Makalah - Biologi - Sistem - Klasifikasi - Makhl Edit
Makalah - Biologi - Sistem - Klasifikasi - Makhl Edit
PENDAHULUAN
I. 1. Latar Belakang
Alam semesta terdiri dari komponen biotik dan abiotik. Komponen biotik (makhluk
hidup) jumlahnya sangat banyak dan sangat beraneka ragam. Mulai dari laut, dataran
rendah, sampai di pegunungan, terdapat makhluk hidup yang jumlahnya banyak dan
sangat beraneka ragam. Karena jumlahnya banyak dan beraneka ragam, maka kita akan
mengalami kesulitan dalam mengenali dan mempelajari makhluk hidup. Untuk
mempermudah dalam mengenali dan mempelajari makhluk hidup maka kita perlu cara.
Cara untuk mempermudah kita dalam mengenali dan mempelajari makhluk hidup disebut
Sistem Klasifikasi (penggolongan / pengelompokan).
Adapun ilmu yang secara khusus mempelajari tentang klasifikasi makhluk hidup
dinamakan ilmu taksonomi. Ilmu taksonomi ini bertujuan untuk mempermudah
pengenalan dan pembelajaran terhadap makhluk hidup serta mempermudah dalam
mengkomunikasikannya kepada orang lain. Ilmu taksonomi ini senantiasa berkembang
dari masa ke masa, sehingga muncul tokoh – tokoh baru dalam taksonomi dan pendapat –
pendapat serta teori – teori tentang taksonomi. Ilmu taksonomi ini melahirkan berbagai
sistem klasifikasi yang berbeda – beda sesuai dengan dasar yang digunakan dalam
kegiatan tersebut.
Hal inilah yang kemudian menarik untuk diketahui lebih lanjut tentang
bagaimana sistem klasifikasi makhluk hidup. Oleh karena itu penulis berusaha untuk
memberikan pemahaman tentang pertanyaan tersebut dalam makalah yang berjudul
“Sistem Klasifikasi Makhluk Hidup”. Semoga makalah ini dapat menjadi jawaban dan
memberikan pemahaman terkait pertanyaan yang dikaji.
I. 2. Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas dapat diambil suatu rumusan permasalahan yaitu :
a) Apakah yang dimaksud dengan sistem klasifikasi makhluk hidup?
b) Apakah tujuan dan manfaat dari klasifikasi makhluk hidup?
c) Bagaimanakah sejarah dan dasar-dasar klasifikasi?
d) Bagaimanakah proses klasifikasi?
e) Bagaimanakah sistem klasifikasi makhluk hidup?
f) Bagaimanakah tingkatan dalam sistem klasifikasi makhluk hidup?
I. 3. Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah diatas,maka tujuan penulisan makalah ini adalah :
a) Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan sistem klasifikasi makhluk hidup.
b) Untuk mengetahui tujuan dan manfaat dari klasifikasi makhluk hidup.
c) Untuk mengetahui sejarah dan dasar-dasar dalam mengklasifikasi makhluk hidup.
d) Untuk mengetahui proses klasifikasi makhluk hidup.
e) Untuk mengetahui tingkatan-tingkatan dalam sistem klasifikasi makhluk hidup.
f) Untuk mengetahui bagaimana sistem klasifikasi makhluk hidup.
1. 4. Manfaat Penulisan
Adapun manfaat dari penulisan makalah ini :
a) Dapat dijadikan sebagai sumber informasi terkait pemahaman mengenai sistem
klasifikasi makhluk hidup.
b) Dapat dijadikan sebagai proses pembelajaran di dalam penulisan ilmiah.
BAB II
PEMBAHASAN
2. Pengelompokan
Setelah dilakukan pencandraan, makhluk hidup kemudian dikelompokkan dengan
makhluk hidup lain yang memiliki ciri-ciri serupa. Makhluk hidup yang memiliki ciri
serupa dikelompokkan dalam unit-unit yang disebut takson.
