Anda di halaman 1dari 8

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/333198196

PENGGUNAAN GLASGOW OUTCOME SCALE DALAM PENILAIAN KONDISI


PASIEN PASCA CEDERA KEPALA

Article in Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan · October 2017


DOI: 10.26753/jikk.v13i3.227

CITATIONS READS

0 326

5 authors, including:

Putra Agina
Sekolah tinggi ilmu kesehatan muhammadiyah gombong
2 PUBLICATIONS 0 CITATIONS

SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

Trauma Brain Injury View project

All content following this page was uploaded by Putra Agina on 19 May 2019.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan Available online at:
Volume 13, No 3, Oktober 2017 http://ejournal.stikesmuhgombong.ac.id/index.php/JIKK/index

PENGGUNAAN GLASGOW OUTCOME SCALE DALAM PENILAIAN KONDISI


PASIEN PASCA CEDERA KEPALA

Putra Agina Widyaswara Suwaryo1, Podo Yuwono2


1,2
Program Studi Keperawatan STIKes Muhammadiyah Gombong
ners.putra@gmail.com

Abstract
Key word : The incidence of disability as outcomes in head injury patients reaches
Glasgow Outcome 5.3 million people per year. Disability occurring is 1 year after injury.
Scale, Head Injury, Glasgow Outcome Scale or GOS is a scoring or instrument used to
Reliability,
assess patients ranging from 1 to 12 months after head injury. GOS was
Validity
first created in 1975 by Bryan Jennett and Michael Bond, who have over
40,000 citations and is the most widely cited article in research on head
injuries. GOS is also further developed into GOS-E or Glasgow
Outcome Scale - Extended and GODS or Glasgow Outcome Discharge
Scale. The purpose of this study was to determine the level of validity
and reliability of GOS in assessing the condition of head injury patients.
This study was a descriptive observation of 112 head injury patients
measured using GOS for 6 months post injury. The result of the research
showed that the characteristics of respondents with the average age of
18-40 years were 58.9% productive), male was 75.8%, the last level of
senior high school was 35.7%, farmers, traders and laborers were
39.2% of 65.1% and GCS 3-8 value of 49.1%. The level of validity with
the value of count> 0.195 with 95% CI and reliability is very high with
correlation coefficient value> 0.8. Therefore, GOS is a scoring that can
be used to assess the outcome of head injury patients by maintaining
good clinical and nursing care at home or rehabilitation phase well.

PENDAHULUAN menjadi penyebab kedua setelah jatuh yang


Salah satu penyebab kematian terbesar menyebabkan kematian sebesar 35,5%.
di dunia adalah karena trauma kecelakaan (Salim, 2015).
yaitu cedera kepala. Selain itu, kasus trauma Tingginya tingkat mobilitas dan
banyak terjadi di negara berkembang dan kurangnya kesadaran untuk menjaga
atau negara dengan pendapatan rendah. keselamatan menjadi penyebab banyaknya
Hampir 90% trauma menyebabkan trauma tersebut terjadi. Setiap tahun, lebih
kematian yang terjadi akibat kecelakaan lalu dari 2.5 juta orang mengalami cedera kepala,
lintas 81% dan akan terus meningkat sampai 85.000 diantaranya meninggal dan lebih dari
tahun 2000-2020, jatuh, luka tembak dan 100.000 orang selamat dengan disabilitas
luka tumpul. Cedera kepala paling sering atau kecacatan. Sedangkan sisanya, cedera
ditemukan pada tiga klasifikasi usia, yaitu kepala disebabkan karena pukulan atau
balita (0-4 tahun), remaja (15-19 tahun) dan tabrakan karena suatu peristiwa, misal
lansia (lebih dari 60 tahun). Jatuh karena bencana sebesar 18,5% (meningkat
merupakan penyebab utama seorang 2% dari tahun sebelumnya) dan kekerasan
mengalami cedera kepala sebanyak 37,5%. interpersonal sebesar 15% (Hammond &
Selain itu, kecelakaan kendaraan bermotor Zimmermann, 2013; Saadat & Soori, 2010).

