Anda di halaman 1dari 40

ANALISIS METODE PEMBELAJARAN IPS YANG TEPAT

MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN SAINS


TEKNOLOGI DAN MASYARAKAT DI JENJANG MI/SD

Anis Muzkiyah (2321087)1

1
UIN K.H. Abdurrahman Wahid Pekalongan

Abstract

Education is a process of developing the knowledge and skills of an individual in order to improve life. In
carrying out education a teacher or educator needs a model for planning teaching and learning activities
in the classroom. The technology and society science learning model is a model that empowers students'
skills to deal with problems related to technology and people's lives. Science and Social Sciences have a
relationship in the development of technology today. This study uses a type of literature review with a
narrative review model. The application of science, technology and community learning models to social
studies learning uses several methods including lecture methods, discussion methods, demonstration
methods, case study methods, and deductive methods.

Keywords: learning models, learning methods, social studies learning, science, technology

Abstrak

Pendidikan merupakan proses mengembangkan pengetahuan dan keterampilan suatu individu


demi memperbaiki hidup. Dalam menjalankan pendidikan seorang guru atau pendidik
memerlukan sebuah model untuk merencanakan kegiatan belajar mengajar di kelas. Model
pembelajaran sains teknologi dan masyarakat merupakan suatu model yang memberdayakan
keterampilan peserta didik untuk menghadapi masalah-masalah berkenaan dengan teknologi dan
kehidupan masyarakat. Ilmu sains dan IPS memiliki keterkaitan dalam berkembangnya
teknologi dimasa kini. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian studi literatur (literature
review) dengan model review narrative review. Penerapan model pembelajaran sains teknologi
dan masyarakat pada pembelajaran IPS menggunakan beberapa metode antara lain metode
ceramah, metode diskusi, metode demonstrasi, metode studi kasus, dan metode deduktif.

Kata kunci : model pembelajaran, metode pembelajaran, pembelajaran IPS, sains, teknologi

PENDAHULUAN

Pendidikan merupakan suatu proses mengembangkan pengetahuan dan


keterampilan individu dalam rangka memperbaiki hidup serta menata masa depan. Di
Indonesia pendidikan menjadi salah satu faktor penting yang mempengaruhi kualitas
hidup seseorang. Peran guru sebagai pendidik tidak hanya memberikan ilmu namun
juga menasihati, memberikan arahan serta membimbing muridnya menuju masa depan
yang cerah. Sebagai tenaga pendidik professional, tugas utama guru adalah mendidik,
mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi belajar
peserta didik(Maemunawati & Alif, 2020). Seorang guru yang professional akan selalu
mengembangkan model dan metode pembelajaran yang cocok dan tepat untuk
digunakan saat melaksanakan pelajaran dikelas. Di dalam sebuah model pembelajaran
terdapat beberapa metode yang dapat diaplikasikan oleh guru saat pembelajaran
berlangsung.

Model pembelajaran dapat didefinisikan sebagai tahapan atau langkah-langkah


penyampaian materi secara menyeluruh meliputi aspek di tahap persiapan, pelaksanaan
dan penutup yang dilaksanakan oleh pendidik atau guru beserta seluruh aspek
penunjang yang diperlukan pada saat kegiatan belajar mengjar baik secara langsung
maupun tidak langsung(Susila & Qosim, 2021). Terdapat banyak macam model
pembelajaran untuk mendukung tercapainya tujuan pembelajaran. Pemilihan model
pembelajaran yang tepat merupakan faktor penting bagi peserta didik dan guru dalam
melaksanakan kegiatan belajar mengajar agar menghasilkan sesuatu yang bermakna dan
tidak mudah dilupakan serta memberikan efek jangka panjang. Selain memilih model
pembelajaran yang sesuai, guru juga harus menentukan metode yang serasi dengan
model pembelajaran untuk diterapkan kepada peserta didik.

