Anda di halaman 1dari 7

KEMENTERIAN AGAMA RI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

Alamat: Jl. Prof. Dr. Hamka (Kampus III) Ngaliyan Telp. 7601295 Fax. 7615387 Semarang
PENGAJUAN JUDUL SKIPSI

Nama : Nor Lailatul Yulia

NIM : 1605046066

Program Studi : Akuntansi Syariah

A. Latar Belakang Manajemen pengelolaan aset daerah merupakan suatu


proses yang berarti mengurus atau menangani sesuatu untuk
mencapai tujuan tertentu. Berdasarkan Peraturan Pemerintah
Nomor 27 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Barang Milik
Negara/Daerah dilaksanakan berdasarkan asas fungsional,
kepastian hukum, transparansi, efisiensi, akuntabilitas dan
kepastian nilai. Pengelolaan barang milik negara/daerah
meliputi: perencanaan kebutuhan dan penganggaran,
pengadaan, penggunaan, pemanfaatan, pengamanan dan
pemeliharaan, penilaian, penghapusan, pemindahtanganan,
penatausahaan, pembinaan, pengawasan dan pengendalian.
Laporan keuangan pemerintah daerah yang disajikan
menunjukkan akuntabilitas pemerintah atas pengelolaan
sumberdaya-sumberdaya yang dipercayakan oleh rakyat
haruslah memenuhi kualitas yang diinginkan, yaitu :
1. Laporan keuangan harus mempunyai informasi yang
relevan, antara lain: memiliki umpan balik, memiliki
manfaat prediktif, tepat waktu dan lengkap;
2. Laporan keuangan harus mempunyai informasi yang
andal, antara lain : penyajian jujur, dapat diverifikasi, dan
netralitas;
3. Laporan keuangan harus mempunyai informasi yang dapat
dibandingkan;
4. Laporan keuangan harus mempunyai informasi yang dapat
dipahami.
Aset tetap/barang milik daerah memiliki fungsi yang
sangat penting dalam penyelenggaraan pemerintahan, tetapi
dalam pelaksanaan pengelolaan barang milik daerah bukan hal
yang mudah sering kali terdapat berbagai persoalan aset
daerah. Hal ini terbukti dari masih banyaknya pengecualian
kewajaran atas nilai aset pemerintah daerah dalam opini BPK-
RI atas laporan keuangan pemerintah daerah. Kondisi tersebut
mengindikasikan bahwa pemerintah daerah mengalami
kesulitan dalam pengelolaan aset sehingga laporan hasil
pemeriksaan (LHP) dari BPK RI Perwakilan Provinsi Jawa
Tengah menemukan adanya kelemahan dalam pengelolaan
aset.
Adapun laporan hasil pemeriksaan (LHP) atas Laporan
Keuangan Pemerintah Daerah Kabupaten Kendal, awalnya
pada tahun 2014 sampai dengan tahun 2015 mendapatkan
opini Wajar Dengan Pengecualian (WDP), sedangkan mulai
tahun 2016 sampai dengan tahun 2018 terdapat perubahan atas
laporan hasil pemeriksaan (LHP) untuk laporan keuangan
pemerintah daerah (LKPD) Kabupaten Kendal mendapatkan
Opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) 3 kali beturut-turut
dalam 3 tahun terakhir. Berdasarkan LHP BPK terdapat
beberapa temuan yang diantaranya mengenai aset tetap tanah
pada Dinas Pendidikan yang dinilai oleh pihak yang tidak
memiliki wewenang. Salah satu permasalahannya yaitu
kurangnya SDM dalam pengelolaan Barang Milik Daerah,
kurangnya Rekonsiliasi antara OPD (Organisasi Perangkat
Daerah) dalam pencatatan aset serta masih kurangnya bukti
kepemilikan seperti sertifikat untuk tanah. Berdasarkan
masalah tersebut dalam pengelolaan aset Pemerintah Daerah
perlu memiliki sistem manajemen yang efektif dan handal
sebagai alat untuk melakukan perencanaan,
pelaksanaan/pengelolaan, dan sistem pengawasannya.
Tabel 1.1
Hasil Pemeriksaan BPK terhadap Laporan Keuangan
Pemerintah Kab Kendal dalam Lima Tahun Anggaran 2014-
2018

No Tahun Opini

1 2014 WDP (Wajar Dengan Pengecualian)

2 2015 WDP (Wajar Dengan Pengecualian)

