3754-Article Text-10728-1-10-20200625
3754-Article Text-10728-1-10-20200625
Abstract
This paper aims to determine the potential of flora of the Village of Tebuwung which can be used
as vegetable or organic pesticides. The author along with the appropriate technology division which
numbered thirteen people conducted three surveys and observations in Tebuwung Village in the context
of implementing a community service program. The results of the survey can be used as data and
materials to mapping problems and find useful solutions for Tebuwung Village. The method used in this
writing is descriptive qualitative. While the method of implementing activities is the provision of
material and practice with the subject. The results obtained from this activity were that the subjects had
never carried out simulations or practices using basic materials which were used as vegetable or
organic pesticides. The ingredients used are: galangal, lemongrass leaves, neem leaves and tobacco
which are three years old. Subjects have also never marketed galangal, lemongrass leaves, neem leaves,
and three-year-old tobacco into products that are of high selling value. It is expected that in the
subsequent service activities, a sustainable agenda can be implemented using the same products with
a wider marketing scope.
352
Jurnal Abdikarya : Jurnal Karya Pengabdian Dosen dan Mahasiswa E-ISSN :2655-9706
Oktober 2019 Vol 03 No 04,
353
Jurnal Abdikarya : Jurnal Karya Pengabdian Dosen dan Mahasiswa E-ISSN :2655-9706
Oktober 2019 Vol 03 No 04,
penolak, bahkan memandulkan hama sasaran dibanding pestisida sintetis, di mana harga
(Anonim, 2013). pestisida sintetis di era sekarang lebih mahal.
Pestisida nabati/ alami diartikan sebagai suatu
Pestisida dari bahan nabati sebenarnya
pestisida yang bahan dasarnya berasal dari
bukan hal yang baru tetapi sudah lama digunakan,
tumbuhan yang tumbuh di sekitar kita. Pestisida
bahkan sama tuanya dengan pertanian itu sendiri.
nabati relatif lebih mudah dibuat dan didapat oleh
Sejak pertanian masih dilakukan secara
petani dengan kemampuan dan pengetahuan yang
tradisional, petani di seluruh belahan dunia telah
terbatas (Untung, 1993).
terbiasa memakai bahan yang tersedia di alam
untuk mengendalikan organisme pengganggu Dari sisi lain pestisida alami/ nabati,
tanaman. Pada tahun 40-an sebagian petani di mempunyai keistemewaan yang bersifat mudah
Indonesia sudah menggunakan bahan nabati terurai di alam, sehingga tidak mencemari
sebagai pestisida, diantaranya menggunakan lingkungan dan relatif aman bagi manusia dan
daun sirsak untuk mengendalikan hama serangga ternak peliharaan karena residunya mudah hilang.
(Thamrin dkk, 2008) Pestisida nabati bersifat lebih aman dan nyaman,
yaitu apabila diaplikasikan akan membunuh
Pestisida nabati merupakan produk alam
hama pada waktu itu (bersifat kontak) dan setelah
dari tumbuhan seperti daun, bunga, buah, biji,
hamanya terbunuh, maka residunya akan cepat
kulit, dan batang yang mempunyai kelompok
menghilang di alam. Dengan demikian, tanaman
metabolit sekunder atau senyawa bioaktif.
akan terbebas dar i residu pestisida dan aman
Beberapa tanaman telah diketahui mengandung
untuk dikonsumsi (Supriyatin dan Marwoto,
bahan-bahan kimia yang dapat membunuh,
2000).
menarik, atau menolak serangga. Beberapa
tumbuhan menghasilkan racun, ada juga yang Penggunaan pestisida nabati dimaksudkan
mengandung senyawa-senyawa kompleks yang bukan untuk meninggalkan dan menganggap tabu
dapat mengganggu siklus pertumbuhan serangga, penggunaan pestisida sintetis, tetapi hanya
sistem pencernaan, atau mengubah perilaku merupakan suatu cara alternatif agar pengguna
serangga (Supriyatin dan Marwoto, 2000). tidak hanya tergantung kepada pestisida sintetis
dan agar penggunaan pestisida sintetis dapat
Pestisida alami adalah suatu pestisida yang
diminimalkan, sehingga kerasakan lingkungan
bahan dasarnya berasal dari alam seperti
yang diakibatkannyapun diharapkan dapat
tumbuhan. Pestisida alami merupakan
dikurangi dan waktunya kerasakan lingkungan
pemecahan jangka pendek untuk mengatasi
dapat diperlambat pula. Kegunaan Pema kaian
masalah hama dengan cepat Pestisida nabati
Pestisida Nabati: untuk meminimalkan
bersifat ramah lingkungan karena bahan ini
pemakaian pestisida sintetis sehingga dapat
mudah terdegradasi di alam, sehingga aman bagi
mengurangi kerasakan lingkungan; untuk
manusia maupun lingkungan. Selain itu pestisida
mengurangi biaya usahatani yang mana bahan
nabati juga tidak akan mengakibatkan resurjensi
pestisida nabati mudah didapat yang tumbuh di
maupun dampak samping lainnya, justru dapat
sekitar kita dan mudah dibuat oleh siapapun
menyelamatkan musuhmusuh alami (Untung,
khususnya para petani; Tidak membahayakan
1993).
kesehatan bagi manusia dan ternak peliharaan
(Anonim, 2013).