Metode pembelajaran adalah sebuah teknik penyampaian materi atau ilmu


kepada peserta didik baik secara individual maupun kelompok yang dikuasai guru
dalam melaksanakan pembelajaran(Prihantini, 2020). Penggunaan metode dalam
pelaksanaan pembelajaran dibutuhkan agar peserta didik tidak merasa bosan dan
menggugah semangat serta rasa ingin tahu tentang materi pembelajar yang sedang
dipelajari. Pada pengaplikasiannya, metode pembelajaran tidak hanya berpusat kepada
pendidik atau guru namun juga harus berpusat kepada peserta didik. Pendekatan
scientific atau pada umumnya disebut pendekatan ilmiah merupakan pendekatan yang
digunakan dalam kurikulum 2013(Budiyanto, 2016). Namun seiring bergantinya jajaran
kementerian pendidikan di Indonesia, kurikulum pendidikan pun turut berganti dan pada
saat ini sedang dilaksanakan kurikulum merdeka yang implementasinya baru diterapkan
di kelas 1 dan kelas 4 pada jenjang SD/MI. Implementasi dari kurikulum merdeka
berdampak pada pelajaran IPA dan IPS yang digabung menjadi satu disebut IPAS.
Walaupun kedua materi tersebut digabungkan, tetapi pada pelaksanaanya tetap dipisah
sehingga metode yang digunakan pun tetap berbeda.

Mata pelajaran IPS di sekolah dasar merupakan mata pelajaran yang berdiri
sendiri sebagai integrasi dari sejumlah konsep disiplin ilmu sosial, humaniora, sains
bahkan berbagai isu dan masalah sosial kehidupan. Materi IPS untuk jenjang sekolah
dasar tidak terlihat aspek disiplin ilmu karena lebih dipentingkan adalah dimensi
pedagogik dan psikologis serta karakteristik kemampuan berpikir peserta didik yang
bersifat holistik(Saharuddin, 2020). Dalam perkembangannya, materi IPS di sekolah
dasar dapat digabungkan dengan materi lain seperti IPA ataupun Matematika. Misalnya
materi IPS tentang ekonomi dapat di gabungkan dengan materi Matematika.
Penggabungan materei ini diterapkan sejak kurikulum 2013 dan pada kurikulum
merdeka materi IPS sudah tidak berdiri sendiri melainkan digabungkan dengan
pelajaran IPA.

Kegiatan pembelajaran menggunakan model Sains Teknologi Masyarakat


(STM) dapat mengembangkan dan mengasah kemampuan kognitif, afektif dan
psikomotor yang secara utuh terbentuk dalam diri peserta didik. Dengan kemampuan
tersebut peserta didik diharapkan kemudian dapat mengaplikasikan kempampuannya
dalam kehidupan sehari-hari sebagai wujud dari kajian ilmu sosial dan juga sains
teknologi. Sehingga pemahaman tentang Sains teknologi masyarakat dapat
menimbulkan kepedulian terhadap masalah-masalah yang ada hubungannnya dengan
Sains teknologi dan kesejahteraan masyarakat.

Dalam penelitiannya (Wardinal et al., 2019) menyatakan bahwa model


pembelajaran sains teknologi dan masyarakat berpengaruh terhadap kemandirian peserta
didik. Selain itu model ini membuat peserta didik memiliki pengetahuan yang lebih luas
tentang isu-isu yang terjadi di masyarakat. Pada masa kini, generasi muda harus lebih
peka dan bisa menalar untuk memecahkan masalahnya. Pembelajaran IPS yang berbasis
sains teknologi dapat membantu siswa untuk mempersiapkan masa depan yang terarah
dan menjadi pribadi yang bertanggungjawab serta dapat berinovasi terhadap
penyelesaian masalah pada lingkungan masyarakat.
Perkembangan pembelajaran IPS saat ini juga menuntut guru untuk berinovasi
pada model dan metode pembelajaran yang digunakannya. Namun pada kenyataannya
masih banyak guru yang menggunakan model atau metode pembelajaran konvensional,
khususnya pada pembelajaran IPS(Susanto, 2016). Akibat dari penggunaan model
pembelajaran konvensional ini adalah peserta didik mudah bosan dan tidak tertarik
dengan pembelajara yang dibawakan oleh guru. Oleh karena itu, pada peneliatian ini
penulis ingin menganalisis tentang metode pembelajaran yang tepat menggunakan
model pembelajaran sains teknologi dan masyarakat(STM) serta menentukan metode
apa saja yang cocok digunakan pada pembelajaran IPS di jenjang SD/MI.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian studi literatur (literature review)