107
Suwaryo & Yuwono Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan 108

Angka kejadian kecacatan atau intervensi yang bisa memperbaiki


disabilitas sebagai outcome pada pasien kelangsungan hidup (Bagiella, et al, 2010;
cedera kepala di mencapai 5,3 juta orang. Ponce & Lozano, 2014).
Disabilitas yang terjadi yaitu 1 tahun setelah Pasien dengan cacat permanen dan
cedera. Disabilitas yang terjadi di Amerika kualitas hidup yang buruk merupakan
Serikat merupakan masalah kesehatan prognosis yang tidak diharapkan pasca
masyarakat yang signifikan. Insiden ini cedera kepala. Untuk membuktikan hal
menunjukkan kebutuhan untuk perawatan tersebut maka dibutuhkan sebuah sistem
dan pelayanan rehabilitatif yang untuk mempertemukan faktor penting dalam
komprehensif untuk memaksimalkan pasien outcome dan efeknya dengan skala yang
cedera kepala terhindar dari disabilitas terstruktur. Pada saat itu, hasil pemeriksaan
(Anbesaw et al., 2008). Sedangkan di pasca cedera kepala dikategorikan secara
Indonesia, berdasarkan data Susenas atau bebas dan kurang deskriptif, seperti kategori
Survey Sosial Ekonomi Nasional, terkait pasien termasuk “mati”, atau pemulihan
disabilitas yang diambil pada tahun 2010 “vegetatif”, selamanya tidak sadar atau
didapatkan angka sebesar 2,45% penduduk sembuh, atau “koma” dengan demensia atau
Indonesia menyandang disabilitas. restitusi mental. Beberapa badan nasional
Disabilitas ini meliputi ketidakmampuan juga merekomendasikan penggunaan GOS
melihat, mengingat, mendengar, berjalan utk mengukur kondisi pasca trauma,
dan mengurus diri. Jawa tengah merupakan khususnya cedera kepala (Ardolino, Sleat, &
terbesar ketiga dengan jumlah penduduk Willet, 2012; Wilde, et al, 2010). Oleh
terbesar yang mengalami disabilitas, yaitu karena itu, perlu adanya suatu alat atau
sebanyak 2,1 juta. Jenis penyebab disabilitas skoring untuk menilai kondisi pasien setelah
yang didapatkan yaitu karena amputasi cedera kepala atau dalam fase rehabilitasi.
tangan dan kaki, cacat tulang sendi, tulang Hal ini juga bermanfaat untuk memberikan
punggung, folio, tuberkulosis, cerebral evaluasi selama proses perawatan selama di
palsy dan paraplegia yang disebabkan Rumah Sakit sampai dengan 6 bulan.
karena kecelakaan atau trauma, kemudian
merusak fungsi sensorik dan motorik METODE
(Kemenkes RI, 2014; Suwaryo, Wihastuti, Penelitian ini merupakan deskriptif
& Fathoni, 2016). kuantitatif dengan sampel 112 pasien cedera
Pada awal tahun 1970-an, penilaian kepala sesuai dengan kriteria inklusi dan
kondisi pasien pasca cedera kepala menjadi eksklusi yang dilakukan observasi pada
semakin fokus pada kualitas bertahan hidup bulan ke-6 pasca cedera kepala. Data awal
daripada bertahan sendiri. Tingkat pasien didapatkan dari rekam medis yang
mortalitas masing tinggi yaitu lebih dari ada di Rumah Sakit untuk melihat kondisi
50%. Namun, perbaikan dalam perawatan awal setelah cedera meliputi karakteristik
intensif, seperti penggunaan ventilator pasien seperti usia, jenis kelamin,
mekanik diyakini bisa mengurangi kematian pendidikan, pekerjaan, kemudian penyebab
dini. Hal ini menyebabkan sesuatu yang luar cedera dan skor GCS. Penilaian pasien
biasa, namun disisi lain menimbulkan setelah 6 bulan pasca cedera diukur
kekhawatiran tentang meningkatnya jumlah menggunakan skoring tingkat kemandirian
orang yang bergantung pada alat (ventilator yaitu Glasgow Outcome Scale yang terdiri
mekanik) tersebut. Selanjutnya, banyak dari 5 tingkatan dengan hasil baik jika nilai
pasien dengan cedera atau luka di kepala 4-5, dan buruk jika nilai 1-3. Validitas dan
yang masih muda (usia produktif) mendapat reliabilitas menggunakan korelasi pearson
perhatian tentang prospek kelangsungan dan product moment yang selanjutnya
hidup pada masyarakat selama bertahun- dilihat nilai hitung dan koefisien korelasi.
tahun dengan tingkat pemulihan yang tidak Data kemudian diolah mengunakan IBM
dapat didefinisikan dan tentang penggunaan SPSS Statistic 21.
Vol. 13, 2017 penggunaan Glasgow Outcome …. 109

