Anda di halaman 1dari 13

PENGELOLAAN KUALITAS AIR

Laporan informasi pengelolaan air menggunakan teknologi Ultrafiltrasi

Dosen pengampu :

Lita Istiyanti S.T, M.T

Disusun oleh :

Bagus Adi Guna Pratama

22110042

Teknik Sipil

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS MALAHAYATI

2022-2023
DAFTAR ISI

BAB 1 PENDAHULUAN................................................................................................1

1.1LATAR BELAKANG................................................................................................1

1.2TUJUAN......................................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................2

2.1 PENGERTIAN...........................................................................................................2

2.2 METODE PENELITIAN..........................................................................................3

2.2.1 TIPE-TIPE PENYARINGAN..............................................................................3

2.2.3 MATERIAL YANG DIGUNAKAN....................................................................4

2.2.4 PROSES ULTRAFILTRASI................................................................................6

2.2.5 ANALISA HASIL..................................................................................................6

BAB III PENUTUP.........................................................................................................8

3.1 KESIMPULAN..........................................................................................................8

3.2 SARAN.......................................................................................................................8

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................10
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Industri perminyakan merupakan salah satu industri di Indonesia yang terus mengalami
peningkatan dari tahun ke tahun. Peningkatan produksi minyak diimbangi dengan
meningkatnya jumlah limbah yang dihasilkan dari eksplorasi minyak bumi. Limbah
eksplorasi minyak bumi disebut produced water (air terproduksi) yang memiliki kandungan
bahan organik dan anorganik yang berpotensi sebagai limbah B3 (Bahan Beracun dan
Berbahaya) yang berpengaruh terhadap lingkungan dan kesehatan manusia. Pada kegiatan
eksploitasi, 80 juta barrel/hari minyak mentah akan dihasilkan 250 juta barrel/hari produced
water dengan kadar COD 1220 mg/L, sulfida terlarut 2 mg/L, ammonia 10-300 mg/L dan
phenol 0,009-23 mg/L [1]. Konsentrasi tersebut melebihi standar baku mutu yang ditetapkan
dalam Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 19 tahun 2010 tentang baku mutu air
limbah bagi usaha dan / atau kegiatan minyak dan gas serta panas bumi. Peraturan tersebut
menetapkan bahwa konsentrasi maksimum yang diperbolehkan untuk kadar COD 200 – 300
mg/L, minyak dan lemak 25 – 50 mg/L, sulfida terlarut 0,5 mg/L, ammonia 5 mg/L, dan
phenol 2 mg/L.

Dalam penelitian ini digunakan produced water asli yang berasal dari field Kawengan di
Cepu, Jawa Tengah. Diharapkan penggunaan ultrafiltrasi dalam pengolahan limbah produced
water mampu mengurangi konsentrasi senyawa berbahaya yang terkandung di dalamnya.

1.2 Tujuan

Penelitian ini dilakukan untuk untuk mengetahui karakteristik awal umpan produced water
dan membran (gugus fungsional pada membran), mengetahui kinerja membran yang
dinyatakan dengan fluks dan rejeksi, dan mengkaji pengaruh ultrafiltrasi terhadap
karakteristik akhir produced water sistem ultrafiltrasi (UF), yaitu suatu teknik pengolahan
membran.Serta agar kita semua juga tau cara pengolahan dan alat yang diguanakan untuk
membuat air menjadi bersih dan bisa dikonsumsi.

1
BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian

Ultrafiltrasi adalah proses pemisahan menggunakan membran yang bersifat selektif dan
dibantu dengan tekanan. Membran yang digunakan memiliki ukuran pori-pori yang berkisar
dari 1 hingga 100 nm dan biasanya digunakan untu memproses makromolekul seperti protein.

Membran Ultrafiltrasi merupakan sebuah membrane semipermeable yang digunakan untuk


menyaring partikel seperti: Koloid, Turbidity, Suspended solid, bacteria maupun segala
macam molekul yang berukuran antara 0.1-0.01mikron. Ultrafiltrasi atau UF merupakan
suatu metode penyaringan yang banyak digunakan saat ini. Dimana membrane ini
memisahkan antara partikel kecil dan sebagian zat terlarut dengan air.
Membrane Ultrafiltrasi
.

