Tesha Kurnia - 22010116220373
Tesha Kurnia - 22010116220373
Disusun oleh :
TESHA KURNIA
22010116220373
2017
HALAMAN PENGESAHAN
Laporan studi kasus dengan judul ” Penemuan Penderita Tuberkuloisis Paru BTA
(+) dengan Metode Survei Kontak di Desa Suwawal Kecamatan Mlonggo,
Kabupaten Jepara Periode 30 Agustus-4 September 2017”, ini telah disajikan di
depan pembimbing mahasiswa pada tanggal 7 September 2017 di P2UKM Undip
guna memenuhi syarat kepaniteraan klinik Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas
Kedokteran Universitas Diponegoro.
Disahkan oleh,
dr. Ari Budi Himawan, M.Kes (Epid) dr. Eko Cahyo Puspeno
ii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat-Nya, sehingga laporan ini dapat penulis selesaikan. Laporan ini disusun
untuk memenuhi tugas dan syarat dalam menempuh kepaniteraan klinik di Bagian
Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro
Semarang. Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada:
1. Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan bimbingan-Nya, penulis dapat
menyelesaikan laporan “Penemuan Penderita Tuberkuloisis Paru BTA (+)
dengan Metode Survei Kontak di Desa Suwawal Kecamatan Mlonggo,
Kabupaten Jepara Periode 30 Agustus-4 September 2017” dengan baik.
2. Orang tua, karena berkat doa dan dukungan mereka, penulis dapat
menyelesaikan laporan ini dengan lancar.
3. dr. Nurkukuh, M.Kes., dr. Bambang Hariyana, M.Kes., dan dr. Ari Budi
Himawan, M.Kes (Epid.) selaku pembimbing mahasiswa di P2UKM Fakultas
Kedokteran Universitas Diponegoro.
4. dr. Eko Cahyo Puspeno, dr. Itut A, dan seluruh staf Puskesmas Mlonggo yang
telah bersedia memberikan seluruh informasi yang penulis perlukan selama
penyusunan laporan ini.
5. Petinggi desa, Ketua FKD, perangkat desa, bidan desa, kader-kader posyandu,
dan seluruh warga desa Sinanggul yang telah bersedia memberikan seluruh
informasi yang penulis perlukan selama penyusunan laporan ini.
6. Teman-teman coass yang telah memberikan bantuan dalam menyelesaikan
laporan.
Kami menyadari bahwa laporan ini masih belum sempurna, oleh karena itu
saran dan kritik sangat kami harapkan demi kesempurnaan laporan ini. Akhir kata,
penulis berharap agar laporan ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Penulis
iii
DAFTAR ISI
Halaman Judul.......................................................................................................... i
Daftar Isi................................................................................................................. iv
iv
2.1.3 Output........................................................................................................... 17
2.2 Metode pengamatan terlibat ............................................................................ 17
3.3. Output............................................................................................................. 33
v
BAB VII PROGRAM PEMECAHAN MASALAH ............................................ 43
LAMPIRAN .......................................................................................................... 50
vi
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Jumlah responden di Desa Suwawal menurut jenis kelamin, usia, dan
status tuberkulosis .................................................................................. 33
vii
1
BAB I
PENDAHULUAN
paru BTA positif dan penemuan suspek tuberkulosis di kecamatan Mlonggo belum
mencapai target sehingga dibutuhkan tindak lanjut.
