2014


b. Sangat stabil, karena komposisi butir - butirnya bergunasebagaipengukuranketelitiankelurusanbida
padat, keras dan tidak berlubang. nglain,
c. Tidak bermagnit. memeriksabendakerjaataukarenakelurusannyadipa
d. Tidak menghantarkan listrik. kaisebagaibidangreferensipadapengukuran
e. Cepat dan mudah di bersihkan. (sebagaialatbantudalam proses
f. Tidak banyak terpengaruh oleh temperatur. pengukuran).Walaupunbukansebagaialatukurdalam
g. Permukaannya tidak menyolok dan artisesungguhnya,
menyilaukan. batangpeluruspentingsekaliperanannyadalampelaks
Selain sifat di atas, batu granit mempunyai anaansuatupengukuran, karenabanyak proses
ketelitian yang lebih tinggi, karena kehalusan pengukuranmemerlukanbatangpelurussebagairefer
permukaan dan kestabilannya.Keuntungan batu ensi.
granit di bandingkan baja ialah: Beberapacontohpenggunaanbatangpelurusdalampe
1. Tidak Terjadi oksidasi,yang mengakibatkan ngukuran:
timbulnya karat a. Sebagaipemeriksaketegaklurusan
2. Perubahan bentuk yang kecil sekali, di b. Sebagaipenggantidaripendatardanautocolimato
karenakan perubahan temperatur. runtukmengukurkelurusangaris/ permukaan.
3. Bila tergores tidak menimbulkan suatu bekas
4. Kekerasan dan perlawanannya terhadap aus
yang tinggi METODEPENELITIAN
5. Dapat di kerjakan teliti sekali A. SpesifikasiTeknis
6. Anti magnetis Padaperencanaandankalibrasibatangpeluru
7. Mudah pemeliharaannya. sinidipergunakanstandar yang telahbakuJIS B7514,
Kekurangan dari batang pelurus granit dimanadalamstandar -
adalah granit hanya sedikit terpengaruh oleh standartersebuttelahditentukanspesifikasi -
tempeatur, sehingga granit lambat menyesuiakan spaifikasiteknisdaribatangpelurus. Ketentuan -
temperatur ruangan. ketentuantersebutdijelaskandalamstandarseriJIS
B7514 yang meliputidimensi,
2. Batang Pelurus Baja S45C
kualitasdanbatastoleransidaribatangpelurus.
Batang pelurus ini dibuat dari baja S45C
yang merupakan paduan antara baja dan beberapa B. Dimensi Batang Pelurus
unsur logam paduan lainnya. Unsur - unsur Tabel 1. Dimensi Batang Pelurus Menurut
tersebut adalah karbon (C) 0,50 %, silikon (Si) Spesifikasi JIS B7514
0,20 %, mangan (Mn) 0, 70 % nikel (Ni) 5 %. Kela
Secara garis besar batang pelurus ini L x h x b (mm)
s
mempunyai sifat sebagai berikut: 300x50x1 500x50x1 1000x60x1
1. Tahan aus. A
0 0 2
2. Peredam getaran yang baik. 1000x50x1
3. Mempunyai struktur yang baik. B 300x40x8 500x40x8
0
4. Bahan relatif berat.
5. Mudah dipindahkan. Keteranga :
6. Dapat dengan mudah menyesuaikan suhu Untuktinggidanlebardimensibatangpelurusdiatas
ruangan. dalambatas minimal
Di samping itu terdapat juga beberapa sifat C.
yang merugikan antara lain: KualitasBatangPelurusBerdasarkanSpesif
1. Mudah berkarat. ikasiseriJIS B7514
2. Mudah pecah (retak).
 