Ultrafiltrasi – UF
.
Ultrafiltrasi digunakan untuk menggantikan proses penyaringan konvensional seperti
Clarifier. Dimana kelebihan dari menggunakan ultrafiltrasi adalah sistem yang digunakan
tidak membutuhkan ruang yang cukup besar seperti pengendapan dengan menggunakan
clarifier pada umumnya. Kelebihan lain yang cukup dipertimbangkan adalah peniadaan zat
kimia pada saat menggunakan clarifier, seperti koagulan, floakulan, pembunuh bacteria dan
pengontrol PH. Kapasitas dari ultrafiltrasi yang sekarang terdapat dipasaran adalah
Ultrafiltrasi yang mempunyai kapasitas 500liter sampai 6000liter untuk 1 batang.
.

Sistem Ultra Filter – UF 128m3/jam


Fungsi utama dari Membran UF adalah untuk menyaring Total Suspended Solid (TSS).
Kemampuan membrane ultrafiltrasi dalam menyaring TSS dapat mencapai 99% jika di

aplikasikan dengan benar untuk setiap desainnya.Ultrafiltrasi selain menggantikan fungsi dari
clarifier, membrane ultrafiltrasi juga banyak digunakan sebelum sistem reverse osmosis.

2
2.2 Metode Penelitian

2.2.1 Tipe-Tipe penyaringan

Ultrafiltrasi memiliki beberapa tipe penyaringan. Tipe-tipe penyaringannya antara lain Cross
Flow dan Dead end.

Tipe “Dead End flow” Ultrafiltrasi

Tipe pengaplikasi “Dead end” digunakan oleh para ahli pada saat dimana seorang user
memiliki keterbatasan akan sumber daya air. Dengan digunakannya sistem “Dead end” maka
penghematan air dapat dilakukan. Kelemahannya adalah membrane ultrafiltration tersebut
akan lebih cepat terjadi penumpukan kotoran dan tersumbat, sehingga membrane harus lebih
intensif dilakukan backwash dan flushing. Normalnya adalah 5 jam pengoperasian sesuai
dengan kapasitas setiap membrane ultrafiltrasi tersebut. Sistem “Dead end” di
rekomendasikan pada kondisi air yang tidak banyak mengandung koloid, bakteria dan
protein.

.
Tipe“Cross Flow” Ultrafiltration

Jenis ini banyak digunakan saat ini, dimana aliran air dilewatkan menyamping membrane
semipermeable. Sehingga penumpukan kotoran dapat di minimalisasi, tetapi kelemahan dari
sistem ultrafiltrasi “Cros Flow”, Kapasitas produksi per unit membrane UF akan semakin
rendah dan terjadi pemborosan air yang cukup tinggi dibandingkan dengan tipe “Dead
End”. System “Cross Flow” di rekomendasikan di kondisi air banyak mengandung koloid
dan total suspended solid yang tinggi.

3
333

Ultrafiltrasi juga dibedakan menurut pengaplikasian prosesnya, antara lain Inside out dan
Outside in.

 “Inside Out” Ultrafiltration


Untuk pengaplikasian Inside out, maka ultrafiltration itu didesain dimana air yang masuk
dari dalam membrane dan keluar melalui dinding membrane semipermeablenya. Sistem ini
tidak dapat digunakan untuk air baku yang nilai TSS nya cukup tinggi, maksimal 150ppm.
Ultrafiltration membutuhkan pretreatment yang cukup baik diawal sebelum masuk kedalam
membrane yang bersistem “Inside Out”.

 “Outside In” Ultrafiltration


Sedangkan “Outside in“, Ultrafiltration di desain dengan memasukkan air dari dinding luar
kedalam membrane semipermeablenya. Sistem ini memiliki toleransi yang tinggi terhadap
TSS, tidak membutuhkan filter awal yang intensif, memiliki area filtrasi yang lebih besar,
membutuhkan tekanan angin saat proses pencucian dan membutuhkan air yang cukup banyak
pada saat pencucian membrane ultrafiltrasi.
.

4
Membrane Ultrafiltration
Membrane semi permeable terdapat beberapa jenis, yaitu “Flat Sheet”, “Spiral Wound” dan
Modul “Hollow Fibre”.Modul “Spiral wound” berbentuk seperti membran reverse osmosis,
dioperasikan secara terus menerus seperti membrane reverse osmosis, dan untuk modul
“Spiral wound” tidak dapat dilakukan pencucian dengan membalik aliran air untuk
mengangkat kotoran yang berada di membrane.
Membrane ultrafiltration “Hollow Fibre” banyak digunakan dalam Membrane Bioreaktor.
Sedangkan Membrane “Flat Sheet” memiliki ukuran yang cukup besar dan biasanya memiliki
kapasitas hasil penyaringan yang tidak terlalu besar.