Anggota keluarga penderita tuberkulosis BTA postif merupakan golongan
masyarakat yang paling rentan tertular penyakit tuberkulosis paru. Penelitian oleh
Guwatudde dkk di Kampala, Uganda diperoleh hasil bahwa prevalensi tuberkulosis
BTA positif pada kontak serumah adalah sebesar 6%.3 Penelitian lain oleh Putra
tahun 2006 menunjukkan bahwa 95% kontak serumah yang dites dengan uji
tuberculin menunjukkan hasil baca mantoux melebihi 10mm, dan 75% balita yang
serumah dengan penderita tuberkulosis BTA positif menunjukkan hasil baca
mantoux yang lebih dari 10 mm.3
.Puskesmas Mlonggo sudah melakukan usaha penemuan penderita
tuberkulosis dengan strategi passive promotion case detection yang merupakan
aplikasi dari program Directly Observed Treatment of Shortcourse (DOTS), namun
hal tersebut tidak mampu meningkatkan penemuan penderita tuberkulosis. Oleh
karena itu maka diperlukan strategi lain dalam penemuan penderita tubekulosis paru
BTA positif yaitu dengan strategi survei kontak.
Pengetahuan keluarga mengenai penyakit tuberculosis paru dapat dijadikan
indicator dalam meningkatkan cakupan suspek penderita tuberculosis paru sehingga
angka penemuan penderita tuberculosis paru dapat meningkat dan mancpai target
Standar Pelayanan Minimal yang telah ditentukan Puskesmas.
Berdasarkan uraian di atas, perlu dilakukan penelitian tentang “Penemuan
Penderita Tuberkuloisis Paru BTA (+) dengan Metode Survei Kontak di Desa
Suwawal Kecamatan Mlonggo, Kabupaten Jepara Periode 30 Agustus-4 September
2017”.
kasus.6 Di Jepara, case notification rate untuk seluruh kasus TB pada tahun 2015
sebesar 42,2 kasus per 100.000 penduduk. Hal ini menempatkan Jepara sebagai
kota terendah kedua dengan jumlah kasus TB baru dibandingkan kota-kota lain di
Jawa Tengah, serta di bawah rerata provinsi Jawa Tengah.7
DAFTAR PUSTAKA
BAB II
METODOLOGI
- Lembar anamnesis
- Pot sputum
4. Machine :
- Sarana Transportasi
- Alat tulis
- Laptop
- Printer
5. Method
- Menemui Pemegang Program TB (Bpk Achmad Hariyanto S.Kep) untuk
meminta data pasien TB yang sedang menjalani pengobatan di Puskesmas
Mlonggo.
- Mendatangi tiap rumah yang minimal salah satu anggota keluarga tersebut
menderita tuberkulosis
- Memberikan salam dan memberikan penjelasan mengenai tujuan kegiatan
serta apa yang akan dilakukan, serta meminta izin (informed consent) bahwa
keluarga akan diteliti.
- Melakukan anamnesis dan pemeriksaan fisik untuk mengetahui adanya
gejala tanda klinis TB paru.
- Mengambil sampel sputum suspek TB paru menggunakan pot sputum
dengan sistem SPS.
- Memeriksa sputum di laboratorium puskesmas Mlonggo.
- Memberikan tindakan intervensi kepada penderita TB paru BTA (+) yang
ditemukan.
2.1.2 Proses
Perencanaan (P1)
10
Nama kegiatan : Penemuan Penderita TB Paru BTA (+) dengan Metode Survei
Kontak di Desa Suwawal Kecamatan Mlonggo, Kabupaten
Jepara Periode 30 Agustus-4 September 2017
Lokasi : Desa Suwawal
Sasaran : Seluruh keluarga dengan satu atau lebih anggota keluarga
menderita tuberkulosis paru di Desa Suwawal.
Pelaksana : Mahasiswa PBL FK UNDIP (Tesha Kurnia)
Metode : Data primer didapatkan dari anamnesis, pemeriksaan fisik
dan hasil pemeriksaan sputum di Laboratorium Puskesmas
Mlonggo.
Langkah kerja kegiatan Penemuan Penderita TB Paru BTA (+) dengan Metode
Survei Kontak di Desa Suwawal Kecamatan Mlonggo, Kabupaten Jepara Periode 30
Agustus-4 September 2017 adalah sebagai berikut:
Paru BTA (+) dengan Metode Survei Kontak di Desa Suwawal Kecamatan
Mlonggo, Kabupaten Jepara periode 30 Agustus-4 September 2017.
