Anda di halaman 1dari 4

PANDUAN PRAKTEK KLINIS (PPK)

UNIT GAWAT DARURAT


RUMAH SAKIT UMUM DAERAH NURDIN HAMZAH
DIARE AKUT
ICD 10 : A00-A09
1. Pengertian Kumpulan penyakit dengan gejala diare, yaitu defekasi dengan feses cair atau lembek
(definisi) dengan/tanpa lendir atau darah, dengan frekuensi 3 kali atau lebih sehari, berlangsung
kurang dari 14 hari, kurang dari 4 episode/bulan.
Perubahan konsistensi feses menjadi lebih lembek/cairdan frekuensi defekasi lebih
seringmenurut ibu
2. Anamnesis Frekuensi BAB: 3 kali atau lebih, konsistensi feses cair atau lembek (konsistensi feses
cair tanpa ampas walaupun hanya sakali dapat disebut diare), ada tidaknya darah dan
atau lendir, jumlah feses.
Ada tidaknya muntah, gejala-gejala klinik lain (batuk-pilek, panas, kejang, dan lain-
lain), riwayat masukan cairan sebelumnya, minum lahap atau malas minum.
3. Pemeriksaan Tanda-tanda dehidrasi, komplikasi, penyakit penyulit (bronkopneumoni, bronkiolitis,
Fisik malnutrisi, ensefalitis, meningitis, penyakit jantung dan dekompensasi kordis), dan :
keadaan umum (gelisah, cengeng, rewel, letargi, tampak sakit berat), frekuensi nadi,
suhu, tekanan darah, frekuensi nafas (tanda asidosis atau adanya penyakit penyulit).
Pemeriksaan yang meliputi keadaan umum pasien, status dehidrasi, pemeriksaan
abdomen, ekskoriasi pada bokong, dan manifestasi kulit. Penting untuk mengukur berat
badan, tinggi badan, lingkar kepala, perbandingan berat badan terhadap tinggi badan,
kehilangan berat badan, menilai kurva pertumbuhan, dan sebagainya
4. Kriteria 1. Diare kurang dari 14 hari
Diagnosis 2. Ada tidaknya darah dalam feses
3. Tanda-tanda dehidrasi (keadaan umum gelisah atau letargi, kelopak mata cekung,
minum lahap atau tidak mau, turgor kembali dibawah 1 detik atau 1 sampAi 2 detik atau
lebih dari 2 detik)
5. Diagnosis Diare akut dehidrasi (derajat dehidrasi dibagi menjadi: tanpa dehidrasi, ringan sedang,
dan berat)
6. Diagnosis Diare akut dehidrasi (atau diare cair akut dehidrasi)
Banding Disentri dehidrasi
Diare prolong dehidrasi
Diare akut dengan penyulit (BP, bronkiolitis, decompensasi kordis, malnutrisi berat,
ensefalitis, dan menengitis)
7. Pemeriksaan Darah rutin, feses rutin, dan urin rutin atas indikasi
Penunjang Elektrolit dan atau gas darah atas indikasi
8. Terapi 1. Rehidrasi
2. Obat-obatan
3. Diet
4. Edukasi

Rehidrasi (Terapi cairan dan elektrolit) :


Koreksi cairan dan elektrolit dibedakan 2 macam:
1. Diare akut murni (diare cair akut).
2. Diare akut dengan penyulit/komplikasi.
Ad 1. Diare akut murni
Diare akut dehidrasi ringan sedang menggunakanoralit pada dengan dosis 75 ml/kgBB/4
jam, jika gagal upaya rehidrasi oral (URO) mengunakan IVFD dengan cairan ringer
laktat dosis 75 ml/kgBB/4 jam

Diare akut dehidrasi berat dapat mengunakan salah satu cara


1. Cairan ringer laktat dengan dosis 30 ml/jam/kgBB sampai tanda-tanda dehidrasi
hilang(target 4jam atau 120 ml/kgBB).
2. Umur 1 sampai 11 bulan: 30 ml/kgBB dalam satu jam pertama, selanjutnya 70
ml/kgBB dalam 5 jam
Umur 1 tahun ke atas: 30 ml/kgBB dalam 30 menit pertama, selanjutnya 70
ml/kgBB dalam 2,5 jam
Monitoring rehidrasi dilakukan setiap jam, jika tanda-tanda dehidrasi hilang, rehidrasi
dihentikan.

