Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

I. 1. Latar Belakang
Alam semesta terdiri dari komponen biotik dan abiotik. Komponen biotik (makhluk
hidup) jumlahnya sangat banyak dan sangat beraneka ragam. Mulai dari laut, dataran
rendah, sampai di pegunungan, terdapat makhluk hidup yang jumlahnya banyak dan
sangat beraneka ragam. Karena jumlahnya banyak dan beraneka ragam, maka kita akan
mengalami kesulitan dalam mengenali dan mempelajari makhluk hidup. Untuk
mempermudah dalam mengenali dan mempelajari makhluk hidup maka kita perlu cara.
Cara untuk mempermudah kita dalam mengenali dan mempelajari makhluk hidup disebut
Sistem Klasifikasi (penggolongan / pengelompokan).
Adapun ilmu yang secara khusus mempelajari tentang klasifikasi makhluk hidup
dinamakan ilmu taksonomi. Ilmu taksonomi ini bertujuan untuk mempermudah
pengenalan dan pembelajaran terhadap makhluk hidup serta mempermudah dalam
mengkomunikasikannya kepada orang lain. Ilmu taksonomi ini senantiasa berkembang
dari masa ke masa, sehingga muncul tokoh – tokoh baru dalam taksonomi dan pendapat –
pendapat serta teori – teori tentang taksonomi. Ilmu taksonomi ini melahirkan berbagai
sistem klasifikasi yang berbeda – beda sesuai dengan dasar yang digunakan dalam
kegiatan tersebut.
Hal inilah yang kemudian menarik untuk diketahui lebih lanjut tentang
bagaimana sistem klasifikasi makhluk hidup. Oleh karena itu penulis berusaha untuk
memberikan pemahaman tentang pertanyaan tersebut dalam makalah yang berjudul
“Sistem Klasifikasi Makhluk Hidup”. Semoga makalah ini dapat menjadi jawaban dan
memberikan pemahaman terkait pertanyaan yang dikaji.

I. 2. Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas dapat diambil suatu rumusan permasalahan yaitu :
a) Apakah yang dimaksud dengan sistem klasifikasi makhluk hidup?
b) Apakah tujuan dan manfaat dari klasifikasi makhluk hidup?
c) Bagaimanakah sejarah dan dasar-dasar klasifikasi?
d) Bagaimanakah proses klasifikasi?
e) Bagaimanakah sistem klasifikasi makhluk hidup?
f) Bagaimanakah tingkatan dalam sistem klasifikasi makhluk hidup?

I. 3. Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah diatas,maka tujuan penulisan makalah ini adalah :
a) Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan sistem klasifikasi makhluk hidup.
b) Untuk mengetahui tujuan dan manfaat dari klasifikasi makhluk hidup.
c) Untuk mengetahui sejarah dan dasar-dasar dalam mengklasifikasi makhluk hidup.
d) Untuk mengetahui proses klasifikasi makhluk hidup.
e) Untuk mengetahui tingkatan-tingkatan dalam sistem klasifikasi makhluk hidup.
f) Untuk mengetahui bagaimana sistem klasifikasi makhluk hidup.

1. 4. Manfaat Penulisan
Adapun manfaat dari penulisan makalah ini :
a) Dapat dijadikan sebagai sumber informasi terkait pemahaman mengenai sistem
klasifikasi makhluk hidup.
b) Dapat dijadikan sebagai proses pembelajaran di dalam penulisan ilmiah.
BAB II
PEMBAHASAN

