Respon Beberapa Varietas Terhadap Penyakit Utama Jagung Di Kabupaten Kediri Jawa Timur
Respon Beberapa Varietas Terhadap Penyakit Utama Jagung Di Kabupaten Kediri Jawa Timur
ABSTRACT
One of the most important limiting factors of corn development is plant disease.
Downy mildew, leaf spot, and leaf rust are major diseases of corn in Indonesia. Downy
mildew is a devastating disease of corn and can cause a total loss to the farmer,
especially when the infection occurs on susceptible crops during the early stage of plant
growth (10-14 days after planting). Although the leaf spot and rust diseases have not
been reported causing serious damages to crop in many corn-producing areas in
Indonesia, the farmers have to be aware that those diseases can cause severe damages
with substantial yield loss when susceptible plants grown in an environment suitable for
the diseases’ development. The research was conducted in Kediri District, East Java
during the dry season 2014. Treatments consisted of five corn varieties: Bima-3,
Lagaligo, Sukmaraga, Lamuru, and Yellow Srikandi. Each treatment had four
replications of one plot (4 x 7 m) each. Seeds were planted with a planting space of 75
cm between rows and 25 cm within a row. Plants were fertilized using urea (200 kg/ha)
and Ponskha (300 kg/ha). Ponskha and urea were applied on 10 and 35 days after
planting, respectively. Infection rates of leaf spot and rust diseases were recorded using
scoring system (0 – 5) at 60 and 72 days after planting while infection rates of downy
mildew were determined based on the percentage of plants infected at 14, 24, and 36
days after planting. The results show that Bima-3, Lagaligo, Lamuru, and Sukmaraga
had lower downy mildew infection which are categorized as moderately resistance
against the disease. On the other hand, Yellow Srikandi tend to be susceptible to the
disease with infection rate of 95.25%. All varieties tested had low infection rates of leaf
spot and rust diseases, ranging from 1.9 to 2.4% and 2.0 to 2.25%, respectively. The
varieties’ responses to the leaf spot and leaf rust diseases ranged from moderately
resistant to resistant.
Keywords: downy mildew, leaf spot, leaf rust, and varieties
ABSTRAK
Penyakit bulai, bercak daun, dan karat merupakan penyakit utama pada
pertanaman jagung di Indonesia. Salah satu masalah dalam usahatani jagung adalah
gangguan penyakit terutama penyakit bulai. Penyakit ini sangat membahayakan bila
menyerang pertanaman jagung karena dapat mengakibatkan gagal panen. Hal ini dapat
terjadi bila penyakit bulai menyerang tanaman jagung varietas rentan pada umur muda
(10-14 HST). Selanjutnya penyakit bercak daun dan karat di beberapa penghasil jagung
di Indonesia belum menjadi masalah serius seperti penyakit bulai. Namun demikian
kedua penyakit ini tetap perlu diwaspadai karena bila kondisi lingkungan sesuai dengan
perkembangannya dan varietas jagung yang di tanam rentan, maka akan terjadi
67
Jurnal Agrotan Vol.1 No.1 Maret 2015
serangan berat yang dapat menurunkan hasil. Penelitian ini dilakukan di kabupaten
Kediri, Jawa Timur pada musim kemarau (MK. 2014). Sebagai perlakuan adalah lima
jenis varietas Bma-3, Lagaligo, Sukmaraga, Lamuru, dan Srikandi kuning, yang
ditanam pada petak ukuran 4 x 7 m dengan jarak tanam 20 x 75 cm dan empat ulangan.