3. Pemberian Nama
Pemberian nama makhluk hidup merupakan hal yang penting dalam klasifikasi.
Ada berbagai sistem penamaan makhluk hidup, antara lain pemberian nama dengan
sistem tata nama ganda (Binomial Nomenclature) dan trinomial. Dengan adanya
nama makhluk hidup maka ciri dan sifat makhluk hidup akan lebih mudah dipahami.
Banyak makhluk hidup mempunyai nama local. Nama ini bisa berbeda antara satu
daerah dan daerah lainnya. Untuk memudahkan komunikasi, makhluk hidup harus
diberikan nama yang unik dan dikenal di seluruh dunia. Berdasarkan kesepakatan
internasional, digunakanlah metode binomial nomenclature. Metode binominal
nomenclature (tata nama ganda), merupakan metode yang sangat penting dalam
pemberian nama dan klasifikasi makhluk hidup. Disebut tata nama ganda karena
pemberian nama jenis makhluk hidup selalu menggunakan dua kata (nama genus dan
spesies)
1. Spesies terdiri atas dua kata, kata pertama merupakan nama genus, sedangkan
kata kedua merupakan penunjuk jenis (epitheton specificum).
2. Huruf pertama nama genus ditulis huruf capital, sedangkan huruf pertama
penunjuk jenis digunakan huruf kecil.
3. Nama spesies menggunakan bahasa latin atau yang dilatinkanNama spesies harus
ditulis berbeda dengan huruf-huruf lainnya (bisa miring, garis bawah, atau
lainnya).
4. Jika nama spesies tumbuhan terdiri atas lebih dari dua kata, kata kedua dan
berikutnya harus digabung atau diberi tanda penghubung.
5. Jika nama spesies hewan terdiri atas tiga kata, nama tersebut bukan nama spesies,
melainkan nama subspesies (anak jenis), yaitu nama takson di bawah spesies.
6. Nama spesies juga mencantumkan inisial pemberi nama tersebut, misalnya
jagung (Zea Mays L.). huruf L tersebut merupakan inisial Linnaeus.
Kingdom Plantae
Kingdom Animalia
Sistem klasifikasi 2 kingdom dianggap belum sempurna dan masih memiliki
beberapa kekurangan, seperti penggolongan makhluk hidup yang masih terlalu umum
serta kurang spesifiknya penggolongan tersebut. Akibatnya, ada beberapa jenis makhluk
hidup yang tidak dapat digolongkan ke dalam dua kingdom tersebut. Meskipun masih
belum sempura dan masih memiliki kekurangan, sistem klasifikasi 2 kingdom dianggap
sebagai cikal bakal atau pengarah utama untuk menuju sistem kingdom selanjutnya.
2. Sistem Klasifikasi Tiga Kingdom
Jika sebelumnya Linneaus mengkasifikasikan makhluk hidup menjadi 2 kingdom,
selanjutnya Ernst Haeckel pada tahun 1866 mengklasifikasikan makhluk hidup menjadi 3
kingdom. Sistem klasifikasi 3 kingdom ini terdiri atas kingdom animalia (hewan),
kingdom plantae (tumbuhan), dan kingdom protista (organisme bersel satu dan organisme
multiseluler sederhana). Awal mula dimasukkannya protista menjadi salah satu kingdom
ialah ketika makhluk hidup bersel satu mulai ditemukan. Makhluk hidup bersel satu
tersebut dibagi menjadi 2 filum, filum pertama ialah filum Protozoa yaitu untuk
menyebutkan makhluk bersel satu yang dapat bergerak, filum yang kedua adalah
Thallophyta atau Protophyta yaitu filum yang menyatakan makhluk hidup bersel satu
seperti alga dan bakteri. Kingdom Protista digunakan untuk menyatakan organisme bersel
satu. Kingdom ini memiliki sifat hewan dan tumbuhan sekaligus.