F. PerananBatangPelurusDalamProses 
Pengukuran
  
Batangpelurusadalahbatang yang 
mempunyaipermukaan yang lurus,
1
Fakultas Teknik Universitas Tama Jagakarsa Jakarta Page 147
2
Fakultas Teknik Universitas Pasir Pengaraian Riau
Keterangan : Kondisi ruang laboratorium dipengaruhi
L adalah panjang efektif dari batang pelurus oleh beberapa faktor di antaranya:
dalam satuan mm. • Kondisiruanganlaboratoriumharusberadapadas
D. BatasToleransi Batang Pelurus uhu 20± 1°C.
Tabel 2. • Kelembabanpadaruanganlaboratoriumberkisar
BatastoleransibatangpelurusmenurutspesifikasiJ antara 50 - 60 %. ]
IS B7514 • Jumlahpartikeldebuuntuksetiap adalah 1 - 50
L (mm) 300 500 1000 µm max/m .
Kelas A (µm) 3 4 6 • Ruang kalibrasi harus dihindarkan dari mesin-mesin
10 14 24 atau keadaan yang menimbulkan getaran-
Kelas B (µm)
getaranbesar,getaranyang diperbolehkan antara 1 –
30 Hz
E. Proses Perencanaan
• Pencahayaandalamruangkalibrasi
Dalam proses perencanaanini yang
menggunakanlampuyangmempunyai kekuatan
pertama kali
cahaya 100 Lux.
ditentukanadalahdimensibatangpelurus yang
kemudiandapatditentukanspesifikasi dari C. PersiapanKalibrasi
batangpelurustersebutsepertipadatabel 3. 1. Bersihkan permukaaan meja rata dari kotoran
Sedangkanbahan yang dan debu dengan menggunakan wash bensin.
dipergunakanadalahbajaS45C. 2. Bersihkan obyek ukur, alat ukur dan alat bantu
pengukuran dari kotoran, debu dan lapisan
yang melindunginya (oli,vaselin) dengan
Tabel 3. Spesifikasibatangpelurus yang dipilih menggunakan wash bensin.
ToleransiM
Dimensi (mm) D. Prosedur Kalibrasi Dengan Menggunakan
Standar aks (µm)
Dial Indikator
L(Eff) L (tot) h b Kelurusan
1. Tandailah batang pelurus sepanjang 840 mm dengan
JIS B7514 800 840 80 35 5 (Grade A)
jarak 60 mm, sehingga akan didapat 15 titik.
Di mana : L (eff) = Panjang effektif
2. Letakan batang pelurus yang akan dikalibrasi
L (tot) = Panjang total
di atas meja rata dengan ditumpu oleh blok
h = Tinggi
ukur presisi pada kedua ujungnya, kemudian
b = Lebar
atur jaraknya dengan batang pelurus referensi.
DATA DAN ANALISA HASIL 3. Letakan dial indikator bersama pemegangnya
PENGUKURAN di atas batang pelurus referensi. Atur
A. Standar Ukur Dan Alat Bantu Pengukuran kedudukannnya sehingga sensornya dapat
Yang Dipergunakan menyentuh permukaan batang pelurus yang
Standar ukur dan alat bantu pengukuran akan dikalibrasi dengan baik.
yang dipergunakan dalam kalibrasi ini adalah : 4. Sebelum dilakukan kalibrasi, uji cobalah
1. Batang pelurus yang akan di ukur kelurusan dengan menggeserkan pemegang dial indikator
2. Batang pelurus referensi dengan panjang 1500 disepanjang batang pelurus referensi. Amati
mm dengan tingkat kualitas (grade) 0 apakah jarum penunjuk pada dial indikator
3. Meja rata dengan tingkat kualitas (grade) 0 dapat bergerak dengan baik, jika tidak atur lagi
4. Blok ukur presisi (gauge block) dengan tingkat kedudukan sensornya
kualitas (grade) 1 5. Amati dan catat perubahan yang terjadi pada
5. Dial indikator dengan tingkat ketelitian 1 µm jarum penunjuk dial indikator untuk setiap titik
6. Alat bantu pemegang dial indikator (Height gage) pengukuran yang telah ditentukan.
7. Wash bensin sebagai cairan pembersih 6. Jika kalibrasi telah sampai pada posisi akhir,
8. Tissu yang dipergunakan untuk membersihkan maka geser alat bantu pemegang dial indikator
alat ukur dan alat bantu pengukuran. ke posisi awal pengukuran dan catat hasilnya.
Hasil tadi merupakan faktor koreksi.
B. Kondisi Ruangan Laboratorium.