dengan model review narrative review. Narrative review mengidentifikasi apa yang
peneliti tulis tentang sesuatu objek atau subek penelitian. Tujuannya untuk meringkas
literatur ilmiah yang ada dan menyiapkan laporan terbaru komprehensif pada informasi
terkait topik tertentu(Heryana, 2021). Metode penelitian yang digunakan berupa metode
penelitian kualitatif dengan sumber data yang digunakan berupa data sekunder yang
diperoleh dari beberapa jurnal international, artikel dan penelitian terdahulu yang telah
dianalisis oleh penulis terkait masalah yang akan dikaji dalam penelitian ini. Peneliti
menggunakan metode deskriptif analitis dengan mengumpulkan, mengidentifikasi,
menyusun dan menganalisis berbagai data yang ditemukan.

PEMBAHASAN

Model Pembelajaran Sains Teknologi dan Masyarakat (STM)

Sains Teknologi Masyarakat (STM) ialah terjemahan dari Science Technology


Society (STS). Pada mulanya istilah Science Technology Society (STS) diciptakan oleh
John Ziman pada tahun 1980 dalam bukunya yang berjudul Teaching and Learning.
Ziman mencoba mengungkapkan harapan bahwa konsep-konsep dan proses-proses
sains yang diajarkan di sekolah harus sesuai dengan konteks sosial dan relevan dengan
kehidupan sehari-hari. STM memberdayakan siswa dengan keterampilan yang
memungkinkan mereka untuk aktif menjadi warga yang bertanggung jawab dengan
menanggapi isu-isu yang ada dalam kehidupan mereka(Parmiti & Rediani, 2020).
Model ini di desain agar peserta didik dapat memahami materi pelajaran yang
disesuaikan dengan masalah yang biasa terjadi di masyarakat sehingga di masa depan
mereka dapat mengatasi masalah-masakah tersebut. Tujuan utama model pembelajaran
sains, teknologi dan masyarakat (STM) adalah untuk menghasilkan peserta didik yang
memiliki ilmu sebagai pedoman agar mampu mengambil keputusan yang tepat saat
menghadapi masalah-masalah di lingkungan masyarakat(Husamah et al., 2016).

Secara filosofi pendekatan Sains Teknologi dan Masyarakat (STM) dilandaskan


filsafat kontruktivisme kognitifnya J.Piaget yang memfokuskan pada individu untuk
melakukan kegiatan dalam membangun pengetahuannya sendiri. Namun juga termasuk
kedalam konstruktivisme sosialnya Vygotsky yang memusatkan pembelajaran pada
interaksi antar individu. STM merupakan suatu pendekatan yang dirancang agar peserta
didik memiliki kemampuan menyelesaikan masalah dengan menggunakan konsep-
konsep sains, mengenal teknologi beserta dampaknya, mampu memanfaatkan produk
teknologi serta memelihara, kreatif dalam membuat hasil teknologi yang sederhana dan
mampu mengambil keputusan berdasarkan nilai-nilai kemasyarakatan(Muhammad Nur
& Rozayani, 2020). Sebagai pendekatan, Sains Teknologi dan Masyarakat (STM) juga
menjadi model pembelajaran yang menerapkan konsep kontruktivisme dalam
menjalankan kegiatan belajar mengajar di kelas. Dalam pengaplikasiaanya model ini
memanfaatkan masalah-masalah di masyarakat untuk dijadikan isu dan bahasan dalam
mempelajari suatu ilmu.