Kingdom Fungi
Kingdom Plantae
Kingdom Animalia
Sayangnya, sistem klasifikasi 3 kingdom ini masih belum sempurna. Bakteri yang
termasuk ke dalam makhluk hidup tidak dapat dimasukkan ke dalam kingdom
manapun. Hal tersebut tidak lain karena bakteri merupakan organisme mikroskopis
yang tidak memiliki inti sel. Terlepas dari itu semua, sistem klasifikasi 3 kingdom
menunjukkan adanya kemajuan dalam sistem klasifikasi. Organisme bersel satu
atau multiseluler sederhana telah memiliki kingdom tersendiri, mengingat makhluk
hidup tersebut memiliki ciri yang berbeda dengan hewan dan tumbuhan.
3. Sistem Empat Kingdom
Copeland dan Whittaker adalah dua tokoh yang sangat berperan dalam penemuan
sistem klasifikasi 4 kingdom. Dua ilmuwan tersebut mengkasifikasikan makhluk hidup
menjadi 4 kingdom. Meskipun sama-sama mengklasifikasikan makhluk hidup menjadi 4
kingdom, keduanya memiliki sistem klasifikasi yang berbeda. Copeland
mengklasifikasikan makhluk hidup menjadi kingdom Monera, kingdom Protoctista,
kingdom Metaphyta dan kingdom Metazoa. Tumbuhan Kingdom Monera merupakan
kumpulan organisme yang tidak memiliki membran inti dan memiliki sifat prokariotik.
Lain halnya dengan kingdom Protoctista (Protista) yang bersifat eukariotik. Kingdom
Metaphyta merupakan kumpulan tumbuhan yang mengalami masa pertumbuhan embrio.
Sedangkan kingdom Metazoa merupakan kingdom dengan kumpulan hewan yang
mengalami masa perkembangan embrio dalam siklus hidupnya.
Lain halnya dengan Whittaker, ia mengklasifikasikan makhluk hidup menjadi
kingdom Animalia, kingdom Plantae, kingdom Fungi, dan kingdom Protista. Fungi
memang memiliki ciri yang hampir sama dengan tumbuhan, hanya saja memiliki
beberapa karakteristik yang berbeda, karenanya fungi dijadikan satu kingdom tersendiri.
Fungi adalah organisme heterotrof yang tidak dapat mensintesis makanannya sendiri, lain
halnya dengan tumbuhan yang dapat mensintesis makanannya sendiri. Jamur/fungi tidak
dapat melakukan proses pencernaan sendiri layaknya binatang, fungi juga tidak dapat
membuat makanan sendiri seperti tumbuhan, karena itu fungi dikelompokkan menjadi
kingdom tersendiri. Fungi hidup dengan mengeluarkan enzim pencernaan pada
sekitar makanan mereka, kemudian fungi akan melakukan penyerapan nutrisi makanan ke
dalam sel.
Kingdom Monera
Kingdom Fungi
Kingdom Plantae
Kingdom Animalia.
Kingdom Monera
Kingdom Protista
Kingdom Fungi
Kingdom Plantae
Kingdom Animalia
Namun, klasifikasi ini ternyata masih dianggap memiliki kelemahan. Sistem
klasifikasi 5 kingdom belum mampu mengklasifikasikan kingdom monera secara tepat.
Di dalam kingdom monera masih terdapat banyak perbedaan yang signifikan, seperti
dalam hal RNA polymerase, RNA sequences, Introns, membran lipid, dan lainnya.
Lumowa, sonja V.T. 2012 . Bahan Ajar Botani Tingkat Tinggi. Universitas
Mulawarman: Samarinda.
Karmana Oman. 2007. Cerdas Belajar Biologi Untuk Kelas XII SMA/MA
program IPA. Bandung : Grafindo
Rahmawati Diah. 2001. Pelajaran Biologi SMU 3. Surakarta : PT. Tiga Serangkai
Pustaka Mandiri