II.1 Klasifikasi Makhluk Hidup


II.1.1 Pengertian Klasifikasi
Klasifikasi adalah penyusunan makhluk hidup secara teratur ke dalam suatu
herarki. Sistem penyusunan ini berasal dari kumpulan informasi makhluk hidup secara
individual yang menggambarkan kekerabatan. Menurut Rideng (1989) klasifikasi adalah
pembentukan takson-akson dengan tujuan mencari materi keseragaman dalam
keanekaragaman. Dikatakan pula bahwa klasifikasi adalah penempatan organisme secara
berurutan pada kelompok tertentu (takson) yang didasarkan pada perbedaan dan
persamaan. Sedangkan Tjitrosoepomo (1993) mengatakan bahwa dasar pengadaan
klasifikasi adalah keseragaman kesamaan-kesamaan itulah yang dijadikan dasar
klasifikasi. Semua ahli biologi mrnggunakan suatu sistem kasifikasi untuk
mengelompokkan tumbuhan ataupun hewan yang memiliki persamaan struktur.
Kemudian setiap kelompok tumbuhan atau hewan lainnya yang memiliki persamaan
dalam kategori lain. Hal itu pertama kali diusulkan oleh John Ray yang berasal dari
Inggris. Namun ide itu disempurnakan oleh Carl Von Linne ( 1707-1778), seorang ahli
botani berkebangsaan Swedia yang dikenal pada masa sekarang denga Carolus Linnaeus.
Sistem klasifikasi Linnaeus tetap digunakan sampai sekarang karena sifatnya yang
sederhana dan fleksibel sehingga suatu organisme baru tetap dapat dimasukkan dalam
sistem klasifikasi dengan mudah. Nama-nama yang digunakan dalam sistem klasifikasi.
Linnaeus ditulis dalam bahasa Latin karena pada zaman Linnaeus bahasa Latin adalah
bahasa yang dipakai untuk pendidikan resmi.

II.1.2 Tujuan Klasifikasi


Adapun tujuan klasifikasi makhluk hidup adalah:
1. Mengelompokkan makhluk hidup berdasarkan persamaan ciri-ciri yang dimiliki.
2. Mengetahui ciri-ciri suatu jenis makhluk hidup untuk membedakannya dengan
makhluk hidup dari jenis lain.
3. Mengetahui hubungan kekerabtan makhluk hidup.
4. Memberi nama makhluk hidup yang belum diketahui namanya atau belum memiliki
nama.
5. Membandingkan dan mempelajari makhluk hidup, membandingkan berarti mencari
perbedaan dan persamaan ciri atau sifat makhluk hidup.

II.1.3 Manfaat Klasifikasi


Manfaat klasifikasi bagi manusia, antara lain:
1. Klasifikasi memudahkan kita dalam mempelajari makhluk hidup yang sangat
beraneka ragam.
2. Klasifikasi membuat kita mengetahui hubungan kekerabatan antar jenis makhluk
hidup.
3. Klasifikasi memudahkan komunikasi.

II.1.4 Sejarah Klasifikasi


Beberapa abad SM, Aristoteles, yaitu filusuf Yunani (384-422) adalah orang yang
pertama merintis mengadakan klasifikasi hewanberdasarkan ciri-cirinya. Dia berhasil
mengelompokan seribu jenis hewan tang dikenalnya. Oleh sebab itu, dia dijuluki
bapak zoologi.
Pada abad ke-17 muncullah tokoh yang melahirkan konsep modern tentang spesies
dan mencoba melanjutkan klasifikasi makhluk hidup ke arah grup-grup yang lebih kecil.
Orang tersebut adalah, John Ray dari Inggris (1627-1705).
Pada pertengahan abad ke-18, Carollus Linnaeus (1707-1778), yaitu seorang ahli
biologi berkebangsaan Swedia, memperkenalkan cara mengelompokan atau klasifikasi
baru, berdasarkan kesamaan struktur dan menciptakan Binonium Nomenclatur.

II.1.5 Dasar-dasar Klasifikasi


Sebenarnya manusia telah lama mengelompokkan makhluk hidup, walaupun
dengan cara yang berbeda-beda. Pengelompokan tersebut adalah sebagai berikut:
1. Manusia firmitif mengelompokkan makhluk hidup menjadi kelompok makhluk
hidup beracun dan makhluk hidup predator (pemangsa hewan lain).
2. Manusia mengelompokkan makhluk hidup berdasarkan tempat hidupnya, yaitu
organisme darat dan organisme air.
3. Pengelompokan makhluk hidup berdasarkan kegunaanya, baik makhluk hidup yang
menguntungkan ataupun yang merugikan.
4. Pengelompokan tumbuhan berdasarkan besar kecilnya. Kita kenal kelompok
tumbuhan rumput-rumputan, tumbuhan semak atau perdu dan kelompok tumbuhan
pepohonan.

