Uraian Aspal Dan Beton
Uraian Aspal Dan Beton
A. PEKERJAAN PERSIAPAN
LINGKUP PEKERJAAN :
LINGKUP PEKERJAAN
1. Lingkup pekerjaan ini terdiri dari penyediaan semua peralatan, tenaga kerja, alat-alat
perlengkapan dan pelaksanaan semua pekerjaan aspal, dan pekerjaan lain yang berhubungan
dengan pelaksanaan pekerjaan aspal sesuai dengan ketentuan dan persyaratan dalam kontrak.
2. Pesyaratan yang disebutkan berikut ini akan berlaku secara umum dan meliputi semua pekerjaan
aspal kecuali untuk pekerjaan-pekerjaan yang disyaratkan secara khusus.
UMUM
1. Pembatasan cuaca.
Aspal hotmix akan dipasang hanya dibawah kondisi cuaca kering dan bilamana permukaan
pekerjaan dalam keadaan kering juga.
3. Pekerjaan Penyempurnaan
Lapis permukaan dari aspal hotmix harus diselesaikan sesuai dengan persyaratan spesifikasi dan
mendapat persetujuan Pengawas Lapangan. Luas permukaan yang tidak memenuhi dengan
persyaratan dan yang dianggap tidak distujui oleh Pengawas Lapangan harus diperbaiki dengan
cara menyingkirkan dan mengganti, menambah lapisan tambahan dan atau cara lain yang
dipandang perlu oleh Pengawas Lapangan.
4. Detail Aspal
Lapis permukaan dari aspal hotmix yang digunakan yaitu aspal jenis HRS-WC dengan tebal
rencana yg disyaratkan yaitu 3 cm setelah pemadatan. Berat jenis aspal yang digunakan yaitu
2,23 Ton/m3.
BAHAN-BAHAN
1. Agregat
a. Agregat kasar
Agregat kasar terdiri dari batu atau kerikil pecah atau campuran yang sesuai dari batu pecah
dengan kerikil alami yang bersih. Gradasi agregat kasar harus sesuai dengan tabel berikut :
b. Agregat halus
Agregat halus terdiri dari pasir alam atau batu tersaring dalam kombinasi yang cocok, dan
harus bersih dari gumpalan lempung dan benda-benda lain yang harus dibuang. Gradasi
agregat halus harus sesuai dengan tabel berikut :
Ukuran Saringan
Persentasi Lolos Atas Berat
(mm)
9,5 100
4,75 90 – 100
2,36 80 – 100
0,6 25 – 100
0,075 3 – 11
c. Filler
Bahan filler terdiri dari debu batau sabak atau semen, serta harus bebas dari suatu benda yang
harus dibuang. Filler berisi ukuran partikel yang 100 % lolos saringan 0,60 mm dan tidak
kurang dari 75 % atas berat partikel yang lolos saringan 0,075 mm.
Uraian Persentasi Lolos Atas Berat
Kehilangan berat karena abrasi (500 Putaran) Maksimum 40%
Penahan Aspal Sesudah Pelapisan dan Pengelupasan Maksimum 95% (80 – 100)
2. Bahan Aspal
a. Bahan aspal harus AC-10 aspal hotmix gradasi kekentalan (kurang lebih ekivalen kepada Pen
60/70 memenuhi persyaratan AASHTO M 226.
b. Suatu bahan penyatu (adhesive) dan anti pengelupasan harus ditambahkan kepada bahan aspal,
jika diminta demikian oleh pengawas lapangan, Bahan tambahan tersebut harus satu jenis
yang disetujui oleh pengawas lapangan dan harus ditambahkan dan dicampur sesuai dengan
petunjuk Pabrik Pembuat.