HASIL petani, pedagang dan buruh. Pasien dengan


Hasil penelitian didapatkan pasien cedera kepala berat bisa diklasifikasikan
sejumlah 112 orang dengan sebaran wilayah dengan nilai GCS yaitu dalam rentang 3-8.
disekitar kabupaten kebumen kota, alian, Pada pasien ini lebih banyak memiliki
ambal, soka baru, pejagoan dan beberapa outcome yang kurang baik. Hal ini bisa
kecamatan di sekitar pesisir seperti dilihat dari hasil skoring menggunakan GOS
petanahan. Berikut adalah karakteristik dimana 72.4% memiliki outcome yang
pasien cedera kepala: buruk.
Hasil validitas pada alat atau instrument
Tabel 1. Karakteristik responden pasien GOS ini yaitu memiliki nilai nilai korelasi
cedera kepala atau r = 0.312 (r hitung > r tabel), dimana
Kategori N % nilai r tabel 0.195, dengan Confidence
18-40 tahun 66 58.9% Interval 95%. Hal ini menunjukkan bahwa
41-55 tahun 12 10.7% tingkat validitas GOS dalam hasil yang baik.
Usia Kemudian untuk reliabilitasnya didapatkan
56-65 tahun 24 21.4%
> 65 tahun 10 9.0% nilai 0.920 (masuk dalam kategori sanggat
Jenis Laki-laki 85 75.8% tinggi, dimana koefisien korelasi > 0.800).
Kelamin Perempuan 27 24.2% GOS sangat sederhana, penggunaan yang
Tidak sekolah 14 12.5% mudah dan singkat, validitas dan handal,
SD 23 20.5% stabilitas, fleksibilitas (bisa digunakan
Pendidikan SMP 17 15.1% secara langsung maupun tidak langsung; via
terakhir SMA 40 35.7% telephone atau pos), ketersediaan biaya dan
Perguruan 18 16.2%
akses yang mudah. GOS dirancang untuk
tinggi
memberikan gambaran umum tentang hasil
Tidak bekerja 21 18.7%
Petani,Dagang, 44 39.2% dan fokus pada pemulihan sosial. Review ini
Buruh menjelaskan tentang perkembangan GOS,
Pekerjaan kegunaan, dampak dan potensi masa depan,
Pensiunan 14 12.5%
PNS 13 11.6% serta bagaimana cara mengaplikasikannya.
Lain-lain 20 18.0% Pada awal tahun 1970-an mulai muncul
Kecelakaan 73 65.1% minal terhadap kualitas kehidupan untuk
Penyebab Jatuh 19 16.9% kasus cedera kepala, sebagian didorong oleh
Cedera Luka Tumpul 15 13.4% kekhawatiran bahwa perawatan medis yang
Luka Peluru 5 4.6% lebih baik dapat mengurangi angka
3-8 55 49.1% mortalitas pada pasien cedera kepala yang
Skor GCS 9-12 32 28.5% parah, dan terhindar dari kesulitan fisik yang
13-15 25 25.4%
merupakan salah satu efek jangka panjang
Baik 31 27.6%
Skor GOS dan kurangnya partisipasi sosial (Beers, et
Buruk 81 72.4%
al, 2012; McMillan, Teasdale, & Stewart,
Berdasarkan tabel diatas ternyata pasien 2012).
cedera kepala didominasi oleh mereka yang Publikasi GCS pada tahun 1974 di
memiliki usia produktif dan lebih banyak Indonesia memberikan cara penilaian yang
pada laki-laki. Hal ini dikarenakan pada usia praktis tentang tingkat kesadaran dan
dan jenis kelamin tersebut merupakan masa kondisi awal keparahan pasca trauma. 1
produktif dengan tingkat mobilitas yang tahun kemudian, Jennett dan Michael
tinggi di perjalanan, sehingga memiliki menerbitkan Glascow Outcome Scale
kemungkinan mengalami hal-hal yang tidak (GOS), yang dirancang untuk memberikan
diinginkan terjadi. Adapun sebaran gambaran umum pasca cedera kepala, fokus
pendidikan terakhir lebih banyak sudah pada pemulihan sosial. Deskripsi GOS
sampai level Sekolah Menengah Atas dan meliputi atau menekankan pada multi
sederajat, serta memiliki pekerjaan sebagai dimensi seperti perubahan dalam
Suwaryo & Yuwono Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan 110

