Anda di halaman 1dari 6

TUGAS ASYNCHRONOUS IV

KELOMPOK : 1
NAMA : apt. FARAH NAUFAL KARTIWA, S.Farm
DEVI HANDIKA HARGIYANTI, S.Tr.KL
dr. HANA SETIAPANI
HERNA NURHIDAYANTI, S.E

ANALISIS ISU KONTEMPORER

A. Identifikasi dan Deskripsi Isu


Isu-isu kontemporer adalah suatu pokok persoalan yang terjadi pada masa sekarang
atau menjadi trending topik pada saat ini, jadi solusi penyelesaiannya harus sesuai dengan
masa sekarang yaitu masa modern. Beberapa isu kontemporer yang muncul di Indonesia
adalah :
1. Tingkat korupsi yang tinggi di Indonesia, terutama terjadi pada pejabat publik
Indonesia adalah negara dengan tingkat korupsi yang tinggi terutama terjadi pada
pejabat publik. Merujuk pada kasus korupsi yang terjadi di Kementerian Agama misalnya pada
APBN-P 2011 dan APBN 2012. Anggaran sebesar Rp 22,855 miliar untuk pengadaan Al-Quran
menjadi latar belakang dari perkara ini. Kasus ini melibatkan beberapa nama sebagai
tersangka, mulai dari Zulkarnaen Djabbar, Dendy Prasetia, Ahmad Jauhari bahkan hingga Fahd
El Fouz alias Fahd A Rafqi. Atas kasus ini, total kerugian yang ditanggung oleh negara adalah
sebesar Rp 14 miliar.

Sumber : https://id.wikipedia.org/wiki/Kasus_korupsi_pengadaan_Al-Quran

2. Prevalensi penyalahgunaan narkoba di kalangan usia produktif


Narkoba adalah salah satu faktor yang membuat ketahanan bangsa bisa terancam
karena performa usia produktif menjadi tidak prima. Seseorang yang kecanduan narkoba akan
kehilangan kendali atas dirinya sendiri dan tak lagi berpikir soal masa depan. Efek adiksi
memaksa dirinya hanya berkutat dalam memuaskan dahaga mengonsumsi narkoba. Ancaman
terbesar penyalahgunaan narkoba terhadap kalangan pelajar dan mahasiswa secara massif
adalah terjadinya fenomena lost generation.
Berdasarkan hasil Survei Nasional Penyalahgunaan Narkoba Tahun 2021, angka
prevalensi penyalahgunaan narkoba tingkat nasional setahun terakhir berada pada angka
1,95% dari seluruh penduduk Indonesia berumur 15 - 64 tahun. Angka setara dari angka
prevalensi itu mencerminkan bahwa penyalahgunaan narkoba sebanyak 3.622.646 orang dari
187.513.456 orang penduduk Indonesia yang berumur 15 – 64 tahun.
Berdasarkan data dari Kominfo 2021 menjelaskan bahwa penggunaan narkoba berada
di kalangan anak muda berusia 15 - 35 tahun dengan persentase sebanyak 82,4% berstatus
sebagai pemakai, sedangkan 47,1% berperan sebagai pengedar, dan 31,4% sebagai kurir.
Sumber : https://puslitdatin.bnn.go.id/konten/unggahan/2022/07/IDR-2022.pdf

3. Potensi terorisme yang sangat besar muncul di Indonesia

Indonesia memiliki potensi terorisme yang sangat besar dan diperlukan langkah
antisipasi yang ekstra cermat, karena makin maraknya terduka teroris yang muncul dari
jaringan jemaah , seperti yang belum lama ini tertangkap seorang terduga teroris ditangkap di
lampung , terduga teroris afilasi jaringan Jemaah Islamiyah (JI). Sejauh ini para teroris berasal
dari individu-individu yang masuk ke dalam suatu organisasi tertentu yang tujuan awalnya
berusaha melakukan perubahan sosial. Jumlah kasus terorisme yang meningkat mendekati hari
besar seperti yang terjadi di akhir tahun 2022, dimana maraknya aksi terorisme jelas natal.
Sumber : https://www.cnnindonesia.com/nasional/20230208044832-12-910227/densus-88-
tangkap-terduga-teroris-afiliasi-ji-di-lampung
4. Ujaran kebencian dalam bentuk provokasi, hinaan, atau hasutan yang disampaikan di
ruang publik
Hate speech atau ujaran kebencian dalam bentuk provokasi, hinaan atau hasutan yang
disampaikan oleh individu ataupun kelompok di muka umum atau di ruang publik merupakan
salah satu bentuk kejahatan dalam komunikasi massa. Dengan berkembangnya teknologi
informasi, serta kemampuan dan akses pengguna media yang begitu luas, maka ujaran-ujaran
kebencian yang tidak terkontrol sangat mungkin terjadi. Salah satu contohnya yaitu :
Video Gus Nur Keluhkan Rutan Polda Jateng, Polisi: Mengada-ada

Sumber : https://www.detik.com/jateng/hukum-dakriminal/d-6549094/video-gus-nur-keluhkan-
rutan-polda-jateng-polisi-mengada-ada

5. Merebaknya berita palsu (hoax) di ruang publik


Hoax adalah berita atau pesan yang isinya tidak dapat dipertangung jawabkan atau
bohong atau palsu, baik dari segi sumber maupun isi. Sifatnya lebih banyak mengadu domba
kelompok-kelompok yang menjadi sasaran dengan isi pemberitaan yang tidak benar. Pelaku
hoax dapat dikategorikan dua jenis, yaitu pelaku aktif dan pasif. Salah satu contohnya yaitu :