2.2.3 Material Yang Digunakan

Terdapat beberapa material yang digunakan sebagai bahan dasar pembuatan membrane
semipermeable dari membrane UF. Pemilihan material yang tepat disesuaikan pada
kebutuhan, dengan memperhatikan faktor: Kekuatan, ketahanan, ketahanan akan tingkat
keasaman yang rendah/tinggi atau ketahanan terhadap zat kimia atau zat desifektan
tertentu.Antara lain:

 U-PVC material

Paling banyak digunakan, harga paling murah

 H-PVDF material

Material ini digunakan pada saat di sistem banyak digunakan zat kimia, dimana
material ini mempunyai ketahanan terhadap zat kimia yang cukup tinggi.

Ultrafiltration – Material

 PES

 PS
 PP ( Polypropelene )

 PAN

Bahan Bahan yang digunakan:

Yaitu produced water yang berasal dari field Kawengan, Cepu Jawa Tengah, membran
polyetehersulfone (PES) berukuran pori 10 kDa, dengan luas area membran 13,8474 cm2
yang berasal dari NADIR, Jerman, serta aquades.

Alat Alat yang digunakan:

Antara lain modul membran ultrafiltrasi crossflow, neraca elektrik, Spektrofotometer UV-
VIS, pH meter HI 96107, COD-meter HI 839800, FTIR (Fourier Transform Infrared
Spectroscopy) merk Shimadzu, dan SEM (Scanning Electron Microscope).

2.2.4 Proses Ultrafiltrasi

Sebelum dilakukan proses ultrafiltrasi, dilakukan kompaksi alat selama 30 menit


menggunakan aquades. Selanjutnya, limbah minyak bumi diaduk dengan mengunakan
homogenizer. Limbah minyak ini sebagai umpan untuk dialirkan dalam alat membran
ultrafiltrasi. Variabel yang digunakan yaitu perbedaan tekanan operasi (1 bar dan 2 bar).

2.2.5 Analisa Hasil

Analisis yang dilakukan ada sembilan yaitu fluks dan rejeksi membran, karakteristik awal
membran, pH, COD, Total Oil Content, BTX (Benzene, Toluene, Xylene), TSS (Total
Suspended Solid), ammonia, dan fenol:

Hasil dan Pembahasan Pada penelitian ini akan dikaji apakah teknologi ultrafiltrasi mampu
digunakan dalam pengolahan produced water sehingga memenuhi standar baku mutu yang
telah ditetapkan.

Karakteristik awal Produced Water Karakteristik dari limbah produced water yang digunakan
dapat dilihat pada tabel

6
Tabel dibawah Karakteristik Produced Water yang digunakan

Untuk parameter konsentrasi fenol, ammonia dan pH nilainya telah sesuai dengan baku mutu
yang ditentukan yaitu pada Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 19 Tahun 2010
yang dapat dilihat pada Tabel 2. Sedangkan Chemical Oxygen Demand (COD), kadar minyak
dan lemak, nilai konsentrasinya masih melebihi standar baku mutu sehingga dilakukan
karakterisasi permeat terhadap COD dan kadar minyak dan lemak. Selain itu untuk kadar
benzene yang sudah terlalu kecil yaitu < 0,08 mg/L, maka tidak dilakukan karakterisasi
permeate terhadap benzene, tetapi tetap dilakukan karakterisasi permeat untuk toluene dan
xylene.

Hasil kualitas air maksimal yang mungkin diperbaiki Secara umum, teknologi ultrafiltrasi
dapat menghasilkan air yang bebas dari partikel-partikel berukuran besar seperti pasir,
lumpur, dan bakteri dengan ukuran di atas 0,01 mikron. Dalam beberapa kasus, teknologi
ultrafiltrasi juga dapat menghilangkan logam berat dan senyawa organik terlarut dalam air,
tergantung pada ukuran dan sifat kimia dari molekul-molekul tersebut.

Secara kuantitatif, teknologi ultrafiltrasi dapat menghasilkan air dengan kualitas yang sangat
tinggi, dengan efisiensi penyaringan mencapai 99% atau bahkan lebih tinggi untuk beberapa
jenis kontaminan. Namun, untuk memastikan hasil kualitas air maksimal dari teknologi
ultrafiltrasi, diperlukan pemeliharaan dan penggantian membran secara berkala agar kinerja
sistem tetap optimal

7
BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Industri perminyakan merupakan salah satu industri di Indonesia yang mengalami


peningkatan dari tahun ke tahun. Peningkatan produksi minyak diimbangi dengan
meningkatnya jumlah limbah yang dihasilkan dari eksplorasi minyak bumi. Peraturan
Menteri Lingkungan Hidup Nomor 19 tahun 2010 tentang baku mutu air limbah bagi usaha
dan / atau kegiatan minyak dan gas serta panas bumi. Dalam penelitian ini digunakan
produced water asli yang berasal dari field Kawengan di Cepu, Jawa Tengah. Diharapkan
penggunaan ultrafiltrasi dalam pengolahan limbah produced water.

