Anda di halaman 1dari 8

FOLKLOR

Kelompok 2
ANGGOTA KELOMPOK
1. Nilam Salsabila Putri 2210723021
2. Hatisya melvia Bahri 2210722001
3. Bara Redinata 2210722015
4.Anisya Maha Dewi 2210722037
5. Titha Ermaliana
2210723039
MENGI SAHI MASA LAMPAU
Teks ini membahas kisah sejarah Roti yang disebut 'Oemau' yang diberikan kepada seorang ahli linguistik
Belanda, J.C.G. Jonker, oleh seorang tertua Klen Kunak di daerah Baa, Pulau Roti, sebelum akhir abad ke-19.
Kisah ini merupakan jenis kisah sejarah yang dianggap 'istilah sesungguhnya' oleh orang Roti.

Tertua Klen Kunak, J.Fanggidaej, yang memberi kisah Oemau kepada Jonker, memiliki pengetahuan
istimewa dalam bahasa dan cerita rakyat Roti. Markus Fanggiedaej memberikan versi lain dari kisah Oemau
tanpa mengetahui bahwa keluarganya telah merekam versi yang lebih tua, dan kedua versi memiliki banyak
perbedaan yang mencerminkan perubahan dalam Klen Kunak.

Teks ini mencerminkan penyelidikan kreatif terhadap perbedaan dalam naratif dan bagaimana teks
mengatur koherensinya, menghubungkannya dengan budaya, dan mengacu pada kondisi dan kejadian di
luar teks itu sendiri. Daya guna komunikasi teks ini bergantung pada pemahaman publik terhadapnya.
KOMENTAR VERSI 1
Teks ini berbicara tentang suatu kisah yang mungkin telah dimanipulasi oleh Jonker untuk
kepentingannya sendiri. Kisah ini berkaitan dengan pembayaran mas kawin, menekankan kesediaan
untuk menghindari konflik terkait jumlah mas kawin yang kecil.

Imaji sajak dalam kisah ini berkaitan dengan penyerahan mas kawin yang dihitung dalam satuan emas
atau kerbau, serta cara menghitung nilai kerbau. Kisah ini melibatkan penduduk Roti yang
menganggap leluhur mereka sebagai pemburu sederhana dan berfokus pada tiga klen tertua di Baa.

Kisah ini menjelaskan bagaimana leluhur Kunak curang dalam memperoleh hak atas air dan nama mata
air. Namun, pemilikan atas air tersebut tetap diakui atas Oemau. Banyak kisah sejarah Roti yang
menyoroti tindakan curang leluhur mereka dalam hubungan masa kini.
K IS AH AO E MA U VERSI 2

Versi 2 menge nai hak yang sama yang diajukan oleh leluhur
dua garis keturuna dalam klen yang sama. Semua perubahan
dalam versi 2 tampaknya merupakan hasil suatu usaha untuk
menciptakan suatu kisah ban yang memiliki variasi yang
koheren secara internal y pada perspektif yang berubah ini.
Latar versi 2 sangat serupa dengan versi 1: Di jaman dulu
tidak ada sumber air utama dan Baa tertutup oleh hutan
lebat.
KOMENTAR
VERSI 2
Meskipun tidak mungkin mengatakan bahwa perubahan yang terja- di dalam versi
2 disebabkan oleh satu pengisah saja, perubahan yang sengaja diadakan dalam
penciptaan kisah baru ini masih mungkin dikenali. Perhatian utama yang mendasari
versi pertama adalah hubungan antara klen Suki dan klen Kunak. Secara tradisio-
nal kedua klen itu membentuk pasangan dan memelihara hubung. an persaudaraan
satu sama lain. Istilah kekerabatan yang dipergu nakan untuk mengacu ke
hubungan itu adalah tolano, yang umum yang nya dipergunakan untuk menghindari
adanya perbedaan status yang ada yang biasanya tersirat dalam istilah-istilah
kekerabatan yang lain. Tolano menyatakan adanya hubungan timbal balik sejajar di
antara anggota-anggota keluarga yang berasal dari genera si yang kira-kira sama.

Dalam versi kedua hubungan antara Suki dan Kunak sama seka- li dikesampingkan; dan kisah ini
menaruh perhatian pada hubung- an antara dua garis keturunan dalam klen Kunak., personal details,
challenges, and vision for the future.
KESIMPULAN

Dalam banyak tradisi lisan, untuk memahami


ketidakleluasa- an atas tafsiran suatu teks
dibutuhkan pengertian tentang berbagai bentuk
bicara yang konteksnya menentukan wujud teks-
teks ter- tentu. Kisah Oemau adalah sebuah
contoh yang tepat, sebab kisah ini dapat
ditafsirkan paling tepat dalam hubungannya
dengan ben- tuk-bentuk teks lain dalam tradisi
lisan Roti.
THANK YOU FOR
LISTENING!

Anda mungkin juga menyukai