Anda di halaman 1dari 10

ISLAM DAN TASAWUF

Disusun oleh:
Najya Muthia Khalika 10822772
Salsa Billa Tiara 10822982
Sonia Khairunnisa Mahaputri 11822049
Vania Kalya Koswara 11822101

Universitas Gunadarma
1MA11- Ilmu Komunikasi

ISLAM DAN TASAWUF 1


PENDAHULUAN
Tasawuf merupakan salah satu cabang ilmu keislaman yang lebih menekankan pada
dimensi atau aspek spiritual dalam Islam. Tasawuf adalah ilmu yang mulia karena berkaitan
dengan ma`rifah kepada Allah Ta`ala dan mahabbah kepada-Nya. Dan tasawuf adalah ilmu yang
paling utama secara mutlak. Lahirnya tasawuf bersamaan dengan timbulnya agama Islam itu
sendiri, maka dari itu ilmu tasawuf tidak lepas dari pengaruh Al-Qur`an dan hadits. Inti untuk
mencapai tasawuf adalah beriman kepada Allah, menyerahkan diri kepada-Nya, mengamalkan
amalan yang sholeh dan menjauhi serta meninggalkan semua larangan-larangan Allah. Kajian
Tasawuf merupakan bagian yang tak terpisahkan dari kajian Islam di Indonesia. Sejak masuknya
Islam di Indonesia telah tampak unsur tasawuf mewarnai kehidupan keagamaan masyarakat,
bahkan hingga saat ini nuansa tasawuf masih kelihatan menjadi bagian yang tak terpisahkan dari
pengamalan keagamaan sebagian kaum muslimin Indonesia, terbukti dengan semakin meraknya
kajian Islam dan juga melalui gerakan Tarekat Muktabarah yang masih. Seperti yang tercantum
dalam Surat Al- Maidah ayat 54;

Dalam Q.S. Al-Maidah ayat : 54

‫ع ۡن م ِۡنكُمۡ ي َّۡرتَدَّ َم ۡن ا َمنُ ۡوا ا َّلذ ِۡينَ ٰۤيـاَيُّ َها‬


َ ‫ف د ِۡيـنِه‬ ٰ ‫علَى ا َ ِذلَّة ِ َويُحِ ب ُّۡون َٰۤه يُّحِ بُّ ُهمۡ قَ ۡومِِب‬
َ َ‫ّللاُ َي ۡاتِى ف‬
َ ‫س ۡو‬ َ َ‫علَى ة َِِاَعِز ۡال ُم ۡؤ ِمن ِۡين‬
َ َ‫ۡالكف ِِر ۡين‬
َ‫سبِ ۡي ِل ف ِۡى يُ َجا ِهد ُۡون‬ ِ ٰ ‫ض ُل لِكَ ذ ِ َ ٰۤل ِٕٮم لَ ۡو َمةَ يَخَافُ ۡونَ َو َل‬
َ ‫ّللا‬ ِ ٰ ‫شا ٓ ُء َم ۡن يُ ۡؤتِ ۡي ِه‬
ۡ َ‫ّللا ف‬ ٰ ‫عل ِۡيم َواسِع َو‬
َ َّ‫ّللا ُ ِ ي‬ َ

Artinya ; “Hai orang-orang yang beriman, barangsiapa di antara kamu yang murtad dari agamanya,
Maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Allah mencintai mereka dan merekapun
mencintaiNya, yang bersikap lemah Lembut terhadap orang yang mukmin, yang bersikap keras
terhadap orang-orang kafir, yang berjihad dijalan Allah, dan yang tidak takut kepada celaan orang
yang suka mencela. Itulah karunia Allah, diberikan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya, dan
Allah Maha luas (pemberian-Nya), lagi Maha Mengetahui”.
1

Selain itu terdapat juga di Surat Al A’la ayat 14- 15 yang berisi;

