Anda di halaman 1dari 25

LAPORAN PRAKTIKUM DCS 2

DESAIN HMI PICK AND PLACE STATION MENGGUNAKAN


WONDERWARE INTOUCH
Disusun Untuk Memenuhi Mata Kuliah Praktikum DCS 2

MUHAMMAD IQBAL ZHALIFUNNAS


220441040
3 AEB-2

TEKNIK OTOMASI MANUFAKTUR DAN MEKATRONIKA


POLITEKNIK MANUFAKTUR BANDUNG
Jl. Kanayakan no. 21, DAGO 40235, Tromol Pos 851 BANDUNG 40008 INDONESIA
Phone : 62 022 2500241 Fax : 62 022 2502649 Homepage : http ://www.polman-bandung.ac.id

2022
Teknik Otomasi Manufaktur dan Mekatronika
Distributed Control System (DCS) 2

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada dunia perindustrian, terutama industri manufaktur, peran otomatisasi dan


robotika sudah banyak diterapkan pada proses produksi. Bahan mentah atau raw
material akan diolah dengan beberapa tahapan. Setiap tahapan produksi terdiri dari
mesin otomatis maupun sistem robotika yang melibatkan kendali terprogram,
diantaranya kendali pneumatik, hidrolik, elektrik, PLC, DCS, hingga SCADA.
Seseorang yang ingin menekuni bidang kendali otomatis untuk produksi dapat
mempelajari simulasi industri yang bersifat modular, alat peraga simulasi ini disebut
Modular Production System (MPS). MPS dirancang sedemikian rupa menyerupai
sistem yang ada di industri untuk bisa dipelajari oleh pelajar, mahasiswa, calon pekerja,
trainee, maupun penghobi sistem kendali otomatis. Selain kemampuan untuk
memprogram PLC untuk membuat sistem kendali produksi otomatis, kemampuan
untuk membuat tampilan pengguna dan komunikasi data antar PLC dan PLC-HMI juga
menjadi bekal penting untuk dapat berkarir di dunia industri terutama di bagian teknisi
atau engineering.

1.2 Rumusan Masalah

1) Apa itu pick and place station, HMI, dan komunikasi data?
2) Bagaimana flowchart diagram dan timing diagram sistem kerja MPS pick and place
station?
3) Bagaimana konfigurasi untuk mengkomunikasikan I/O PLC dengan tampilan HMI
Wonderware Intouch menggunakann Kepserver?
4) Bagaimana langkah pembuatan desain HMI menggunakan software Wonderware
Intouch?

1.3 Tujuan

1) Memahami konsep dan pengertian pick and place station, HMI, dan komunikasi
data antar perangkat..
2) Memahami sistem kerja pick and place station berdasarkan flowchart diagram dan
timing diagram.
3) Memahami konfigurasi untuk mengkomunikasikan I/O PLC dengan tampilan HMI
Wonderware Intouch menggunakan Kepserver.
4) Memahami cara pembuatan desain HMI menggunakan software Wonderware
Intouch.
Teknik Otomasi Manufaktur dan Mekatronika
Distributed Control System (DCS) 2

BAB II
TEORI DASAR

2.1 Pick and Place Station


Stasiun Pick&Place adalah perangkat penyisipan otomatis. Penyisipan adalah
cara perakitan, sedangkan komponen rakitan dimasukkan ke dalam elemen berbentuk
komponen rakitan lain. Stasiun Pick&Place memasukkan sisipan benda kerja ke dalam
rumah benda kerja. Sisipan benda kerja berikut: sebuah jam, termometer, dan
higrometer. Fungsi stasiun Pick&Place adalah untuk mengangkut benda kerja (rumah),
menghentikan benda kerja, memasukkan sisipan benda kerja, dan untuk memisahkan
benda kerja lengkap. Pick and Place Station terdiri dari modul pick and place dan
modul konveyor.