Meminta izin untuk melaksanakan kegiatan Penemuan Penderita TB Paru
BTA (+) dengan Metode Survei Kontak di Desa Suwawal Kecamatan
Mlonggo, Kabupaten Jepara periode 30 Agustus-4 September 2017 di Desa
Suwawal Kecamatan Mlonggo di kantor Balai Desa Suwawal.
b. Pelaksanaan
a. Mengantarkan surat izin resmi kegiatan Penemuan Tuberkulosis Paru BTA
(+) dengan Metode Survei Kontak di Desa Suwawal Kecamatan Mlonggo,
Kabupaten Jepara periode 30 Agustus-4 September 2017 ke Balai Desa
Suwawal dan menyerahkan kepada perangkat desa.
b. Mempersiakan data penderita TB Paru yang sedang menjalani pengobatan di
Puskesmas Mlonggo berupa nama dan alamat.
c. Mempersiapkan checklist gejala dan tanda klinis TB paru pada anak dan
dewasa.
d. Mempersiapkan kuesioner untuk menilai pengetahuan keluarga penderita
mengenai penyakit TB paru.
e. Mencetak checklist gejala dan tanda klinis TB paru pada anak dan dewasa
f. Mengunjungi rumah kader untuk meminta arahan terkait alamat rumah
penderita TB paru yang akan dikunjungi.
g. Mengunjungi rumah penderita TB paru di Desa Suwawal yang sedang
menjalani pengobatan di Puskesmas Mlonggo.
h. Memperkenalkan diri dan melakukan informed consent kepada penderita TB
paru dan keluarga terkait kegiatan yang akan dilakukan.
i. Melakukan anamnesis dan pemeriksaan fisik terkait gejala dan tanda klinis
TB paru pada penderita dan keluarga.
16
2.1.3 Output
1. Menemukan suspek TB paru yang kemudian dilakukan pemeriksaan sputum di
laboratorium Puskesmas Mlonggo.
2. Menemukan penderita TB paru BTA (+) di Desa Suwawal
3. Mendapatkan data terkait permasalahan penemuan penderita TB paru di Desa
Suwawl.
2.3 BBDM
Metode yang digunakan dalam BBDM adalah metode seven jumps yang tersusun
dari
18
c. Evaluasi
Bagaimana menilai keberhasilan Penemuan Penderita TB Paru BTA
(+) dengan Metode Survei Kontak di Desa Suwawal Kecamatan
Mlonggo, Kabupaten Jepara Periode 30 Agustus-4 September 2017
d. Hasil
Apa alternatif penanganan hambatan yang dapat terjadi dalam
kegaitan Penemuan Penderita TB Paru BTA (+) dengan Metode
Survei Kontak di Desa Suwawal Kecamatan Mlonggo, Kabupaten
Jepara Periode 30 Agustus-4 September 2017
22
BAB III
HASIL PENGAMATAN
1.1 Input
a. Pengawasan
Kegiatan : Pengawasan kegiatan Penemuan Tuberkulosis Paru BTA (+)
dengan Metode Survei Kontak di Desa Suwawal Kecamatan
Mlonggo, Kabupaten Jepara periode 30 Agustus-4 September
2017
Lokasi : Rumah penderita TB paru di Desa Suwawal
Waktu : 30 Agustus-4 September 2017
Hasil : Pelaksanaan kegiatan Penemuan Tuberkulosis Paru BTA (+)
dengan Metode Survei Kontak di Desa Suwawal Kecamatan
Mlonggo, Kabupaten Jepara periode 30 Agustus-4 September
2017.
