Anamnesis Dan Pemeriksaan Fisik Neurologi
Anamnesis Dan Pemeriksaan Fisik Neurologi
Anamnesis Dan Pemeriksaan Fisik Neurologi
Oleh:
dr. Prysta Aderlia Sitanggang, Sp.N
Fakultas Kedokteran
Universitas Cenderawasih
2022
Anamnesis
SSP SST
OTAK MS
SUB- BATANG
KORTEKS
KORTEKS OTAK - Kornu anterior
- Radiks
- Pleksus
- Saraf tepi
- Mesensefalo - Servikal - Neuromuscular
- Frontal
n - Torakal junction
- Parietal - Kapsula
- Pons - Lumbal - Motor end plate
- Temporal interna
- Medula - Sakral
- Oksipital
oblongata - koksigeus
KESADARAN
KUALITATIF
SOMNOLEN
TINGKAT KESADARAN
SOPOR/STUPOR
COMA
KUANTITATIF
FOUR SCORE
TINGKAT KESADARAN SECARA KUALITATIF
COMPOS MENTIS Kondisi sadar penuh terhadap diri sendiri dan lingkungan eksternal
• Inflamasi
Meningeal sign paling sering ditemukan
pada iritasi selaput meningen akibat: • Infeksi
• Perdarahan
Prinsip pemeriksaan ini bertujuan untuk
memberikan tekanan pada meningens
dan radiks saraf tepi yang menjadi
hipersensitif
KUDUK KAKU/
KAKU KUDUK
MENINGISMUS
TANDA BRUDZINSKI
TANDA BRUDZINSKI III
TANDA BRUDZINSKI IV
• Pasien berbaring
terlentang.
• Pasien berbaring terlentang.
Pemeriksaan :
• SUBYEKTIF : Keluhan
pasien
• OBYEKTIF
• Inspeksi : Periksa kedua
lubang hidung; yakinkan
jalan pernafasan & mukosa
baik.
• Identifikasi
NERVUS OPTIKUS (N.II)
Pemeriksaan N.II :
• Pemeriksaan tajam pengelihatan→ VISUS.
• Pemeriksaan pengenalan warna→ WARNA.
• Pemeriksaan medan (lapangan) pengelihatan→
KAMPUS.
• Pemeriksaan FUNDUS (funduskopi).
1. Pemeriksaan Tajam Pengelihatan
Pemeriksaan
• Menggunakan kartu tes ishihara / benang wol berwarna.
• Ps/ membaca angka berwarna dlm kartu ishihara
• Mengambil wol yang berwarna sesuai perintah.
Interpretasi
• Normal
• Buta Warna
Wol test
3. Pemeriksaan Lapangan Pengelihatan
Metode:
• Tanpa Alat : Tes Konfrontasi
• Dengan Alat : Tes Kampimeter/Perimeter
Persiapan :
• Pasien harus kooperatif
• Pasien diberi penjelasan tes yang akan dilakukan.
3. Pemeriksaan Lapangan Pengelihatan
A. Tes Konfrontasi
Interpretasi
• Normal
• Menyempit
Nasal : 600 Inferior : 70 – 750
Superior: 600 Temporal: 100 – 1100
Normal :
• Latar belakang :merah keoranye-oranyean
• Papil nervi optisi : lebih muda
• Pembuluh darah berpangkal pd pusat papil
memancarkan cabang-cabangnya ke seluruh retina
• Arteri berwarna jernih & vena berwarna merah tua.
• Reflek sinar hanya tampak pd arteri
• Vena berukuran lebih besar & tampak berkelok-
kelok dibandingkan arteri
• Tampak pulsasi pada pangkal vena besar (di papil)
dan penekanan bola mata → pulsasi lebih jelas
● Papil edema : papil hiperemis, batas papil kabur,
cupping menghilang
Intepretasinya :
•(+) → gerakan bola mata berlawanan dengan arah gerakan kepala
•(-) → bola mata mengikuti gerakan kepala
3. Pemeriksaan Fungsi & Reaksi Pupil
Pemeriksaan :
Interpretasinya
Pemeriksaan:
● Fungsi motorik N. Trigeminus
● Fungsi sensorik N.Trigeminus
● Reflek Trigeminal
1. Fungsi Motorik N.V
Normal:
• Kontraksi m.masseter & m.temporalis simetris
• Rahang bawah berada ditengah tengah
• Kekuatan gigitan kayu tong spatel,
• sama dalam pada gigitan kanan dan kiri
Kelainan :
• Kontraksi m.masseter & m.temporalis
• kanan dan kiri (-) / melemah.