Pada hakikatnya terdapat tiga dimensi yaitu sains sebagai produk, sains sebagai
proses, dan sains sebagai seperangkat nilai. Sains merupakan sekumpulan pengetahuan
yang meliputi fakta-fakta, konsep-konsep, prinsip-prinsip, dan teori-teori, sains sebagai
keterampilan-keterampilan dan sikap-sikap yang dibutuhkan untuk memperoleh serta
mengembangkan pengetahuan yang disebut proses sains. Tujuan utama pendidikan
Sains yaitu mengembangkan individu-individu dengan literasi Sains yang meliputi
pengetahuan tentang usaha ilmiah dan aspek-aspek fundamental tentang Sains berupa
konsep dan prinsip ilmiah, hukum-hukum dan teori ilmiah, serta ketrampilan inkuri.
Individu yang literasi sains memiliki kemampuan untuk menggunakan aspek-aspek
fundamental sains dalam memecahkan masalah-masalah dalam hidupnya sehari-hari,
dan dalam pengambilan keputusan bagi kepentingan umum maupun personal(Nugroho
& Iman, 2018).
Model pembelajaran Sains teknologi masyarakat (STM) bersinergi dengan
konsep-konsep dan prinsip-prinsip sains, teknologi, dan masyarakat. Pembelajaran sains
akan lebih bermakna jika konsep-konsep, prinsip-prinsip, dan teori sanis dikemas dalam
kerangka yang bertalian dengan penerapan teknologi dan isu-isu sains yang terdapat di
masyarakat . Model pembelajaran sains teknologi masyarakat (STM) guru dapat
membantu siswa dalam mengali isu-isu sains teknologi masyarakat dalam kehidupan
sehari-hari adapun langkah-langkahnya sebagai berikut:

1) Guru menjelaskan materi pokok dan manfaat praktis yang akan diperoleh siswa.
2) Menggali isu atau masalah lebih dahulu dari siswa
3) Siswa menghubungkan pembelajaran baru dengan pembelajaran sebelumnya.
4) Mengidentifikasi isu atau masalah dalam masyarakat yang berkaitan dengan
topik yang dibahas
5) Guru merumuskan pertanyaan-pertanyaan spesifik terhadap isu sains dengan
metode Tanya jawab menggungkapkan kembali secara singkant untuk melihat
tingkat pemahaman para siswa guru dapat mengiringi pertanyaan para siswa
agar siswa yang ditunjuk dapat menjawab pertanyaa.
6) Siswa secara berkelompok mencoba merumuskan solusi-solusi alternatif dari
isu-isu yang telah dirumuskan(Suarni et al., 2021)

Hubungan Pembelajaran IPS dengan Model Pembelajaran Sains Teknologi dan


Masyarakat

Sains, teknologi dan masyarakat merupakan satu rangkaian atau kesatuan sistem
yang mempunyai hubungan erat satu sama lain, dengan kedudukan IPS disini adalah
dapat menjelaskan ilmu teknologi dan masyarakat sesuai informasi yang ada pada pihak
ketiga unsur tersebut baik dampak negatie maupun dampak positif. Sehingga
pemahaman konsep ilmu, teknologi dan masyarakat dapat dijembatani melalui proses
pembelajaran IPS secara terpadu(Sari, 2022). Misalnya pengaruh kemajuan teknologi
pada bidang komunikasi, pertanian, ekonomi dan lain sebagainya sangat berdampak
pada aktivitas di masyarakat. Perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan tidak
hanya merubah tatanan di masyarakat namun juga merubah gaya hidup masyarakat
sehingga menimbulkan masalah-masalah atau isu baru yang disebabkan oleh
perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan.
Model STM dalam pembelajaran IPS merupakan pendekatan bersinergi pada
aspek sosial, budaya, teknologi dan masyarakat dalam format instruksional. Isu-isu
sosial-teknologi yang ada di masyarakat menjadi karakteristik dari pendekatan STM.
Melalui model pembelajaran STM, peserta didik dapat mempelajari IPS dalam konteks
pengalaman nyata, mengacu pada pertumbuhan yang semakin sempurna (kognitif, sikap
dan keterampilan). Melalui STM diharapkan anak dapat diarahkan secara terprogram
untuk mencapai penguasaan pengetahuan, keterampilan dan sikap tertentu demi tugas-
tugas dimasyarakat(Evariani, 2017).

