Makalah KLP 2 Dimensi Kesehatan Mental Dan Pendekatan Kesehatan Mental..
Makalah KLP 2 Dimensi Kesehatan Mental Dan Pendekatan Kesehatan Mental..
KESEHATAN MENTAL
Dosen Pengampu:
Dra. Nurhasanah, M. Pd
Disusun Oleh :
Kelompok 2
Alhamdulillah, puji syukur mari sama-sama kita panjatkan kehadirat Allah SWT.
yang mana oleh Allah atas berkat rahmat dan karunia-Nya yang berupa nikmat iman dan
nikmat sehat, sehingga pada akhirnya kami dapat menyelesaikan makalah ini. Shawalat
bermahkotakan salam tak lupa pula kita sanjung sajikan ke pangkuan Baginda Nabi Besar
Muhammad SAW. yang mana oleh beliau telah membawa kita daripada alam jahiliyah yaitu
alam kegelapan yang penuh dengan kebodohan, kepada alam Islamiah yaitu alam terang
benderang yang penuh dengan ilmu pengetahuan.
Makalah berjudul “Dimensi Kesehatan Mental dan Pendekatan Kesehatan mental”
kami buat dalam rangka untuk memenuhi tugas daripada Mata Kuliah “Kesehatan Mental”,
dengan dosen pengampu bapak Dra. Nurhasanah, M.Pd. Kami berharap semoga makalah ini
dapat menambah wawasan bagi kita semua terkait materi ini. Kami mengucapkan terima
kasih kepada semua pihak yang telah mendukung serta membantu dalam proses
penyelesaian penyusunan makalah ini. Begitu besar harapan kami supaya makalah ini dapat
memberikan manfaat bagi kita semua.
Dengan kerendahan hati, kami memohon maaf apabila ada kesalahan dalam
penyusunan makalah ini. Kritik yang terbuka dan membangun sangat kami nantikan demi
kesempurnaan makalah ini. Demikian kata pengantar ini tim penyusun sampaikan. Terima
kasih kami ucapkan kepada semua pihak yang ikut terlibat dalam membantu penyusunan
dan para pembaca makalah ini.
Kelompok 2
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .......................................................................................................... i
DAFTAR ISI ....................................................................................................................... ii
BAB I .................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ................................................................................................................ 1
1.1 LATAR BELAKANG................................................................................................ 1
1.2 RUMUSAN MASALAH............................................................................................ 1
1.3 TUJUAN ..................................................................................................................... 1
BAB II ................................................................................................................................... 2
PEMBAHASAN ................................................................................................................... 2
2.1 KONSEP SEHAT ...................................................................................................... 2
2.2 DIMENSI KESEHATAN MENTAL ....................................................................... 2
2.1.1 Dimensi fisik. ........................................................................................................2
2.1.2 Dimensi mental intelektual ....................................................................................3
2.1.3 Dimensi Emosional ............................................................................................... 4
2.1.4 Dimensi Sosial.......................................................................................................4
2.1.5 Dimensi spiritual .................................................................................................. 5
2.3 PENDEKATAN KESEHATAN MENTAL ............................................................ 6
2.2.1 Orientasi Klasik .................................................................................................... 6
2.2.2 Orientasi Penyesuaian Diri ................................................................................... 7
…
2.2.3 Orientasi Pengembangan Potensi ......................................................................... 8
BAB III ................................................................................................................................ 9
PENUTUP ........................................................................................................................... 9
Kesimpulan ....................................................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................ 10
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1. Memahami dimensi-dimensi kesehatan mental.
2. Memahami pendekatan-pendekatan terkait kesehatan mental.
3. Memahami berbagai permasalahan serta cara mengatasinya berdasarkan dimensi dan
pendekatan kesehatan mental.
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
Kesehatan fisik dapat mempengaruhi dimensi lain dari kesehatan, misalnya penurunan
dalam kesehatan fisik dapat mengakibatkan penurunan dalam dimensi sosial dari kesehatan.
Seseorang yang tiba-tiba terserang flu akan menjadi terisolasi secara sosial untuk tidak
menulari orang lain. Isolasi secara sosial tentu saja menjadi salah satu gejala dari kesehatan
sosial yang kurang optimal.
Dimensi Fisik merupakan dimensi yang dapat ditelaah secara langsung atau memiliki
dimensi yang paling nyata.
a) Kesehatan fisik dapat dilihat dari kemampuan mekanistik dari tubuh.
b) Kesehatan fisik terwujud apabila sesorang tidak merasa dan mengeluh sakit atau tidak
adanya keluhan dan memang secara objektif tidak tampak sakit.
c) Kesehatan fisik terjadi apabila semua organ tubuh berfungsi normal atau tidak
mengalami gangguan.
d) Sehat jasmani merupakan komponen penting dalam arti sehat seutuhnya, berupa sosok
manusia yang berpenampilan kulit bersih, mata bersinar, rambut tersisir rapi,
berpakaian rapi, berotot, tidak gemuk, nafas tidak bau, selera makan baik, tidur
nyenyak, gesit dan seluruh fungsi fisiologi tubuh berjalan normal.
3
mental intelektual ini bisa dikatakan sebagai kemunduran peran kognitif yang bersangkutan.
Tingkat intelijensi seseroang merupakan salah satu bentuk dari sehat secara mental intelektual.
4
Unit sosial dasar dari hubungan adalah keluarga, dan hubungan-hubungan ini paling
memengaruhi kehidupan seseorang.