Page 148 JURNALAPTEK Vol. 6 No. 2 Juni 2014


E. Data Dan Analisa Kelurusan Batang Pelurus Tabel 2. Data
1. Sisi Uji A dananalisahasilpengukurankelurusansisi
Tabel 1 Data dan analisa hasil pengukuran uji. B
kelurusan sisi uji A Jarak PosisiPengukuran(µm) Rata-rata
Rata- (mm) 1 2 3 4 (µm)
Jarak PosisiPengukuran(µm)
Rata 0 0 0 0 0 0
(mm) 1 2 3 4 (µm) 60 0,002 0,004 0,004 0,004 0,004
0 0,000 0,000 0,000 0,000 0
120 0,008 0,010 0,009 0,007 0,009
60 -0,005 -0,004 -0,004 -0,004 -0,004
180 0,014 0,015 0,014 0,012 0,014
120 -0,012 -0,011 -0,012 -0,010 -0,011
240 0,020 0,019 0,020 0,015 0,019
180 -0,020 -0,020 -0,018 -0,015 -0,018
300 0,024 0,022 0,021 0,017 0,021
240 -0,027 -0,025 -0,022 -0,019 -0,023
360 0,027 0,025 0,023 0,020 0,024
300 -0,032 -0,029 -0,027 -0,021 -0,027
420 0,029 0,028 0,024 0,020 0,025
360 -0,036 -0,033 -0,028 -0,024 -0,030
480 0,030 0,029 0,026 0,021 0,027
420 -0,039 -0,037 -0,033 -0,028 -0,034
540 0,031 0,030 0,027 0,022 0,028
480 -0,041 -0,040 -0,037 -0,031 -0,037
600 0,031 0,029 0,027 0,020 0,027
540 -0,041 -0,040 -0,037 -0,031 -0,037
660 0,026 0,024 0,023 0,014 0,022
600 -0,041 -0,039 -0,035 -0,026 -0,035
720 0,019 0,016 0,016 0,007 0,015
660 -0,037 -0,034 -0,029 -0,020 -0,030
780 0,010 0,008 0,007 -0,002 0,006
720 -0,034 -0,028 -0,022 -0,013 -0,024
840 0,004 0,001 0 -0,006 0
780 -0,027 -0,020 -0,013 -0,003 -0,016
840 -0,019 -0,011 -0,004 0,005 -0,007
Grafik Pengukuran Kelurusan Sisi Uji B

0.03
Penyimpangan (mm)

Grafik Pengukuran Kelurusan Sisi Uji A 0.025

0
0.02
0.015
Penyimpangan (mm)

-0.005 0 200 400 600 800 1000


-0.01 0.01
-0.015
0.005
-0.02
-0.025 0
-0.03 0 200 400 600 800 1000
-0.035 Jarak (mm) y = 7E-06x + 0.0132
-0.04
Jarak (mm) y = -2E-05x - 0.0148
Gambar 2. Grafikpengukurankelurusansisiuji B
Gambar 1 Grafik Pengukuran Kelurusan sisi uji A Darihasilpengujianpenyimpanganterbesart
Dari hasil pengujian penyimpangan erjadi pada titik (540,0,028). Jarak antara
terbesar terjadi pada titik (540,-0,037). Jarak antara titikpenyimpanganterbesardengangarisregresiadala
titik penyimpangan terbesar dengan garis regresi h
adalah Ax1 + By1 + C
d2 =
Ax1 + By1 + C A2 + B 2
d1 =
A2 + B 2 =

d1= (0,0000067)(540) − (0,028) + 0,012986 =


(− 0,00001744)(540) − (− 0,037) − 0,0150752 (0,0000067 )2 + (1)2
(− 0,00001744)2 + (1)2 0,011396 mm ≈ 0,011 mm

d1= 0,0125072 mm ≈ 0,013 mm KESIMPULAN


d1adalahnilaipenyimpangankelurusan pada 1.
batangpelurussisiuji A Darianalisahasilperhitungandidapatkannilaipen
2. Sisi Uji B yimpangankelurusanyaitu :

1
Fakultas Teknik Universitas Tama Jagakarsa Jakarta Page 149
2
Fakultas Teknik Universitas Pasir Pengaraian Riau
- Untuk sisi uji A adalah 13 µm
- Untuk sisi uji B adalah 11 µm
2. Dari analisa hasil perhitungan diatas, maka
batang pelurus tersebut memiliki klasifikasi
menurut standar JIS B7514 kelas (grade) B.
3. Dengan demikian batang pelurus ini hanya
dapat digunakan untuk pengujian mesin
perkakas dengan tingkat ketelitian yang tidak
tinggi (konvensional)
DAFTAR PUSTAKA
Bagiasna, Komang, Dr. Ir, ”Pengantar Pengujian
Ketelitian Geometrik Mesin Perkakas”,
Laboratorium Metrologi Indsutri, Institut
Teknologi Bandung.
Beers, J.S., "Length Scale Measurement
Procedures at the National Bureau of
Standards," NBSIR 87-3625, 1987.
D.M. Anthony, Engineering Metrology,
Peragamon Press, New York, N.Y. (1986)
Rochim, Taufik, dan Sri Hardjoko, ”Spesifikasi
Geometris, Metrologi Industri dan Kontrol
Kualitas”, Laboratorium Metrologi Industri,
Institut Teknologi Bandung, April 1985.

Page 150 JURNALAPTEK Vol. 6 No. 2 Juni 2014

Anda mungkin juga menyukai