PERSYARATAN CAMPURAN
1. Komposisi Campuran
a. Campuran aspal tersebut terdiri dari agregat, filler, mineral dan bahan aspal. Komposisi
rencana berada dalam batas-batas rencana yang diberikan pada tabel berikut :
PELAKSANAAN PEKERJAAN
1. Peralatan Pelaksanaan
a. Jenis peralatan dan methoda operasi harus sesuai dengan daftar peralatan dan instalasi
produksi yang telah disetujui dan menurut petunjuk lebih lanjut Pengawas Lapangan. Pada
umumnya peralatan yang harus dipilih untuk penyebaran dan penyelesaian harus paver
(perata) bertenaga mesin yang mampu bekerja sampai garis dan ketinggian yang diperlukan
dengan penyediaan untuk pemanasan, screeding dan sambungan perata campuran
aspal/hotmix. Akan tetapi dimana satu paver (perata) tidak dapat diperoleh dan tergantung
kepada instruksi Pengawas Lapangan, pemasangan dan penyebaran dapat dilakukan dengan
tenaga kerja, menggunakan garukan, sekop dan gerobak dorong.
b. Jenis peralatan berikut ini akn dipilih untuk penyebaran, pemadatan dan penyelesaian.
1. Alat Pengangkutan
Sejumlah truk angkutan yang cukup harus disediakan untuk mengangkut campuran aspal
yang sesuai dengan program pekerjaan yang telah disetujui. Truk-truk tersebut harus
dilengkapi dengan dasar logam rata ketat, dibersihkan dan yang sebelumnya dilapisi
minyak bakar
2. Alat untuk penyebaran dan penyelesaian
Bilamana diminta demikian didalam daftar penawaran dan daftar unit produksi, peralatan
untuk penyebaran dan penyelesaian harus satu paver betenaga mesin sendiri yang mampu
bekerja sampai ke garis, tingkat dari penampang melintang yang diperlukan dan dapat
memenuhi persyaratan-persyaratan terhadap volume dan penampilan kualitas
3. Peralatan Pemadatan
- Mesin gilas roda baja (mesin gilas roda 3 atau tandem 6 – 10 ton)
- Sebuah mesin gilas dan bertekanan dengan ban dipompa mencapai tekanan 8,5
kg/cm2 dan dengan penyediaan untuk ballast dari 1500 kg – 2500 kg muatan per roda.
4. Peralatan untuk menyemprot lapis aspal resap pelekat atau lapis aspal pelekat
Sebuah distributor/penyemprot aspal bertekanan harus disediakan dengan penyediaan
untuk pemanasan aspal.
2. Penyiapan Lapangan
a. Penyiapan lokasi
1. Sebelum dilakukan pembongkaran aspal terebih dahulu dilakukan pengukuran lokasi
yang akan dikerjakan sesuai dengan gambar kerja
2. Lokasi diberi tanda berupa cat sesuai dengan batas ukuran yang ditentukan dan harus
mendapat persetujuan dari Pengawas Lapangan. Lokasi yang rusak yang akan diperbaiki
harus dibongkar dengan hati-hati sesuai dengan batas tanda yang diberikan,
pembongkaran dilakukan harus berbentuk persegi empat, sisi daerah yang dibongkar
harus tegak lurus dan rata.
3. Aspal bekas bongkaran harus diangkut keluar lokasi kerja dan dibuang pada tempat yang
ditentukan dan lobang yang dibongkar harus dibersihkan dari material lepas.
4. Sebelum dilapisi dengan tack/prime coat bagian yang diperbaiki harus terlebih dahulu
dibersihkan dengan kompresor sehingga bebas dari debu dan kotoran yang lepas
3. Penyebaran
1. Harus disediakan tenaga kerja yang cukup untuk memungkinkan truk angkutan dibongkar
muatannya, serta campuran aspal panas tesebut disebarkan dengan penundaan minimum.
Bilamana truk-truk atap datar digunakan untuk pengiriman, campuran tersebut harus
dibongkar muatannya dengan sekop dan dituangkan secara tegak di atas lintasan lapangan
sedemikian sehingga menimbulkan sgresi sedikit mungkin. Tidak boleh ada coba-coba
dilakukan untuk menyebar campuran tersebut di atas permukaan yang disecreed.
2. Campuran aspal tersebut harus disebarkan dengan sekop dan garuk yang digunakan
berpasangan untuk merapihkan permukaan secara final. Papan penggun lapangan atau
batang lurus akan digunakan untuk mengatur permukaan diantara papan screed.