3 2016 WTP (Wajar Tanpa Pengecualian)

4 2017 WTP (Wajar Tanpa Pengecualian)

5 2018 WTP (Wajar Tanpa Pengecualian)

Sumber : BPK RI Perwakilan Provinsi


Jawa Tengah
Adanya perencanaan, pelaksanaan dan sistem
pengawasan diperlukan untuk menghindari penyimpangan dari
peraturan yang berlaku dalam setiap tahapan pengelolaan
barang milik daerah dan mengarahkan agar pekerjaan yang
dilaksanakan berjalan sesuai dengan rencana yang telah
ditetapkan. Di dalam laporan keuangan (neraca) berkaitan
dengan pos-pos persediaan, aset tetap, maupun aset lainnya.
Oleh karena itu Aset tetap atau barang milik daerah merupakan
salah satu faktor yang paling strategis dalam pengelolaan
keuangan daerah. Pada umumnya, nilai aset tetap daerah
merupakan nilai yang paling besar dibandingkan dengan akun
lain pada laporan keuangan. Keberadaan aset tetap sangat
mempengaruhi kelancaran roda pemerintahan dan
pembangunan. Oleh karena itu, sistem pengendalian intern atas
manajemen/pengelolaan aset tetap daerah harus handal untuk
mencegah penyimpangan yang dapat merugikan keuangan
daerah.
Menurut Siregar (2004:518) kegiatan pengelolaan
barang milik daerah terdiri dari empat tahapan yaitu : 1.
Inventarisasi aset; 2. Legal audit; 3. Penilaian aset; 4.
Pengendalian dan pengawasan. Untuk mengetahui keterkaitan
pengelolaan barang daerah yang terdiri dari pembukuan,
inventarisasi dan pelaporan terhadap kualitas laporan keuangan
Pemerintah Kabupaten Kendal maka penulis tertarik untuk
melakukan penelitian lebih lanjut dengan judul “PENGARUH
PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH TERHADAP
KUALITAS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH
KABUPATEN KENDAL”.

B. Rumusan 1. Apakah Inventarisasi Barang Milik Daerah (BMD)


Masalah berpengaruh terhadap kualitas laporan keuangan
Pemerintah Kabupaten Kendal?
2. Apakah Legal audit berpengaruh terhadap kualitas
laporan keuangan Pemerintah Kabupaten Kendal?
3. Apakah Penilaian Barang Milik Daerah (BMD)
berpengaruh terhadap kualitas laporan keuangan
Pemerintah Kabupaten Kendal?
4. Apakah Pengawasan dan pengendalian berpengaruh
terhadap kualitas laporan keuangan Pemerintah
Kabupaten Kendal?

C. Teori Purposive Sampling

D. Metode 1. Jenis Penelitian : Kuantitatif


2. Teknik Pengumpulan Data :Dokumentasi, Survei
3. Teknik Analisis Data : AnalisisRegresi Linier Berganda
4. Variabel : Terdapat dua variabel yang dapat diuraikan
sebagai berikut:
1. Variabel bebas atau independent variable (X) adalah
Pengelolaan Barang Milik Daerah, dimana Inventarisasi
Barang Milik Daerah (X₁), Legal audit (X₂), Penilaian
Barang Milik Daerah (X₃), dan Pengawasan dan
pengendalian (X₄).
2. Variabel terikat atau dependent variable (Y) pada
penelitian ini adalah Kualitas Laporan Keuangan
Pemerintah Daerah.
Dari variabel diatas dapat dirumuskan hipotesis sebagai
berikut:
H0 : pengelolaan BMD berpengaruh signifikan
terhadap kualitas laporan keuangan di Pemerintah
Kabupaten Kendal

F.
E.
Penelitian 1. Hamidayanti (2018), tentang Faktor-faktor yang
Terdahulu
Mempengaruhi Opini Audit Laporan Keuangan Pemerintah

Daerah

2. Sumardi (2017), tentang Analisis Pengelolaan Asset Tetap

berdasarkan Peranturan Menteri Dalam Negeri Nomor 19

Tahun 2016 (Studi pada Pemerintah Daerah Kabupaten

Jeneponto)

3. Izzat (2017), tentang Kinerja Organisasi Bidang

Pengelolaan Asset Daerah (Bakeuda) Kabupaten Semarang

dalam Pengelolaan Asset Tetap

4. Evira (2016), tentang Pengaruh Manajemen Aset Daerah

Terhadap Kewajaran Laporan Keuangan Pemerintah Daerah

Menurut PP No. 71 Tahun 2010 dan PSAP No. 07 (Studi


Kasus pada Pemerintah Kabupaten Grobogan)

5.

