MAKALAH Kep Hiv Atria Fix
MAKALAH Kep Hiv Atria Fix
Dosen Pengampu:
Ns. Sandra Hardini, M. Kep
Oleh :
KELOMPOK A
PADANG
2023
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga
kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “ISU ETIK DAN HUKUM
PADA KONSELING PRE-POST TEST HIV ” ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
matakuliah keperawatan gawat darurat II. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk
menambah wawasan bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Kami mengucapkan terima kasih kepada dosen kami Ns. Sandra Hadini, M. Kep yang
telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai
dengan bidang studi yang kami tekuni. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua
pihak yang telah membagi sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini.
Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan
makalah ini
penulis
2
Daftar Isi
KATA PENGANTAR.............................................................................................................................2
BAB I..................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.................................................................................................................................4
A. Latar Belakang.......................................................................................................................4
B. Rumusan Masalah..................................................................................................................6
C. Tujuan Penulisan.......................................................................................................................6
D. Lansadan Teori.......................................................................................................................6
BAB II.................................................................................................................................................7
PEMBAHASAN....................................................................................................................................7
A. Konseling Pre Post Test HIV...................................................................................................7
B. Informed consent untuk tes HIV/AIDS................................................................................11
C. Aspek etik dan legal Tes HIV................................................................................................11
BAB III..............................................................................................................................................13
Penutup...........................................................................................................................................13
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
AIDS adalah salah satu masalah kesehatan yang dihadapi masyarakat dunia.
membuat penyakit ini simpang siur. Tak heran, mitos-mitos tentang penyakit AIDS
ini semakin merebak tidak tentu arah. AIDS merupakan singkatan dari Acquired
akibat turunnya kekebalan tubuh yang disebabkan oleh infeksi virus HIV (Human
berbahaya akan menjadi berbahaya bagi tubuh. Seseorang yang sudah terkena virus
AIDS merupakan penyakit menular dengan angka kematian yang tinggi dan
dapat menjangkiti seluruh lapisan masyarakat dari mulai bayi sampai dewasa baik
AIDS. Sifat pelaporan dengan tetap merahasiakan identitas penderita. Hal ini
hanya ditujukan kepada petugas kesehatan dan sarana pelayanan kesehatan saja.
4
Tindakan yang diambil pada saat ditemuinya seseorang dengan gejala AIDS
pasien sementara lingkungan tidak diberitahu kalau ada pasien penderita HIV/AIDS.
AIDS merupakan tahap akhir dari infeksi HIV (Djauzi S,2006). Permasalahan HIV
AIDS ini sudah menjadi permasalahan nasional bahkan di tingkat global epidemi HIV
juga masih manejadi tantangan serta menjadi isu sensitif,dengan situasi dan
dan tujuan yang jelas memberikan waktu, perhatian dan keahliannya untuk membantu
keterbatasan yang diberikan lingkungan. Voluntary counseling and tesing (VCT) atau
konseling dan tes suka rela merupakan kegiatan konseling yang bersifat suka rela dan
rahasia, yang dilakukan sebelum dan sesudah tes darah di laboratorium. Tes HIV
consent yaitu surat persetujuan setelah mendapatkan penjelasan yang lengkap dan
benar. Pelayanan VCT harus dilakukan oleh petugas yang sangat terlatih dan memiliki
konselor terlatih dengan modul VCT. Mereka dapat berprofesi perawat, pekerja
5
B. Rumusan Masalah
Dalam makalah ini akan membahas mengenai :
1. Konseling pre post test hiv
2. Infoment concent untuk tes hiv aids
3. Aspek etik dan legal tes hiv
4. Kerahasiaan status
C. Tujuan Penulisan
Makalah ini kami buat dengan tujuan utama untuk memenuhi tugas salah satu mata kuliah
kami yaitu mata kuliah keperawatan HIV AIDS dan NAPZA . Selain itu makalah ini kami
buat juga dengan tujuan agar menambah wawasan bagi para pembaca dan juga sebagai
bahan ajar khususnya untuk maha siswa keperawatan.
D. Lansadan Teori
Sumber yang kami jadikan rujukan dalam pembuatan makalah ini adalah dari
internet.
6
BAB II
PEMBAHASAN
menghadapi stres dan mengambil keputusan berkaitan dengan HIV & AIDS. Proses
perilaku dan evaluasi penyesuaian diri ketika klien menghadapi hasil tes positif.
Konseling HIV & AIDS memiliki perbedaan dengan konseling secara umum dalam
hal:
a. Membantu klien melakukan informed consent (persetujuan) untuk tes HIV, CD4,
c. Penilaian mengenai perilaku berisiko klien terhadap infeksi HIV (baik menularkan
atau tertular)
f. Konfidensialitas klien sangat penting jika menyangkut isu stigma dan diskriminasi
berhubungan seks dengan laki-laki, waria, pekerja migran, suku asli, dan pengungsi)
menghadapi isu diskriminasi ganda, yaitu sebagai bagian dari kelompok khusus yang
dikucilkan masyarakat dan sebagai orang yang selalu dianggap berisiko terhadap atau
7
b. Tujuan Konseling Moh. Surya (1988 : 119-123) mengungkapkan bahwa tujuan dari
konseling adalah:
a) perubahan perilaku
c) pemecahan masalah
d) keefektivan personal
memungkinkan klien hidup lebih produktif. Rogers (Shertzer & Stone, 1980)
lebih harmonis dengan persepsi tentang dirinya dan nampak lebih berhasil. Ia lebih
b) Kesehatan mental yang positif Salah satu tujuan konseling adalah pemeliharaan
dan pencapaian kesehatan mental yang positif. Jika hal itu tercapai maka individu
akan mencapai integrasi, penyesuaian, dan identifikasi positif dengan yang lainnya. Ia
belajar menerima tanggung jawab, berdiri sendiri, dan memperoleh integrasi perilaku.
diri atau gangguan mental. Sedangkan Patterson menyatakan bahwa karena tujuan
konseling adalah pemeliharaan, pemulihan kesehatan mental yang baik atau harga
diri, maka situasi konseling haruslah ditandai dengan tidak adanya ancaman.