Secara ekonomis, maka biaya pestisida Pestisida nabati dapat membunuh atau
nabati yang dikeluarkan petani relatif lebih ringan mengganggu serangan hama dan penyakit
354
Jurnal Abdikarya : Jurnal Karya Pengabdian Dosen dan Mahasiswa E-ISSN :2655-9706
Oktober 2019 Vol 03 No 04,
melalui cara kerja yang unik, yaitu dapat melalui Metode penyuluhan digunakan untuk
perpaduan berbagai cara atau secara tunggal. memberi wawasan yang bersifat teoritis dan
Cara kerja pestisida nabati sangat spesifik, yaitu praktis tentang materi proses pembuatan
(Anonim, 2013): a) merusak perkembangan telur, pestisida nabati. Sedangkan pelatihan diberikan
larva dan pupa; b) menghambat pergantian kulit; dalam bentuk variatif yaitu diskusi dan tanya
c) mengganggu komunikasi serangga; d) jawab pengolahan yang terintegrasi dalam suatu
menyebabkan serangga menolak makan; e) unit percontohan. Selain praktek pengolahan,
menghambat reproduksi serangga betina; f) juga dilakukan pembekalan mengenai
mengurangi nafsu makan; g) memblokir penggunaan pestisida nabati
kemampuan makan serangga; h)mengusir
Program aksi Merupakan kegiatan penerapan
serangga; dan i) menghambat perkembangan
Teknologi Tepat Guna (TTG) yaitu peserta
patogen penyakit.
pelatihan bersama tim pengabdian masyarakat
Metode Penelitian terlibat langsung dalam proses pengolahan.
Alokasi waktu dalam program aksi dibuat porsi
Metode yang digunakan dalam penulisan
yang paling besar.
ini adalah kualitatif deskriptif. Kualitatif
deskriptif dijabarkan melalui pengamatan dan Evaluasi
praktik langsung pada obyek penelitian.
Evaluasi dilakukan terhadap keseluruhan
Metode Kualitatif deskriptif juga tidak
pelaksanaan program. Pada kegiatan ini juga
membutuhkan perhitungan statistik dan tabulasi
akan
data dengan bantuan perangkat lunak apapun.
Metode pelaksanaaan kegiatan dilakukan dengan dievaluasi kelebihan dan kekurangan,
pemberian materi mengenai pestisida nabati dan evaluasi Break Event Point (BEP) serta
dilanjutkan dengan simulasi. Secara lebih mempertimbangkan masukan-masukan dari
komprehensif, penyuluhan pestisida nabati peserta pelatihan yang bersifat konstruktif.
pembasmi hama ramah lingkungan ini dilakukan
dengan melakukan langkah metode yang meliputi Hasil dan Pembahasan
identifikasi, pengorganisasian, penyuluhan, Analisis Hasil Evaluasi
pelatihan, program aksi dan evaluasi.
Evaluasi pelatihan ini dilakukan dari dua
Identifikasi Langkah ini diperlukan untuk segi yaitu evaluasi terhadap proses pelatihan dan
melakukan pendataan terhadap warga desa evaluasi terhadap hasil pelatihan. Evaluasi
Tebuwung yang potensial dilibatkan dalam terhadap proses pelatihan mendapatkan hasil
program penyuluhan pestisida nabati pembasmi sebagai berikut:
hama yang ramah lingkungan. Pengorganisasian
Sebelum kegiatan sosialisasi, dilakukan
Langkah ini meliputi negosiasi dengan observasi untuk mengetahui tingkat pengetahuan
pihak-pihak terkait, pengurusan ijin, penetapan
waktu, tempat, pembiayaan, peserta, materi dan
peralatan yang berkaitan den-gan program
penyuluhan pestisida nabati pembasmi hama
yang ramah lingkungan.
355
Jurnal Abdikarya : Jurnal Karya Pengabdian Dosen dan Mahasiswa E-ISSN :2655-9706
Oktober 2019 Vol 03 No 04,
356
Jurnal Abdikarya : Jurnal Karya Pengabdian Dosen dan Mahasiswa E-ISSN :2655-9706
Oktober 2019 Vol 03 No 04,
Referensi
Pustaka. Jakarta.
Teknologi Bandung.
357