3. Dimana diperlukan untuk penyebaran tangan, kedua papan pinggir dan papan punggung
lapangan harus dipasang dan campuran aspal harus disebarkan, bekerja dari pinggir
menuju ke papan tengah dan kedepan dari sambungan melintang. Penyebaran harus
dilaksanakan untuk menghasilkan suatu permukaan yang seragam tanpa segresi.
a. Pengendalian suhu
1. Secepatnya setelah campuran tersebut telah disebarkan dan menurun, permukaan tersebut
harus diperiksa dan setiap kualitas tidak baik harus diperbaiki
2. Suhu campuran lepas terpasang harus dipantau dan penggilasan akan dimulai ketika suhu
campuran tersebut turun dibawah 110º C dan harus diselesaikan sebelum suhu turun di
bawah 65º C.
3. Penggilasan campuran tersebut akan terdiri dari operasi terpisah, bekerja sedekat mungkin
kepada urutan penggilasan berikut ini:
Pengamatan
Tahapan Konstruksi Waktu Sesudah Suhu Penggilasan
Penghamparan °C
Tahapan Penggilasan 0 – 10 Menit 110 - 100
Penggilasan Kedua / Antara 10 – 20 Menit 100 – 80
Penggilasan Akhir 20 – 45 Menit 80 - 60
b. Prosedur pemadatan
1. Tahap awal penggilasan dan penggilasan final akan dikerjakan semuanya dengan mesin
gilas roda baja. Penggilasan kedua atau penggilasan antara akan dilakukan dengan sebuah
mesin gilas ban pneumatic. Mesin gilas pemadatan akan beroperasi dengan roda kemudi
sedekat mungkin ke paver.
2. Kecepatan mesin gilas tidak boleh melebihi 4 km/jam untuk mesin gilas roda baja, dan 6
km/jam untuk mesin gilas ban pneumatic serta akan selalu cukup lambat untuk
menghindari penggeseran campuran panas. Garis penggilasan tidak boleh terlalu berubah-
ubah atau arah penggilasan berbalik secara tiba-tiba yang akan menimbulkan pergeseran
campuran.
3. Penggilasan kedua atau penggilasan antara mengikuti sedekat sepraktis mungkin di
belakang penggilasan pemadatan awal dan harus dilaksanakan sementara campuran
tersebut masih pada satu temperatur bahwa akan menghasilkan pemadatan maksimum.
Penggilasan akhir akan dikerjakan bilamana bahan tersebut masih dalam kondisi cukup
padat dikerjakan untuk membuang semua tanda-tanda bekas mesin gilas.
4. Penggilasan akan dimulai secara memanjang pada sambungan dan dari pinggiran sebelah
luar yang akan berlangsung sejajar dengan sumbu lapangan, penggilasan dimulai dari sisi
rendah maju menuju sisi tinggi. Lintasan berikutnya dari mesin gilas akan bertumpang
tindih pada paling sedikit separuh lebar mesin gilas dan lintasan tidak boleh berhenti pada
titik-titik ditempat satu meter dari titik ujung lintasan-lintasan tersebut.
5. Bila menggilas sambungan memanjang, mesin gilas pemadat pertama-tama harus
bergerak di atas lintasan yang sudah dilewati sebelumnya sedemikian sehingga tidak lebih
dari 15 cm dari roda kemudi jalan/lewat di atas pinggir perkerasan yang tidak
terpadatkan. Mesin gilas haru terus menerus sepanjang jalur ini menggeser posisinya
sedikit demi sedikit menyilang sambungan tersebut dengan lintasan berikutnya, sampai
diperoleh satu sambungan yang dipadatkan rapih secara menyeluruh.
6. Penggilasan akan bergerak maju secara terus-menerus sebagaimana diperlukan untuk
mendapatkan pemadatan yang seragam selama waktu bahwasanya campuran tersebut
dalam kondisi dapat dikerjakan dan sampai semua tanda-tanda bekas mesin gilas, roda-
roda tersebut harus dijaga selalu basah tetapi air yang berlebihan tidak diizinkan.
5. Penyelesaian
a. Alat berat atau meisn gilas tidak diizinkan berdiri di atas permukaan yang baru selesai
sampai permukaan tersebut mendingin secara menyeluruh dan matang.
b. Permukaan aspal hotmix sesudah pemadatan harus halus dan rata kepada punggung
lapangan dan tingkat yang ditetapkan di dalam toleransi yang ditentukan. Setiap
campuran yang menjadi lepas-lepas dan hancur, bercampur dengan kotoran atau yang
telah menjadi tidak sempurna dalam setiap arah, harus dipadatkan segera untuk
menyesuaikan dengan luas disekitarnya dan setiap luas yang menunjukkan kelebihan atau
kekurangan bahan aspal atas instruksi Pengawas Lapangan akan disingkirkan dan diganti.