Pada perkembangan selanjutnya, ternyata mengklasifikasikan makhluk hidup yang


hanya berdasarkan kesamaan struktur, mengalami kesulitan. Maka pada sistem klasifikasi
terbaru cara pengklasifikasian makhlik hidup didasarkan pada:
 Klasifikasi makhluk hidup berdasarkan persamaan dan perbedaan yang
dimilikinya.
 Klasifikasi makhluk hidup berdasarkan ciri bentuk tubuh (morfologi) dan alat
dalam tubuh ( anatomi).
 Klasifikasi makhluk hidup berdasarkan manfaat, ukuran, tempat hidup, dan cara
hidupnya.
 Kesamaan biokimia, misalnya jenis-jenis enzim dan jenis-jenis protein yang
dikandung makhluk hidup tersebut.
 Kesamaan genetik, khususnya kesamaan struktur bahan genetiknya, yaitu DNA.

II.1.6 Proses Klasifikasi


Para biologiawan masih menggunakan buku Linnaeus yang berjudul Systema
Naturae (sistem Alam) yang diterbitkan tahun 1758 sebagai dasar untuk klasifikasi
ilmiah. Ada tiga tahap yang harus dilakukan untuk mengklasifikasikan makhluk hidup,
yaitu:
1. Pencandraan (identifikasi),
Pencandraan merupakan proses awal klasifikasi, yang dilakukan dalam proses ini
adalah melakukan identifikasi makhluk hidup satu dengan makhluk hidup yang
lainnya. Mengamati dan mengelompokkan berdasarkan tingkah laku, bentuk
morfologi, anatomi, dan fisiologi.

2. Pengelompokan
Setelah dilakukan pencandraan, makhluk hidup kemudian dikelompokkan dengan
makhluk hidup lain yang memiliki ciri-ciri serupa. Makhluk hidup yang memiliki ciri
serupa dikelompokkan dalam unit-unit yang disebut takson.
3. Pemberian Nama
Pemberian nama makhluk hidup merupakan hal yang penting dalam klasifikasi.
Ada berbagai sistem penamaan makhluk hidup, antara lain pemberian nama dengan
sistem tata nama ganda (Binomial Nomenclature) dan trinomial. Dengan adanya
nama makhluk hidup maka ciri dan sifat makhluk hidup akan lebih mudah dipahami.

 Tata Nama Binomial Nomenclature

Banyak makhluk hidup mempunyai nama local. Nama ini bisa berbeda antara satu
daerah dan daerah lainnya. Untuk memudahkan komunikasi, makhluk hidup harus
diberikan nama yang unik dan dikenal di seluruh dunia. Berdasarkan kesepakatan
internasional, digunakanlah metode binomial nomenclature. Metode binominal
nomenclature (tata nama ganda), merupakan metode yang sangat penting dalam
pemberian nama dan klasifikasi makhluk hidup. Disebut tata nama ganda karena
pemberian nama jenis makhluk hidup selalu menggunakan dua kata (nama genus dan
spesies)

Aturan pemberian nama adalah sebagai berikut :

1. Spesies terdiri atas dua kata, kata pertama merupakan nama genus, sedangkan
kata kedua merupakan penunjuk jenis (epitheton specificum).

2. Huruf pertama nama genus ditulis huruf capital, sedangkan huruf pertama
penunjuk jenis digunakan huruf kecil.

3. Nama spesies menggunakan bahasa latin atau yang dilatinkanNama spesies harus
ditulis berbeda dengan huruf-huruf lainnya (bisa miring, garis bawah, atau
lainnya).

4. Jika nama spesies tumbuhan terdiri atas lebih dari dua kata, kata kedua dan
berikutnya harus digabung atau diberi tanda penghubung.

5. Jika nama spesies hewan terdiri atas tiga kata, nama tersebut bukan nama spesies,
melainkan nama subspesies (anak jenis), yaitu nama takson di bawah spesies.
6. Nama spesies juga mencantumkan inisial pemberi nama tersebut, misalnya
jagung (Zea Mays L.). huruf L tersebut merupakan inisial Linnaeus.