pengendalian emosi, fungsi kognitif dan pasien mengingat pasien mungkin tidak
kemampuan fisik, bersama faktor pra-cedera memiliki pengetahuan dan wawasan yang
dan lingkungan pasca cedera. GOS juga cukup sehingga bisa menjadi sebuah
banyak digunakan untuk penelitian kendala atau kesulitan. Selain itu, faktor
diagnostik yang fokus pada cedera kepala tambahan seperti adanya luka dan penyakit
(McMillan, Weir, Ireland, & Stewart, 2013; penyerta seperti epilepsi (Lu, et al, 2010;
Vavilala, et al, 2014). Wilson, et al, 2007) .
Perkembangan awal GOS digunakan Fleksibilitas dalam metode
dalam studi cedera kepala dan pasien non- administrasi untuk penilaian memberikan
trauma dengan keadaan koma. Artikel yang manfaat seperti tindakan lanjutan untuk
diterbitkan tahun 1978, mengidentifikasi perawatan atau rehabilitatif. Format GOS ini
cedera kepala sebagai masalah kesehatan juga bisa digunakan untuk memvalidasi
masyarakat yang menonjol dan ditekankan administrasi via telepon dan pos. beberapa
bahwa perlu perhatian yang lebih besar studi juga telah menggunakan GOS pada
tentang prediktor untuk pasien. Penggunaan ruang perawatan atau rawat inap. Hal ini
GOS direkomendasikan untuk bedah saraf memiliki potensi untuk memberikan
diseluruh dunia untuk menentukan fasilitas keputusan klinis tentang aktifitas
keefektifan intervensi neurosurgical. Pada pasien, terutama ketika akan dipulangkan
tahun 1981, GOS dikembangkan menjadi 8 dari ruang perawatan. Penggunaan GOS di
indikator yaitu GOS-E, dengan membagi ruang perawatan bisa menunjukkan
moderate, severe disability dan good prediktor kecacatan pada pasien selama 3
recovery menjadi dua kategori yaitu “better” minggu. Selain itu, skala ini juga bisa
dan “worse” atau lebih baik dan lebih buruk. digunakan di ruang perawatan intensif yang
mereka juga melakukan beberapa validasi dibandingkan dengan lama menginap serta
awal untuk membandingkan hasil yang angka kematian (Mailhan, Azouvi, &
diperoleh dengan durasi amnesia pasca Dazord, 2005).
trauma. Hasil penilaian yang diberikan oleh Aplikasi GOS bisa dilakukan kepada
seorang klinisi yang berpengalaman dan pasien hingga 3-12 bulan pasca cedera
hasil penilaian kognitif dengan orang awam, kepala. Penelitian yang dilakukan oleh
memiliki hasil yang sama (Levin, et al, Snoeck, et al (2010), lebih dari 70% pasien
2011; Maas, et al, 2013). memiliki hasil “good recovery” dan
Studi yang tentang reliabilitas dari meninggal sisanya meninggal. Studi tindak
GOS menemukan 5 poin indikator daripada lanjut masyarakat jangka panjang mencakup
skoring lainnya, tetapi juga mengidentifikasi cedera kepala ringan dan sedang, memiliki
variasi penilai yang cukup besar dalam hasil yang relatif lebih rendah. Pengamatan
peringkat untuk versi GOS dan GOS-E, juga relatif lebih mudah, karena bisa
serta perbedaan sistematis menurut latar dilakukan oleh orang awam sekalipun
belakang dan pengalaman penilai. Pada dengan metode validasi (tatap muka, telepon
tahun 1998, format terstruktur dan pos) (Honeybul, et al, 2013).
dikembangkan secara ekplisit menyatakan Kelemahan skala GOS terletak pada
alasan bahwa masing-masing indikator lebih penggunaannya ketika dilakukan pada
menggambarkan kondisi nyata pada pasien. pasien dengan perawatan akut dan sedang
Format yang terstruktur lebih menjalani terapi neuroprotektif. Sensivitas
menggambarkan dan menilai kecacatan skala GOS berhubungan langsung dengan
pasien sebelum dan setelah cedera, sehingga perubahan yang dianggap relevan secara
lebih mencerminkan perubahan yang terjadi klinis, namun tidak untuk dalam deteksi
pada pasien tersebut. Format ini juga pada gangguan yang lain. Selain itu,
ditekankan pada kebutuhan untuk kesalahan klasifikasi akan mengurangi
menggunakan sumber informasi terbaik kekuatan untuk medeteksi efek secara
yang tersedia, bisa orang terdekat dengan signifikan dalam uji klinis. Perbaikan lebih
Vol. 13, 2017 penggunaan Glasgow Outcome …. 111

