Anda di halaman 1dari 5

Eksplorasi Pasir Besi

Kegiatan pemetaan geologi pada eksplorasi pasir besi wajib dilakukan untuk
mengetahui litologi serta batas sebaran endapan pasir yang mengandung bijih besi.
Pemetaan geologi harus selalu difokuskan pada pengambilan data-data geologi seperti
geomorfologi dan litologi. Selain itu, harus dilakukan pengamatan dan lokalisir endapan
pasir yang diduga mengandung partikel bijih besi. Semua data dalam yang disajikan
dalam tulisan ini merupakan salah satu contoh dalam melakukan eksplorasi pasir besi
disuatu area penyelidikan. Hasil akhir penyelidikan nantinya diharapkan akan
memperoleh gambaran mengenai batas litologi serta sebaran endapan pasir besi, yang
kemudian akan ditindaklanjuti dengan pemboran auger untuk mengetahui sebaran
vertikal, kualitas dan sumberdaya pasir besi.

Metode Eksplorasi Pasir Besi


Pemetaan geologi yang telah dilakukan menghasilkan data berupa sebaran
endapan pasir yang mengandung bijih besi, yang terbagi atas beberapa blok
diantaranya Block Seki South, Seki North, Loloro Kecil, Waymake, Loloro Besar, Auloto,
Galao, Cio Pantai, Cio Gerong, Moloku, Libano, Boku, Hapo, dan Bere-bere Kecil.
Gambar 1c dibawah memperlihatkan luas penyebaran serta rata-rata ketebalan
endapan pasir per blok dalam area penyelidikan.

Gambar 1. (a) Batuan vulkanik sebagai sumber bijih besi, (b) akumulasi dan pencucian
bijih besi oleh aktivitas air laut, (c) luas dan ketebalan endapan pasir lokasi penyelidikan.
Setelah diketahui penyebaran lateralnya, kegiatan selanjutnya adalah melakukan
pengeboran "hand auger". Hal ini dilakukan untuk mendapatkan data penyebaran
endapan pasir besi secara vertikal, dengan melakukan penetrasi pada kedalaman 1 –
4m. Dari kegiatan ini, dihasilkan 55 hole pengeboran dengan total kedalaman 80.42 m.
Rata-rata penetrasi pengeboran yang dangkal disebabkan karena masalah watertable di
daerah garis pantai, sehingga sampel yang terambil akan mudah lepas. Selain itu,
apabila saat melakukan penetrasi dijumpai material yang berukuran lebih besar dari
diameter alat bor maka akan menghambat kedalaman penetrasi (pengeboran
dihentikan).

Pengambilan sampel hasil hand auger dilakukan tiap 1 meter, kemudian dilakukan
proses preparasi sampel. Sampel insitu hasil pengeboran auger direduksi untuk
mendapatkan sampel original dan backup. Sebelum dilakukan reduksi, sampel harus
terkomposit dengan baik agar nantinya diperoleh hasil yang representatif.

Kemudian, sampel original tersebut direduksi lagi menjadi beberapa sampel (misalnya
conto individu, conto original, dan conto backup) dengan berat masing-masing sekitar
150 – 200 gram. Conto individu dalam hal ini memakili per meter pengeboran kemudian
di treatment untuk mendapatkan data-data seperti spesific gravity, persen berat fraksi,
magnetic degree (MD), dan kualitas konsentrat. Untuk analisa kadar unsur/element
seperti Fe total, Cr2O3, SiO2 dan TiO2 dilakukan pengiriman sampel ke laboratorium.

Analisa Berat Jenis dan Ukuran Butir Pasir Besi


Pengambilan data berat jenis pasir dilakukan dengan menggunakan metode
volumetrik dalam fluida cair. Conto individu yang mewakili seberat 150-200 gram
dimasukan kedalam air yang diketahui volumenya pada bejana/gelas ukur. Hasil
pengambilan data berat jenis pasir menunjukan rata-rata material pasir pada daerah
penyelidikan berada pada nilai 2.97 gr/cm3. Nilai yang demikian menunjukkan adanya
partikel bijih besi didalam material pasir dengan konsentrasi yang yang cukup baik.