Dengan demikian, besarnya peran pembelajaran IPS dalam mengikuti arus


perkembangan sains dan teknologi menjadikan ilmu sosial berkaitan dengan ilmu sains
dan telnologi. Di jenjang sekolah dasar pembelajaran IPS membanti peserta didik
mengenali masalah-masalah yang biasa tumbul dalam masyarakat dengan aturan atau
norma yang berlaku sesuai dengan daerah tempat tinggal. Model pembelajaran sains
teknologi dan masyarakat membuat peserta didik lebh mudah menyimpulkan masalah
dan mencari penyelesaian dari masalah-masalah yang terjadi di masyarakat. Peran guru
dalam kegiatan pembelajaran sangat berpengaruh untuk membentuk pola piker peserta
didik yang pandai serta terampil memecahkan berbagai masalah. Peserta didik akan
mampu berfikir kritis dan kreatif dengan menerapkan model pembelajaran sains
teknologi dan masyarakat.

Metode-Metode Pembelajaran Model Sains Teknologi dan Masyarakat

Model pembelajaran dan metode pembelajaran memiliki makna yang berbeda.


Perbedaan tersebut terletak pada isi dari model dan metode pembelajaran dimana model
berisi sekumpulan proses dalam pembelajaran sedangkan metode berisi langkah-
langkah yang harus dilakukan selama pembelajaran. Didalam model pembelajaran
terdapat beberapa metode pembelajaran yang dapat digunakan guru dalam
melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Pada model pembelajaran sains teknologi dan
masyarakat, ada beberapa metode yang dapat digunakan oleh guru atau pendidik antara
lain :

1. Metode Ceramah
Metode ceramah secara lisan digunakan oleh guru atau pendidik untuk
menjelaskan materi dan memberi refleksi pada peserta didik sebelum, saat atau
setelah kegiatan pembelajaran. Meskipun metode ini merupakan metode
konvensional, tetapi metode ini tidak dapat dipisahkan dalam proses
pembelajaran karena peserta didik memerlukan bimbingan dan pengarahan
secara lisan dari guru atau pendidik.
2. Metode Diskusi
Metode diskusi adalah kegiatan menyampaikan pendapat atau gagasan
untuk memecahkan masalah yang dilakukan oleh beberapa peserta didik(Arif,
2020). Melalui metode diskusi peserta didik dapat lebih terbuka pemikirannya
dan melatih kepercayaan dirinya dalam menyampaikan gagasan atau
pendapatnya terhadapa isu-isu yang terjadi di masyarakat. Metode ini sangat
membantu perkembangan kognitif dan psikomotorik peserta didik dalam
penerapan model pembelajaran sains teknologi dan masyarakat. Pada jenjang
dasar, metode ini baiknya dilaksanakan pada anak tingkat atas atau sekitar kelas
4-6 SD.
3. Metode Demonstrasi
Metode demonstrasi adalah metode pembelajaran yang menggunakan
pemeragaan suatu teori, kejadian atau peristiwa untuk memperjelas maksud dari
materi yang sedang dipelajari(Arif, 2020). Dalam model pembelajaran sains
teknologi dan masyarakat, metode ini membantu peserta didik agar lebih
memahami tentang suatu teori atau kejadian sehingga pemahaman tersebut dapat
lebih membekas dan peserta didik mampu mengingat materi dalam jangka waktu
yang lama.
4. Metode Studi Kasus
Meteode ini membentuk suatu penjelasan tentang masalah, kejadian atau
situasi tertentu(Magdalena, 2020). Dengan menggunakan metode ini guru dan
peserta didik dapat aktif dalam berdiskusi serta memberikan pendapat untuk
memecahkan masalah yang sedang dikaji. Pada sekolah tingkat dasar metode ini
dilakukan dengan menggunakan masalah-masalah sederhana seperti kasus
pembullyan, sikap gotong royong, proses pemenuhan kehidupan, dan lain
sebagainya.
5. Metode Deduktif
Metode ini memberikan penjelasan tentang prinsip-prinsip pembelajaran
kemudian disertai dengan penerapan atau contohnya pada situasi
tertentu(Magdalena, 2020). Guru atau pendidik dapat lebih mudah memberikan
pemahaman tentang materi melalui metode deduktif. Dalam model pembelajaran
sains teknologi dan masyarakat peserta didik dituntut mampu memecahkan
masalah yang terjadi lingkungan sekitar peserta didik. Menggunakan metode ini,
peserta didik diajak menemukan contoh permasalahan dalam masyarakat serta
mencari penyelesaiannya dengan menerapkan apa yang sudah dipelajarinya di
sekolah.