(Fauzi,2019)
8
c) Pemecahan masalah Tujuan konseling kadang-kadang dianggap sebagai pemecahan
masalah yang dihadapkan dalam hubungan konseling. Krumboltz (Shertzer & Stone,
1980) menyatakan bahwa alasan utama eksistensi konseling didasarkan pada fakta
pecahkan sendiri. Mereka datang pada konselor karena telah percaya bahwa konselor
utama konseling adalah membantu setiap klien dalam memecahkan masalah yang
dihadapinya.
yang baik dan perubahan tingkah laku adalah tujuan meningkatkan keefektifan
a) Konseling pra tes HIV: Membantu kien menyiapkan diri untuk melakukan
9
c) . Konseling Pasca Tes HIV: Membantu klien memahami dan menyesuaikan diri
dengan hasil tes. Materi konseling yang diberikan adalah mengenai penjelasan tentang
Jika hasil tes positif, petugas konseling akan menyampaikan hasil tes dengan
cara yang dapat diterima klien, secara halus dan manusiawi. Petugas konseling akan
Karena kerahasiaan klien sangat penting, maka sulit untuk mengetahui tingkat
konseling pada sejumlah pelayan VCT, survey klien rahasia dapat digunakan.
Sejumlah layanan dan tipe pasien akan menentukan jumlah, jenis kelamin dan usia
pasien rahasia, meskipun mereka mengaku sebagai individu atau berpasangan selama
periode asessmen. Pasien rahasia akan dilatih berperan sesuai naskah skenario tertentu
sehubungan dengan interaksi antara konselor dan klien. Klien rahasia dapat memakai
10
kunjungan dan perjanjian dibuat untuk melengkapi umpan balik yang dirahasiakan
seseorang sudah fositif terinfeksi HIV atau tidak, yaitu dengan cara mendeteksi
adanya antibody HIV dalam semple darahnya. Hal ini perlu dilakukan setidaknya agar
seseorang bisa mengetahui secara pasti status kesehatan dirinya terutama menyangkut
1. Sukarela : bahwa seseorang yang akan melakukan tes HIV haruslah berdasarkan
kesadarannya sendiri , bukan atas paksaan / tekanan oranglain ini juga berarti bahwa
dirinya setuju untuk di tes setelah mengetahui hal-hal apa saja yang tercakup dalam te
situ apa keuntungan dan kerugian dari tes HIV serta apasaja implikasi dari hasil fositif
maupun negative.
2. Rahasia : apapun hasil test ini ( baik positif maupun negatif) hasilnya hanya boleh
3. Tidak boleh di wakilkan kepada siapapun baik orangtua/ pasangan atasan atau
siapapun (fauzi,2019)
pasien atau keluarga atas dasar penjelasan mengenai tindakan yang akan di lakukan
11
b) Kepmenkes 1239/Menkes/SK/XI/2001 pasal 16 dalam melaksanakan
persetujuan
tertentu hanya bisa dilakukan dengan persetujuan yang bersangkutan atau keluarga.
Semua tes HIV harus mendapatkan informed consent dari klien stelah klien diberikan
informasi yang cukup tentang tes,tujuan tes, implikasihasil tes fositif atau negative
yang berupa konseling prates. Dalam menjalankan fungsi perawat sebagai advokat
bagi klien, sedangkan tugas perawat dalam informed consent telah meliputi tiga aspek
penting yaitu :
untuk memahami.
12
BAB III
Penutup
Jadi kegiatan konseling dan VCT pada HIV AIDS adalah sebuah kegiatan untuk
memastikan terhadap seseorang yang terjangkit penyakit HIV, agar mendapat pelayanan
kesehatan yang telah dicanangkan pemerintah. Karena bagi penderita HIV yang telah di
data akan mendapat pengobatan gratis yang beban biaya akan di tanggung pemerintah.
Kegiatan ini juga bertujuan untuk memberikan dorongan moril terhadap penderita agar
tetap semangat dalam menjalani kehidupan, karena dorongan moril akan sangat
13
Daftar Pustaka
file:///C:/Users/ACER%20mc/Downloads/scribd.vdownloaders.com_konseling-dan-
vct-hiv-aids-dan-isu-etik-legal-pada-penderita-hiv-aids.pdf
file:///C:/Users/ACER%20mc/Downloads/Konseling%20Dan%20VCT%20Hiv
%20Aids%20Dan%20Isu%20Etik%20Legal%20Pada%20Penderita%20Hiv%20Aids
%20%20PDF.pdf
file:///C:/Users/ACER%20mc/Downloads/jiptummpp-gdl-erzatriwid-30516-2-babi
%20(1).pdf
14