• Deviasi rahang bawah saat
• membuka mulut ke sisi m.pterigoideus lateralis yg lumpuh.
• Bekas gigitan pada sisi m.pterigoideus medialis
• yang lumpuh lebih dangkal.
2. Fungsi Sensorik N.V
• Pasien kooperatif
• Memberitahukan kepada pasien pemeriksaan apa yang akan kita lakukan dan apa yang harus
dijawab pasien.
• Lakukan pemeriksaan rasa raba, nyeri dan suhu.
Interpretasi :
● Kelainan :
• Anestesi
• Analgesi
• Termanestesi
Reflek Kornea
● Lakukan sentuhan
secara halus
dengan ujung kapas
gulung di bagian
mata yang arahnya
berlawanan dengan
pandangan mata
● Interpretasi:
(+) jika ada gerakan
menutup mata
Refleks korneomandibular
● Lakukan sama dengan refleks kornea
Trismus
Kejang otot-otot mengunyah yang tiba-tiba dan
● Simetris/Tidak
● Lipatan Dahi
● Celah kelopak mata
● Ujung bibir
● Sulkus nasolabialis
Gerakan Involunter :
Grimas
• Ada gerakan wajah spontan yang menyerupai
gerakan meringis-ringis, menjungur-jungurkan
bibir, memejamkan mata, mengerutkan dahi
dan kening.
Tic
• Perhatikan gerakan singkat, berulang-ulang,
streotitik dan konfulsit yang tampak pada
sebagian kecil otot wajah
Spasmus
• Perhatikan adanya konstraksi tonus involunter
dari sekelompok otot-otot wajah
Tanda Chvostek
Interpretasi :
Lakukan ketokan
yang ringan dengan
mengunakan refleks
hamer pada daerah
glabela
• (+) Akan terjadi kontraksi
muskulus orbikularis
okuli kedua mata.
Pemeriksaan Viscerosensorik
Siapkan larutan :
Interpretasi :
• Asam : citric acid 1% (cuka) ● Normal : Respon pasien sesuai
• Asin : NaCl 2,5% (garam)
dengan cita rasa yang ditest
• Manis : Glukosa 5% (gula)
• Pahit : Hcl Quinine 0.075% (Kinine) ● Kelainan :
● Interpretasi :
● Normal : Lakrimasi dan sekresi glandula submasilaris dan sublingualis baik
● Kelainan : Hiperlaksimasi adan Hiposelaresi glandula submax ilaris dan sublingualis
N. Oktavus (N.VIII)
N. Kokhlearis ( N. Akustikus)
• Suara Bisik
•- Mintalah pasien untuk berdiri pada jarak 5
meter
•- Pasien sebaiknya ditutup matanya agar
tidak melihat gerakan bibir pemeriksa
•- Pasien harus menutup telinga kanan saat
pemeriksaan teling kiri, begitu sebaliknya
•- Pemeriksa membisikkan kata-kataj seperti
buku...., lima..., kuda... tapi....dsb
• Interpretasi :
• Normal : suara dapat didengar dari jarak 5 m
• Kelainan : Suara hanya dapat didengar pada
jarak < 5 m
N. Oktavus (N.VIII)
N. Kokhlearis (
N. Akustikus)
• Uji Garpu Tala
• Rinne
• Schwabach
• Weber
• Bing
SCHWABACH BING
WEBER
Contoh: Pada Telinga Kanan
N. Vestibularis
• Pemeriksaan Keseimbangan
• Uji Romberg & Romberg dipertajam Romberg dan Romberg dipertajam
• Tandem gait
• Jalan di tempat dengan mata tertutup
(Fukuda Stepping test)
• Menggerak-gerakkan kedua anggota
atas ke atas dan ke bawah dengan
mata tertutup (past pointing test)
• Dix-hallpike
• Vertigo
• Subjektive
• Objektive : nistagmus, test kalori
DIX-HALLPIKE
N. Glosofaringeus (N. IX) dan N. Vagus (N. X)
• Lengkung langit-langit
• Kualitas suara : Disfoni (serak), Disartri (artikulasi)
• Fungsi menelan : Disfagi (ggn menelan)
Pemeriksaan Refleks
• Refleks muntah
N. Aksesorius (N.XI)
M. Trapezius
N. Sterno Klidomastodius •Inspeksi pada saat pasien terdiam, perhatikan
bahu penderita dan bandingkan kanan-kiri
•Mintalah penderita mengangkat bahu kedua-
Minta penderita memutar kepalanya duanya.