Semua tempat tinggi, sambungan tinggi, bagian yang amblas dan rongga-rongga udara
harus diselesaikan sebagaimana diminta oleh Pengawas Lapangan.
c. Sementara permukaan tersebut sedang dipadatkan dan diselesaikan, kontraktor harus
memperbaiki pinggiran-pinggiran dalam garis secara rapih. Setiap bahan-bahan yang
berlebih harus dipotong lurus setelah penggilasan final, dan dibuangoleh kontraktor
sehingga disetujui oleh Pengawas Lapangan.
6. Penyelesaian sambungan
Tidak boleh ada campuran yang dipasang pada bahan ujung yang sudah digilas sebelumnya
kecuali ujung tersebut tegak atau telah dipotong kembali dsampai satu permukaan tegak. Satu
penyiraman aspal yang digunakan untuk permukaan-permukaan kontak harus dipaki tepat
sebelum tambahan campuran dipasang terhadap bahan yang digilas sebelumnya.
PEKERJAAN PENGUPASAN DAN PENGISIAN (SCRAPPING AND FILLING)
1. Umum
Pekerjaan ini mencakup penkerjaan penyiapan tenaga, peraltan, material, pembongkaran
permukaan jalan, pembersihan, penyemprotan lapis perekat (tack coat) pengisian lubang,
pemadatan sesuaiketentuan atau petunjuk Pengawas Lapangan.
2. Material
a. Lapis Perekat (tack coat)
Material lapis perekat menggunakan material sebagaimana dijelaskan pada pasal yang
mengatur tentang pekerjaan lapis perekat .
b. Material Pengisi
Untuk material pengisi menggunakan asapal beton sebagaimana dijelaskan pada pasal
yang mengatur tentang pekerjaan pelapisan aspal permukaan
3. Peralatan
Kontraktor harus menyediakan peraltan yang layak digunkan untuk pelaksanaan pekerjaan
meliputi :
a. Peralatan Pemotong
b. Peralatan Pembongkar
c. Peralatan Pengupas
d. Peralatan perata
e. Peralatan Penyapu
f. Kompressor
g. Truk pengankut
h. Peralatan Pengaspalan
i. Alat Bantu Lain
4. Pelaksanaan Pekerjaan
a. Pembongkaran dan pembersihan.
1. lokasi permukaan jalan yang akan dibongkar harus ditandai dan dicatat lokasi
bongkaran (STA ..... + ..... ), dimensi lebar, panjang dan rencana ketebalan
bongkaran (data dicantumkan setelah selesai pembongkaran.
2. Batas bongkaran harus dipotong dengan menggunakan gergaji mesin pemotong
aspal untuk menhasilkan permukaan (vertikal) yang tegak lurus.
3. Jack hummer digunakan untuk pembongkaran dan perataan lokasi yang telah
dipotong.
4. Pengupasan lapisan permukaan jalan harus menggunakan peralatan mesin pengupas
(cold milling machine)
5. Pembongkaran harus dilakukan sehingga lapisan yang rusak terangkat/terbongkar
dan harus dilakukan sedemikan rupa sehingga tidak memperlemah struktur yang
masih baik.
6. Alur-alur yang terjadi akibat cold milling harus diratakan dengan menggunakan
mesin perata/grader.
7. Pembersihan permukaan hasil pembongkaran harus segera dilakukan dengan sapu
baja (power broom) setelah selesainya perataan agar material yang berpotensi lepas
benar-benar lepas dan agar material pembongkaran tidak melekat/menempel
kembali.
8. Selanjutnya pembersihan harus dilakukan dengan kompresor agar material halus
benar-benar tidak menempel pada permukaan
b. Penyemprotan lapis perekat (tack coat )
Permukaan hasil pembongkaran setelah dibersihkan apabila telah kering selajutnya dapat
disemprot dengan material lapis perekat (tack coat) secara merata. Pada permukaan
(vertikal) potongan harus diberi lapis perekat.
