Anda di halaman 1dari 8

PEMERINTAH KABUPATEN BULELENG DINAS KESEHATAN

PUSKESMAS BULELENG I
Jl. Ahmad Yani No. 43 Kaliuntu- SingarajaTel&. ( (3)* + *1-45 e-mail /

KERANGAKA ACUAN PROGRAM KUSTA

a. Pendahuluan

Permasalahan penyakit kusta ini bila dikaji secara mendalam

merupakan permasalahan yang sangat konpelks. Penyakit kusta

merupakan penyakit menular menahun yang disebabkan oleh kuman my

cobacterium leprae yang terutama yang menyerang sarap tapi, kulit dan

oragan tubuh lain kecuali susunan saraf masalah yang di hadapi

penderita bukan hanya dari medis saja tetapi juga adanya masalah

pesikososial sebagai akibat penyakitnya. Program bemeberantasan

penyakit menular bertujuan untuk mencega terjadinya penyakit,

menurunkan angka kesakutan dan angka kematian serta mencega akibat

buruk lebih lanjut sehingga memungkinkan tidak lagi menjadi masalah

kesehatan masyarakat. Pada umumnya panyakit kusta tedapat di Negara

sedang berkembang, dan sebagian besar pendritanya dari gologan

ekonimi lemah.

Di indonsia pengobatan dari perawatan penderita kusta secara

terintregrasi dengan unit pelayanan kesehatan (puskesmas). Adapun

system pengobatan yang dilakukan sampai awal yakni tahun 1992,

pengobatan dengan kombinasi (MDT)

mulai digunkan di Indonesia.


Indonesia hingga saat ini merupakan salah satu Negara dengan

beban penyakit kusta yang tinggi. Pada tahun 2013, Indonesia menepati
urutan 3 di dunia setelah india dan brazil.

b. Visi, misi dan tata nilai


1. Visi
Memberikan pelayanan kesehatan dengan sepenuh hati untuk meningkatkan

derajat kesehatan masyarakat berdasarkan falsafah Tri Hita Karana.


2. Misi
- Meningkatkan kerja sama dan disiplin kerja Puskesmas Buleleng 1.
- Memberikan pelayanan yang efektif dan efisien.
- Memberikan pelayanan yang bermutu.
- Meningkatkn kerja sama dengan sektor lain untuk
mewujudkan masyarakat hidup sehat.
3. Tata Nilai
- Profesional : memiliki kompetensi dan kemampuan dalam memberikan
pelayanan kesehatan yang terbaik.
- Ramah : memiliki sikap yang sopan dan santun kepada seluruh masyarakat

dan rekan kerja


- Inisiatif dan Inovatif : memiliki kemampuan untuk bekerja mandiri dengan

ide-ide kreatif serta member terobosan bagi peningkatan

pelayanan kesehatan
- Malu : memiliki budayamalu, bila tidak melaksanakan tugas dengan

sebaik-baiknya
- Akuntabel : memberikan pelayanan kesehatan serta pedoman dan
standar pelayanan yang ditetapkan, dapat diukur dan
dipertanggungjawabkan

c. Latar Belakang
Hingga kini, kusta seringkali terabaikan. Meskipun kusta tidak secara
lasung temasuk pencapain millennium diploment go als (MDS), namun terkait
erat dalam lingkungan yaitu sanitasi. Beban akibat penyakit kusta bukan
hanya karena masih tinggi jumlah kasus yang di temukan tetapi juga
kecacatan yang di akibatkannya, Indonesia sudah mencapai eliminasi di
tingkat nasional. Namun saat ini maslah ada 14 provensi yang mempunyai
beban tinggi yaitu banten sulteng, aceh, sultra, jatim, sulsel, sulbar, sulut,
gorontalo Maluku, Maluku utara, papua, papua barat, dan kalimatan utara.
Damapak social terhadap kusta ini sedemikian besarnya, sehingga
sering menimbulkan keresahan yang mendalam. Tidak hanya pada penderita
sendiri, tetapi pada keluarganya, masyarakat dan Negara. Hal ini yang
mendasari konsep perilaku penerimaan penderita terhadap penyakitnya,
dimana untuk konsi ini penderita masih banyak menganggap bahwa penyakit
kusta merupakan penyakit menular, tidak dapat di obati, penyakit
keturunan, kutukan tuhan, dan menyebab kan kecacatan. Akibat anggapan
yang salah ini penderita kusta meras putus asa sehingga tidak tekun untuk
berobat hal ini dapat di buktikan dengan kenyataan bagwa penyakit
mempunyai kedudukan husus diantara penyakit-penyakit lain hal ini
disebabkan oleh karena adanya leprofhobia (rasa takut yang berlebihan
karena kusta)
Leprofhobia masih tetap berurat akar dalam seluruh lapisan
masyarakat karan di pengaruhi dari segi agama social, budaya, dan dihantui
kepercayaan takhayul.