Modul Pick&Place adalah perangkat handling 2 sumbu. Modul ini terdiri dari
slide unit presisi tinggi. Posisi akhir slide dirasakan oleh sensor proximity. Susunan
sensor proximity serta posisi dan ketinggian pemasangan dapat disesuaikan. Benda
kerja dicengkeram oleh vakum hisap. Filter vakum dipasang langsung ke cangkir hisap,
yang memastikan tidak ada partikel kotoran yang bisa menyusup ke generator vakum.
Sakelar tekanan menunjukkan cengkeraman benda kerja yang andal. Kekuatan unit
geser vertikal (sumbu Z) dapat diatur melalui pengatur tekanan. Modul ini dilengkapi
dengan slide unit, generator vakum, filter vakum, cangkir hisap, saklar tekanan,
terminal katup, pengatur tekanan dan antarmuka listrik.
Modul Conveyor dapat dipasang pada profil pelat, kaki profil atau bingkai
pemasangan berlubang. Itu Motor DC dapat diposisikan secara bebas. Modul konveyor
cocok untuk mengangkut dan memisahkan benda kerja dengan diameter 40 mm
(misalnya "Body" atau "Silinder untuk perakitan” set benda kerja).

Modul ini disediakan sepenuhnya dirakit. Kontroler motor yang terpasang


memungkinkan searah jarum jam dan rotasi berlawanan arah jarum jam. Modul
Conveyor digunakan untuk mengangkut dan menyangga benda kerja. Saklar kedekatan
optik dengan serat optic kabel digunakan untuk memeriksa bahwa benda kerja ada di
hulu dari pemisah umpan dan di ujung konveyor. Sabuk konveyor digerakkan oleh
motor roda gigi DC. Benda kerja dapat dihentikan dan dipisahkan oleh elektromagnet
(solenoid) yang terpasang dengan pemisah. Posisi akhir dipantau oleh sensor kedekatan
induktif.

2.2 Human Machine Interface (HMI)

Human Machine Interface adalah suatu alat atau mesin yang digunakan sebagai
interface / antarmuka dari suatu proses tertentu yang terjadi pada sistem kendali. HMI
/ Human Machine Interface ini dapat memvisualiasasikan data dalam bentuk grafik,
Teknik Otomasi Manufaktur dan Mekatronika
Distributed Control System (DCS) 2
diagram dan bentuk lainnya yang bisa dibaca manusia. Jadi tugas utama dari HMI ini
adalah untuk memvisualiasasikan suatu proses tertentu dari sistem otomasi mesin.

Pada dasarnya fungsi utama dari Human Machine Interface ini adalah untuk
meningkatkan interaksi antara manusia dengan mesin dimana proses otomasi mesin
dapat dimonitor oleh manusia dan dapat dikontrol secara manual. Untuk lebih detailnya
berikut adalah fungsi Human Machine Interface:

 Melakukan monitoring pengukuran sensor dan status aktuator ataupun kinerja


mesin secara real time.
 Misalkan hasil pengukuran sensor suhu, tekanan dan jarak dapat diukur dan
ditampilkan di HMI secara real time. Atau menampilkan keadaan aktuator secara
real time misalkan:
o Saklar dalam keadaan terbuka atau tertutup
o Katup dalam keadaan terbuka atau terututp
o Pneumatik dalam keadaan mendorong atau tidak
o Konveyor dalam keadaan berjalan atau tidak
 Melakukan pengontrolan aktuator pada mesin secara manual melalui tombol yang
disediakan.

Aktuator adalah sebuah alat yang dapat merubah proses dalam sistem kendali
seperti Motor pada konveyor, Relay, Pneumatik, dan lain lain. HMI pada manufaktur
atau pabrik ini dapat melakukan pengontrolan aktuator yang ada seperti konveyor,
pneumatik, dan lain lain. Walaupun aktuator tersebut dapat bekerja secara otomatis
akan tetapi ada beberapa keadaan tertentu dimana aktuator harus dikontrol secara
manual oleh manusia.

Salah satu contoh sederhana Human Machine Interface yang biasa kita temui
sehari-hari adalah pada mesin ATM. HMI pada mesin ATM ini dapat melakukan
beberapa perintah seperti pengecekan saldo, penarikan uang, merubah pin / password,
transfer uang dan lain lain.

2.3 Protokol Komunikasi PLC


Hal utama dalam PLC adalah mengolah data yang didapat dari informasi sensor-
sensor input lalu memerintahkan aktuator-aktuator yang berfungsi sebagai output
sesuai dengan yang kita butuhkan. Selain hal tersebut, ada beberapa tantangan besar
dalam PLC, yaitu melakukan integrasi antar PLC atau PLC dengan perangkat lain.
Untuk mengintegrasikan semua PLC ini maka kita membutuhkan suatu protokol
komunikasi yang sama antar PLC.