Surat Al A’la ayat 14-15,

‫صلَّى َر ِب ِه اس َم َوذَك ََر ت َزَ َّكى َمن أَفلَ َح قَد‬


َ َ‫ف‬

Artinya: Sesungguhnya beruntunglah orang yang membersihkan diri (dengan beriman), dan dia
ingat nama Tuhannya, lalu dia sembahyang. 2

Sumber utama ajaran tasawuf adalah dari alquran dan al-Hadis. Alquran adalah kitab yang di
dalamnya ditemukan sejumlah ayat yang berbicara tentang inti ajaran tasawuf. Ajaran-ajaran
tentang khauf, raja’, taubat, zuhud, tawakal, syukur, shabar, ridha, fana, cinta, rindu, ikhlas,
ketenangan dan sebagainya secara jelas diterangkan dalam alquran.

1
Q.S. Al-Maidah:54
2
Surat Al A’la:14-15

ISLAM DAN TASAWUF 2


I. PENELITIAN
Dari awal tumbuhnya tasawuf sampai pada abad ke delapan, tasawuf mengalami periodenisasi
sejalan dengan perkembangan ajarannya. Dan dari setiap priode tersebut tasawuf telah
meninggalkan persoalan-persoalan yamg mengundang perdebatan yang sengit di kalangan para
ulama. Untuk membicarakan persoalan-persoalan tersebut khususnya yang timbul pada masa
sekarang, perlu kiranya mengetahui pemahaman tentang tasawuf itu sendiri. Dr. Ibrahim Al Basuni
dalam bukunya “Nasy’atus Tasawuf Al Islami” berusaha untuk mendefinisikan tasawuf setelah
mengkaji empat puluh definisi yang berkembang pada abad ketiga sampai abad keempat hijriah,
ia memberikan kesimpulan sebagai berikut: Tasawuf adalah kesadaran yang suci, yang
mengarahkan adanya hubungan yang erat dengan zat yang mutlak adanya. Dalam definisi tersebut
dapat ditegaskan bahwa tasawuf itu adalah suatu cara untuk menghubungkan diri seorang hamba
dengan khaliqnya melalui mujahadah. Mujahadah yang dimaksud secara garis besarnya adalah
taubah, zuhud, ridla, tawakkal, khulwat dan dzikir. 3
1. Taubah
Para ulama tasawuf memahami taubah dengan tiga tingkatan: taubah dari dosa, yang berarti taubat
yang dilakukan oleh seorang hamba karena berbuat ma’siat (durhaka) atau disebut “taubatul
jahilin”. Kedua taubah dari kotornya hati, yaitu yang dilakukan karena keinginan hati berbuat
durhaka. Taubah ini sering disebut para ulama tasawuf dengan “taubatul ‘abidin”. Ketiga taubat
karena melupakan Tuhan, yaitu taubat yang dilakukan karena hati melupakan Tuhan atau yang
disebut “taubatul ‘arifin”.

2. Zuhud
Para ulama taswuf mengartikan zuhud ini dengan pemahaman yang berbeda-beda, namun di sini
dapat disimpulkan bahwa zuhud itu adalah tidak adanya perhatian seseorang hamba kecuali pada
Tuhannya.

3. Ridla
Ulama tasawuf memahami ridla ini merupakan buah dari zuhud, ridla dianggap berhasil bila dapat
mengosongkan jiwa dari keinginan-keinginan yang bersifat keduniaan. Sedangkan tanda dari
adanya ridla adalah: sedikit makan, iftiqar (merasa selalu butuh kapada khaliq atau sang pencipta)
dan sabar menerima segala cobaan.

4. Tawakkal
Ahli tasawuf mengartikan tawakkal bahwa kehendak seorang hamba sepenuhnya ada pada
kehendak Tuhan. Tanda-tandanya seperti memutus hubungan dengan semua makhluk dan
menyerahkan diri sepenuhnya pada Tuhan.