Ultrafiltrasi adalah peniadaan zat kimia pada saat menggunakan clarifier, seperti koagulan,
floakulan, pembunuh bacteria dan pengontrol PH. Fungsi utama dari Membran UF adalah
untuk menyaring Total Suspended Solid (TSS). Kemampuan membrane ultrafiltrasi dalam
menyaring TSS dapat mencapai 99% jika di aplikasikan dengan benar untuk setiap
desainnya. Metode Penelitian memiliki beberapa tipe penyaringan antara lain Cross Flow dan
Dead end.

Untuk parameter konsentrasi fenol, ammonia dan pH nilainya telah sesuai dengan baku mutu
yang ditentukan yaitu pada Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 19 Tahun 2010
yang dapat dilihat pada Tabel 2. Sedangkan Chemical Oxygen Demand (COD), kadar minyak
dan lemak, nilai konsentrasinya masih melebihi standar baku mutu sehingga dilakukan
karakterisasi permeat terhadap COD dan kadar minyak dan lemak. Selain itu untuk kadar
benzene yang sudah terlalu kecil yaitu < 0,08 mg/L, maka tidak dilakukan karakterisasi
permeate terhadap benzene, tetapi tetap dilakukan karakterisasi permeat untuk toluene dan
xylene.

3.2 Saran

Pemeliharaan Filter

Filter ultrafiltrasi perlu dipelihara secara berkala untuk menjaga kinerjanya agar tetap
optimal. Perawatan dapat berupa penggantian membran atau membersihkan membran secara
berkala untuk menghindari tersumbatnya pori-pori membran.

Pemantauan Kualitas Air

Pemantauan kualitas air perlu dilakukan secara rutin sebelum dan sesudah proses ultrafiltrasi
untuk memastikan bahwa kualitas air memenuhi standar yang ditetapkan. Hal ini juga
membantu dalam menentukan apakah filter ultrafiltrasi perlu ditingkatkan atau tidak.
8

Pemantauan Kinerja Filter

Pemantauan kinerja filter ultrafiltrasi perlu dilakukan secara berkala untuk memastikan
bahwa filter bekerja secara optimal. Hal ini dapat dilakukan dengan memonitor tekanan air
dan debit air masuk dan keluar filter ultrafiltrasi.

Pemeliharaan Sistem

Sistem pengolahan air perlu dipelihara dengan baik untuk memastikan bahwa semua bagian
sistem berfungsi secara optimal. Hal ini dapat berupa pembersihan tangki atau pipa secara
berkala dan memastikan bahwa pompa dan katup berfungsi dengan baik.

Pendidikan dan Pelatihan

Pendidikan dan pelatihan diperlukan bagi petugas pengelola air untuk memastikan bahwa
mereka memahami bagaimana teknologi ultrafiltrasi bekerja dan bagaimana melakukan
pemeliharaan dan pengoperasian dengan benar.

Dengan menerapkan saran-saran di atas, pengelolaan kualitas air ultrafiltrasi dapat dilakukan
dengan efektif dan efisien. Selain itu, pemantauan dan pemeliharaan yang tepat dapat
memperpanjang masa pakai filter dan meningkatkan efisiensi sistem pengolahan air secara
keseluruhan.
9

DAFTAR PUSTAKA

Wang LK, Chen JP, Hung YT, Shammas NK. 2011. Membrane and Desalination
Technologies. Humana: New York.

Pabby AK, Rizvi SSH, Sastre AM. 2009. Handbook of Membrane Separations: Chemical,
Pharmaceutical, Food, and Biotechnological Applications. Boca Raton: Taylor & Francis.

PT Tanindo Anugerah Nusantara antara lain: Water treatment , Mikrofiltrasi,


Ultrafiltrasi, Nanofiltrasi, Brackish Water Reverse Osmosis, Sea Water Reverse
Osmosis, Mobile Reverse Osmosis, Ultraviolet, Ozone (03) generator, Alkaline water,
Anti Oksidan / ORP, Water softener, Air Demineralisasi, Mesin Pengisian Gallon, Mesin
Filling gelas dan mesin filling botol
10

Anda mungkin juga menyukai