Pupuk yang digunakan adalah urea 200 kg/ha, dan Ponskha 300 kg/ha. Pemupukan
pertama dilakukan pada umur 10 HST sebanyak 300 kg/ha Ponskha, selanjutnya pada
umur 35 HST dilakukan pemupukan kedua yaitu urea 200 kg/ha. Hal yang diamati
adalah persentase serangan penyakit bercak daun dan karat dengan sistem skoring 0 – 5,
serta persentase serangan penyakit bulai. Pengamatan intensitas serangan penyakit bulai
dilakukan pada 2, 4, dan 6 MST., penyakit bercak daun dan karat pada 10 dan 12 MST.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa varietas Bima-3, Lagaligo, Lamuru, dan
Sukmaraga mempunyai persentase serangan bulai rendah dengan tingkat ketahanan
adalah agak tahan, sementara varietas Srikandi kuning mempunyai persentase serangan
tinggi yaitu 95 25% (rentan). Selanjutnya nilai skoring serangan bercak daun dan karat
pada lima varietas yang diuji menunjukkan rendah yaitu masing-masing antara 1,90-
2,40 (tahan-agak tahan), dan 2,00-2,25 (agak tahan).
68
A. Haris Talanca dan A. Tenrirawe : Respon
Beberapa VarietasTerhadap Penyakit Utama
Jagung di Kabupaen Kediri Jawa Timur
69
Jurnal Agrotan Vol.1 No.1 Maret 2015
70
A. Haris Talanca dan A. Tenrirawe : Respon
Beberapa VarietasTerhadap Penyakit Utama
Jagung di Kabupaen Kediri Jawa Timur
71
Jurnal Agrotan Vol.1 No.1 Maret 2015
72
A. Haris Talanca dan A. Tenrirawe : Respon
Beberapa VarietasTerhadap Penyakit Utama
Jagung di Kabupaen Kediri Jawa Timur
73
Jurnal Agrotan Vol.1 No.1 Maret 2015
infeksi penyakit bulai pada musim menentukan waktu tanam tepat dan
kemarau adalah adanya pengaruh angin serempak, termasuk pemilihan jenis
yang merupakan wadah spora berpindah benih jagung unggul varietas tahan
ketanaman jagung yang sehat, dan bulai.
adanya air guttasi pada corong daun Ketersediaan benih jagung
jagung sehat yang merangsang unggul tahan bulai dipasaran masih
percepatan perkecambahan cendawan P. sangat terbatas, oleh karena itu perlu
maydis. mendapat perhatian terutama untuk
Kondisi ini menjadi tantangan kegiatan penelitian yang diarahkan pada
dalam upaya pengendalian penyakit pembentukan galur-galur elit tahan
bulai di kabupaten Kediri, Jawa Timur, bulai sebagai bahan perakitan calon
termasuk pula adanya resistensi varietas unggul baru tahan bulai. Badan
cendawan P. maydis terhadap fungisida Litbang Pertanian telah melepas
dengan bahan aktif metalaksil (Talanca beberapa varietas jagung unggul, baik
et al., 2010), termasuk di kabupaten dari jenis bersari bebas maupun hibrida.
Bengkayang, Kalimantan Barat Untuk jagung bersari bebas tahan bulai
(Wakman et al., 2008), sehingga benih seperti varietas Lagaligo, dan jenis
dipasaran yang telah diberi perlakuan hibrida yaitu varietas Bima-3, Bima-9,
metalaksil oleh produsen benih menjadi dan Bima-14.
kurang efektif. B. Penyakit bercak daun dan karat
Menghadapi masalah ini maka Gejala visual penyakit bercak
alternatif pengendalian penyakit bulai daun menurut (Wakman dan
adalah menanam jagung secara Burhanuddin, 2007) adalah adanya lesio
serempak dalam hamparan yang luas pada daun jagung biasanya memanjang
dengan tenggang waktu penanaman diantara tulang daun dengan warna
tidak lebih dari 2 minggu, dan coklat muda dengan ukuran mencapai
menggunakan benih jagung varietas 1,2 x 2,7 cm, berbentuk elips, dan lesio
tahan bulai. Hal ini tidaklah mudah sering dikelilingi oleh warna coklat dan
untuk dilakukan, karena perlu adanya dapat juga muncul pada bagian batang
pendekatan khusus kepada para (Gambar 2A).
kelompok tani, dan juga pemilik
lahan.agar terjadi kesepakatan untuk
Selanjutnya gejala serangan penyakit karat pada tanaman jagung
74
A. Haris Talanca dan A. Tenrirawe : Respon
Beberapa VarietasTerhadap Penyakit Utama
Jagung di Kabupaen Kediri Jawa Timur
A B
Tabel 2. Rata-rata nilai skoring intensitas serangan penyakit bercak daun dan
karat pada beberapa varietas jagung (MK. 2014).
75
Jurnal Agrotan Vol.1 No.1 Maret 2015
penyakit bercak daun juga masih rendah menunjukkan bahwa penyakit karat
yaitu sekitar 2,00-2,25. Rendahnya nilai tingkat serangannya masih rendah
skoring intensitas serangan penyakit ini sehingga belum berpengaruh dari segi
sangat dipengaruhi oleh kondisi penurunan hasil jagung. Hal ini
lingkungan terutama suhu dan disebabkan karena kondisi lingkungan
kelembaban saat penelitian berlangsung yang kurang kondusif, terutama
yaitu pada musim kemarau (Mei- kelembaban udara yang rendah akibat
Oktober). Curah hujan yang rendah (6,0 kemarau.
- 16,5 mm/bulan) maka intensitas Peyakit karat biasanya
serangan penyakit bercak daun rendah menyerang tanaman jagung setelah
dibanding dengan pada musim hujan umur generatif dengan menampakkan
(210 - 480 mm/bulan). Menurut gejala pada daun yaitu adanya timbul
Shurtleft, (1980) suhu optimum untuk bisul (pustul atau sori). Bisul ini
perkembangan cendawan B. maydis terbentuk dan tersebar pada kedua
adalah antara 20°-30° C dengan permukaan daun bagian atas dan bawah
kelembaban udara >90%. dengan warna coklat kemerahan
Proses infeksi cendawan B. kemudian berubah warna menjadi hitam
maydis pada tanaman jagung dimulai kecoklatan setelah teliospora
dengan sporulasi dipermukaan daun, berkembang dan pada tingkat serangan
lalu spora lepas dan disebarkan oleh yang berat, maka daun jagung akan
angin sampai pada permukaan daun menjadi kering (mati).
jagung lainnya dan terjadi adhesi, Namun demikian penyakit ini
kemudian malakukan penetrasi melalui tetap harus diwaspadai oleh karena
stomata masuk dalam jaringan tanaman berbagai laporan di beberapa negara
dan berkembang sehingga penghasil jagung seperti di Amerika
menimbulkan gejala bercak pada daun Serikat menunjukkan bahwa kehilangan
jagung. hasil akibat serangan penyakit karat
Hal yang sama juga terjadi pada mencapai 45% (Rodael et al., 1988), di
pengamatan intensitas serangan Nigeria 50% (Shurtleft, 1980), dan
penyakit karat pada beberapa varietas lebih besar lagi di Afrika mencapai
jagung umur 10 dan 12 MST dengan 70%.
nilai skoring masing-masing antara 1,05 KESIMPULAN
- 2,00 dan 1,90 - 2,40. Hal ini Varietas Bima-3 dan Lagaligo
76
A. Haris Talanca dan A. Tenrirawe : Respon
Beberapa VarietasTerhadap Penyakit Utama
Jagung di Kabupaen Kediri Jawa Timur
Ahuya, S.C., dan M.M. Payak. 1983. A Rodael, R.A., G.E. Scot and S. B. King.
rating scale for banded leaf and 1988. Maize yield losses cause
sheath blight of maize. Indian by viticola. Indian
Phytopathology. 36:338-340. Phytophatology: 39(6)812-814.
77
Jurnal Agrotan Vol.1 No.1 Maret 2015
78