II.1.7 Tingkatan Klasifikasi


Dalam sistem klasifikasi, makhluk hidup dikelompokkan menjadi suatu kelompok
besar kemudian kelompok besar ini dibagi menjadi kelompok-kelompok kecil.
Kelompok-kelompok kecil ini kemudian dibagi lagi menjadi kelompok yang lebih kecil
lagi sehingga pada akhirnya terbentuk kelompok- kelompok kecil yang beranggotakan
hanya satu jenis makhluk hidup. Tingkatan-tingkatan pengelompokan ini disebut takson.
Taksa (takson) telah distandarisasi di seluruh dunia berdasarkan International Code of
Botanical Nomenclature dan International Committee on Zoological Nomenclature.
Tingkat takson sangat penting karena tanpa adanya tingkat-tingkat takson maka
faedah dari sistem klasifikasi tidak dapat dihasilkan. Takson dinyatakan sebagai unit
taksonomi tingkat yang manapun. Bila setiap bagian yang lebih kecil pada takson itu
disebut dengan istilah yang sama dan diberi awalan anak (sub), kita dapat memilah 25
takson termasuk yang terkecil yaitu individu. Berikut ini urutan 25 takson tersebut dari
yang paling besar ke yang kecil:

Dunia = regnum/kingdom Anak marga = sub genus


Anak dunia = sub regnum/kingdom Seksi = sectio
Divisi = division/filum Anak seksi = sub sectio
Anak divisi = sub division/filum Seri = series
Kelas = classis Anak seri = sub series
Anak kelas = sub classis Jenis = spesies
Bangsa = ordo Anak jenis = sub spesies
Anak bangsa = sub ordo Varitas = varietas
Suku = familia Anak varitas = sub varietas
Anak suku = sub familia Bentuk = forma
Rumpun = tribus Anak bentuk = sub forma
Anak rumpun = sub tribus Individu = individu
Marga = genus
Disebabkan karena tingkatan takson yang terlalu banyak, maka untuk
mempermudah hal tersebut didalam kehidupan sehari-hari kita hanya menggunakan 7
tingkatan takson utama. Adapun tingkatan takson utama yang sering kita kenal sehari-hari
yaitu :
a) Kingdom, merupakan tingkatan takson tertinggi makhluk hidup. Kebanyakan ahli
Biologi sependapat bahwa makhluk hidup di dunia ni dikelompokkan menjadi 5
kingdom (diusulkan oleh Robert Whittaker tahun 1969). Kelima kingdom tersebut
antara lain : Monera, Proista, Fungi, Plantae, dan Animalia
b) Filum/divisio (keluarga besar), Nama filum digunakan pada dunia hewan, dan nama
division digunakan pada tumbuhan. Filum atau division terdiri atas organism-
organisme yang memiliki satu atau dua persamaan ciri. Nama filum tidak memiliki
akhiran yang khas sedangkan nama division umumnya memiliki akhiran khas, antara
lain phyta dan mycota.
c) Classis (kelas), Kelompok takson yang satu tingkat lebih rendah dari filum atau
divisio
d) Ordo (bangsa), Setiap kelas terdiri dari beberapa ordo. Pada dunia tumbuhan, nama
ordo umumnya diberi akhiran ales.
e) Family (keluarga), Famili merupakan tingkatan takson di bawah ordo. Nama famili
tumbuhan biasanya diberi akhiran aceae, sedangkan untuk hewan biasanya diberi
nama idea.
f) Genus (marga), genus adalah takson yang lebih rendah dariada family. Nama genus
terdiri atas satu kata, huruf pertama ditulis dengan huruf capital, dan seluruh huruf
dalam kata itu ditulis dengan huruf miring atau dibedakan dari huruf lainnya.
g) Species (jenis). Spesies adalah suatu kelompok organism yang dapat melakukan
perkawinan antar sesamanya untuk menghasilkan keturunan yang fertile (subur).