b.Pengendalian
Kegiatan : Pengendalian kegiatan Penemuan Tuberkulosis Paru BTA
(+) dengan Metode Survei Kontak di Desa Suwawal
Kecamatan Mlonggo, Kabupaten Jepara periode 30 Agustus-
4 September 2017
Lokasi : Rumah penderita TB paru di Desa Suwawal
Waktu : 30 Agustus-4 September 2017
Hasil : Pelaksanaan kegiatan Penemuan Tuberkulosis Paru BTA (+)
dengan Metode Survei Kontak di Desa Suwawal Kecamatan
Mlonggo, Kabupaten Jepara periode 30 Agustus-4 September
2017
c. Penilaian
Kegiatan : Penilaian kegiatan Penemuan Tuberkulosis Paru BTA (+)
dengan Metode Survei Kontak di Desa Suwawal Kecamatan
Mlonggo, Kabupaten Jepara periode 30 Agustus-4 September
2017
Lokasi : Rumah penderita TB paru di Desa Suwawal
33
3.3 Output
Telah dilakukan kegiatan Penemuan Tuberkulosis Paru BTA (+) dengan
Metode Survei Kontak di Desa Suwawal Kecamatan Mlonggo, Kabupaten
Jepara periode 30 Agustus-4 September 2017 oleh mahasiswa dengan
melakukan kunjungan rumah pada penderita TB paru yang sedang menjalani
pengobatan di Desa Suwawal.
BAB IV
PEMBAHASAN FAKTA
Tabel 1. Jumlah responden di Desa Suwawal menurut jenis kelamin, usia, dan status
tuberkulosis
Persentase
Kategori Jumlah
(%)
Jenis kelamin Perempuan 14 46,67
Laki-laki 16 53,33
Kelompok Usia <5 tahun 3 10
6-18 tahun 7 23.33
19-54 tahun 15 50
>54 tahun 5 16.66
Pekerjaan Buruh 7 23,33
Ibu Rumah Tangga 7 23,33
Pelajar 7 23,33
Swasta 3 10
34
35
Ny. MI seorang ibu rumah tangga tinggal dengan seorang suami (Tn.MN).
Anak-anak Ibu MS tidak tinggal serumah. Tn.MN berusia 62, berdasarkan hasil
anamnesis tidak didapatkan keluhan berupa batuk berdahak > 2minggu, demam (-),
sesak nafas(-), nyeri dada(-). Dari rumah Ny. MI dilakukan survei ke 9 orang yang
tinggal disekitar rumah yaitu MA (27), UH (37), HL(9), AI (6 bulan), RS(4), SU (32),
NS (28), BA (19) FA(25). Berdasarkan hasil anamnesis dan pemeriksaan fisik tidak
ditemukan adanya gejala dan tanda klinis penyakit TB paru.
Terdapat 2 orang balita dengan skoring yakni By.AI dan An.RS, keduanya
rutin rutin dibawa ke posyandu untuk dilakukan pengukuran berat dan tinggi badan.
Berdasarkan buku KMS By.AI memiliki alur pertumbuhan sesuai dengan garis
pertumbuhan dan berada pada area hijau. Batuk kronik > 3minggu, demam yang
tidak diketahui penyebabnya > 2minggu, pembesaran kelenjar limfe maupun
pembengkakan pada tulang sendi panggul, lutut, falang tidak didapatkan.By. sudah
mendapatkan imunisasi BCG dan belum pernah di uji tuberkulin.
An.RS tidak memiliki buku KMS namun menurut pengakuan ibu berat badan
An.RS bulan lalu adalah 9 kg (<80%). Tidak didapatkan klinis TB seperti Batuk
kronik >3minggu, demam yang tidak diketahui penyebabnya > 2minggu, pembesaran
35
36
kelenjar limfe maupun pembengkakan pada tulang sendi panggul, lutut, falang.
Berdasarkan skoring TB maka By.AI memilki skor 2 sedangkan An.RS memilki skor
3.
b. Keluarga Ny.MU.