Ad 2. Pada diare akut dengan penyulit :


Menggunakan modifikasi Sutejo dengan cairan yang mengandung: Na: 63,3 mEq/L. K:

10,4mEq/L, CI: 61,4 mEq/L, HCO3: 12,6 mEq/L(mirip cairan KAEN 3A).

Koreksi diberikan secara intravena dengan kecepatan :

Diare akut dengan penyulit dengan dehidrasi ringan-sedang :


4 jam I : 50 cc/kg BB.
20 jam II : 150 cc/kgBB.

Atau dapat diberikan dengan kecepatan yang sama 200 cc/kgBB/hari


Diare akut dengan penyulit dehidrasi berat :
4 jam I : 60 cc/kg BB.
20 jam II : 190 cc/kgBB.

Rehidrasi yang diberikan perhari tetap dimonitoring. Rehidrasi dihentikan jika status
rehidrasi telah tercapai (tidak ada tanda-tanda dehidrasi). Diare akut dengan penyulit
dengan dehidrasi ringan-sedang memerlukan cairan rehidrasi antara 150 – 200
ml/kgBB/hari sedangkan dehidrasi berat 250 ml/kgBB/hari. Kebutuhan cairan rehidrasi
untuk anak yang lebih besar (lebih dari 10 kg) kurang dari nilai tersebut, sebagai patokan
praktisnya adalah dehidrasi ringan-sedang memerlukan 1,5 sampai 2 kali kebutuhan
maintenance (misalnya anak 20 kg, kebutuhan maitenancenya adalah 1500 mlyang
berarti kebutuhan rehidrasinya 2250-3000ml), sedangkan dehidrasi berat 2,5 kali
maintenance.

Terapi medikamentosa :
Diberikan preparat zink elemenal, untuk usia < 6 bulan sebanyak 1 x 10 mg dan usia ≥ 6
bulan sebanyak 1 x 20 mg selama 10-14 hari. Obat-obatan antimikroba termasuk
antibiotik tidak dipakai secara rutin pada penyakit diare akut. Patokan pemberian
antimikroba/antibiotika adalah sebagai berikut :
1. Kolera.
2. Diare bakterial invasif.
3. Diare dengan penyakit penyerta.
4. Diare karena parasit/jamur.
5. Bayi umur kurang dari 3 bulan

Ad. 1. Kolera :
Semua penderita yang secara klinis dicurigai kolera diberi Tetrasiklin 50
mg/kgBB/hari dibagi 4 dosis selama 3 hari.

Ad. 2. Diare bakterial invasif :


Secara klinis didiagnosis jika :
Panas lebih dari 38,5oC dan meteorismus.
Ada lendir dan darah dalam tinja secara makroskopis maupun mikroskopis.
Leukosit dalam tinja secara mikroskopis lebih dari 10/lpb atau ++
Antibiotika yang dipakai sementara menunggu hasil kultur :
 K1inis diduga ke arah Shigella (setiap diare yang disertai darah dapat
dianggap shigelosis, jika tidak ada tanda klinis yang khas untuk penyakit
lainya atau belum dapat dibutikan infeksi lainnya, melalui kultur) diberi
Nalidixid acid 55mg/kgBB/hari diberi 4 dosis selama 10 hari atau
Ciprofloxacin 30 mg/kgBB/hari dibagi 2 dosis selama 5 hari. Jika tidak
ada perbaikan dalam 48 jam, antibiotik diganti dengan ceftriakson 100
mg/KgBB/ hari sekali sehari atau Azitromizin
 K1inis diduga ke arah Salmonella diberikan Kloramfenikol 100
mg/kgBB/hari dibagi 4 dosis selama 10 hari.
 Klinis diduga amubiasis, segera dilakukan pemeriksaan preparat
langsung tinja: jika ditemukan bentuk trofozoit dengan RBC di dalam
sitoplasmanya diberikan metronidazol dengan dosis 50 mg/kgBB/hari
dibagi 3 dosis.

