Pra Lab Ke 2 Amal Fisika
Pra Lab Ke 2 Amal Fisika
Dosen Pembimbing:
Ellyna Hafizah, M. Pd
Dr. Suyidno, M. pd
Asisten Praktikum:
Azrul Fahrizal Fajri
Adriannor
Annisa Fitri
Pramita Dwi Rahmati
Oleh:
Amaliah
2310129120007
Kelompok III
1
II Kajian Teori
Kinematika merupakan ilmu dasar sebelum mempelajari dinamika karena pada
dinamika akan dibahas lebih detail lagi, sehingga materi kinematika harus lebih
dulu dipahami dengan baik sehingga lebih mudah dalam mempelajari
dinamikanya. Dalam kinematika membahas tentang gerak lurus yang dibagi
menjadi Gerak Lurus Beraturan (GLB) dan Gerak Lurus Berubah Beraturan
(GLBB) (Handayani, dkk., 2019). Gerak lurus beraturan merupakan gerak benda
dalam lintasan lurus yang memiliki ciri yaitu kecepatannya tetap atau konstan dan
percepatannya adalah nol (Sunaryono dan Taufik, 2010: 27). Gerak Lurus Sebuah
benda yang dikatakan bergerak jika mengalami perubahan kedudukan (posisi)
terhadap suatu titik yang ditetapkan sebagai titik acuan atau patokan, sehingga
gerak lurus merupakan gerak suatu benda yang lintasannya berupa garis lurus
(Puspita, 2019). Dalam gerak lurus beraturan (GLB) jarak yang ditempuh tiap
satuan waktu adalah tetap, baik nilai maupun arahnya (Sarojo, 2002: 37).
Gerak Lurus Beraturan (GLB) merupakan gerak benda pada lintasan lurus
dengan kecepatan yang tetap atau konstan. Sebuah benda dapat dikatakan
melakukan gerak lurus beraturan jika berada pada lintasan yang lurus dan
memiliki kecepatan yang konstan. Untuk menentukan sebuah benda bergerak
lurus beraturan secara ideal dalam kehidupan sehari-hari itu cukup sulit. Tetapi,
jika kita liat dalam pendekatannya terdapat beberapa contoh yang bisa kita
analogikan kedalam gerak lurus beraturan (GLB). Contoh yang pertama yakni
kereta api yang bergerak di rel yang lurus. Jika kereta api memiliki kecepatan
yang tetap setiap saatnya dan perpindahan yang tempuh juga sama, maka gerak
kereta api tersebut dapat disebut dengan gerak lurus beraturan (GLB). Contoh
kedua yakni perjalanan kapal laut yang menyeberangi lautan atau samudera.
Kapal laut yang bergerak ditengah lautan biasanya berada pada lintasan yang lurus
dan memiliki kecepatan yang konstan atau tetap. Namun, jika sudah akan
berlabuh di pelabuhan kapal laut baru mengubah kecepatannya. Jadi, gerak kapal
laut yang berada ditengah lautan baru bisa disebut dengan gerak lurus beraturan
(GLB). Contoh yang ketiga adalah kendaraan yang melewati jalan tol pada
2
lintasan yang lurus. Jalan tol tidak selalu lurus, pasti ada yang belokan. Namun,
kadang kala kendaraan yang melewati jalan tol itu memiliki kecepatan yang
konstan. Oleh karena itu, kendaraan yang melewati jalan tol dapat disebut dengan
gerak lurus beraturan (GLB). Contoh yang keempat adalah gerak pesawat terbang
yang berada di ketinggian. Pesawat terbang yang berada di ketinggian di udara
biasanya bergerak pada lintasan yang lurus dan memiliki kecepatan yang konstan.
Tetapi, pada saat akan mendarat, pesawat terbang baru mengubah kecepatannya
dan arah geraknya. Maka dari itu, gerak pesawat terbang saat di udara atau berada
pada ketinggian disebut dengan gerak lurus beraturan (GLB). Rumus dari gerak
lurus beraturan (GLB) yang kita ketahui adalah sebagai berikut:
s
v=
t
keterangan:
𝑣 = Kecepatan (m/s)
𝑠 = Jarak yang ditempuh (m)
𝑡 = Waktu yang diperlukan (s)
Jadi, kesimpulan yang bisa kita ambil tentang gerak lurus beraturan (GLB)
adalah gerak benda tersebut berada pada lintasan lurus atau lintasan yang masih
bisa dianggap sebagai lintasan lurus, kecepatan yang dimiliki benda konstan atau
tetap, benda tidak memiliki percepatan (a = 0), dan kecepatan benda berbanding
lurus dengan perpindahan benda namun juga berbanding terbalik dengan waktu.