Kesehatan sosial memengaruhi dimensi lain dari kesehatan dalam banyak hal.
Kehidupan sosial yang buruk dapat menuntun seseorang untuk mempertanyakan tujuan
hidupnya atau merasa terisolasi dan tidak diinginkan. Perasaan seperti itu dapat menurunkan
motivasi orang dari aktivitas fisik dan menuntun mereka ke arah depresi.
Dimensi Sosial yaitu melihat bagaimana tingkah laku manusia dalam kelompok sosial,
keluarga dan sesama lainnya serta penerimaan norma sosial dan pengendalian tingkah laku.
Kesehatan Sosial terwujud, dari:
a) kemampuan seseorang dalam membuat dan mempertahankan hubungan dengan orang
lain, perilaku kehidupan dalam masyarakat.
b) kemampuan seseorang dalam memelihara dan memajukan kehidupan pribadi dan
keluarganya sehingga memungkinkan bekerja, beristirahat dan menikmati hiburan pada
waktunya (UU No 9: pasal 3).
c) kemampuan seseorang dalam berhubungan dengan orang lain atau kelompok lain
secara baik, saling toleran dan menghargai tanpa membedakan ras, suku, agama atau
kepercayan, status sosial,ekonomi, politik, dan sebagainya.
5
Dimensi Spiritual dilihat dari kepercayaan dan praktek keagamaan.
a) Kesehatan spiritual dapat dilihat dari kemampuan seseorang dalam mencapai
kedamaian hati.
b) Spiritual sehat tercermin dari cara seseorang dalam mengekspresikan rasa syukur,
pujian, kepercayaan dan sebagainya. Dengan perkataan lain, sehat spiritual adalah
keadaan dimana seseorang menjalankan ibadah dan semua aturan-aturan agama yang
dianutnya.
Kesimpulan dari penjelasan diatas bahwa masing-masing dimensi kesehatan tersebut
memiliki peran masing-masing dan saling berhubungan serta memiliki peran penting dalam
kehidupan manusia. Masing-masing dimensi harus seimbang serta saling melengkapi satu
sama lain. Jika ada terjadi perubahan pada salah satu bagian, maka kesempurnaan tersebut akan
terganggu. Setiap individu perlu mendapat pendidikan formal maupun informal, kesempatan
untuk berlibur, mendengar alunan lagu dan musik, siraman rohani seperti ceramah agama dan
lainnya agar terjadi keseimbangan jiwa yang dinamis dan tidak monoton.
6
Dengan menggunakan orientasi penyesuaian diri, pengertian sehat mental tidak dapat
dilepaskan dari konteks lingkungan tempat individu hidup. Oleh karena kaitannya dengan
standar norma lingkungan terutama norma sosial dan budaya, kita tidak dapat menentukan
sehat atau tidaknya mental seseorang dari kondisi kejiwaannya semata. Ukuran sehat mental
didasarkan juga pada hubungan antara individu dengan lingkungannya. Seseorang yang dalam
masyarakat tertentu digolongkan tidak sehat atau sakit mental bisa jadi dianggap sangat sehat
mental dalam masyarakat lain. Artinya batasan sehat atau sakit mental bukan sesuatu yang
absolut.
7
penyesuaian diri tidak hanya perlu dilakukan pada mereka yang mengalami gangguan mental
tetapi juga pada siapa saja.
8
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Secara umum, kesehatan diartikan sebagai suatu kondisi atau keadaan secara umum
seseorang dari segi semua aspek. Artinya, bahwa kesehatan merupakan tingkat keefisienan dari
fungsional dengan atau tanpa metabolisme dari suatu organisme dan juga termasuk manusia.
Konsep sehat, tidak hanya merujuk kepada sebuah keadaan saja. Ia mengandung
beberapa dimensi. Setidaknya ada lima dimensi kesehatan ini yaitu: dimensi fisik atau jasmani,
dimensi mental intelektual, dimensi emosional, dimensi sosial dan dimensi spiritual.
Adapun pendekatan- pendekatan kesehatan mental ada 3 yaitu, Orientasi klasik,
orientasi penyesuaian diri, dan orientasi pengembangan potensi. Orientasi klasik yang
umumnya digunakan dalam kedokteran termasuk psikiatri mengartikan sehat sebagai kondisi
tanpa keluhan, baik fisik maupun mental. orientasi penyesuaian diri, pengertian sehat mental
tidak dapat dilepaskan dari konteks lingkungan tempat individu hidup. Oleh karena kaitannya
dengan standar norma lingkungan terutama norma sosial dan budaya. Pengembangan potensi
ini juga dipengaruhi peranan keluarga, sekolah dan masyarakat. Juga adanya kesempatan yang
diberikan lingkungan pada individu baik yang potensinya masih tersembunyi maupun yang
sudah ditemukan.
9
DAFTAR PUSTAKA
Diana, dkk. 2016. Modul Guru Pembelajar Bimbingan dan Konseling Sekolah Menengah
Atas/ Sekolah Mennegah Kejuruan (SMA/SMK). Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan.
https://journal.uii.ac.id/Psikologika/article/download/272/7385/16416
https://nindyaayubunga.wordpress.com/2016/03/06/orientasi-konsep-sejarah-dan-pendekatan-
kesehatan-mental/
Riyanti, B. P. Dwi. 1998. Psikologi Umum 2 Seri Diktat Kuliah. Jakarta: Gunadarma.
10