Protokol adalah sebuah aturan atau stAndard yang mengatur terjadinya


hubungan, komunikasi, dan perpindahan data di antara dua sistem komputer (PC, PLC,
Teknik Otomasi Manufaktur dan Mekatronika
Distributed Control System (DCS) 2
mikrokontroler) atau lebih. Protokol dapat diterapkan pada perangkat keras, perangkat
lunak atau kombinasi dari keduanya.

Beberapa contoh protokol:

 Protokol untuk internet : HTTP, FTP, TCP/IP, UDP dll


 Protokol di Industri : Modbus, Frofibus, CAN, HART, DNP3 dll

PLC membutuhkan komunikasi karena di industri terdiri dari berbagai PLC


yang berbeda sehingga mempunyai protokol yang berbeda pula, atau suatu saat nanti
Anda ingin mengubah program pada PLC maka Anda akan menghubungkannya dengan
laptop sehingga Anda harus meng-komunikasikan processor yang ada di laptop Anda
dengan processor PLC. Protokol komunikasi PLC memiliki beberapa fungsi, antara lain
sebagai berikut.

 Fragmentasi dan Re-assembly, protokol membagi informasi yang dikirim oleh


pengirim menjadi beberapa paket data. Jika telah sampai di penerima, paket data
tersebut akan digabungkan menjadi paket informasi yang lengkap.
 Enkapsulasi adalah proses pengiriman data yang dilengkapi dengan alamat, dan
kode-kode koreksi.
 Kontrol Konektivitas, protokol membangun hubungan komunikasi berupa
pengiriman data dan mengakhiri hubungan dari pengirim ke penerima.
 Flow Control adalah sebagai pengatur jalannya data mulai dari pengirim hingga ke
penerima.
 Error Control, jika terjadi kesalahan pada saat pengiriman maka protokol yang akan
mengontrol kesalahan tersebut
 Pelayanan Transmisi, protokol memberikan pelayanan komunikasi data yang
berhubungan dengan prioritas dan keamanan data

Protokol komunikasi pun harus memiliki syarat dasar sebagai berikut.

 Format data untuk pertukaran data.


 Format alamat untuk pertukaran data.
 Alamat pemetaan.
 Routing
 CRC atau Deteksi kesalahan transmisi diperlukan pada jaringan yang tidak dapat
menjamin operasi bebas dari kesalahan.
 Acknowledgements, penerima data memberikan respon bahwa data sudah diterima
dengan sempurna. Hal ini diperlukan pada sistem komunikasi yang berorientasi
pada status link koneksi.
 Kehilangan informasi-timeout dan retries. Paket ini mungkin akan hilang dari
jaringan jika terjadi penundaan yang lama. Untuk mengatasi hal ini, beberapa tipe
Teknik Otomasi Manufaktur dan Mekatronika
Distributed Control System (DCS) 2
protokol, pengirim data meminta penerima untuk memberikan respon penerimaan
data (apakah data sudah diterima semua?) dalam jumlah waktu tertentu. Apabila
tidak ada respon dari penerima, maka komputer pengirim data dapat menyimpulkan
bahwa link komunikasi kepada komputer penerima tidak terjalin atau rusak.
 Direction of information flow adalah arah arus informasi yang perlu diatur jika
transmisi hanya dapat terjadi dalam satu arah pada satu waktu seperti pada half-
duplex link. Hal ini dikenal sebagai Media Access Control. Pengaturan harus dibuat
untuk mengakomodir beberapa penerima, misalnya: ketika ada dua pihak komputer
penerima ingin mendapatkan kontrol pada saat yang sama.
 Urutan kontrol. Jika kita amati, bitstrings yang panjang akan dibagi dalam
potongan-potongan dan kemudian dikirim pada jaringan secara individual dengan
penAndaan urutannya agar jika ada bit yang hilang atau terduplikasi maka penerima
akan meminta transmisi ulang.
 Flow control diperlukan bila pengirim mentransmisikan lebih cepat dari penerima
atau lebih cepat dari peralatan jaringan diantaranya agar dapat memproses
transmisi.
Teknik Otomasi Manufaktur dan Mekatronika
Distributed Control System (DCS) 2