PEKERJAAN LAIN-LAIN
1. Dalam pelaksanaan pekerjaan agar tidak merusak bangunan yang ada, kontraktor
bertanggungjawab terhadap keamanan dari setiap fasilitas yang digunakan, kerusakan yang
terjadi akibat pelaksanaan pekerjaan yang dilakukan kontraktor menjadi tanggungjawab
kontraktor.
2. Kontraktor wajib memperbaiki dan merapikan kembali apabila ada kekurangan dari
pekerjaan dan pekerjaan-pekerjaan kecil lainnya yang bersifat penyempurnaan hasil
pekerjaan.
3. Seluruh sisa bahan pekerjaan harus dibersihkan dan diangkut ke luar lokasi kerja.
4. Seluruh biaya atas pelaksaaan pekerjaan ini menjadi tanggungjawab kontraktor sepenuhnya.
Pengawas Lapangan menerima pekerjaan ini dalam keadaan siap untuk dipergunakan.
URAIAN PEKERJAAN BETON
A. SYARAT PELAKSANAAN
2.1.2 Pengukuran
a. Penyedia Jasa bersama-sama konsultan pengawas dan pengawas dari pemberi tugas
melaksanakan pengukuran lapangan sesuai dengan gambar rencana.
b. Hasil pengukuran harus dilaporkan kepada Direksi Pekerjaan agar dapat ditentukan
sebagai pedoman atau referensi dalam melaksanakan pekerjaan sesuai dengan Gambar
Kerja dan Persyaratan Teknis.
2.1.6 Ijin-ijin
Pembuatan ijin-ijin yang diperlukan dan berhubungan dengan pelaksanaan pekerjaan, antara
lain:
a. ijin pengeringan,
b. ijin pengurangan,
c. ijin trayek dan pemakaian jalan,
d. ijin penggunaan bangunan, serta
e. ijin-ijin lain yang diperlukan sesuai dengan ketentuan/peraturan daerah setempat, harus
secepatnya daselesaikan dan tembusannya harus disampaiakn ke Konsultan Pengawas
dan Direksi.
2.1.7 Dokumentasi
a. Penyedia Jasa harus memperhitungkan biaya perawatan pembuatan dokumentasi serta
pengirimannya ke Kantor Pengelola Pekerjaan serta pihak-pihak lain yang diperlukan.
b. Yang dimaksud dalam pekerjaan dokumentasi adalah :
laporan-laporan perkembangan proyek
foto-foto proyek, berwarna minimal ukuran kartu pos dilengkapi album
Surat-surat dan dokumen yang lain.
c. Foto-foto yang menggambarkan kemajuan proyek hendaknya dilakukan sesuai dengan
petunjuk Konsultan Pengawas dan dibuat minimal sebanyak 5 (lima) peristiwa, yaitu :
0%, 25%, 50%, 75% dan 100%.
k. Stabilisasi.
Suatu tindakan perbaikan mutu bahan perkerasan jalan atau meningkatkan kekuatan
bahan sampai kekuatan tertentu agar bahan tersebut dapat berfungsi dan memberikan
kinerja yang lebih baik daripada bahan aslinya.
3.2 Penyiapan Tanah Dasar dan Lapis Pondasi.
a. Umum.
Penjelasan mengenai hal-hal yang berhubungan dengan penyiapan tanah dasar dan atau
lapis pondasi, seperti pembersihan, pengupasan, pembongkaran, penggalian dan
penimbunan, atau pelaksanaan lapis pondasi dengan atau tanpa bahan pengikat, dapat
dilihat dalam peraturan pelaksanaan pembangunan jalan sesuai dengan spesifikasi yang
berlaku (SNI 03-2853-1992).
Dianjurkan agar lapis pondasi bawah diperlebar paling sedikit 60 cm diluar tepi perkerasan
pada masing-masing sisi memanjang hamparan untuk mengisolasi tanah expansif dan
memberi landasan yang cukup bagi roda rantai mesin penghampar.
Pada pelaksanaan penghamparan yang menggunakan acuan teta, pembentukan akhir
dilakukan dengan alat yang bergerak di atas acuan yang dipasang sesuai dengan rencana
Alinyemen. Bagian-bagian permukaan yang menonjol harus dikupas hingga elevasi sesuai
dengan gambar rencana. Bagian-bagian yang rendah harus diisi dan dipadatkan sesuai
dengan persyaratan pemadatan.