II.2 Sistem Klasifikasi Makhluk Hidup


II.2.1 Klasifikasi Makhluk Hidup Berdasarkan Pembagian Kingdom
Semula para ahli hanya mengelompokkan makhluk hidup menjadi 2 kerajaan, yaitu
kerajaan tumbuhan dan kerajaan hewan. Namun ternyata setelah dipelajari lebih lanjut
terdapat jenis makhluk tertentu yang umumnya memiliki sifat antara hewan dan
tumbuhan. Hal ini yang kemudian membuat para ahli taksonomi mengelompokkan
makhluk hidup kedalam 3 kelompok yaitu: protista, plantae dan animalia.
Setelah para ahli mengetahui struktur sel (susunan sel) secara pasti, makhluk hidup
dikelompokkan menjadi empat kerajaan, yaitu Monera, protista, Plantae, dan Animalia.
Pada tahun 1969 Robert H. Whittaker mengelompokkan makhluk hidup menjadi lima
kingdom, yaitu Monera, Protista, Fungi, Plantae, dan Animalia. Pengelompokan ini
berdasarkan pada susunan sel, cara makhluk hidup memenuhi makanannya, dan tingkatan
makhluk hidup.
Namun sistem ini kemudian diubah dengan dipecahnya kingdom monera menjadi
kingdom Eubacteria dan Archaebacteria, sehingga melahirkan sistem baru yang dikenal
sistem klasifikasi 6 kingdom. Adapun sistem klasifikasi berdasarkan atas pembagian
kingdom secara garis besar dibedakan atas beberapa sistem, yaitu :
1. Sistem dua kingdom : Kelompok tumbuhan dan kelompok hewan
2. Sistem tiga kingdom : Protista, plantae, dan animalia
3. Sistem empat kingdom : Monera, protista, plantae, dan animalia
4. Sistem lima kingdom : Monera, protista, fungi, plantae, animalia
5. Sistem enam kingdom : Eubacteria, Archaebacteria, protista, fungi, plantae dan
animalia

1. Sistem Klasifikasi Dua Kingdom


Sistem klasifikasi 2 kingdom merupakan awal mula majunya perkembangan sistem
taksonomi. Pada masa ini dikenal adanya 2 macam kingdom yaitu kingdom animalia
(hewan) dan kingdom plantae (tumbuhan). Pada masa ini, seorang ilmuwan asal Swedia
bernama C. Linneaus adalah tokoh yang berperan besar melakukan sistem klasifikasi
makhluk hidup. Sistem klasifikasi 2 kingdom diterapkan pada tahun 1735.

 Kingdom Plantae
 Kingdom Animalia
Sistem klasifikasi 2 kingdom dianggap belum sempurna dan masih memiliki
beberapa kekurangan, seperti penggolongan makhluk hidup yang masih terlalu umum
serta kurang spesifiknya penggolongan tersebut. Akibatnya, ada beberapa jenis makhluk
hidup yang tidak dapat digolongkan ke dalam dua kingdom tersebut. Meskipun masih
belum sempura dan masih memiliki kekurangan, sistem klasifikasi 2 kingdom dianggap
sebagai cikal bakal atau pengarah utama untuk menuju sistem kingdom selanjutnya.
2. Sistem Klasifikasi Tiga Kingdom
Jika sebelumnya Linneaus mengkasifikasikan makhluk hidup menjadi 2 kingdom,
selanjutnya Ernst Haeckel pada tahun 1866 mengklasifikasikan makhluk hidup menjadi 3
kingdom. Sistem klasifikasi 3 kingdom ini terdiri atas kingdom animalia (hewan),
kingdom plantae (tumbuhan), dan kingdom protista (organisme bersel satu dan organisme
multiseluler sederhana). Awal mula dimasukkannya protista menjadi salah satu kingdom
ialah ketika makhluk hidup bersel satu mulai ditemukan. Makhluk hidup bersel satu
tersebut dibagi menjadi 2 filum, filum pertama ialah filum Protozoa yaitu untuk
menyebutkan makhluk bersel satu yang dapat bergerak, filum yang kedua adalah
Thallophyta atau Protophyta yaitu filum yang menyatakan makhluk hidup bersel satu
seperti alga dan bakteri. Kingdom Protista digunakan untuk menyatakan organisme bersel
satu. Kingdom ini memiliki sifat hewan dan tumbuhan sekaligus.