BAB III
HASIL PRAKTIKUM

3.1 Flowchart dan Timing Diagram Pick and Place Station


Teknik Otomasi Manufaktur dan Mekatronika
Distributed Control System (DCS) 2

Ketika tombol start deitekan, maka stasiun dalam keadaan stand by. Apabila
benda terdeteksi oleh sensor proximity di awal jalur konveyor, rotary solenoid
penghalang benda akan berubah menjadi ON juga konveyor akan menyala dan
menggerakkan benda hingga ke posisi sensor proximity tengah. Posisi tengah ini
merupakan tempat benda kerja akan diberikan sebuah jam dengan ukuran yang cukup
untuk masuk ke lubang benda kerja. Ketika sensor proximity tengah mendeteksi adanya
benda, maka solenoid pick and place module akan bergerak ke bawah dan menyalakan
vakum untuk mengangkat jam yang ada pada slider. Setelah benda terangkat silinder
akan bergerak ke atas kemudian maju menuju konveyor dan meletakkan jam pada
benda kerja. Setelah itu, rotary solenoid akan kembali ke posisi semula dan membuka
jalur benda kerja ke stasioun berikutnya. Pada posisi akhir konveyor terdapat sensor
yang dapat digunakan sebagai penghitung.
Teknik Otomasi Manufaktur dan Mekatronika
Distributed Control System (DCS) 2

3.2 Alat dan Bahan Praktikum


1) Laptop (terinstal aplikasi Tia Portal, Kepserver, dan Wonderware Intouch)
2) MPS Pick and Place Station (terhubung dengan PLC Siemens S7 1200)
3) Router Wifi dan kabel LAN
4) Power Supply

3.3 Daftar Alamat Input dan Output PLC

Alamat I/O Keterangan


No.
Input
Optical Proximity Sensor tengah
1 %I0.0
(PART_AV_IP2)
2 %I0.1 Proximity Sensor mundur
3 %I0.2 Proximity Sensor maju
4 %I0.3 Proximity Sensor atas
5 %I0.4 Pressure Switch vaccum
6 %I0.5 Optical Proximity Sensor (NC) akhir (B2_IP3)
7 %I0.6 Optical Proximity Sensor awal (B1_IP1)
8 %I0.7 Pushbutton Start
9 %I1.0 Pushbutton Stop (NC)
10 %I1.1 Manual/Auto switch(NC)
11 %I1.2 Pushbutton Reset
14 %I1.5 Receiver IP_FI (NC)

No. Output
15 %Q0.0 Konveyor
16 %Q0.1 Silinder Linear Drive (Backward)
17 %Q0.2 Silinder Linear Drive (Forward)
18 %Q0.3 Silinder Linear Drive (Down)
19 %Q0.4 Suction Cup Vaccum
20 %Q0.5 Rotary Selenoid (NC)
21 %Q0.6 Lampu Indikator Start
22 %Q0.7 Lampu Indikator Reset
23 %Q1.0 Lampu Indikator Q1
24 %Q1.1 Lampu Indikator Q2
Teknik Otomasi Manufaktur dan Mekatronika
Distributed Control System (DCS) 2
3.4 Tambahan Program Ladder Diagram Pick and Place Station
1) Sebagian besar alamat I/O yang digunakan pada PLC, juga digunakan pada HMI
untuk melakukan pengontrolan dan juga monitoring. Namun, pada input button,
lebih baik membuat alamat baru yang khusus menerima inputan dari HMI dan
dirangkai paralel dengan perintah ladder button yang ada pada program PLC.
Berikut diantara contoh penerapan prinsip tersebut, yaitu membuat alamat input
baru khusus HMI untuk tombol emergency.