kearah sisi kanan
Interpretasi :
Tahanlah kepala penderita saat
diputar kekanan •Normal :
•Bahu kanan – kiri simetris
Rabalah M. Sterno – Klidomastideus •Margo vertebralis skapula kanan-kiri simetris
kiri •Penderita mampu mengangkat bahunya
dengan baik
Ulangi pemeriksaan untuk sisi kiri •Kelainan :
•Bahu kanan – kiri tidak simetris (lebih rendah
disisi yang sakit)
Interpretasi : •Margo vertebralis skapula pada sisi yang sakit
tampak lebih kesamping
• Normal : M. Sterno Klidomastoidius
menegang •Saat mengangkat bahu, pada sisi yang sakit
• Kelainan : M. Sterno Klidomastoidius tidak tidak dapat dilakukan.
menegang
N. Hipoglosus (N. XII)
TENAGA TONUS
TROFIK REFLEKS
Campbell WW, 2005; Fuller G, 2008; Sidharta, 2010; Waxman SG, 2010
Derajat Kekuatan Otot
(The Medical Research Council Scale of Muscle Strength)
Pemeriksaan Kelemahan Ringan
1. Normotoni
2. Atoni
3. Hipotoni
4. Hipertoni
▪ Spastik
▪ Rigid
Penilaian tropik
❑ Inspeksi
membandingkan simetrisitas otot kanan dan kiri
❑ Palpasi
◦ Menilai masa otot, konsistensi, kontur
◦ Otot normal : semi elastis dan kembali ke bentuk semula
setelah ditekan
Penilaian tropik
❑ Pengukuran
◦ Dapat digunakan pita pengukur → perbedaannya kecil
◦ Dilakukan dari 1 titik pasti dan tempat pengukurannya dicatat
◦ Ekstremitas yang diukur harus dalam psosisi yang sama
❑ Interpretasi
◦ Atropi
◦ Hipertropi
Pemeriksaan klinis neurologis 2018
Syarat
Penderita berada dalam
keadaan rileks
Rangsang regang
hendaknya cukup memadai
Refleks
Brachioradialis
Refleks Biseps Refleks Triseps
Knee Pees Reflex (KPR) Achilles Knee Pees Reflex (APR)
Reflek Superficial
Hoffman
• Ekstensi jari tengah pasien, dorsofleksi
pergelangan tangan dan jari lain fleksi parsial
• Pemeriksa menahan jari tengah pasien dengan
jempol dan telunjuk pemeriks, petik kuku jari
tengah
• (+) gerakan fleksi dan adduksi ibu jari, fleksi jari
telunjuk dan jari-jari lain
Tromner
• Pemeriksa menahan jari tengah pasien yang
diekstensikan parsial, biarkan tangan pasien
terjuntai
• Kemudian jentikkan jari tengah pasien dengan
tangan lainnya
• (+) gerakan fleksi dan adduksi ibu jari, fleksi jari
telunjuk dan jari-jari lain
Refleks Babinski dan Variannya
Refleks Babinski
Gores dr tumit ke atas,
telusuri bag lateral.