Dari keempat contoh yang telah diuraikan diatas, benda dapat dikatakan
melakukan gerak lurus beraturan (GLB) jika sudah memenuhi persyaratan dari
gerak lurus beraturan (GLB) itu sendiri (Fadilla, dkk, 2023).
Alat peraga ticker timer yang dibuat masih dalam penggunaan untuk
menentukan kecepatan dan percepatan serta untuk memudahkan memahami
prinsip gerak lurus beraturan melalui grafik percobaan (Sobari, dkk, 2019).
Adapun sensor ultrasonik adalah sebuah sensor yang berfungsi untuk mengubah
besaran fisis (bunyi) menjadi besaran listrik dan sebaliknya. Gelombang
ultrasonik adalah gelombang bunyi yang mempunyai frekuensi 20.000 Hz.
(Santoso, 2015). Rancangan pada alat ini menggunakan sensor ultrasonik jenis
3
HCSR04. Sensor HCSR04 adalah sensor pengukur jarak berbasis gelombang
ultrasonik. Keunggulan sensor ini adalah jangkauan deteksi sekitar 2 cm sampai
kisaran 400-500 cm dengan resolusi 1 cm (Fitri Puspasari, dkk., 2019). Sensor
HCSR04 adalah versi low cost dari sensor ultrasonic PING buatan parallax.
Perbedaaannya terletak pada pin yang digunakan. HCSR04 menggunakan 4 pin
sedangkan PING buatan Parallax menggunakan 3 pin (Soni, dkk., 2018).
III METODE PENELITIAN
A. Alat
1. Mistar 1 buah
2. Rel presisi 2 buah
3. Penyambung rel
4. Kaki rel
5. Tumpakan berpenjepit
6. Balok bertingkat
7. Kereta dinamika
8. Pewaktu ketik
9. Catu daya
10. Jarum pentul
11. Gunting
12. Kabel penghubung
A. Bahan
1. Pita ket
2. Kertas karbon
3. Kertas grafik (mm)
B. Hipotesis
Semakin besar jarak suatu benda, maka semakin besar pula waktu yang
dibutuhkan untuk menempuh lintasannya.
C. Identifikasi Variabel dan Definisi Operasional Variabel
a. Variabel Manipulasi: Jarak (x)
DOV Manipulasi: jarak tempuh yang diperlukan lintasan
4
b. Variabel Respon: Waktu (t)
DOV Respon: waktu tempuh yang diperlukan lintasan untuk melakukan
perpindahan
c. Variabel Kontrol: Kelajuan (v)
DOV Kontrol: kelajuan kereta saat melintas dipermukaan
D. Prosedur Percobaan
Merangkai alat seperti pada gantier. Untuk mengimbangi gesekan yang
terjadi antara kereta dinamika dan permukaan rel prese, pasang salah satu ujung
rel pada tingkat pertama pada balck bertingkat. Akan tetapi catatan untuk
mengetahui bahwa gesekan telah dimbangi oleh rel yang dimiringkan, berkan
sedikit dorongan pada kereta dinamika dan kereta dinamika seharusnya bergerak
beraturan sepanjang rel (pita ketik seharusnya terpasang pada keratinamika).
Kemudian kereta dinamika didekat pewaktu ketik pada saat catu daya masih
dalam keadaan mati (OFF), hubungkan pewaktu ketik ke catu daya, dan catu daya
ke soket jala-jata listrik 4. Kemudian memotong pita ketik lebih kurang sepanjang
1 m dan pasang pada pewaktu ketk. Lalu menjepit salah satu ujung pita ke
penjepit yang ada pada kereta dinamika. Setelah itu, yakinkan bahwa pita ketik
lewat dibawah kerta karbon pada kereta dinamika.
Pada bagian yang pertama kita harus menetukan gerak kerata dinamika
dengan kompensasi gaya gesekan. Kemudian menghidupkan catu daya dan
dorong kereta dinamika sedemikian nupe sehingga bergerak disepanjang rel
presisi, ketika kereta dinamika mendekati atau hampir mendekati ujung represisi,
tahan kereta dinamika menggunakan tangan (atau gunakan tumpakan berpenjepit).
Memperhatikan kereta dinamika jangan sampai Jatuh keluar rel presisi. Kemudian
mengmbil pita ketik dari kereta dinamika, lalu periksa titik ketikan yang diperoleh
pada pita ketik dan coba ambil kesimpulan mengenai gerak yang dilakukan oleh
kereta dinamika. Lalu memeriksa tik ketikan pada permulaan gerak kereta
dinamika. Jika terdapat titik-titik yang bertindihan, abaikan titik-titik tersebut dan
potong bagian tersebut. Kemudian mengunakan 5 ketik sebagai satuan waktu.
Potong pita ketik secara Berurutan dimulai dari awal gerak kereta dinamika.
5
Menempel potongan pita ketik secara berurutan dari permulaan gerak Sampai
akhir gerak kereta dinamika pada kertas manila untuk membuat kurva laju waktu.
Setelah hal tersebut dilakukan maka, dilanjutkan dengan membuat gerak
lurus beraturan pada kereta dinamika bermotor. Menyingkirkan balok bertingkat
dari kaki rel presisi sehingga rel membentuk landasan yang mendatar (horizontal).
Kemudian diganti kereta dinamika dengan kereta dinamika bermotor.
Memindahkan kontak saklar yang ada pada kereta dinamika bermotor keposisi vi.
Lalu mengulangi langkah praktikum 1 sampai 6 pada bagian 1. Kemudian
memindahkan kontak saklar kereta dinamika bermotor ke posisi v2 dan
mengulangi langkah praktikum 1 sampal 6 pada bagian 1.
E. Rangkaian Percobaan
(sumber: https://shorturl.at/ertS5)
Ticker Timer
(sumber: https://shorturl.at/lrwEL )
Alat peraga gerak lurus beraturan
6
DAFTAR PUSTAKA
Eka, F. A., & Quthrontun, N. A. (2020). Identifikasi Miskonsepsi Siswa Pada Materi
Gerak Lurus Beraturan (Glb) Dan Gerak Lurus Berubah Beraturan (Glbb). Jurnal
Kependidikan Betara, 44-50.
Fadilla, N., Yunita, S. I., & Suwignyo, P. M. (2023). Pengaruh Alat Peraga Kinematika
Glb Dan Glbb Untuk Penguatan Pemahaman Tentang Gerak Dikelas Iv Sdn
Kebonagung 02 Jember. Jurnal Muassis Pendidikan Dasar, 86-97.
Farma, P. A., Asrizal, A., & Yohandri, Y. (2022). Desigen And Build A Straight Motion
Experiment Set With Remote Laboratory Based On The Internet Of Things .
Pillar Of Physics, 52-59.
Indah , P., Frida, S., & Ermawti, E. (2021). Instrumen Tes Diagnotik Konsepsi Lima
Tingkat Pada Materi Gerak Lurus : Pengembangan, Uji Validitas Dan Reliabilitas
Serta Uji Coba Terbatas. Journal Of Sciene Education, 152-162.
Kusairi, S., Noviandari, L., Parno, P., & Yuli, P. H. (2019). Analsis Of Students
Understanding Of Motion In Straight Line Concepts: Modeling Instruction With
Formativ E-Assessment. International Journal Of Instruction, 354-364.
Muzakki, A., Novia, R. I., Nurul, A. I., & Sekar, A. T. (2022). Kajian Model
Pembelajaran Fisika Sma Pada Topik Kinematika Gerak Lurus. Jurnal
Pendidikan, Inovasi, Dan Terapan Teknologi, 85-98.
Nasir, M., Sigit, N. P., Uswatun, K. R., & Suhendra, H. (2022). Graphic User Interface
(Gui) Matlab For Making Media Teaching Media Straight Motion Physics.
Jurnal Penelitian Dan Pengembangan Pendidikan, 393-399.
Sobari, A., & Sucahyo, I. (2019). Pengembangan Alat Peraga Ticker Time Sebagai Media
Pembelajaran Fisika Pokok Bahasan Gerak Lurus. Jurnal Inovasi Pendidikan
Fisika, 154-160.
Widyastuti, W., & Noto, S. N. (2021). Pengembangan Perangkat Praktikum Materi Gerak
Parabola Pada Mata Kuliah Praktikum Fisika Dasar I. Integrated Lab Journal,
124-134.