Bila alat pengupas dilengkapi dengan sistem pengatur elevasi otomatis, maka alat tersebut
dapat langsung dioperasikan di atas permukaan yang akan dibentuk. Pembentukan akhir
permukaan lapis pondasi bawah stabilisasi semen harus diselesaikan sebelum bahan
mengeras (biasanya berlangsung antara 4-6 jam).
b. Persyaratan Pemukaan
Sebelum penghamparan lapis pondasi atau beton semen, kemiringan tanah atau permukaan
dasar harus dibentuk sesuai dengan kemiringan pada potongan melintang yang ditentukkan
pada gambar rencana, dengan toleransi tinggi permukaan maksimum 2 cm. Penyimpangan
kerataan permukaan tidak boleh lebih besar 1 cm bila diukur dengan mistar pengukur
(Straight Edge) sepanjang 3 m.
Permukaan tanah dasar agar dijaga tetap rata dan padat sampai pondasi atau beton semen
dihamparkan. Alat-alat berat tidak boleh dioperasikan di lajur permukaan yang sudah
selesai dilaksanakan.
Ketentuan pelaksanaan umum yang berlaku untuk tanah dasar berlakku pula untuk lapis
pondasi. Toleransi ketinggian permukaan lapis pondasi maksimum adalah 1,5 cm dan
perbedaan penyimpangan kerataan permukaan harus lebih kecil 1 cm bila diukur dengan
mistar pengukur sepanjang 3 m.
Bila disyaratkan penggunaan lembar kedap air maka lembar tersebut harus dipasang di atas
permukaan yang telah siap. Lembar-lembar yang berdampingan dipasang tumpang tindih
dengan lebar tumpangan tidak kurang dari 10 cm pada arah lebar dan 30 cm pada arah
memanjang.
Pemasangan lembar kedap air harus dilakukan secara hati-hati untuk mencegah sobeknya
lembar- lembar tersebut, juga harus diperhatikan kemungkinan rusaknya lembaran akibat
angin.
3.6.2 Agregat
Persyaratan mutu
Agregat yang digunakan harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :
a) mutu agregat sesuai SK SNI S-04-1989-F;
b) ukuran maksimum agregat harus ≤ 1/3 tebal pelat atau 3/4 jarak bersih minimum antar
tulangan.
3.6.4 Semen
Semen yang digunakan untuk pekerjaan beton semen harus sesuai dengan SNI 15-2049-
1994. Semen harus dipilh dan diperhatikan sesuai lingkungan dimana perkerasan
digunakan serta kekuatan awalnya harus cukup untuk pemotongan sambungan dan
ketahanan abrasi permukaan.
Cara penyimpanan semen harus mengikuti ketentuan sebagai berikut:
- semen disimpan diruangan yang keringdan tertutup rapat
- semen ditumpuk dengan jarak setinggi minimum 0,30 meter dari lantai ruangan,
tidak menempel/melekat pada dinding ruangan dan maksimum setinggi 10 zak semen
- tumpukan zak semen disusun sedemikian rupa sehingga tidak terjadi perputaran
udara diantaranya dan mudah untuk diperiksa
- semen dari berbagai jenis/merk harus disimpan secara terpisah sehingga tidak
mungkin tertukar dengan jenis/merk yang lain
- semen yang baru dating tidak boleh ditimbun di atas timbunan semen yang sudah ada
dan penggunaannya harus dilakukan menurut urutan pengiriman
- apabila mutu semen diragukan atau telah disimpan lebih dari 2 bulan maka sebelum
digunakan harus diperiksa terlebih dahulu bahwa semen tersebut memenuhi syarat
- pada penggunaan semen curah, suhu semen harus dari 700 C, semen produksi pabrik
dalam kantong yang telah diketahui beratnya tidak perlu ditimbang ulang. Semua
semen curah harus diukur dalam berat.
3.6.5 Air
Air yang digunakan untuk campuran atau perawatan harus bersih dan bebas dari minyak,
garam, asam, bahan nabati, lanau atau bahan-bahan lain yang dalam jumlah tertentu dapat
membahayakan. Air harus berasal dari sumber yang telah terbukti baik dan memenuhi
persyaratan sesuai dengan SK SNI S-04-1989-F.
Air harus diukur dalam volume atau berat dengan alat ukur yang mempunyai akurasi 2%.