5. Khulwat dan Dzikir


Khulwat dan Dzikir merupakan suatu kesatuan kata yang berarti berzdikir dengan cara
menyepikan diri dari keramaian. Khulwat merupakan cara yag paling efektif dalam mencapai

3
Al Basuni, Ibrahim. Nasy’atus Tasawuf Al Islami (1969)

ISLAM DAN TASAWUF 3


kesucian diri dan membuahkan kecintaan yang abadi terhadap Dzat yang mutlak. Dan hal ini tak
mungkin dapat dilakukan kecuali dengan menjauhkan diri dari segala bentuk kemewahan hidup
dan kehidupan dengan tiga hal yang tak dapat ditinggalkan.
- Wahdah, yaitu konsentrasi hamba hanya pada ibadah semata.
- Shahbah yaitu kebersamaan hati dengan orang-orang salhaleh.
- Dzikir tidak hanya terbatas pada lisan dan tidak hanya terdapat pada suatu bentuk kata-
kata, tapi dzikir merupakan peleburan diri seorang terhadap yang ia dzikiri, yang dalam hal
ini adalah Dzat Yang MahaAgung.

II. TUJUAN
Tujuannya dalam tasawuf adalah suasana ideal yang ingin diwujudkan dalam tujuan
pendidikan. Suasana ideal itu tampak pada tujuan akhir (ultimate aims of education) yaitu
pembentukan pribadi khalifah bagi anak didik yang memiliki fitrah, roh di samping badan,
kemauan yang bebas dan akal. Suatu tujuan yang hendak dicapai oleh pendidikan pada hakikatnya
adalah suatu perwujudan dari nilai-nilai ideal yang terbentuk dalam pribadi manusia yang
diinginkan. Dari semua pendapat tersebut dapat dipahami bahwa tujuan Pendidikan akhlak tasawuf
adalah untuk mencapai suatu keyakinan yang didasari atas tingkah laku yang terpuji dan mulia
sesuai dengan ajaran Islam agar terwujud hubungan yang baik antara manusia dengan Tuhannya
dan manusia dengan sesama makhluk. Semua itu pada dasarnya akan bermuara pada hidup di dunia
dan akhirat melalui tingkah laku yang baik dalam menghadapi problema kehidupan, serta menjalin
hubungan yang harmonis dengan Tuhan (hablum minallah) dan sesama manusia (hablum
minannas) serta makhluk lain.

III. SEJARAH
Ada perbedaan pendapat mengenai sejarah daripada ilmu tasawuf; ada yang menganggap
tasawuf telah berkembang di zaman sebelum Nabi Muhammad SAW belum menjadi Rasul, ada
pula yang berpendapat bahwa ilmu ini ada setelah beliau menjadi Rasulullah. Jika dilihat dari
zaman sebelum Nabi Muhammad diangkat menjadi Rasulullah, dikatakan bahwa tasawuf awalnya
berkembang ketika orang-orang dari daerah Irak dan Iran yang baru masuk Islam (sekitar abad ke-
8 M). Setelah masuk Islam, hidup mereka tetap seperti dulu yakni sederhana dan bersahaja serta
mereka juga menjauhkan diri daripada kemewahan dan kesenangan dunia. Mereka senantiasa
memakai pakaian yang terbuat dari kulit domba yang masih berbulu yang mana pada masa itu
merupakan pakaian yang sangat sederhana, yang kemudian dikenal sebagai tanda mereka; yang
dianggap sebagai penganut paham bahwa dalam hidup mereka harus berenda-rendah di hadapan
Tuhan. Paham itu kemudian dikenal dengan sebutan sufi, sufisme, atau tasawuf, sedangkan orang
sufi adalah sebutan untuk penganut paham itu. Sementara pendapat lain yang menyatakan bahwa
ilmu tasawuf bermula sejak zaman Kerasulan Nabi Muhammad SAW yang berbekal dari pada
pengetahuan beliau. Dikatakan bahwa tasawuf itu berasal dari kata suffa yang artinya beranda;
sedang Al-Suffa adalah sebutan untuk penganutnya. Tasawuf pada masa setelah kerasulan Nabi
Muhammad dilihat dari perilaku dan kehidupan beliau. Dimana ketika terjadi peristiwa turunnya
wahyu dan Rasulullah pun berkhalwat di gua Hira. Juga dilihat dari kehidupan sehar-hari beliau
yang sangat sederhana, zuhud, dan tidak pernah terpengaruh apalagi tergoda oleh kehidupan dan
kemewahan dunia.