d. Tujuan Umum dan Tujuan Khusus


1. Tujuan Umum

Meningkatkan cakupan pelayanan program kusta sesuai dengan masalah


yang ada, sehinggadapat meningkatkan penemuan secara dini penderita kusta
baru dan bisa mengobati pasien kusta secara sempurna
2. Tujuan Khusus
- Mengupayakan peningkatan keterampilan petugasdalam mendeteksi suspek
kusta.
- Meningkatkan kesadaran partisipasi masyarakat dalam upaya deteksi dini

kusta
- Memepertahankan ketrampilan petugas kesehatan di unit pelayanan dalam
tata pelaksana pasien kusta.

e. Rencana Kegiatan
1. Pemeriksaan serumah pasien yang sedang pengobatan dan post pengobatan
- Untuk pasin baru ,kunjungan rumah dilakukan sesegera mungkin
- Pemberian konseling sederhana dam pemeriksaan fisik,sasarannya adalah
keluarga yang tinggal serumah dengan pasien dan tetangga di sekitarnya.
- Saat dilakukan kunjungan,petugas di wajibkan membawa kartu pasien,alat

pemeriksaan dan obat MDT


2. Memberikan pengobatan pada pasie kusta yang sudah di temukan

f. Cara Melaksanakan Pengobatan


1. Pemeriksaan fisik
2. Monitoring dan evaluasi
g. Sasaran
1. Masyarakat
2. Lintas pogram
3. Lintas sector.

i. Evaluasi pelaksanaan kegiatan dan pelaporan

Evaluasi pelaksanaan kegiatan dilakukan untuk melihat apakah kepatuhan


minum obat sudah terlaksana sesuai jadwal yang telah direncanakan, tingkat
kepatuhan pasien minum obat sesuai dengan jadwal. Evaluasi ini dilakukan
setiap tiga bulan sekali. Pelaporan dibuat dan dilaporkan kepada Kepala
Puskesmas.

j. Pencatatan dan Pelaporan


Dokumentasi yang diperlukan dalam kegiatan ini adalah Surat
Pemberitahuan Pelaksanaan Kegiatan dengan melampirkan Jadwal Kegiatan,
dan Bukti Pelaksanaan Kegiatan Luar Gedung.
Pelaporan kegiatan ini dilakukan ketika telah selesai melakukan kegiatan.
Evaluasi dilakuan setiap tiga bulan sekali dengan melakukan analisis terhadap
pelaksanaan kegiatan.

Mengetahui
Plt.Kepala Puskesmas Buleleng Pemegang Program P2 Kusta
1

I Gusti Ayu Yudiani


dr.I Gede Purnamawan Nip.
Nip. 19810121 201001 1 197405172007012020
017
PELAYANAN KUSTA

No. Dokumen:

No. Revisi :

TanggalTerbit: 2 Januari 2017


Halaman:

PUSKESMAS drg. I Ketut Putra Wijaya


BULELENG I
NIP.196405202009041001

1. Pengertian Penyakit yang merupakan penyakit menular menahun yang disebabkan


oleh kuman mycobacterium leprae yang mennyerang saraf tepi, kulit organ
lain kecuali susunan saraf pusat .
2. Tujuan Menemukan penyakit kusta secara dini, memutus ranatai penularan,
mengobati dengan lengkap, mencegah terjadinya kecacatan dan reaksi
berulang
3. Kebijakan 033/sk/1/bllg. 1/2017
4. Refrensi Buku pelatihan kusta tahun 2010
5. Alat 1. Kapas
dan 2. Bolpoin
Bahan
3. Buku pemeriksaan kusta
4. Buku penderita kusta
6. Prosedur/ 1. Penemuan penderita dan suspek dilakukan dengan melakukan kegiatan
Langkah- kontak serumah
langkah 2. Pasien datang ke loket dengan mengambil nomor antrian
3. Petugas loket memanggil nomor antrian dan pasien di arahkan ke
pol umum
4. Di BP umum di lakukan pemeriksaan pandang dan raba
5. Diagnosis kusta didasarkan pemeriksaan pandang dan periksa
pasien dilihat kelainan kulitatau tidak jika ada tes sensitifitas
pada bercak
tersebut. Ada 3 tanda pasti kusta yang disebut Cardinal sign yaitu
lesi(kelanan ,bercak) kulit yang mati rasa penebalan sarafdi serta
gangguan fungsi pemeriksaan hapusan saraf ditemukan hasil
tahan asam.
6. Jika sudah di temukan maka pasien dibuatkan buku register pasien
dan
buku pengobatan kusta
7. Tipe kusta ada 2,type PB dan MB
➢ Type PB bila jumlah bercak mati rasa1-5 l lebih dari
5,hanya ada satu saraf yang terganggu dan hasil tahan
asam negative
➢ Type MB bila jumlah bercak yang mati rasa lebih dari 5, sarf
yang
terganggu lebih dari satu saraf, dan hasil tahan asamnya
positf. Pengobatan type PB dan MDT selama 6-9 bulan, jika
type MB dengan MDT selama 12-18 bulan.
8. Pasien sebelum pengobatan, selama dan sesudah pengobatan bila
terjadi
reaksi. Jika timbul reaksi pengobatan dengan system tapering of
pretnison 40 mg/hari selama 2 minggu, 30 mg/hari selama 2
minggu, 20
mg/hari selama 2 minggu, 15 mg/hari selama 2 mingggu, 10
mg/hari selama 2 mingggu dan 5 mg/hari selama 2 mingggu.
Setiap ammbil obat pretnison harus dilakukan pemriksaan POD,
untuk mengetahi kemajuan terapi.
9. Paien menyatakan RPT jika sudah pengobatan MDT untuk PB selama 6
bulan, MB selam 12 bulan.

7. Bagan alur

Pasien dating Di BP umum di Diaknosis


ke loket kalukan kusta
dengan minta pemeriksaan didasrkan
nomer pandang dan pemeriksaan
antiran di raba pandang dan
arahkan ke periksa pasien
BP umum

Tipe kusta ada 2 Jika sudah di


tipe PB dan MB temukan maka
pasien di buatkan
buku register pasien
dan buku
en batan kusta

Pengobatan Pengobatan
tipe PB dengan tipe MB dengan
MDT selama 6- MDT selama
9 bulan 12-
18 bulan

Pasien
sebelum
penobatan,
selama, dan
sesudah pengobatan
bila terjadi reaksi
Tidak

Jika timbul reaksi pengobatan dengan sistep


tapering off prednison 40 mg/hari selama 2 minggu,
15 mg/hari selama 2 minggu, 10 mg/hari selama 2
minggu dan 5 mg selama 2 minggu. Setiap ambil
obat prednison harus dilakukan pemeriksaan POD,
untuk mengetahui kemajuan terapai

Pasien dinyatakan
RFT jika sudah
pengobatan MDT
untuk PB selama 6
bulan, MB selama 12
bulan

8. Hal-hal yng
Pasien di nyatakan OOC, jika sudah dia mati selama 5 tahun dari awal
perlu
pengobatan pasien keloket minta nomor antrian di arahkan ke BP umum.
diperhatikan
9. Unit terkait Loket , klinik umum,
Penelolaan P2 kusta,
Apotek.
10. Dokumen Loket, klinik umum,
terkait Pengelolaan P2 kusta,
Apotek. Laboraturium
11. Rekaman
historis No Yang di ubah Isi perubahan Tanggal mulai
perubaha diberlakukan
n

Anda mungkin juga menyukai