6. Widayanti (2010), tentang Pengaruh Manajemen Aset

Terhadap Optimalisasi Aset Tetap Pemerintah Kabupaten

(Studi Kasus di Kabupaten Sragen)

G. Daftar Pustaka 1. Hamidayanti Luthfina., Faktor-faktor yang Mempengaruhi

Opini Audit Laporan Keuangan Pemerintah Daerah,

Jurnal, Makassar : Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam

Institut Agama Islam Negeri Surakarta, 2018.

2. Sumardi Ikbar Andrian., Analisis Pengelolaan Asset Tetap

berdasarkan Peranturan Menteri Dalam Negeri Nomor 19

Tahun 2016 (Studi pada Pemerintah Daerah Kabupaten

Jeneponto), Skripsi, Makassar : Fakultas Ekonomi &

Bisnis Islam Universitas Alauddin Makassar, 2017.

3. Izzat Alfian Noor, Kinerja Organisasi Bidang

Pengelolaan Asset Daerah (Bakeuda) Kabupaten

Semarang dalam Pengelolaan Asset Tetap, Skripsi,

Semarang : Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Diponegoro, 2017.

4. Evira Agnes., Pengaruh Manajemen Aset Daerah

Terhadap Kewajaran Laporan Keuangan Pemerintah

Daerah Menurut PP No. 71 Tahun 2010 dan PSAP No. 07

(Studi Kasus pada Pemerintah Kabupaten Grobogan),

Tesis, Surakarta : Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Sebelas Maret, 2016.

5. Widayanti, Pengaruh Manajemen Aset Terhadap

Optimalisasi Aset Tetap Pemerintah Kabupaten (Studi


Kasus di Kabupaten Sragen), Skripsi, Surakarta : Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Universitas Sebelas Maret, 2010.

6. Mulyadi. 2008. Sistem Akuntansi. Cetakan Keempat.

Jakarta : Salemba Empat;

7. Siregar, Doli. 2004. Manajemen Aset.Jakarta: PT


Gramedia Pustaka Utama
8. M. Yusuf. 2010. Delapan Langkah Pengelolaan Aset
Daerah Menuju Pengelolaan Keuangan Terbaik, Penerbit
Salemba Empa;
9. Anshari, Efrizal Syofyan. 2016. Pengaruh Pengelolaan
Barang Milik Daerah Terhadap Kualitas Laporan
Keuangan Pemerintah Kota Padang. Jurnal riset
manajemen bisnis dan public, Vol. 4 No. 1.
10. Haryanto. 2013. Pengelolaan dan Akuntansi Keuangan
Daerah. Semarang: UNDIP Press Semarang.
11. Sabardi, Agus. 2001. Manajemen Pengantar. Jakarta:
Kencana.
12. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 17 Tahun 2007
tentang Pengelolaan Barang Milik Daerah; Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia Nomor 58 Tahun 2008
tentang Pengelolaan Keuangan Daerah.
13. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 71
Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan;
14. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 6 Tahun
2006 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah
15. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 79 tahun
2005 tentang pedoman pembinaan, pengawasan
penyelenggaraan pemerintah
16. Perbup No. 11 Tahun 2015 Tentang Perubahan Atas Peraturan
Bupati Kendal Nomor 11 Tahun 2014 Tentang Kebijakan
Akuntansi Pemerintah Kabupaten Kendal
17. Perbup No. 67 Tahun 2017 Tentang Perubahan Kedua Atas
Peraturan Bupati Kendal Nomor 11 Tahun 2014 Tentang
Kebijakan Akuntansi Pemerintah Daerah Kabupaten Kendal
18. Perbup No. 44 Tahun 2019 Tentang Perubahan Atas Peraturan
Bupati Kendal Nomor 69 Tahun 2018 Tentang Kebijakan
Akuntansi Pemerintah Daerah Kabupaten Kendal
19. Perda No. 17 Tahun 2007 Tentang Pengelolaan Barang Milik
Daerah Seri E No. 11 Pengundangan tgl. 10 Desember 2007
pemerintah Daerah Kabupaten Kendal

Anda mungkin juga menyukai