lanjut jika penilai menerima umpan balik begitu mudah diterjemahkan dalam klinis.
peninjau yang membuatnya menjadi tidak Pada beberapa kasus, perkembangan teknik
praktis (Von Steinbuechel, et al, 2012; atau metode ini meningkatkan informasi
Wood & Rutterford, 2006). nilai yang didapat dari GOS dan cenderung
Skoring skala GOS untuk pilihan memperluas peran dalam penelitian klinis
jawaban mati dan vegetative atau cacat (Roozenbeek, et al., 2012; Wright, Yeatts, &
parah, moderate cacat dan good recovery Silbergleit, 2015).
perlu divalidasi kembali, bahwa kondisi Pada poin tes kognitif, perlu
pasien saat itu memang bisa diterjemahkan meningkatkan kepekaan dan kemampuan
dalam hasil menggunakan skala GOS. untuk medeteksi perubahan yang sangat
Kekurangan lain yaitu tidak kecil. Studi klinis tentang pasien cedera
mempertimbangkan persepsi pasien tentang kepala dengan terapi magnesium sulfat dan
kepuasan hidup, yang sangat penting dan pemantauan tekanan intra kranial
tidak begitu saja disamakan dalam opsi mempengaruhi pemantauan fungsional.
pilihan yang sudah ada pada skala GOS. Hasil menunjukkan bahwa setelah
Opsi pilihan tersebut juga membatasi disesuaikan dengan prognosis awal untuk
perbandingan antara uji klinis dengan hasil pengujian kognitif hanya akan menambah
penilaian menggunakan GOS (Bragge, et nilai lebih jika intervensi memiliki efek
al., 2016). lebih besar pada kognisi daripada
Beberapa penelitian telah melaporkan keseluruhan. Hal ini menstimulus minat
signifikan manfaat intervensi aktif dan efek dalam mengembangkan titik akhir kognitif
dalam kerusakan otak akut. Perubahan dari yang lebih sensitif dan menggambarkan
“moderate disability” menjadi “good tingkatan kognitif pada pasien. Namun, hal
recovery” menjadi kekhawatiran secara tersebut juga harus diperhatikan terkait fakta
statistik tidak efisien, karena mengarah ke bahwa kerusakan kognitif mungkin tidak
kurang informasi yang tersedia tentang terkait dengan perubahan fungsi dalam
kondisi nyata pada pasien. Analisis dari sehari-hari. Skala GOS memiliki kelemahan
skala GOS lebih memberikan informasi pada hasil ukur untuk poin fungsi
terkait jangkauan penuh terhadap perkiraan psikososial. Hal ini ditindaklanjuti langsung
efek pengobatan atau tindakan yang oleh Australia dengan mengembangkan The
diberikan pada saat terjadi trauma sampai Sydney Psychosocial Reintegration Scale
dengan kurang lebih 7 hari. Pengaruh faktor- (SPRS) yang terdari dari 12 poin yang
faktor yang berkontribusi untuk variabilitas dirancang untuk mengukur fungsi
dalam dampak cedera diantara penelitian psikososial pada pasien dengan cedera
dengan populasi dapat dikontrol secara kepala (Mendelow, et al., 2003; Nunn, Bath,
statistik. Validasi yang kuat dari pendekatan & Gray, 2016).
ini berasal dari sebuah studi retrospektif Penilaian menggunakan GOS juga
yang menggunakan data studi dokumentasi bisa dilakukan kepada pasien cedera kepala
perawatan kortikosteroid pada pasien cedera yang kurang komunikatif. Hasil penggunaan
kepala. Analisis menggunakan GOS selama observasi klinis bisa dilakukan oleh
6 bulan setelah cedera kepala tidak keluarga atau seseorang yang sering atau
menunjukkan adanya efek samping tinggal bersama dengan pasien dalam 1
pengobatan yang signifikan. Secara klinis rumah. Hasil review terkait skala pengkajian
lebih menarik, karena konsep dasarnya atau pengukuran yang baik sebaiknya
menilai seberapa sering hasilnya lebih mencatumkan 5 fitur ideal, seperti mudah
menarik dari perkiraan, dan mudah untuk dan sederhana digunakan, handal atau stabil
berkomunikasi dan dimengerti antar disiplin (sensitif dan responsif), bisa digunakan
ilmu, sekalipun itu adalah orang awam. untuk semua kalangan, sesuai dengan
Kemungkinan secara teoritis lebih efisien, kondisi nyata pasien dan menggambarkan
namun lebih kompleks dan hasilnya tidak kondisi klinis atau bisa digunakan sebagai
Suwaryo & Yuwono Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan 112