Sampai di pangkal
kelingking, bengkok ke
medial, berakhir di
pangkal jempol kaki
(+) → dorsofleksi ibu jari dan
atau disertai pemekaran
jari lainnya
Refleks Chaddock
Goreskan pd kulit di
bawah maleolus
eksterna
Refleks Oppenheim
Dgn jempol & jari
telunjuk, urut tulang
betis dari atas ke bawah
Refleks Gordon
Pijat otot betis dengan
kuat
Refleks Schaeffer
Pijat tendon Achilles
dengan keras
KNI (Pemeriksaan klinis neurologis praktis) 2018
Rossolimo
Perkusi telapak kaki di
daerah basis jari kaki ke-2
sampai 5
Mendel Bechterew
Perkusi dorsum di daerah
basis jari kaki ke-2 sampai 5
● Klonus Patella
○ Pegang patella antara jempol dan telunjuk, tekan patella ke arah distal tiba-tiba
● Refleks menggenggam
○ Tempatkan jari pemeriksa pada telapak tangan pasien
● Reflek palmomental
○ Gores dengan ujung gagang palu reflex ke kulit telapak tangan bagian tenar
● Reflek Meyer
○ Tekan jari tengah semaksimal mungkin mendekati telapak tangan
GEJALA POSITIF:
GEJALA NEGATIF:
❑ Rasa terbakar
❑ Kebas (mati rasa)
❑ Rasa tertusuk ❑ Rasa tebal
❑ Rasa seperti terikat
❑ Rasa seperti ada serangga
yang merayap
❑ Rasa seperti tertekan benda
berat
✓ Raba
✓ Diskriminasi 2
✓ Nyeri
titik
✓ Suhu
✓ Stereognosis
✓ Tekan
✓ Grafestesia
✓ Sensasi posisi
✓ Barognosis
sendi
✓ Topognosis
✓ Getar/vibrasi
(Campbell, W.W. dan Barohn, 2020; Biller, Gruener dan Brazis, 2017; Ngoerah, 2017; PERDOSSI, 2018)
PEMERIKSAAN MONOFILAMEN
Teknik Pemeriksaan
(Campbell, W.W. dan Barohn, 2020; Biller, Gruener dan Brazis, 2017; Ngoerah, 2017; PERDOSSI, 2018)
PEMERIKSAAN NYERI DALAM
Teknik Pemeriksaan
(Campbell, W.W. dan Barohn, 2020; Biller, Gruener dan Brazis, 2017; Ngoerah, 2017; PERDOSSI, 2018)
PEMERIKSAAN SUHU
(Campbell, W.W. dan Barohn, 2020; Biller, Gruener dan Brazis, 2017; Ngoerah, 2017; PERDOSSI, 2018)
PEMERIKSAAN RASA POSISI DAN SIKAP
(Campbell, W.W. dan Barohn, 2020; Biller, Gruener dan Brazis, 2017; Ngoerah, 2017; PERDOSSI, 2018)
PEMERIKSAAN SENSASI GETAR/VIBRASI
(Campbell, W.W. dan Barohn, 2020; Biller, Gruener dan Brazis, 2017; Ngoerah, 2017; PERDOSSI, 2018)
II. PEMERIKSAAN SENSIBILITAS SEKUNDER
❖ Stereognosis
❖ Barognosis
❖ Diskriminasi 2 titik
❖ Grafestesia
❖ Topognosis
PEMERIKSAAN STEREOGNOSIS
(Campbell, W.W. dan Barohn, 2020; Biller, Gruener dan Brazis, 2017; Ngoerah, 2017; PERDOSSI, 2018)
PEMERIKSAAN BAROGNOSIS
(Campbell, W.W. dan Barohn, 2020; Biller, Gruener dan Brazis, 2017; Ngoerah, 2017; Lumbantobing, S.M., 2016)
PEMERIKSAAN DISKRIMINASI 2 TITIK
❑ Penderita diminta
memberitahukan tempat pada
→ Normal
tubuhnya yang disentuh oleh → Atopognosis
pemeriksa
❑ Tempat menyentuh harus
di lokasi yang jelas,
misalnya pada pipi kiri
atau bawah telinga,
tungkai atas, tungkai
bawah
(Campbell, W.W. dan Barohn, 2020; Biller, Gruener dan Brazis, 2017; Ngoerah, 2017; Lumbantobing, S.M., 2016)
TES KOORDINASI
TERIMAKASIH