 Kingdom Fungi
 Kingdom Plantae
 Kingdom Animalia
Sayangnya, sistem klasifikasi 3 kingdom ini masih belum sempurna. Bakteri yang
termasuk ke dalam makhluk hidup tidak dapat dimasukkan ke dalam kingdom
manapun. Hal tersebut tidak lain karena bakteri merupakan organisme mikroskopis
yang tidak memiliki inti sel. Terlepas dari itu semua, sistem klasifikasi 3 kingdom
menunjukkan adanya kemajuan dalam sistem klasifikasi. Organisme bersel satu
atau multiseluler sederhana telah memiliki kingdom tersendiri, mengingat makhluk
hidup tersebut memiliki ciri yang berbeda dengan hewan dan tumbuhan.
3. Sistem Empat Kingdom
Copeland dan Whittaker adalah dua tokoh yang sangat berperan dalam penemuan
sistem klasifikasi 4 kingdom. Dua ilmuwan tersebut mengkasifikasikan makhluk hidup
menjadi 4 kingdom. Meskipun sama-sama mengklasifikasikan makhluk hidup menjadi 4
kingdom, keduanya memiliki sistem klasifikasi yang berbeda. Copeland
mengklasifikasikan makhluk hidup menjadi kingdom Monera, kingdom Protoctista,
kingdom Metaphyta dan kingdom Metazoa. Tumbuhan Kingdom Monera merupakan
kumpulan organisme yang tidak memiliki membran inti dan memiliki sifat prokariotik.
Lain halnya dengan kingdom Protoctista (Protista) yang bersifat eukariotik. Kingdom
Metaphyta merupakan kumpulan tumbuhan yang mengalami masa pertumbuhan embrio.
Sedangkan kingdom Metazoa merupakan kingdom dengan kumpulan hewan yang
mengalami masa perkembangan embrio dalam siklus hidupnya.
Lain halnya dengan Whittaker, ia mengklasifikasikan makhluk hidup menjadi
kingdom Animalia, kingdom Plantae, kingdom Fungi, dan kingdom Protista. Fungi
memang memiliki ciri yang hampir sama dengan tumbuhan, hanya saja memiliki
beberapa karakteristik yang berbeda, karenanya fungi dijadikan satu kingdom tersendiri.
Fungi adalah organisme heterotrof yang tidak dapat mensintesis makanannya sendiri, lain
halnya dengan tumbuhan yang dapat mensintesis makanannya sendiri. Jamur/fungi tidak
dapat melakukan proses pencernaan sendiri layaknya binatang, fungi juga tidak dapat
membuat makanan sendiri seperti tumbuhan, karena itu fungi dikelompokkan menjadi
kingdom tersendiri. Fungi hidup dengan mengeluarkan enzim pencernaan pada
sekitar makanan mereka, kemudian fungi akan melakukan penyerapan nutrisi makanan ke
dalam sel.

 Kingdom Monera
 Kingdom Fungi
 Kingdom Plantae
 Kingdom Animalia.

4. Sistem Lima Kingdom


Adanya kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi membuat Whittaker
(1969) mengusulkan klasifikasi makhluk hidup menjadi lima kingdom, yaitu Monera,
Protista, Fungi, Plantae, dan Animalia. Pada sistem klasifikasi lima kingdom, ganggang
yang sebelumnya dimasukkan pada kingdom Plantae, dan Protozoa yang semula
dimasukkan di dalam kingdom Animalia selanjutnya dikelompokkan menjadi satu
kingdom, yaitu Kingdom Protista. Kingdom ini dianggap sebagai penyempurna dari
sistem klasifikasi sebelumnya, yakni klasifikasi 4 kingdom.

 Kingdom Monera
 Kingdom Protista
 Kingdom Fungi
 Kingdom Plantae
 Kingdom Animalia
Namun, klasifikasi ini ternyata masih dianggap memiliki kelemahan. Sistem
klasifikasi 5 kingdom belum mampu mengklasifikasikan kingdom monera secara tepat.
Di dalam kingdom monera masih terdapat banyak perbedaan yang signifikan, seperti
dalam hal RNA polymerase, RNA sequences, Introns, membran lipid, dan lainnya.