ISLAM DAN TASAWUF 4


IV. PENGERTIAN

 Menurut Al-Junaid Al-Bagdadi (Pemadi, 2004), tasawuf adalah membersihkan hati dari
sifat yang menyamai binatang dan melepaskan akhlak yang fitri, menekan sifat basyariah
(kemanusiaan), menjauhi hawa nafsu, memberikan tempat bagi kerohanian, berpegang
pada ilmu kebenaran, mengamalkan sesuatu yang lebih utama atas dasar keabadianNya,
memberi nasihat kepada umat, benar-benar menepati janji terhadap Allah SWT, dan
mengikuti syariat Rasulullah SAW. 4
 Menurut Abu Qasim Abdul Karim Al-Qusyairi (Pemadi, 2004), tasawuf adalah
menjabarkan ajaran-ajaran Al Quran dan Sunnah, berjuang mengendalikan nafsu, menjauhi
perbuatan bidah. mengendalikan syahwat, dan menghindari sikap meringankan ibadah 5.
 Menurut Abu Yazid al-Bustami (Pemadi, 2004), tasawuf mencakup tiga aspek yaitu takhalli
(melepaskan diri dari perangai yang tercela), tahalli (menghiasi diri dengan akhlak yang
terpuji), dan tajalli (mendekatkan diri kepada Tuhan).6

A. Nilai – nilai tasawuf terhadap penelitian

- Nilai akhlak tasawuf professional


Dalam nilai tasawuf professional ini, kita melakukan sesuatu sesuai dengan kemampuan
diri kita sendiri. Jadi tidak menghalalkan segala cara untuk mendapatkannya. Dan selalu
professional dengan apa yang sudah diperoleh dengan selalu mengucap syukur kepada
Allah. Sehingga kita senatiasa dalam menjalankan hidup ini sesuai dengan akhlak yang
baik dan selalu di jalan Allah yang benar. Dan tentulah kita terhindar dari sikap atau akhlak-
akhlak yang jelek tadi.
- Nilai akhlak tasawuf disiplin
Yaitu kemampuan untuk mengendalikan diri dengan tenang dan tetap taat walaupun dalam
situasi yang sangat menekan. Pribadi yang disiplin sangat berhati-hati dalam mengelola
pekerjaan serta penuh tanggungjawab memenuhi kewajibannya.

Prinsip-Prinsip Tasawuf
Tasawuf bertujuan membantu seseorang untuk tetap berada di jalan Allah SWT. Dengan tasawuf
seseorang kemudian menjadi tidak berlebihan dalam hal duniawi serta tetap fokus pada iman dan
takwa yang ia miliki.
Terdapat beberapa prinsip yang dapat dilakukan dalam ber-tasawuf. Menurut ahli sufi, Profesor
Angha dalam The Hidden Angels of Life, prinsip tasawuf yang bisa dilakukan adalah sebagai
berikut.