prediktor (Emberson, et al., 2014; Weir, et ischaemic stroke. Lancet. 384, 1929-
al., 2012). 1935.

SIMPULAN Honeybul, S., Jansen, C., Kruger, K., & Ho,


Glasgow Outcome Scale atau GOS K. (2013). Decompressive
merupakan salah satu instrumen atau alat craniectomy for severe traumatic
dan skoring yang bisa digunakan utuk brain injury: is life worth living? J
menilai kondisi pasien cedera kepala mulai Neurosurg. 119, 1566-1575
dari 1 bulan, 3 bulan, 6 bulan dan 1 tahun Levin, H., et al. (2011). Validity and
pasca cedera kepala. Hal ini bisa dijadikan sensivity to change of the extended
indikator keberhasilan perawatan pasien Glasgow Outcome Scale in mild to
cedera kepala. Penelitian selanjutnya bisa moderate traumatic brain injury. J
dilakukan dengan cara mengidentifikasi Neurotrauma. 18, 575-584
aspek lain yang belum terdapat dalam GOS, Lu, J., et al. (2010). A method for reducing
seperti kognitif dan psikososial pasien pasca misclassification in the extended
cedera kepala. Glasgow Outcome Score. J
Neurotrauma. 27, 843-852
DAFTAR PUSTAKA Maas, A., Braakman, R., Schouten, H.,
Minderhoud, J., & Van Zomeren, A.
Anbesaw, S., Eduard, Z., Jean, L,. Ted, M.,
Agreement between physicians of
Paul, J., & Claudia, S. (2008).
assessment of outcome following
Incidence of Long-term disability
severe head injury. J Neurosurg. 58,
following traumatic brain injury
321-325
hospitalization, United States 2003.
Mailhan, L., Azouvi, P., & Dazord, A.
Journal of Head Trauma
(2005). Life satisfaction and
Rehabilitation, 23 (2)
disability after severe traumatic
Ardolino, A., Sleat, G., & Willet, K. (2012).
brain injury. Brain Inj. 19, 227-238
Outcome measures in major trauma
McMillan, T., Teasdale, G., & Stewart, E.
– results of a consensus meeting.
(2012). Disability in young people
Injury. 43, 1662-1666
and adults after head injury: 12-14
Bagiella, E., et al. (2010). Measuring
year follow-up of a prospective
outcome in traumatic brain injury
cohort study. J Neurol Neurosurg
treatment trials: recommendations
Psychiatry. 83, 1086-1091
from the traumatic brain injury
McMillan, T., Edwards, P., Fiddes, H.,
clinical trial network. J Head
Stewart, E., Teasdale, G. (2013). The
Trauma Rehabil. 25, 375-382
Glasgow Outcome at Discharge
Beers, S., et al. (2012). Validity of a
Scale: an inpatient assessment of
pediatric version of the Glasgow
disability after head injury. J
Outcome Scale-Extended. J.
Neurotrauma. 30, 970-974
Neurotrauma. 29, 1126-1139
Mendelow, A., et al. (2003). Outcome
Brage, P., et al. (2016). A state of the science
assignment in the International