Ny. MU (45) seorang ibu rumah tangga tinggal dengan seorang suami Tn.K
(52) dan 5 orang anak yaitu AB (27), AW (24), NS(17), AA (15), AS (12). Tn. K
mengeluhkan batuk berdahak > 2minggu, sesak nafas (+), demam (-) batuk berdarah
(-) berar badan turun (+). Anak kedua Tn.AW juga mengeluhkan batuk berdahak
sejak + 1 minggu yang lalu makin lama makin bertambah sering, lemas(+) demam
(+). Ditemukan pembesaran kelenjar limfe di daerah mid juguler. Sedangkan anak
yang lain tidak didapatkan gejala maupun tanda klinis TB paru.
Selain pada keluarga Ny.MU juga dilakukan survey kontak pada 4 orang
tetangga yaitu MS(51), SF(14), SO (27), FO (15), AL (21). Diantara tetangga yang
dilakukan survey kontak tidak didaptkan gejala maupun tanda klinis dari TB paru dan
juga tidak ada balita.
C. Keluarga Ny. JU
Ny. JU (60) merupakan penderita TB paru BTA (+) yang pada bulan juli telah
meyelesaikan pengobatannya dan dinyatakan BTA(-). Ia seorang ibu rumah tangga
yang tinggal dengan seorang anak,seorang menantu,dua orang cucu dan seorang
adiknya. Ny. NA(27) anak dari Ny.JU bekerja sebagai ibu rumah tangga memiliki 2
orang anak berusia 7 tahun dan 2 tahun yaitu FRN dan FAO. An. FAO rutin dibawa
ke posyandu dan mendapatkan imunisasi lengkap. Tidak didaptkan tanda klinis
seperti batuk kronik > 3minggu, demam yang tidak diketahui penyebabnya >
2minggu, pembesaran kelenjar limfe maupun pembengkakan pada tulang sendi
panggul, lutut dan falang.
36
37
Tn.SO yang merupakan adik dari Ny.JU memiliki riwayat TB paru putus obat
pada saat kecil (lupa umur berapa). Pada saat kegiatan survey Tn.SO tidak dapat
ditemui karena sedang ke luar kota.
Survey kontak juga dilakukan pada tetangga Ny.JU yaitu MK (56), SM (48),
FZ (31) dan SC (24). Pada keempat responden tersebut tidak ditemukan gejala
maupun tanda klinis dari TB paru.
1. Tn. K Anamnesis:
Riwayat Penyakit Sekarang: Pasien mengeluh batuk
berdahak >2minggu, sesak nafas(+), lemas(+)
penurunan berat badan (+), nyeri dada(-), penurunan
nafsu makan (-) demam (-) keringat malam hari (-).
Riwayat Penyakit Dahulu: Riwayat tuberkulosis (-),
Hipertensi (-) penyakit ginjal (-) penyakit jantung (-)
Riwayat Penyakit Keluarga: istri dari pasien adalah
penderita tuberculosis paru yang sedang menjalani
pengobatan bulan pertama.
Riwayat Sosial Ekonomi: Tn. K adalah seorang
buruh lepas yang menanggungg seorang istri dan 3
orang anak yang belum mandiri. Istri tidak bekerja.