Analisa ukuran butir dilakukan untuk mengetahui jenis dan persen berat
unsur/element, baik itu untuk fraksi magnetik maupun non magnetik yang pada akhirnya
dapat diketahui ukuran butir pasir besi yang dominan di daerah penyelidikan. Sampel
yang diambil mewakili blok pengeboran dan dibagi dalam beberapa fraksi, yaitu Fraksi
yang lebih besar dari 0.595 mm atau + 30#, Fraksi antara - 0.595 + 0.4 mm atau – 30 +
40#, Fraksi antara - 0.4 + 0.25 mm atau – 40 + 60#, Fraksi antara - 0.25 + 0.177 mm
atau – 60 + 80#, dan Fraksi yang lebih kecil dari 0.177 mm. Masing-masing fraksi
dinyatakan dalam persen berat yang dapat digambarkan dalam diagram balok, sehingga
sebaran pasir besi yang dominan dapat diketahui.

Dari grafik sebaran fraksi dapat terlihat bahwa endapan pasir didaerah penyelidikan
dominan berada pada ukuran butir 0.4 – 0.177 mm. Dari grafik ini pula dapat
diperkirakan bahwa partikel bijih besi akan lebih banyak dijumpai pada salah satu
ukuran butir yang lebih dominan. Konsentrat merupakan crude sand yang telah
mengalami benefisiasi melalui proses pemisahan magnet yang mempunyai derajat
kemagnetan (MD=magnetic degree).

Derajat kemagnetan (MD) diperoleh dari rumus : berat konsentrat/berat conto hasil
reduksi x 100%. Magnetic degree ini dapat menggambarkan persentase keterdapatan
partikel bijih besi didalam suatu deposit pasir. Hal ini sudah tentu merupakan salah satu
parameter dalam mengetahui kuantitas (sumberdaya) partikel bijih besi dalam suatu
endapanpasir.

Berdasarkan hasil analisa tersebut diperoleh rata-rata nilai MD pada seluruh area
penyelidikan sebesar 19.68%. Dapat dilihat bahwa 33% dari total sampel mempunyai
MD dibawah 10%, 30.06% sampel mempunyai MD antara 10 – 20%, 25.03% sampel
mempunyai MD antara 20 – 40%, dan 9.88% sampel mempunyai MD diatas 40%.

Dari hasil analisa butiran juga dapat terlihat bahwa pada umumnya konsentrat banyak
dijumpai pada ukuran butir lebih kecil dari 0.25 mm. Proses eliminasi (benefisiasi) pada
material dengan fraksi diatas 0.25 mm akan meningkatkan persentase kemagnetan
(MD) dan diharapkan juga dapat meningkatkan kualitas konsentrat, akan tetapi apabila
ini dilakukan maka akan terjadi pengurangan kuantitas (sumberdaya) deposit. dengan
kata lain "kualitas konsentrat sangat ditentukan oleh proses benefisiasi". Proses
benefisiasi dilakukan dengan menggunakan magnetic separator untuk mengambil
partikel bijih besi.
Dari hasil benefisiasi, terlihat bahwa terjadi peningkatan Fe total yang signifikan pada
sampel original. Peningkatan Fe Total ini sudah tentu dipengaruhi juga oleh tahapan
saat preparasi (pencucian dan pengeringan material) serta fraksinasi. Selain itu, tingkat
kekuatan magnet (gauss) dan teknik melakukan pemisahan materia yang magnetik dan

non magnetik juga sangat mempengaruhi peningkatan kualitas Fe.