2) Pada praktikum kali ini, mahasiswa perlu mencoba fitur ‘Data Trends’ dan juga
‘Historical Trends’ pada HMI Intouch. Namun, tidak terdapat input analog yang
digunakan pada MPS stasion yang digunakan, sehingga untuk membuat grafik data
digunakan pulse 1 detik yang memicu counter, nilai counter yang bertambah setiap
1 detik akan dibaca sebagai data analog pada HMI dan dapat ditampilkan dalam
bentuk grafik.
Teknik Otomasi Manufaktur dan Mekatronika
Distributed Control System (DCS) 2
3) Ladder diagram di bawah merupakan cycle counter atau penghitung siklus.
Sehingga, setiap satu siklus kerja yang dideteksi melalui K11 akan dihitung. Pada
HMI ditampilkan data hitungan secara real time dan juga pengaturan batas hitungan
counter yang dapat diatur pada HMI supervisi. Jika hitungan telah mencapai batas
hitungan yang ditentukan, maka station akan berhenti berjalan secara otomatis
sampai tombol start kembali ditekan. Data yang diterima bertipe integer.

3.5 Konfigurasi pada Software Kepserver


1) Buka aplikasi Kepserver, kemudian klik kanan pada folder bar ‘Connectivity’ lalu
pilih ‘New Channel’, beri nama channel jika diperlukan, kemudian klik pada menu
‘Ethernet Communication’ dan pilih jaringan yang terdeteksi. Pada gambar di
bawah jaringan yang terdeteksi adalah jaringan wifi dengan alamat IP
192.168.43.152.

2) Setelah itu, klik kanan pada file bar channel yang telah dibuat, kemudian pilih ‘New
Device’, beri nama channel jika diperlukan kemudian sesuaikan model PLC yang
terhubung. Pada praktikum kali ini menggunakan Siemens S7-1200, sehingga
Teknik Otomasi Manufaktur dan Mekatronika
Distributed Control System (DCS) 2
dipilih model tersebut pada langkah ini. Pastikan pula alamat IP PLC yang
terdeteksi sesuai.

3) Selanjutnya klik dua kali pada file device, klik ‘New Tagname’, beri nama yang
sesuai dengan fungsi serta beri alamat memori I/O PLC yang digunakan seperti
yang terdapat pada tabel. Tagname ini berfungsi sebagai penamaan alamat I/O pada
komunikasi data antara HMI Intouch dengan PLC Siemens melalui Kepserver.
Teknik Otomasi Manufaktur dan Mekatronika
Distributed Control System (DCS) 2

4) Langkah terakhir adalah membuat identifikasi ‘Alias’. Klik kanan file bar ‘Aliases’
pada Kepserver, lalu pilih ‘New Alias’, beri nama yang diinginkan serta sesuaikan
mapping pada nama ‘channeldevice’. yang telah dibuat sebelumnya. Alias ini
merupakan nama yang mewakili kumpulan semua tagname yang telah dibuat, untuk
pemanggilan tagname-tagname tersebut pada HMI Intouch.
Teknik Otomasi Manufaktur dan Mekatronika
Distributed Control System (DCS) 2
3.6 Desain HMI pada Software Wonderware Intouch
1) Tagname dan Alias

Pada aplikasi Kepserver telah dibuat tagname dari semua alamat I/O PLC
yang akan dilakukan komunikasi dan juga telah dibuat nama ‘Alias’ yaitu ‘Setting’,
sehingga pada aplikasi Wonderware Intouch perlu dibuat tagname kembali dengan
nama ‘Alias’ sebagai nama akses utama komunikasi.
Pada toolbar Intouch, klik dua kali ‘Tagname Dictionary’, kemudian klik
‘New’ buat sebuah nama tagname untuk salah satu alamat I/O, penamaan lebih baik
disamakan dengan penamaan alamat I/O pada Kepserver agar lebih memudahkan.
Klik ‘Type’, lalu pilih jenis data tagname dengan awalan I/O sesuai dengan data
yang dikirim dan diterima pada PLC. Misalnya untuk alamat ‘Counting_Pulse’ pilih
type I/O Integer, kemudian akan muncul di sebelah kiri bawah ‘Acces Name’, klik
kemudian pilih nama ‘Alias’ yang terdeteksi sesuai yang telah dibuat pada aplikasi
Kepserver, pada praktikum ini telah dibuat nama ‘Setting’ sebagai alias. Klik
‘Close’ kemudian pada kolom Item masukkan nama tagname yang sesuai dengan
alamat I/O yang dimaksud seperti yang dibuat pada aplikasi Kepserver, lalu klik
‘Save’. Klik kembali tombol ‘New’, buat tagname untuk nama lainnya dan lakukan
langkah yang sama.