Kesan : social ekonomi kurang
Pemeriksaan Fisik:
Keadaan umum : Baik, composmentis
Tekanan darah: 120/80 mmHg
HR: 92x/menit
Suhu: 37 0C
Pulmo
Inspeksi Simetris statis dinamis
Palpasi stem fremitus kanan dan kiri sama
Perkusi sonor kedua lapang paru
Auskultasi suara dasar vesikuler, suara tambahan (-)
Pemeriksaan Penunjang: pemeriksaan sputum= +1
Tn. Riwayat Penyakit Sekarang: Pasien mengeluh batuk
AW berdahak + 1 minggu, sesak, demam (+) lemas(+)
penurunan berat badan (+), nyeri dada(-), penurunan
37
38
Pemeriksaan Fisik:
Keadaan umum : Baik, composmentis
Tekanan darah: 110/70 mmHg
HR: 88x/menit
Suhu: 37,9 oC
Pembesaran limfonodi di area mid juguler
Pulmo
Inspeksi Simetris statis dinamis
Palpasi stem fremitus kanan dan kiri sama
Perkusi sonor kedua lapang paru
Auskultasi suara dasar vesikuler, suara tambahan (-)
Pemeriksaan Penunjang: pemeriksaan sputum= +1
38
39
Hasil anamnesis dan pemeriksaan fisik terkait gejala dan tanda klinis dari
penderita tuberkulosis paru, didapatkan ada 2 orang responden yang dicurigai
menderita tuberkulosis paru (suspek TB paru) karena menunjukkan gejala dan tanda
klinis berupa batuk berdahak > 2 minggu, sesak nafas serta terdapat penurunan nafsu
makan dan berat badan, Salah satu suspek didapatkan tanda klinis berupa pembesaran
limfonodi di area mid jugular. Dari hasil pemeriksaan sputum sewaktu-pagi-sewaktu
didapatkan hasil bahwa kedua sputum suspek tuberculosis paru mengandung bakteri
tahan asam dengan nilai positif satu (terdapat BTA 10-99/LP)
39
40
BAB V
MASALAH
Data Harapan
1. Menemukan penderita tuberculosis paru BTA(+) dengan metode survei
kontak di Desa Suwawal Kecamatan Mlonggo Kabupaten Jepara dengan
metode survei kontak.
2. Seluruh penderita Tb Paru BTA (+) yang ditemukan melanjutkan pemeriksaan
dan mendaptakan pengobatan di Puskesmas Mlonggo.
Data Kenyataan
1. Ditemukan 2 orang penderita baru tuberkulosis paru BTA(+) dengan metode
survei kontak dengan fokus infeksi penderita TB BTA (-).
2. Satu orang penderita TB paru BTA (+) tidak melanjutkan pemeriksaan dan
pengobatan di Puskesmas Mlonggo
3. Terdapat 3 orang balita yang memilki riwayat kontak erat dengan penderita
TB paru
Data Ketidakpuasan
1. Ditemukan 2 orang penderita baru tuberkulosis paru BTA(+) dengan metode
survei kontak dengan fokus infeksi penderita TB BTA (-).
Penderita TB BTA (+) memiliki tingkat penularan sebesar 65%
sedangkan BTA (-) dengan hasil kultur positif 26% dan BTA (-) dengan
kultur (-) tapi foto toraks (+) memiliki tingkat penularan sebesar 17%. Pada
survei kontak yang dilakukan ditemukan 2 orang (20%) penderita TB BTA
(+) dengan fokus infeksi penderita BTA (-). Keadaan tersebut membuktikan
tingginya tingkat penularan pada fokus infeksi tersebut, hal ini dapat
disebabkan oleh karena tingkat kekebalan tubuh host yang rendah atau faktor
lingkungan. Berdasarkan observasi yang dilakukan ditemukan beberapa faktor
41
3. Terdapat 3 orang balita yang memilki riwayat kontak erat dengan penderita
TB paru
Sekitar 50-60% anak yang tinggal dengan pasien TB paru dewasa dengan
BTA dahak (+) akan terinfeksi TB juga. Kira-kira 10% dari julah tersebut
mengalami sakit TB, sehingga diperlukan pemberian kemoprofilaksis untuk
mencegah terjadiya sakit TB.
Masalah:
1. Ditemukan 2 orang penderita TB paru BTA(+) pada fokus infeksi TB paru
BTA(-) yang menunjukkan tingginya tingkat penularan TB paru.
2. Seorang penderita TB paru BTA (+) yang didiagnosisi tidak melanjutkan
pemmeriksaan dan pengobatan ke puskesmas.
