Makalah Intelegensi Docx
Makalah Intelegensi Docx
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Intelegensi merupakan salah satu konsep yang dipelajari dalam
psikologi. Pada hakekatnya, semua orang sudah merasa memahami makna
intelegensi. Sebagian orang berpendapat bahwa intelegensi merupakan hal yang
sangat penting dalam berbagai aspek kehidupan. Dalam kehidupan sehari-hari
kita bertemu dengan banyak sekali orang-orang. Dari sekian banyak orang
yang kita temui ada begitu banyak perbedaan antara mereka. Sebagian orang
ada yang begitu mudah beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya dan
sebagian lagi tidak atau kurang begitu mampu dan selalu menyalahkan
keadaan. Perbedaan itulah yang kita sebut dengan kecerdasan intelegensi.
Intelegensi merupakan suatu konsep mengenai kemampuan umum individu
dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Dalam kemampuan yang
umum ini, terdapat kemampuan-kemampuan yang amat spesifik.
Kemampuan-kemampuan yang spesifik ini memberikan pada individu suatu
kondisi yang memungkinkan tercapainya pengetahuan, kecakapan, atau
keterampilan tertentu setelah melalui suatu latihan. Inilah yang disebut Bakat
atau Aptitude. Karena suatu tes inteligensi tidak dirancang untuk menyingkap
kemampuan-kemampuan khusus ini, maka bakat tidak dapat segera diketahui
lewat tes intelegensi.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian intelegensi?
2. Apa saja jenis-jenis intelegensi?
3. Bagaimana kratifikasinya?
4. Bagaimana pengukuran intelegensi ?
C. Tujuan
1. Memahami pengertian intelegensi.
2. Mengetahui jenis-jenis intelegensi
3. Mengetahui bagaimana kratifikasinya
4. Mengetahui pengukuran intelegensi
1
D. Manfaat
Mampu memahami tentang intelegensi dan mampu menerapkannya
dalam kehidupan.
BAB 2
PEMBAHASAN
1. PENGERTIAN INTELEGENSI
Intelegensi merupakan kemampuan yang dibawa sejak lahir dan dianggap
sebagai kemampuan tertinggi dari jiwa makhluk hidup yang hanya dimiliki oleh
manusia, yang dengan kemampuan intelegensi ini memungkinkan seseorang
berbuat sesuatu dengan cara tertentu. Intelegensi dapat juga dipahami sebagai
kemampuan yang bersifat umum untuk mengadakan penyesesuaian terhadap suatu
situasi atau masalah kemampuan yang bersifat umum tersebut meliputi berbagai
jenis psikis seperti abstrak, berfikir mekanis, matematis, memahami, mengingat
bahasa, dan sebagainya.
4. PENGUKURAN INTELEGENSI
Masing-masing individu berbeda-beda segi intelegensinya karena individu
satu dengan yang lain tidak sam kemampuannya dalam memecaahkan sesuatu
persoalan yang dihadapi. Mengenai perbedaaan soal intelegensi ini adanya
panadangan yang menekankan perbedaan kualitatif dan pandangan yang
menekankan kuantitatif. Pandangan yang pertama berpendapat bahwa perbedaaan
intelegensi individu satu dengan yang lain memang secara kualitatif berbeda.
Sedangkan yang memberatkan pada pandangan yang kuantitatif berpendapat,
bahwa perbedaan intelegensi satu sama lainnya hanyalah bersifat kuantitatif jadi
semata-mata karena perbedaan materi yang diterima atau karena perbedaan dalam
proses belajarnya.
Perbedaan dalam proses belajar akan membawa perbedaan dalam segi
intelegensinya. Persoalan yang timbul ialah bagaimanakah dapat mengetahui taraf
intelegensi itu. Mengenai hal ini orang yang menggunakan tes intelegensi.
Dapatkah intelegensi atau kecerdasan itu diukur, bagaimanakah kita dapat
menentukan cerdas tidaknya seseorang, salah satu cara ialah dengan
menggunakan tes yang disebut tes intelegensi.
1. Test Binet-Simon
1
Orang yang berjasa menemukan tes intelgensi pertama kali ialah seorang
dokter Perancis: Alfred Binet da pembantunya Theodore Simon sehingga tesnya
terkenal dengan nama Biner-Simon. Ciri tes dari Binet-Simon ini pertama kali
diumumkan antara 1908-1911 yang diberi nama “chelle matrique del intelegece”
atau skala pengukuran kecerdasan. Tes Binet-Simon terdiri dari sekumpulan
pernyataan-pernyataan yang telah ddikelompokkan menurut umur (untuk anak-
anak 3-15) dengan tes semacam inilah usia kecerdasan seseorang diukur atau
ditentukan.