Jika tombol ‘Select’ pada ‘Tagname Dictionary’ diklik, maka akan muncul
semua tagname yang telah digunakan. Tagname pada gambar di atas merupakan
tagname default. Adapun tagname kustom dibatasi hingga 32 buah, dan untuk
aplikasi ini dibuat tagname kustom sebagai berikut.
Teknik Otomasi Manufaktur dan Mekatronika
Distributed Control System (DCS) 2

Tagname kustomisasi biasanya akan berada di bagian bawah daftar


tagname. Semua tagname alamat I/O PLC yang digunakan diidentifikasi dengan
tipe data yang sesuai. Selain alamat I/O, data histori grafik dan gambar yang akan
dijadikan animasi perlu dibuat tagname agar bisa deprogram.

2) Keamanan Pengguna
Akses HMI perlu dibatasi agar tidak digunakan oleh pihak yang tidak
berwenang atau tidak bertanggung jawab. Selain itu, pemisahan hak pengguna HMI
pun perlu dibedakan berdasarkan tugas masing-masing dalam kendali sistem.
Teknik Otomasi Manufaktur dan Mekatronika
Distributed Control System (DCS) 2

Pada Wonderware Intouch, dapat dibuat semacam keamanan untuk


membuat beberapa akun tertentu yang dapat mengakses HMI dengan memasukkan
nama dan kata sandi. Klik ‘Special’ pada top bar, kemudian klik ‘Security’, pilih
‘In Touch’ sebagai tipe keamanan, kemudian klik Log On. Masukkan ‘Name’ dan
‘Password’ akun default yaitu ‘administrator’ dan kata sandi ‘wonderware’. Akun
pengatur keamanan ini dapat diubah kata sandinya.

Setelah berhasil ‘Log On’, klik kembali ‘Special’>’Security’, kemudian klik


‘Configure Users..’. Pada jendela ini, dapat dibuat beberapa akun dengan nama, kata
sandi dan akses level yang berbeda. Praktikum kali ini memerlukan dua akun yaitu
untuk akses seorang operator dan juga supervisor. Klik ‘Add’ untuk menambahkan
akun ganti ‘User Name’ dan isi ‘Password’ juga ‘Acces Level’ yang diinginkan.
Pada gambar tersebut digunakan nama ‘Operator44’ dengan kata sandi tertentu dan
akses level 8888 untuk penampilan akses operator serta terdapat nama
‘Supervisor40’ dengan kata sandi tertentu dan akses level 9999. Akses level 9999
merupakan akses level tertinggi yang didefinisikan pada aplikasi Wonderware
Intouch.
Teknik Otomasi Manufaktur dan Mekatronika
Distributed Control System (DCS) 2
3) Halaman Login

Ketika program dijalankan atau setelah tombol ‘Runtime’ diklik pada


aplikasi Wonderware Intouch, maka akan muncul pertama kali halaman login
pengguna. Ketika diklik kolom ‘Username’ dan ‘Password’, pengguna bisa
memasukkan data karakter untuk menulis nama dan kata sandi suatu akun.
Jika akun tidak terdaftar, maka tombol ‘Login This Account’ tidak akan
muncul, hal ini diatur pada visibilitas tombol yang akan muncul jika akses level
bernilai lebih dari 7777. Jika operator atau supervisor memasukkan akun yang
benar, tombol tersebut akan muncul. Penekanan tombol tersebut akan menimbulkan
aksi tertentu yang telah diatur pada skrip ‘Action’, yaitu apabila akses levelnya sama
dengan 8888 maka akan ditampilkan menu utama khusus operator dan akan
disembunyikan menu utama khusus supervisor. Hal sebaliknya pun akan terjadi
ketika akses level yang dideteksi sama dengan 9999.
Teknik Otomasi Manufaktur dan Mekatronika
Distributed Control System (DCS) 2
4) Menu Utama (Home) Operator dan Supervisor

Gambar di atas merupakan tampilan HMI untuk operator. Operator dapat


mengontrol tombol input yang ada di MPS stasion diantaranya tombol start,
emergency, reset, dan stop. Hal ini sesuai dengan tugas operator yang memang
berwenang untuk menyalakan dan mematikan sistem serta menekan emergency.