3. Terdapat 3 orang balita dengan riwayat kontak erat dengan penderita TB paru.
42
BAB VI
PEMECAHAN MASALAH
45
Hasil :- Penderita TB paru BTA(+) yang belum melanjutkan pemeriksaan
dan mendpatkan pengobatan bersedia bersedia dating ke puskesmas
(Senin, 12 September 2017)
- Pengawas minum obat bagi penderita baru TB Paru BTA (+) telah
ditentukan .
46
47
BAB VIII
KESIMPULAN DAN SARAN
8.1 Kesimpulan
1.Kegiatan Penemuan Penderita TB Paru BTA (+) dengan Metode Survei Kontak
telah dilakukan di Desa Suwawal Kecamatan Mlonggo, Kabupaten Jepara
Periode 30 Agustus-4 September 2017
2.Telah ditemukan 2 penderita tuberculosis paru BTA(+) di Desa Suwawal selama
kegiatan dari tanggal 30 Agustus sampai 4 September 2017.
3. Seorang penderita TB paru BTA(+) telah melakukan pemeriksaan lanjut dan
mendapatkan pengobatan di puskesmas Mlonggo
4. Seorang penderita TB paru BTA(+) yang belum melakukan pemeriksaan lanjut
dan pengobatan bersediaa untuk melanjutkan pemeriksaan dan pengobtan ke
puskesmas.(Senin 11 September 2017)
5. Geraakan membuka jendela bagi keluarga dengan penderita TB paru telah
terbentuk
6. Pengawas minum obat bagi penerita TB paru BTA(+) yang baru didagnosis
telah ditentukan.
8.2 Saran:
1. Kepada tim TB puskesmas Mlonggo untuk lebih menggiatkan survei kontak
penderita TB paru terutama BTA (+) karena terbukti dengan kegitana ini telah
ditemukan 2 orang penderita TB paru BTA (+) yang berasal dari keluarga
penderita TB paru.
2. Kepada tim TB puskesmas Mlonggo untuk menjadwalkan pemeriksaan lanjut
dan pemberian profilaksis pada ketiga balita yang memiliki riwayat kontak
erat dengan penderita TB yang ditemukan di Desa Suwawal
48
Jenis
NO NAMA Umur Pekerjaan Keterangan
Kelamin
1 MN L 65 tahun Buruh
2 MI p 60 tahun Ibu Rumah Tangga Penderita BTA(-)
3 MA L 27 tahun Buruh
4 UH P 37 tahun Ibu Rumah Tangga
5 HL L 9 tahun pelajar
6 AI L 6 bulan
7 RS P 4 tahun
8 SU L 32 tahun buruh
9 NS L 28 tahun pedagang
10 BA L 19 tahun buruh
11 FA L 25 tahun swasta
12 K L 52 tahun Buruh Penderita TB BTA(+)
13 MU P 45 tahun Ibu Rumah Tangga Penderita TB BTA(-)
14 AB L 27 tahun Buruh
15 AW L 24 tahun tukang kayu Penderita TB BTA(+)
16 NS L 17 tahun swasta
17 AA L 15 tahun pelajar
18 AS L 12 tahun pelajar
19 MS L 51 tahun Buruh
20 SF P 14 tahun pelajar
21 SO P 27 tahun swasta
22 FO P 15 tahun pelajar
23 AL P 21 tahun Ibu Rumah Tangga
Penderita TB BTA(+)
24 JU P 60 tahun Ibu Rumah Tangga
lama
25 NA P 27 tahun Ibu Rumah Tangga
26 AR L 29 tahun Buruh
27 FR L 35 tahun buruh
28 SO L 7 tahun pelajar
29 FR P 2 tahun
30 FA L 56 tahun Buruh
31 SM p 48 tahun Ibu Rumah Tangga
32 FZ P 31 tahun Ibu Rumah Tangga
33 SC P 24 tahun Ibu Rumah Tangga