overview of randomized controlled
Surgical Trial of Intracerebral
trials evaluating acute management
Haemorrhage. Acta Neurochir. 145,
of moderate to severe traumatic brain
679-681
injury. J Neurotrauma. doi
Nunn, A., Bath, P., & Gray, L. (2016).
10.1089/meu.2015.4233
Analysis of the modified Rankin
Emberson, J., et al. (2014). Effect of
Scale in randomized controlled trials
treatment delay, age, and stroke
of acute ischaemic stroke. Stroke Res
severity on the effects of intravenous
Treat. doi 10.1155/2016/9482876
thrombolysis with alteplase for acute
Vol. 13, 2017 penggunaan Glasgow Outcome …. 113

Ponce, A., & Lozano, A. Erratum: Highly discharge outcomes in children with
cited works in neurosurgery. Part II: severe traumatic brain injury.
the citation classics. J Neurosurg. Critical Care Med. 42, 2258-2266
120, 1252-1257
Roozenbeek, B., et al. (2012). Prediction of Von Steinbueched, N., et al. (2012).
outcome after moderate and severe QOLIBRI overall scale; a brief index
traumatic brain injury: external of health-related quality of life after
validation of the International traumatic brain injury. J Neurol
Mission on Prognosis and Analysis Neurosurg Psychiatry. 83, 1041-
of Clinical Trials (IMPACT). Crit 1047
Care Med. 40, 1609-1617 Weir, J., et al. (2012). Does the extended
Rutterford, N., & Wood, R. (2006). Glasgow Outcome Scale add value
Psychosocial Adjusment 17 years to the conventional Glasgow
after severe brain injury. J Neurol Outcome Scale? J Neurotrauma. 29,
Neurosurg Pscychiatry. 77, 71-73 53-58
Saadat, S., & Soori, H. (2010). Wilde, E., et al. (2010). Recommendations
Epidemiology of traffic injuries and for the use of common outcome
motor vehicles utilization in Tehran: measures in traumatic brain injury
a population-based study. Academic research. Arch Phys med Rehabil.
Journal. 16, 23 91, 1650-1660
Salim, C. (2015). Sistem Penilaian Trauma. Wilson, J., et al. (2007). Observer variation
Cermin Dunia Kedokteran. 42, 1-8 in the assessment of outcome in
Suwaryo, P., Wihastuti, T., & Fathoni, M. traumatic brain injury: experience
(2016). Analisis faktor-faktor yang from a multicenter, international
berhubungan dengan Outcome randomized clinical trial.
pasien cedera kepala di IGD RSUD Neurosurgery. 61, 123-128
Prof. dr. Margono Soekardjo Wright, DW., Yeatts, SD., & Silbertgleit, R.
Purowkerto. 12 (3), 154-164 (2015). Progesterone in traumatic
Vavilala, M., et al. (2014). Acute care brain injury. N England J Med. 372,
clinical indicators associated with 556-563

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai