Makalah - Ragam - Bahasa Tidak Baku - Docx
Makalah - Ragam - Bahasa Tidak Baku - Docx
PENDAHULUAN
kata tidak baku penggunaanya tidak sesuai aturan dan kaidah berbahasa
Indonesia yang sudah ditentukan sebelumnya. Tidak bakunya sebuah kata atau bahasa
idak hanya ditentukan dari penulisan yang tidak sesuai pedoman saja, tetapi juga bisa
terjadi karena salah penulisan, pengucapan, dan susunan kalimat.
Kata tidak baku merupakan bagian kekayaan bahasa Indonesia. Kata tidak
baku yaitu kata yang penulisan maupun pengucapannya tidak sesuai dengan kaidah
bahasa Indonesia. Penggunaan kata tidak baku berhubungan erat dengan kondisi dan
situasi yang ada. Biasanya kata tidak baku ini cenderung dipakai dalam percakapan
lisan yang sifatnya informal atau akrab. Karena sifatnya tidak formal, maka bahasa
yang dipakai dalam percakapan atau untuk menyampaikan sesuatu menggunakan
kata-kata yang tidak baku.
Tujuan penggunaan kata tidak baku yaitu untuk menimbulkan rasa
keleluasaan dan keakraban dalam berkomunikasi. Pemakaian kata tidak baku dalam
bentuk tulisan, bisa kita jumpai dalam komunikasi yang sifatnya akrab misalnya surat
menyurat secara pribadi. Dalam situasi yang bersifat resmi seperti ketika seminar atau
pertemuan ilmiah jangan sekali-kali memakai kata tidak baku. Kenapa begitu?
Karena dapat menimbulkan suatu kejanggalan jika kita menggunakan kata tidak baku
dalam situasi tersebut. Misalkan dalam dalam suatu seminar yang berskala nasional
dan seminar tersebut dihadiri oleh para jabat, apabila dalam pembicaraannya terdapat
kalimat yang tidak baku maka akan terasa sangat janggal
Istilah bahasa tidak baku ini terjemahan dari “nonstandard language”. Istilah
bahasa nonstandar ini sering disinonimkan dengan istilah “ragam subbaku”, “bahasa
nonstandar”, “ragam takbaku”, bahasa tidak baku”, “ragam nonstandar”.
Suharianto berpengertian bahwa bahasa nonstandar atau bahasa tidak baku
adalah salah satu variasi bahasa yang tetap hidup dan berkembang sesuai dengan
fungsinya, yaitu dalam pemakaian bahasa tidak resmi (1981 : 23).
Alwasilah berpengertian bahwa bahasa tidak baku adalah bentuk bahasa yang
biasa memakai kata-kata atau ungkapan, struktur kalimat, ejaan dan pengucapan yang
tidak biasa dipakai oleh mereka yang berpendidikan (1985 : 116).
Bahasa tidak baku adalah bahasa yang digunakan dalam berbicara dan
menulis yang berbeda pelafalan, tata bAhasa, dan kosa kata dari bahasa baku suatu
bahasa. (Richard, Jhon, dan Heidi dalam Barus 2014:7)
Crystal berpengertian bahwa bahsa nonbaku adalah bentuk-bentuk bahasa
yang tidak memenuhi norma baku, yang dikelompokan sebagai subbaku atau
nonbaku.
Berdasarkan beberapa pengertian di atas, jelas bahwa bahasa nonstandar
adalah ragam yang berkode bahasa yang berbeda dengan kode bahasa baku, dan
dipergunakan di lingkungan tidak resmi.
kata tidak baku adalah kosakata yang tidak sesuai dengan kaidah bahasa yang
ditentukan. Kata tidak baku lazim digunakan dalam percakapan sehari-hari atau
dalam tulisan yang bersifat tidak resmi seperti dalam pesan singkat. Kata tidak baku
sering ditemukan dalam interaksi sehari-hari karena terpengaruh oleh budaya tutur
Penutur tidak memahami bentuk penulisan baku dari kata yang dimaksud;
Penutur tidak mengoreksi kesalahan pelafalan atau ejaan yang ditemui;
Terbawa oleh kebiasaan penutur lain;
Pelafalan terpengaruh oleh dialek dari daerah asal penutur.
BAB III
Bahasa non-baku di Indonesia terdiri dari sejumlah bahasa baik yang dikenal
secara nasional maupun hanya digunakan di daerah tertentu. Bahasa non-baku,
kadang juga disebut bahasa subbaku, merupakan bahasa yang tidak memiliki standar
dari segi pelafalan, kosakata hingga tata bahasa, tidak patuh atau berbeda dari ragam
baku, dalam hal ini bahasa Indonesia baku atau bahasa daerah baku.
Banyak bahasa non-baku ini mulanya digunakan oleh kalangan tertentu untuk
berkomunikasi satu sama lain secara rahasia. Agar kalimat mereka tidak diketahui
oleh kebanyakan orang, mereka memproduksi kata-kata baru dengan cara antara lain
mengganti kata dengan lawan kata, mencari kata sepadan, menentukan angka-angka,
penggantian fonem, distribusi fonem, penambahan awalan, sisipan, atau akhiran.
Masing-masing komunitas (daerah) memiliki rumusan sendiri-sendiri.
Perlu diketahui istilah "bahasa" dalam bahasa Indonesia memiliki pengertian
yang luwes, ia bisa berarti bahasa, dialek, subdialek, laras bahasa dll. Kata bahasa
dalam artikel ini digunakan dalam pengertian umumnya yang sesuai dengan
penyebutannya di masyarakat, tidak berusaha mengoreksi istilah berdasarkan
penggolongan dalam ilmu linguistik.
DAFTAR PUSTAKA