Akurasi alat ukur harus diperiksa setiap hari.
Bila dalam perencanaan dimasukkan parameter lain dari beton, maka kebutuhan semen per
m3 beton berdasarkan metode semen minimum, harus dinaikkan atau diturunkan
berdasarkan pengalaman. Dalam hal apapun kadar semen tidak boleh lebih kecil dari 280
Kg/cm3 .
- Cara masinal
Dalam mengerjakan pengadukan beton sebaiknya digunakan peralatan yang telah
memenuhi persyaratan yang bisa dikendalikan secara otomatis, baik dalam hal
penimbangan atau penakaran material maupun pengadukannya.
- Cara manual
Untuk pekerjaan bagian-bagian tertentu dengan jumlah kecil atau dalam hal kondisi
darurat, pengadukan dengan tangan (hand mixing) menggunakan sekop dan cangkul boleh
dilakukan/sesuai instruksi pengawas lapangan.
3.9 Pengangkutan adukan beton
Pengangkutan adukan beton ke lokasi pengecoran dapat menggunakan antara lain: tipping
trucks, truck mixers atau agitators, sesuai dengan pertimbangan ekonomis dan jumlahnya
beton yang diangkut. Pengangkutan harus dapat menjaga campuran beton tetap homogen,
tidak segregasi, dan tidak menyebabkan perubahan konsistensi beton.
Apabila beton diangkut dengan peralatan yang tidak bergerak (non-agitating), rentang waktu
terhitung mulai semen dimasukkan ke dalam mesin pengaduk hingga selesai pengangkutan
ke lokasi tidak boleh melebihi 45 menit untuk beton normal dan tidak boleh melebihi 30
menit untuk beton yang memiliki sifat mengeras lebih cepat atau temperature beton ≥ 300C.
Apabila digunakan truck mixers atau agitators, rentang waktu pengangkutan dapat diijinkan
hingga 60 menit untuk beton normal tetapi harus lebih pendek lagi jika untuk beton yang
mengeras lebih cepat atau temperature beton ≥ 300C.
3.10.2 Pengecoran
Pengecoran beton harus dilakukan secara hati-hati agar tidak terjadi segregasi. Tinggi
jatuh adukan beton harus diperhatikan antara 0,90 m – 1,50 m tergantung dari konsistensi
adukan.
Apabila dalam pengecoran digunakan mesin pengaduk di tempat, penuangan adukan
beton dapat dilakukan menggunakan baket (bucket) dan talang. Untuk beton tanpa
tulangan adukan beton dapat dituangkan di atas permukaan yang telah disiapkan di
depan mesin penghampar. Harus diusahakan agar penumpahan adukan beton dari satu
adukan ke adukan berikutnya berlangsung secara berkesinambungan sebelum terjadi
pengikatan akhir (final setting).
3.10.4 Penghamparan
Ada dua metode penghamparan beton semen.
a) metode menerus;
Pada metode ini beton dicor secara menerus. Sambungan-sambungan melintang
dapat dibuat ketika beton masih basah atau dengan cara digergaji sebelum retak susut
terjadi.
b) Metode panel-berselang.
Pada metode ini beton dicor dengan sistem panel-panel berselang. Panel-panel yang
kosong di antara panel-panel yang sudah dicor, pengecorannya dikerjakan setelah 4-7
hari berikutnya.
Pada pekerjaan besar harus disediakan penghampar jenis dayung (paddle) atau ulir
(auger), atau ban berjalan, maupun jenis wadah (hopper) dan ulir, kecuali apabila
digunakan penghampar acuan gelincir. Pada mesin penghampar acuan gelincir,
peralatan penghampar biasanya sudah menyatu. Semua peralatan harus dioperasikan
secara seksama. Pada pekerjaan yang lebih kecil, penghamparan dapat dilakukan
dengan cara manual.
Beton harus dihampar dengan ketebalan yang sesuai dengan tipe dan kapasitas alat
pemadat.
Apabila perkerasan beton menggunakan tulangan, pemasangan tulangan harus
diperkuat oleh dudukan kemudian beton dicor dan dipadatkan dari atas.