4
Al-Junaid Al-Bagdadi (Pemadi, 2004)
5
Abu Qasim Abdul Karim Al-Qusyairi (Pemadi, 2004)
6
Abu Yazid al-Bustami (Pemadi, 2004)

ISLAM DAN TASAWUF 5


1. Zikir
Zikir sebagai suatu proses pemurnian hati, pembersihan serta pelepasan. Orang-orang yang
melakukan zikir kemudian bertujuan mendekatkan diri pada Tuhan melalui doa serta melantunkan
lafaz zikir.
2. Fikr (Meditasi)
Saat pikiran merasa bingung atau bertanya-tanya, pusatkanlah perhatianmu yang kamu miliki ke
dalam diri dengan berkonsentrasi pada satu titik. Meditasi sebagai suatu perjalanan kegiatan
mental dari dunia eksternal menuju suatu esensi diri.
3. Sahr (Bangkit)
Dengan Membangkitkan jiwa dan tubuh sebagai proses mengembangkan kesadaran mata dan
telinga. Selain itu juga sebagai suatu proses mendengarkan hati, serta proses meraih akses menuju
potensi diri yang tersembunyi.
4. Ju’i (Merasa Lapar)
Merasakan lapar pada hati dan pikiran untuk kemudian bertahan mencari serta mendapatkan suatu
kebenaran. Proses ini kemudian melibatkan hasrat dan keinginan yang mendalam untuk tetap tabah
serta sabar dalam mencari jati diri.
5. Shumt (Menikmati Keheningan)
Berhenti berpikir serta mengatakan berbagai hal yang tidak perlu. Kedua hal ini merupakan proses
menenangkan lidah serta otak serta mengalihkan dari godaan eksternal menuju Tuhan.
6. Shawm (Puasa)
Tidak hanya pada tubuh yang berpuasa melainkan pikiran juga. Proses ini kemudian termasuk
puasa fisik, bermanfaat untuk dapat melepaskan diri dari hasrat dan keinginan otak serta
pandangan atau persepsi indera eksternal.
7. Khalwat (Bersunyi Sendiri)
Berdoa dalam kondisi sunyi atau kesunyian, baik secara eksternal maupun internal akan membantu
melepaskan diri. Bersunyi sendiri tetap akan mendekatkanmu dengan orang lain atau di tengah
orang banyak.
8. Khidmat (Melayani)
Menyatu dengan kebenaran Tuhan. Seseorang yang menemukan jalan jiwa untuk pelayanan dan
pertumbuhan diri. 7
Dasar Ilmu Tasawuf
Sama seperti ajaran dalam agama Islam lainnya, ilmu tasawuf kemudian dilarang menyimpang
dari Alquran. Berikut di bawah ini adalah dasar-dasar ilmu tasawuf, yakni:

7
Sadegh, Angha. The Hidden Angels of Life

ISLAM DAN TASAWUF 6


 Surat Al-Baqarah Ayat 115 berbunyi “Dan kepunyaan Allah-lah dari timur dan barat, maka
kemanapun kamu menghadap maka di situlah wajah Allah. Sesungguhnya Allah adalah
Maha Luas (rahmat-Nya) dan Maha Mengetahui.”
 Surat Al-Baqarah Ayat 186 berbunyi “Dan jika hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu
tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku sangat dekat. Aku mengabulkan
permohonan setiap orang yang berdoa jika ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah
mereka kemudian memenuhi (segala perintahKu) serta hendaklah mereka beriman kepada-
Ku, agar mereka kemudian selalu berada dalam kebenaran.”
 Surat Qaf Ayat 16 berbunyi “Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia serta
mengetahui apa yang dibisikkan oleh hatinya, dan Kami menjadi lebih dekat kepadanya
dibandingkan urat lehernya.”
 Surat Al-Kahfi Ayat 65 berbunyi “Lalu mereka akan bertemu dengan seorang hamba di
antara hamba-hamba Kami, yang telah Kami berikan kepadanya rahmat dari sisi Kami,
serta yang telah Kami ajarkan kepadanya ilmu dari sisi Kami.”
Aliran Ilmu Tasawuf dan Bentuk Ajarannya
1. Tasawuf Akhlaki (Sunni)
Tasawuf akhlaki merupakan suatu tasawuf yang berkonsentrasi kepada teori-teori perilaku akhlak
serta teori budi pekerti. Dengan berbagai metode tertentu yang telah dirumuskan sebelumnya
tasawuf seperti ini kemudian berupaya untuk menghindari akhlak mazmumah atau perilaku buruk
dan mewujudkan akhlak mahmudah atau perilaku baik. Dalam pandangan para sufi yang
berpendapat bahwa untuk merehabilitasi sikap mental yang tak baik diperlukan terapi yang tidak
hanya dari aspek lahiriyah saja, karenanya dalam tasawuf akhlaki memiliki sistem pembinaan
akhlak yang disusun sebagai berikut:
 Takhalli sebagai suatu langkah pertama yang yang harus dilakukan oleh seorang sufi.
 Takhalli merupakan suatu usaha mengosongkan diri dari suatu perilaku tercela.
 Tahalli merupakan suatu upaya untuk mengisi dan menghiasi diri dengan jalan
membiasakan diri dengan sikap, perilaku, serta akhlak terpuji. Tahapan tahalli kemudian
dilakukan kaum sufi setelah mengosongkan jiwa dari akhlak-akhlak tercela.
 Tajalli merupakan suatu pemantapan dan pendalaman materi yang telah dilalui fase tahalli,
maka rangkaian pendidikan akhlak selanjutnya ialah fase tajalli. Kata tajalli sendiri
bermakna terbukanya hijab sehingga tampak jelas nur ilahi. Hal ini sejalan juga dengan
firman Allah SWT yang artinya, “Tatkala Tuhannya menampakkan diri kepada gunung itu
dijadikannya gunung itu hancur luluh dan Musa pun jatuh pingsan,” (QS. Al-A’raf: 143).8
2. Tasawuf Falsafi
Tasawuf Falsafi secara bahasa bisa kita bagi menjadi dua, yaitu antasa Tasawuf dan Filsafat.
Tasawuf artinya kecintaan terhadap tuhan, sedangkan ilmu Filsafat Islam adalah yang berkenaan
dengan akal atau fikiran. Falsafi disini adalah cara yang digunakan dalam bertasawuf. Tasawuf

8
QS. Al-A’raf: 143

ISLAM DAN TASAWUF 7


falsafi merupakan suatu tasawuf yang didasarkan kepada gabungan teori-teori tasawuf serta
berbagai filsafat atau yang bermakna metafisis atau mistik. Tasawuf ini juga kemudian
dikembangkan oleh ahli-ahli sufi sekaligus filsuf.
Objek dari kajian Tasawuf Falsafi:
1. Latihan yang bersifat kebatinan atau rohaniyah dengan menggunakan rasa, intuisi dengan dan
introspsesi diri dengan tingkatan maqam, hal dan rasa.
2. Kajian tentang hakekat dari sifat-sifat tuhan, malaikat,arsy, kursy, wahyu, kenabian, roh,
hakekat dari alam ghaib dan yang nyata serta susunan kosmos dan penciptaannya. Biasanya para
filosoh dalam kajiannya dan latihan rohaniahnya melakukan zikir-zikir dengan meninggalkan
keduniaan dan membuka kekhusukan terhadap Allah.
3. Peristiwa yang luar. Kejadian yang terdapat di alam ini atau kosmos, yang mempengaruhi
kekeramatan.
4. Pengungkapan teory dengan istilah yang filosofis. Istilah tersebut tidak bisa dipahami
seutuhnya oleh masyarakat awam. Istilah Tasawuf Falsafi hanya bisa dimengerti oleh para tokoh
Tasawuf Falsafi itu sendiri.
9

3. Tasawuf Syi’i
Tasawuf syi’i adalah tasawuf yang beranggapan bahwa manusia akan manunggal dengan tuhannya
karena ada kesamaan esensi antara keduanya. Hal ini sebagaimana tasawuf falsafi di mana al-
Hallaj (adalah salah satu tokoh dari tasawuf filsafat) memformulasikan teorinya dalam doktrin
‘Hulul’, yakni perpaduan insan dengan Tuhan secara rohaniyah atau makhluk dengan al-khalik.
Oleh karenanya tasawuf syi’i disebut-sebut mempunyai kesaman dengan tasawuf falsafi. Selain
itu tasawuf Syi’i atau yang di sebut juga tasawuf Syi’ah, ajarannya adalah pemulyaan kepada imam
secara berlebihan, bahkan tidak sedikit dari mereka yang menuhankan imam. Hal ini merupakan
perbedaan yang cukup kontras dengan tasawuf lainnya umpamanya sunni, bahkan pada masanya
Syi’i dan Sunni adalah aliran atau tasawuf yang saling bertolak belakang dalam kecintaan kepada
Ali Bin Abi Thalib dan karena keruhaniannya yang unggul.

9
Ibnu Khaldun. Al Ma’rifat

ISLAM DAN TASAWUF 8


V. KESIMPULAN
Nilai-nilai tasawuf dalam pendidikan Islam yang diajarkan imam Al Ghazali adalah
mencapai ma'rifat dan sa'adah (kebahagiaan) yaitu ebahagiaan dunia akhirat. Tasawuf Al-Ghazali
merupakan contoh pemikiran tasawuf akhlagi yaitu tasawuf yang menitikberatkan kepada
pembinaan akhlak. Tujuan utama pendidikan Islam adalah menanamkan ma 'rifat kepada anak
didik sehingga melahirkan karakter hamba yang mahabbah kepada Allah dan peka terhadap
tanggung jawab sosial. Terutama dalam peran sebagai aktivis dalam pendidikan Islam. ma'rifah
adalah ilmu bahwa Allah melihat dan mengawasi segala isi hai manusia, mengetahui rahasia-
rahasianya, melihat setiap amal perbuatan manusia. Sehingga para aktivis dalam pendidikan Islam
memilki kecakapan emosi dan spiritual yang digali dari Islam adalah konsistensi (istiqamah),
kerendahan hati (tawadhu), totalitas (kaffah), keseimbangan (tawazun), integritas, dan
penyempurnaan (ihsan). Semua ini dinamakan akhlak mulia (akhlakul karimah). Dan a pun
menyadari bahwa tujuan diciptakannya manusia adalah semata-mata untuk menghambakan diri
kepada Allah yang bersifat totalitas, termasuk dalam praktik pendidikan. Relevansi nilai-nilai
tasawuf dalam konteks modern. Proses tasawuf dalam kehidupan modern sangat diperlukan untuk
menghadapi problematika modern. Tasawuf ibarat air segar yang mengobati kekeringan batin.
Dengan tahapan: takhali yaitu pengosongan diri dari hal-hal yang tercela dan maksiat. kemudian
thalli yaitu pengisian diri dengan akhlak yang terpuji. Serta tajalli yaitu pencapaian ma'rifat kepada
Allah. Proses tersebut dimulai dari tobat hingga tafakur.

ISLAM DAN TASAWUF 9


DAFTAR PUSTAKA

Syahrin Harahap, Metodologi Studi Penelitian Ilmu-IlmuUshuluddin (Jakarta: PT Raja


Grafindo Persada, 2002), 90.
Noeng Muhadjir, Metodologi Penelitian Kualitatif (Yogyakarta: Rake Sarasin, 1998)
Toto Tasmara,Membudayakan Etos Kerja Islami,(Jakarta: GemaInsani Press,2002), hIm.
Mardatila, A. (Jumat, 23 April 2021). Tasawuf Adalah Ilmu dalam Islam yang Berfokus untuk
Menjauhi Hal-hal Duniawi. Merdeka.com, 1.
UTAMI, F. A. (2020). Ini Dalil Tasawuf Agar Lebih Dekat dengan Allah SWT. Muslim Lifestyle,
1.

ISLAM DAN TASAWUF 10

Anda mungkin juga menyukai