5. Sistem Enam Kingdom


Sistem klasifikasi makhluk hidup menjadi 6 kingdom pertama kali dikemukakan
oleh ilmuwan asal Amerika bernama Carl Woese pada tahun 1977. 6 kingdom yang
diklasifikasikan oleh Carl Woese adalah kingdom Animalia, kingdom Plantae, kingdom
Protista, kingdom Mycota, kingdom Eubacteria, dan kingdom Archaebacteria. Awal mula
dilakukannya klasifikasi 6 kingdom ini karena adanya penemuan monera archaebacteria
di samudera. Ternyata monera archaebacteria tersebut memiliki perbedaan dengan
kingdom monera lainnya yang merupakan eubacteria. Berdasarkan penelitian,
arcahaebacteria lebih menyerpai sel eukariotik. Namun pada masa ini banyak ilmuwan
yang pro dan kontra terhadap pengklasifikasian kingdom monera. Para ilmuwan
menganggap bahwa kingdom monera sudah mencakup eubacteria dan juga archaebacteria
sekaligus. Namun banyak juga ilmuwan yang setuju dengan sistem klasifikasi pada
kingdom monera tersebut. Alasannya, penjelasan mengenai kingdom monera menjadi
lebih spesifik sehingga mempermudah proses penelitian lebih lanjut.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Klasifikasi adalah penyusunan makhluk hidup secara teratur ke dalam
suatu herarki. Sistem penyusunan ini berasal dari kumpulan informasi
makhluk hidup secara individual yang menggambarkan kekerabatan.
2. Adapun tujuan klasifikasi makhluk hidup yaitu untuk mengelompokkan
makhluk hidup berdasarkan persamaan ciri-ciri yang dimiliki, mengetahui
ciri-ciri untuk mengetahui hubungan kekerabatan makhluk hidup tersebut.
Kemudian untuk manfaat dari sistem klasifikasi yaitu untuk memudahkan
mempelajari setiap makhuk hidup yang beraneka ragam.
3. Klasifikasi pertama kali dicetuskan oleh seorang filsuf Yunani bernama

Aristoteles (384-422), kemudian dikembangkan oleh John Ray dan


Carollus Linnaeaus. Kemudian dasar-dasar pengklasifikasian terdiri dari
persamaan dan perbedaan yang dimiliki, ciri morfologi dan anatomi,
manfaat, ukuran, habitat, dan cara hidupnya, biokimia serta kesamaan
genetiknya.
4. Proses klasifikasi terdiri dari tiga tahap, yaitu pencandraan, (Identifikasi),
pengelompokan dan pemberian nama menggunakan tata nama Binomial
Nomenclature.
5. tingkatan takson pada makhluk hidup terdiri dari 25, namun yang umum
digunakan dalam kehidupan sehari-hari yaitu hanya tujuh, yaitu
kingdom/regnum, filum/divisio, classis, ordo, family, genus dan species.
6. Sistem klasifikasi makhluk hidup telah mengalami perkembangan
sebanyak lima kali, mulai dari sistem klasifikasi dua kingdom, tiga
kingdom, empat kingdom, lima kingdom dan enam kingdom yang terdiri
dari kingdom animalia, kingdom plantae, kingdom protista, kingdom
fungi, kingdom archaebacteria, dan kingdom eubacteria. Namun yang
terbaru terdapat klasifikasi tujuh kingdom dengan penambahan satu
kingdom yaitu kingdom chromista.
DAFTAR PUSTAKA

Anwar, A. 1984. Ringkasan Biologi. Ganeca Exact. Bandung.

Dwidjoseputro. 1986. Biologi. Erlangga. Jakarta.

Kimball, J. W. 1993. Biologi Umum. Erlangga. Jakarta.

Lumowa, sonja V.T. 2012 . Bahan Ajar Botani Tingkat Tinggi. Universitas
Mulawarman: Samarinda.

Dwidjoseputro. 1994. Pengantar Fisiologi Tumbuhan. Jakarta: Gramedia pustaka


Utama

Fried, dkk. 2005. Biologi. Jakarta: Erlangga

Karmana Oman. 2007. Cerdas Belajar Biologi Untuk Kelas XII SMA/MA
program IPA. Bandung : Grafindo

Kimball, John W. 1992. Biologi. Jakarta: Erlangga

Kimball, dkk. 2002. Biology Jilid I. Jakarta: Erlangga.

Lehninger. 2005. Dasar-Dasar Biokimia Jilid 2. Jakarta: Erlangga.

Nisrina.2009. Katabolisme. http://www.scribd.com/doc/36876038/katabolisme dia


kses tanggal 04 Oktober 2012, pukul 19.34

Rahmawati Diah. 2001. Pelajaran Biologi SMU 3. Surakarta : PT. Tiga Serangkai
Pustaka Mandiri

Salisbury, dkk. 1995. Fisiologi Tumbuhan Jilid 1. Bandung: ITB

Anda mungkin juga menyukai