S Tipe Slump
e Konstruksi Max. Min.
bTembok dan pondasi plat dan Sumuran 7.5 2.5
aLantaii, balok dan dinding kolom 10.0 2.5
gLantai jembatan 7.5 5.0
aPavement 5.0 2.5
iTrotoar 10.0 5.0
mBendungan, Konstruksi dengan masa besar 5.0 2.5
a
terlihat pada tabel di atas, untuk perkerasan beton semen atau rigid pavement, besarnya
slump berkisar antara 2.5 – 5.0 cm.
Dari banyak pengalaman pelaksanaan perkerasan beton semen dapat disampaikan data
slump sebagai berikut :
- Untuk perjalanan campuran beton semen dari plant ke site selama 60 menit : Slump di
plant = 6.5 cm di site 4.0 cm
- Untuk perjalanan campuran beton semen dari plant ke site 10 menit : Slump di plant = 4.5
cm di site = 4.0 cm
Vribrating screed merupakan finisher peerkerasan beton semen yang paling sederhana
dilaksanakan secara manual (ditarik dengan tenaga manusia) dengan hasil cukup memadai
khususnya untuk volume pekerjaan yang tidak terlalu besar.
3.10.6 Pemadatan
Adukan beton harus dipadatkan dengan sebaik-baiknya. Ada dua metode untuk
memadatkanbeton yaitu: pemadatan dengan tangan dan pemadatan dengan getaran.
a) pemadatan dengan tangan (hand tamping);
Alat ini biasanya digunakan untuk pekerjaan-pekerjaan kecil. Alat ini dapat dibuat
dari balok kayu berukuran 22,5 x 7,5 mm2 dengan panjang sesuai lebar jalur yang
dicor. Bagian bawah tepi balok kayu diperkuat dengan pelat besi tebal 5 mm.
Untuk memadatkan beton, mula-mula alat ini dipasang mendatar di atas permukaan
beton, kemudian diangkat dan dijatuhkan secara berulang-ulang.
Setelah pemadatan selesai, alat ini bisa sekaligus dipakai untuk meratakan dan
merapikan permukaan beton.
3.12.2 Perawatan
Perawatan perlu dilakukan dengan seksama karena sangat menentukkan mutu akhir beton.
Setelah pelaksanaan akhir dan pengteksturan seluruh permukaanbeton harus dirawat. Salah
satu perawatan yang baik adalah dengan cara penyemprotan bahan larutan yang sesuai,
seperti pigmen putih (white-pigmented), bahan dasar resin (resin based) atau bahan dasar
karet klorinat (chlorinated-rubber-base), selaput kompon yang sesuai dengan ASTM C
309-89.. Kompon harus disemprotkan dengan jumlah 0,3 ltr/m2 (3,75 m2/ltr) untuk tebal
pelat ≥ 2,5 cm dan 0,2 ltr/m2 (2,5 m2/ltr) untuk tebal pelat < 12,5 cm.
Bidang-bidang tepi perkerasan harus segera dilapisi paling lambat 60 menit setelah acuan
dibongkar. Apabila pada masa perawatan terjadi kerusakan lapisan perawatan, maka
lapisan perawatan tersebut harus segera diperbaiki.
Metode perawatan yang lain seperti dengan lembaran plastik putih dapat dilakukan
bilamana perawatan dengan selaput kompon tidak memungkinkan.
Penempatan lembaran plastik putih harus dilaksanakan pada saat permukaan beton masih
basah. Jika permukaan terlihat kering sebelum beton mengeras, harus dibasahi dengan cara
pengkabutan sebelum lembaran plastik tersebut dipasang. Sambungan lembaran penutup
harus dipasang tumpang tindih selebar 50 cm dan harus dibebani sedemikian rupa sehingga
tetap lekat dengan permukaan perkerasan beton. Lembaran penutup harus dilebihkan pada
tepi perkerasan dengan lebar yang cukup sehingga dapat menutup sisi samping dari
permukaan pelat beton setelah acuan samping dibuka. Lembaran tersebut hendaknya masih
berada pada tempatnya selama waktu perawatan.
Penggunaan karung goni yang lembab untuk menutup permukaan beton dapat
dipergunakan, lembar penutup harus diletakkan sedemikian rupa sehingga menempel pada
permukaan beton, tetapi tidak boleh diletakkan sebelum beton cukup mengeras guna
mencegah perlekatan. Penutup harus dipertahankan dalam keadaan basah dan pada
tempatnya selama minimal 7 hari.