Tes Binet-simon itu memperhitungkan dua hal, yaitu :
Umur kronologis (chronological age-disingkat CA)
yaitu umur seseorang sebagaimana yang ditunjukkan dengan hari kelahirannya
atau lamanya ia hidup sejak tanggal lahirnya
Umur mental (mental age – disingkat MA), yaitu umur kecerdasan
sebagaimana yang ditunjukkan oleh tes kemampuan akademik.
Menurut Dr. Nancy Bayley dari Universitas California mengemukakan
pendapat bahwa IQ anak-anak yang masih muda mengalami perubahan “turun-
naik” (tidak tetap). Ia berpendapat bahwa kapasitas mental anak yang masih
terlalu muda tidak berkembang dengan kecepatan yang sama dengan kecepatan
perkembangan mental anak sebaya lainnya, meskipun mereka memiliki kekuatan
intelektual yang sama. Ini dapat berarti bahwa dalam tahapan perkembagan
tertentu bahwa, seorang anak dapat memiliki IQ di bawah rata-rata, sedangkan
dalam tahap yang lainnya ia memiliki IQ di atas rata-rata.
2. Tes Weschsler
Ini adalah tes intelegensi yang dibuat oleh Weschsler Bellevue tahun 1939.
Tes ini ada dua macam pertama untuk umur 16 tahun ke atas, yaitu Wechsler
Adult Inteligence Scale (WAIS) dan kedua untuk anak-anak yaitu Weschsler
Inteligence Scale for Children (WISC).Tes Weschsler meliputi dua subverbal dan
performance (tes lisan dan perbuatan dan keterampilan). Tes lisan meliputi
pengetahuan umum, pemahaman, ingatan, mencari kesamaan, hitungan dan
bahasa. Sedangkan tes keterampilan meliputi menyusun gambar, dan sandi (kode
angka-angka). Sistem Scoring Tes Weschsler berbeda dengan Binet-Simon, jika
1
Binet-simon menggunakan skala umur, maka weschsler dengan skala angka. Pada
tes weschsler setiap jawaban diberi skor tertentu. Jumlah skor mentah itu
dikonvensikan menurut daftar table konvensi sehingga diperoleh angka IQ.
Persamaan tes weschsler dengan Binet-simon , yaitu kedua tes tersebut
dilaksanakan secara individual (perseorangan).
3. Tes Army Alfa dan Betha
Tes ini digunakan untuk mengetes calon-calon tentara di Amerika Serikat. Tes
Army Alfa khusus untuk calon tentara yang pandai membaca. Tes ini diciptakan
pada mulanya untuk memenuhi keperluan yang mendesak dengan menyeleksi
calon tentara waktu perang dunia dua. Salah satu kelebihannya dibandingkan
dengan tes Weschsler tes Binet-Simon ini dilaksanakaan secara rombongan
(kelompok) sehingga menghemat waktu.
4. Tes Progressive Matrices
Tes intelegensi ini diciptakan oleh L.S Penrose dan J.C. Laven di Inggris
tahun 1938. Tes ini dapat diberikan secara rombongan dan perorangan. Berbeda
dengan Binet dan Weschsler, tes itu tidak menggunakan IQ tetapi menggunakan
Precentile.
Pada tahun 1904 Menteri pendidikan Perancis meminta psikolog Alfred
Binet untuk menyusun metode guna mengidentifikasi anak-anak yang tidak
mampu belajar disekolah. Para pejabat disekolahan ingin mengurangi sekolahan
yang sesak dengan cara memindahkan murid yang kurang mampu belajar di
sekolah umum ke sekolah khusus. Binet dan mahasiswanya, Theophile Simon,
menyusun tes inteligensi untuk memenuhi permintaan ini. Tes itu disebut skala
1905. Tes ini terdiri dari 30 pertanyaan, mulai dari kemampuan untuk menyentuh
telinga hingga kemampuan untuk menggambar desain berdasarkan ingatan dan
mendefinisikan konsep abstrak.