[HOAKS] Hari Eksekusi Hukuman Mati Ferdy Sambo Telah Ditetapkan

Sumber : https://www.kompas.com/cekfakta/read/2023/02/17/202100882/hoaks-hari-eksekusi-
hukuman-mati-ferdy-sambo-telah-ditetapkan?page=all.
B. Tapisan Isu dengan Teknik APKL
Setelah didapatkan isu-isu kontemporer yang muncul di Indonesia, maka akan dilakukan
penapisan dengan metode APKL sebagai berikut :
Kriteria
No. Isu Jumlah Peringkat
A P K L
1 Tingkat korupsi yang tinggi di Indonesia, 4 4 4 4 16 I
terutama terjadi pada pejabat publik
2 Prevalensi penyalahgunaan narkoba di 4 3 3 4 14 II
kalangan usia produktif
3 Potensi terorisme yang sangat besar 3 3 3 2 11 III
muncul di Indonesia
4 Ujaran kebencian dalam bentuk 2 2 3 2 9 V
provokasi, hinaan, atau hasutan yang
disampaikan di ruang publik
5 Merebaknya berita palsu (hoax) diruang
2 3 3 2 10 IV
publik

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa isu kurang korupsi menjadi prioritas utama
dibandingkan dengan isu yang lain.

C. Tapisan Isu dengan Teknik USG


Proses penetapan isu yang krusial dapat dilakukan memakai alat bantu. Alat bantu
terebut sangat banyak jenisnya tetapi yang akan kami gunakan kali ini adalah teknik tapisan.
Teknik ini memeringkat isu-isu sesuai dengan indikator yang ditentukan. Salah satu indikator
yang sering digunakan dalam teknis tapisan adalah USG.
Kriteria
No. Penyebab Jumlah Peringkat
U S G
1 Tingkat korupsi yang tinggi di Indonesia, 4 4 4 12 I
terutama terjadi pada pejabat publik
2 Prevalensi penyalahgunaan narkoba di 3 4 4 11 II
kalangan usia produktif
3 Potensi terorisme yang sangat besar muncul di 4 3 3 10 III
Indonesia
4 Ujaran kebencian dalam bentuk provokasi, 2 3 3 8 V
hinaan, atau hasutan yang disampaikan di
ruang publik
5 Merebaknya berita palsu (hoax) diruang publik 2 3 4 9 IV
D. Analisis Penyebab Isu dengan Metode Fishbone Diagram
Dari sejumlah isu yang telah dianalisis melalui teknik tapisan dengan bantuan kriteria
APKL dan USG, selanjutnya dilakukan analisis dengan menggunakan metode Fishbone
Diagram. Analisis tersebut digambarkan pada diagram berikut ini :

Korupsi

E. Dampak Yang Dapat Terjadi Jika Isu Tidak Dicegah


1. Dampak Korupsi di Bidang Ekonomi
Melambatnya perekonomian membuat kesenjangan sosial semakin lebar. Orang
kaya dengan kekuasaan, mampu melakukan suap, akan semakin kaya.
Sementara orang miskin akan semakin terpuruk dalam kemelaratan.
2. Dampak Korupsi di Bidang Kesehatan
Dampak dari korupsi bidang kesehatan adalah secara langsung mengancam
nyawa masyarakat. Perangkat medis yang dibeli dalam proses korupsi
berkualitas buruk, pelayanan purnajualnya juga jelek, serta tidak presisi.
3. Dampak Korupsi Terhadap Pembangunan
Dampak dari korupsi ini tentu saja kualitas bangunan yang buruk sehingga dapat
mengancam keselamatan publik.
4. Korupsi Meningkatkan Kemiskinan
Korupsi akan membuat masyarakat miskin semakin menderita, dengan
mahalnya harga pelayanan publik dan kesehatan. Pendidikan yang buruk akibat
korupsi juga tidak akan mampu membawa masyarakat miskin lepas dari jerat
korupsi.
F. Rekomendasi Penyelesaian Masalah
1. Mendesain ulang pelayanan publik, terutama pada bidang-bidang yang
berhubungan langsung dengan kegiatan pelayanan kepada masyarakat sehari-
hari.
2. Memperkuat transparansi, pengawasan dan sanksi pada kegiatan-kegiatan
pemerintah yang berhubungan dengan ekonomi dan sumber daya manusia.
3. Meningkatkan pemberdayaan perangkat-perangkat pendukung dalam
pencegahan korupsi.
4. Ketentuan untuk mengumumkan putusan yang telah memperoleh kekuatan
hukum tetap atas kasus korupsi melalui media masa. Ketentuan ini selain untuk
memberikan informasi kepada publik juga sekaligus sebagai sanksi moral
kepada pelaku tindak pidana korupsi. Selain itu, perlu juga ditambah sanksi
pencabutan hak kepada terdakwa kasus korupsi. Hal ini sangat penting untuk
memberikan pembelajaran bahwa pengemban jabatan publik adalah pribadi
yang bermoral dan berintegritas tinggi.
5. Penegakan hukum dalam rangka pemberantasan korupsi ini harus dilakukan
secara terpadu dan terintegrasi dengan satu tujuan, yaitu untuk memberantas
korupsi.
6. Memberikan hukuman yang seberat-beratnya kepada pelaku pelaku korupsi
yaitu hukuman mati.
7. Mengedukasi sedari dini mengenai bahaya korupsi kepada generasi muda.

G. LINK DISKUSI
https://drive.google.com/file/d/1YfyKkiLW9bmNbJmG6PomMDzbM6MF7v-
J/view?usp=sharing

Anda mungkin juga menyukai