Gambar 2. (a) grafik sebaran ukuran butir, (b) grafik persentase distribusi MD pada klas
tertentu, (c) grafik persentase berat konsentrat tiap fraksi, (d) grafik peningkatan Fe total
pada proses benefisiasi dengan menggunakan magnetic separator.

Benefisiasi lanjutan yang kemungkinan dapat menaikkan kadar Fe Total adalah


melakukan fraksinasi terhadap konsentrat yang dihasilkan, sehingga akan diperoleh
kualitas konsentrat tiap fraksi. Kualitas konsentrat tiap fraksi diperkirakan akan berbeda
karena berhubungan dengan resistensi mineral magnetit yang tinggi kadar Fe terhadap
proses pelapukan, transportasi, dan pencucian oleh gelombang laut. Pada akhirnya
benefisiasi lanjutan ini akan diperoleh recovery mass yang mempengaruhi kuantitas dari
deposit pasir besi.

Hasil akhir dari kegiatan ini yaitu dengan melakukan perhitungan Sumberdaya Pasir
Besi daerah penyelidikan dengan menggunakan dengan menggunakan formula : C=(L x
T) x MD x SG x RM, dimana C = Sumberdaya pasir besi dalam bentuk konsentrat (mT),
L / AOI = Luas Area Pengaruh/Luas endapan pasir (Sqm), T = Tebal rata-rata endapan
Pasir (m), MD = Derajat Kemagnetan (%), SG = Berat Jenis (gr/cm3), RM = Recovery
Mass, dipakai apabila dilakukan lagi proses benefisiasi lanjutan.

Berdasarkan hasil perhitungan dengan rumus diatas, didapatkan estimasi sumberdaya


pasir besi pada lokasi eksplorasi yaitu 484,065 mT dengan rata-rata kadar konsentrat Fe
57.3 % dan TiO2 7.36%. Ada beberapa kesimpulan yang diperoleh dari tahapan
eksplorasi awal ini, yaitu :

1. Endapan pasir besi di lokasi penyelidikan berasal dari batuan vulkanik pada Formasi
Bacan yang mengandung mineral besi berupa magnetite, ilmenit dan oksida besi.
Partikel bijih besi ini tertransportasi oleh 3 (tiga) sistem aliran sungai besar (Sungai
Hapo, Sungai Cio, dan Sungai Bere-bere) dan selanjutnya tercuci oleh gelombang laut
dengan arus yang umumnya berarah NW – SE.
2. Luas penyebaran endapan pasir yang berada didaerah disekitar garis pantai (onshore)
adalah ± 40.6 hektar dengan ketebalan rata-rata 2.04 m.
3. Ukuran butir pasir paling dominan berada pada 0.4 - 0.177 mm, ini berarti dominan
lokasi penyelidikan disusun oleh endapan pasir sedang – halus.
4. Rata-rata persentase kemagnetan pasir besi daerah penyelidikan adalah sebesar
19.68%, dengan persentase berat konsentrat dominan berada pada ukuran butir kurang
dari 0.25 mm.
5. Sumberdaya pasir besi area penyelidikan adalah sebesar 484,065 mT konsentrat,
dengan kualitas Fe Total = 57.3% dan TiO2 = 7.36%.

Rekomendasi yang diberikan dalam kegiatan ini adalah : (a) Perlu dilakukan analisa
laboratorium terhadap konsentrat fraksi tertentu dalam tiap hole atau tiap blok
pengeboran, untuk mengetahui kualitas konsentrat yang lebih representatif. (b)
Diperkirakan deposit pasir besi masih bisa dijumpai didaerah lepas pantai (offshore),
sehingga perlu dilakukan tahapan eksplorasi yang lebih detail dari eksplorasi terdahulu
khususnya dalam hal pengambilan sampel dengan penetrasi yang lebih dalam. Hal ini
penting untuk meningkatkan jumlah sumberdaya pasir besi di area penyelidikan.

Anda mungkin juga menyukai