Adapun gambar di atas merupakan tampilan HMI khusus untuk supervisor.


Supervisor dapat memantau hitungan grafik, hitungan siklus sistem, dan juga dapat
mengatur batasan hitungan sesuai kebijakannya dengan memasukkan nilai tertentu
pada kolom putih dan menekan tombol ‘Input Value’.
Teknik Otomasi Manufaktur dan Mekatronika
Distributed Control System (DCS) 2

Terdapat kesamaan pada tampilan HMI khusus untuk operator dan


supervisor, yaitu adanya tombol ‘Plant Monitoring’, ‘Output Indicator’, ‘Time
Cycle’, dan ‘History Cycle’. Keempat tombol tersebut, apabila ditekan, akan
menampilkan jendela masing-masing. Perintah untuk menampilkan suatu jendela
dapat diatur dengan klik dua kali pada tombol, centang dan klik ‘Show Window’,
kemudian centang pada salah satu jendela yang akan dibuka apabila tombol ditekan
sesuai dengan tampilan tulisan pada masing-masing tombolnya.

Selain empat tombol untuk pindah jendela, pada tampilan khusus HMI
operator dan supervisor juga terdapat kolom teks indikator mode sistem antara
‘Automatic’ atau ‘Manual’. Terakhir ada tombol ‘Logout’ untuk keluar dari akun
pengguna dan kembali ke halaman login. Perintah logout ini diatur pada ‘Action’
tombol ‘Logout’ yang sudah tersedia oleh aplikasi Wonderware Intouch.
5) Halaman Indikator Output
Teknik Otomasi Manufaktur dan Mekatronika
Distributed Control System (DCS) 2
Halaman indikator output menampilkan nyala lampu indikator untuk
beberapa input juga output. Masing-masing indikator dihubungkan dengan alamat
I/O yang sesuai untuk membaca logika yang sedang terjadi pada I/O sistem. Lampu
indikator yang sudah tersedia pada library Wonderware Intouch akan berubah
warna sesuai dengan wana yang diatur. Adapun shape yang merepresentasikan arah
dari silinder pembawa benda, akan berubah fill color-nya berdasarkan pembacaan
nilai diskrit dari solenoid valve pengatur gerak silinder. Terakhir terdapat tombol
‘Home’ untuk kembali ke jendela tampilan HMI khusus.
6) Halaman Visualisasi Plant

Halaman visualisasi plant merupakan representasi sistem yang


menggambarkan kejadian nyata di plant, berupa gerakan mesin yang dianimasikan
dengan komponen-komponen gambar yang mirip dengan bentuk alat pada plant.
Komponen yang dapat bergerak pada animasi yaitu rotary barrier, wrorkpiece
(benda kerja), dan silinder pengangkat jam. Selain komponen yang bergerak, juga
terdapat indikator sensor awal, tengah, akhir, dan sensor vakum. Pada jendela ini
pun ditampilkan hitungan siklus secara real-time, tersedia tombol emergency, dan
juga tombol ‘Home’ untuk kembali ke jendela tampilan HMI khusus.
7) Halaman Time Graphic Trend dan Time Graphic History
Seperti pada dua halaman yang lain, pada halaman time graphic trend dan
history terdapat tombol ‘Home’ untuk kembali ke jendela tampilan HMI khusus.
Grafik hitungan lama waktu berjalannya sistem akan tampil pada kolom tren grafik
secara real-time dengan warna garis yang dapat diatur ketika dilakukan
pemrograman. Grafik akan naik terus ketika mesin atau sistem dinyalakan dan akan
Teknik Otomasi Manufaktur dan Mekatronika
Distributed Control System (DCS) 2
turun ketika mesin dimatikan. Grafik waktu akan terus disimpan dan dapat dipantau
pada jendela tampilan histori grafik menggunakan ‘Scroll Bar’ horizontal untuk
memindahkan waktu pembacaan gelombang. Selain itu, pada histori grafik,
tampilan gelombang dapat diperbesar dan diperkecil.
Teknik Otomasi Manufaktur dan Mekatronika
Distributed Control System (DCS) 2
8) Application Script

Baris program tersebut berfungsi untuk menyembunyikan tampilan HMI


khusus operator dan supervior apabila akun yang dimasukkan tidak terdaftar, yaitu
didteksi dengan akses level yang kurang dari 7777.