Ad. 3. Penyakit penyerta diobati sebagaimana mestinya.

Ad. 4 Untuk penyakit parasit diberikan :


 Amubiasis diberikan Metronidazole 50 mg/kbBB/hari dibagi dalam 3
dosis selama 5-7 hari.
 Helminthiasis: untuk Ascaris/Ankylostoma/Oxyuris: Pyrantel Pamoate
10 mg/kgBB/hari dosis tungga1 atau albendazole 400 mg dosis tunggal
untuk anak lebih dari 2 tahun.
Untuk Trichuris : Mebendazole 2 X l00 mg selama 3 hari.
 Giardiasis : Metronidazole 15 mg/kgBB/hari selama 5 hari.
Untuk penyebab jamur diberikan :
Candidiasis diberikan Nistatin :
- Kurang dari 1 tahun : 4 X 100.000 IU se1ama 5 hari.
- Lebih dari 1 tahun : 4 X 300.000 IU se1ama 5 hari.

9. Edukasi Pendidikan kesehatan dilakukan pada saat visite dan di ruangan khusus dimana orangtua
penderita dikumpulkan.
Pokok ceramah meliputi :
 Usaha pencegahan diare dan KKP.
 Usaha pertolongan untuk mencegah dehidrasi pada diare dengan menggunakan
oralit dan cairan.
 Imunisasi.
 Keluarga berencana.
Penderita dipulangkan :
 Bi1a yakin ibu sudah dapat/sanggup membuat/memberikan oralit kepada anak
dengan cukup wa1aupun diare masih berlangsung.
 Kausa diare/penyakit penyerta sudah diketahui dan diobati (tidak mutlak).
10. Prognosis Ad vitam : bonam
Ad sanationam : bonam
11. Tingkat I
evidens
12. Tingkat A
rekomendasi
13. Penelaah 1. Dr. Desi P, Sp. A
kritis
14. Indikator Gambaran klinis dan derajat dehidrasi
Medis
15. Target Sembuh dalam 3 sampai 5 hari
16. Kepustakaan 1. Pudjiadi A, Hegar B, Handryastuti S, Idris NS, Gandaputra EP, dkk. Pedoman
pelayanan medis IDAI. IDAI 2010. H 58-62.
2. Nelson Pediatric Text Book King CK, Glass R, Bresee JS, Duggan C. Managing
acute gastroenteritis among children oral rehydration: maintenance, and nutritional
therapy. Centers for disease control and prevention. MMWR. 2003;52:1-29.
3. Dep Kes RI, Dirjen PP & PL. Keputusan Menteri Kesehatan RI No:
1216/Menkes/SK/XI/2001 Tentang Pedoman Pemberantasan Penyakit Diare, Edisi
ke 5, Tahun 2007
4. Buku ajar IDAI Gastroenterohepatologi
5. Nelson Pediatric Text Book Fortaine O, Newton C. A revolution in the management
of diarrhea. Bull WHO. 2001; 79: 471-9.
6. Santosham M, Duggan C, Brown KH, Greenough III WB. Management of acute
diarrhea. Dalam: Wyllie R, Hyams JS, penyunting. Pediatric Gastrointestinal and
Liver Disease: Pathophysiology, Diagnosis, Management. Edisi ke-3. Philadelphia:
WB Saunders; 2006. H. 557-81.
7. World Health Organization. Guideline for the control of shigellosis, including
epidemics due to shigella dysenteriae type 1. WHO; 2003. H. 1-70.

Mengetahui/Menyetujui Muara Sabak, 11 Oktober 2017


Direktur RS Nurdin Hamzah Ketua Komite Medik

Dr. Nasrul Felani Dr. Ferry Merbawanto, SpPD


NIP. NIP.

Anda mungkin juga menyukai