5. Tes binet
Alfred Binet dan Theodor Simon, 2 orang psikolog asal Perancis
merancang suatu alat evaluasi yang dapat dipakai untuk mengidentifikasi siswa-
siswa yang memerlukan kelas-kelas khusus (anak-anak yang kurang pandai). Alat
tes itu dinamakan Tes Binet-Simon. Tes ini kemudian direvisi pada tahun 1911.
1
Binet mengembangkan konsep mental age (MA) atau usia mental yakni
perkembangan mental individu yang berkaitan dengan perkembangan lain. Tak
lama kemudian, pada 1912 Wiliam Stern menciptakan konsep Intelegensi
Quotient (IQ) yaitu usia mental seseorang dibagi dengan usia kronologis
(chronological age-CA) dikalikan 100. Jadi rumusnya,
IQ = (MA/CA)*100.
Jika usia mental sama dengan usia kronologis, maka IQ orang itu adalah
100. Jika usia mental di atas kronologis, maka-IQnya lebih dari 100. Misalnya,
anak enam tahun dengan usia mental 8 tahun akan mempunyai IQ 133. Jika usia
mentalnya dibawah usia kronologis, maka IQnya di bawah 100. Misalkan anak
usia 6 dengan usia mental 5 akan punya IQ 83. Berikut adalah klasifikasi IQ
menurut Binet:
KLASIFIKASI IQ
Genius 140 ke atas
Rata-rata 90 – 109
Di bawah rata-rata 80 – 89
Imbisil,idiot 49 ke bawah
Average 90 – 109
Dull Normal 80 – 89
Borderline 70 –79
5. FUNGSI OTAK
Kemampuan dan fungsi otak kanan adalah kecerdasan nonverbal, suatu
kecerdasan lain yang sebelumnya diabaikan para akademisi. Respons, fungsi dan
ciri belahan otak kanan lebih bersifat intuitif, holistik, kreatif dan humanis. Otak
bagian kanan berperan dalam mengatur pikiran bawah sadar, emosi dan intuisi.
Jika dijabarkan lebih lanjut, otak kanan akan mengendalikan fungsi
photografic memory, musik, seni, membaca cepat, intuisi matematika cepat,
1
1
intuisi pada kecepatan verbal, berbahasa dan logika. Sementara otak kiri mengatur
bagian tubuh sebelah kanan.
Belahan otak kiri berperan besar untuk berbicara, keterampilan berhitung, ilmiah,
dan memahami bahasa isyarat serta pikiran logis. Meski masing-masing belahan
bisa bekerja sendiri secara mandiri, kegiatan kita tidaklah didominasi satu belahan
otak saja.
Sperry menyatakan bahwa kemampuan terbaik otak adalah hasil kerja sama dari
kedua belahan otak kiri dan otak kanan secara bersamaan. Misalnya, dalam
berpikir rasional, meski diatur oleh otak kiri, otak kanan juga berperan dalam
memberikan masukan sehingga terbentuk logika berpikir rasional.
Banyak orang yang selama ini kita anggap cerdas, sesungguhnya hanyalah
setengah cerdas. Mereka ternyata hanya menunjukkan kemampuan yang
merupakan fungsi berpikir otak kiri. Mereka pandai matematika, cerdas dalam
menganalisis, dan kuat daya nalarnya. Namun tidak pandai bergaul, kurang
humanis, tidak ada kepedulian terhadap orang lain, dan rendah tingkat
spiritualitasnya (peran otak kanan).
Kondisi ini terbentuk karena sistem pendidikan formal yang kita kenal
selama ini memberi kesempatan lebih banyak kepada belahan otak kiri, sementara
fungsi otak kanan menjadi terabaikan. Untuk menyeimbangkan fungsi belahan
otak kiri dan otak kanan, selain kita memakai logika, juga harus dilatih
berimajinasi, bervisualisasi, rajin mendengarkan musik, termasuk juga permainan-
permainan yang menggembirakan.
Selain itu, untuk mencegah kualitas otak kiri dan otak kanan dari
kemunduran, juga diperlukan asupan nutrisi dan vitamin yang didapat dari
makanan-makanan bergizi, seperti vitamin B, zat besi, protein, omega-3, kedelai,
dan daun ginkgo biloba.
Untuk melatih otak kiri dan kanan melalui aktivitas dapat dilakukan dengan
berolahraga secara teratur, senantiasa berpikir positif, menjauhi stress, dsb.
Dengan berolahraga, maka jantung akan memompa darah secara maksimal ke
seluruh tubuh, termasuk ke otak.
1
1