Perintah tersebut merupakan pembacaan alamat I/O saklar manual-otomatis


yang terhubung dengan PLC. Apabila terdeteksi HIGH atau berlogika 1, maka
tampilan teks ‘Manualisasi’ yang terdapat pada tampilan HMI khusus operator dan
supervisor akan bertuliskan “Manually”, sebaliknya apabila LOW maka akan
bertuliskan ‘Automatic’.

Apabila sensor awal pada plant mendeteksi benda, maka gambar animasi
benda kerja akan berada di posisi awal pula atau berada di posisi 0.

Perintah tersebut merupakan program animasi posisi benda kerja. Apabila


konveyor menyala, maka posisi benda akan bertambah 10, yaitu benda bergerak 10
pixel ke kanan secara berkala. Jika sensor posisi tengah mendeteksi benda, maka
animasi benda akan diposisikan pada koordinat posisi 170, jika kondisi-kondisi
tersebut tidak dipenuhi, maka posisi benda sesuai dengan kondisi terakhir dari nilai
posisi benda tersebut.
Teknik Otomasi Manufaktur dan Mekatronika
Distributed Control System (DCS) 2

Apabila siklus ke-11 telah tercapai pada plant, maka gambar animasi benda
kerja akan berada di posisi akhir pada holder module atau berada di posisi 450.

Jika logika pada alamat output rotary adalah 1 atau HIGH, maka animasi
rotary akan berputar berlawanan arah jarum jam sebesar 30 derajat untuk
menghalangi benda. Kemudian jika sebaliknya, maka akan berputar ke searah jarum
jam sebesar 30 derajat dari posisi tengah awal.

Perintah tersebut merupakan program animasi posisi silinder arah vertikal.


Apabila solenoid silinder arah Z menyala, maka posisi silinder akan bertambah 5,
yaitu silinder bergerak 5 pixel ke bawah secara berkala. Jika sensor vakum
mendeteksi benda, maka animasi silinder akan diposisikan pada koordinat posisi 20,
jika sensor tidak mendeteksi benda setelahnya, maka posisi silinder pada koordinat
70, namun jika kondisi-kondisi tersebut tidak dipenuhi, maka posisi silinder sesuai
dengan kondisi terakhir dari nilai posisi silinder tersebut.
Apabila solenoid silinder arah Z tidak menyala, maka posisi silinder akan
berkurang 5, yaitu silinder bergerak 5 pixel ke atas secara berkala. Jika sensor Y0
bernilai HIGH atau 1, maka posisi silinder kembali ke 0.
Teknik Otomasi Manufaktur dan Mekatronika
Distributed Control System (DCS) 2
3.7 Kesimpulan
Komunikasi data antara PLC dan PC/Laptop dapat dilakukan dengan berbagai
jenis protokol. Pada praktikum ini, protokol komunikasi yang digunakan adalah TCP/IP
melalui koneksi wifi. PLC yang terhubung memiliki alamat IP nya masing-masing dan
perlu disesuaikan pada PC/Laptop agar komunikasi data dapat dilakukan. Kepserver
merupakan salah satu aplikasi yang dapat menjembatani komunikasi antara PLC
dengan berbagai merk dan tipe PLC termasuk PLC Siemens S7-1200. Wonderware
Intouch termasuk aplikasi desain tampilan HMI buatan Shneider Electric yang memiliki
berbagai fitur lengkap sehingga banyak digunakan dan bisa kompatibel dengan
berbagai merk PLC. Keterampilan dasar untuk dapat mendesain HMI, memprogram
PLC, dan mengkomunikasikan antara kedua perangkat tersebut menjadi modal penting
bagi calon-calon automation engineer.
Teknik Otomasi Manufaktur dan Mekatronika
Distributed Control System (DCS) 2

DAFTAR PUSTAKA

https://123dok.com/article/fungsi-mps-modular-production-system-mps.nzwpkpgq
https://www.teknikelektro.com/2021/09/human-machine-interface-adalah.html
https://www.insinyoer.com/protokol-komunikasi-plc-programmable-logic-controller/

Anda mungkin juga menyukai