KESIMPULAN

Model pembelajaran sains teknologi dan masyarakat adalah model yang


memberdayakan peserta didik untuk menjadi individu yang bertanggungjawab, terampil
dan kreatif dalam memecahkan isu-isu di masyarakat. Ilmu sains dan sosial tidak dapat
dipisahkan karena keduanya memiliki hubungan yang erat dan saling melengkapi dalam
perkembangan teknologi. Pembelajaran IPS di jenjang sekolah dasar memerlukan
sebuah inovasi dalam model pembelajarannya agar peserta didik tidak jenuh dan dapat
memahami materi dengan mudah. Menggunakan model pembelajaran sains teknologi
dan masyarakat, guru dapat menyampaikan pembelajaran IPS dengan lebih bermakna
karena materi yang dipelajari dikaitkan dengan masalah-masalah yang sering terjadi di
lingkungan sekitar peserta didik. Beberapa metode yang digunakan dalam model
pembelajaran sains teknologi dan masyarakat antara lain metode ceramah untuk
mengarahkan peserta didik dalam kegiatan belajar mengajar, metode diskusi untuk
melatih kecakapan peserta didik dalam memberikan pendapat tentang pemecahan
masalah, metode demonstrasi untuk memperjelas teori atau suatu kejadian yang sedang
dipelajari, meetode studi kasus untuk merangkai penjelasan-penjelasan dari teori atau
kejadian dan metode deduktif untuk menciptakan pemahaman pada contoh di kehidupan
nyata.

SARAN

Penulis menyadari bahwa penelitian ini masih jauh dari kata sempurna dan
masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan didalamnya. Untuk itu, penulis
mengharapkan kritik serta saran yang membangun dari pembaca untuk penelitian ini,
dengan harapan penelitian ini nantinya dapat menjadi bahan referensi yang relevan.

DAFTAR PUSTAKA

Arif, T. A. (2020). Teori Belajar dan Implikasinya di SD (E. Akib (ed.)). CV. Haura
Utama.

Budiyanto, M. A. K. (2016). SINTAKS 45 Metode Pembelajaran Dalam Student


Centered Learning (SCL). Penerbit Universitas Muhammadiyah Malang.

Evariani, N. G. A. M. S. (2017). MODEL PEMBELAJARAN SAINS TEKNOLOGI


MASYARAKAT (STM), KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS, DAN
PRESTASI BELAJAR IPS. Jurnal Pendidikan IPS Indonesia, 1(1).

Heryana, A. (2021). Jenis-jenis Studi Literature Review. ResearchGate, March, 1–4.


https://doi.org/10.13140/RG.2.2.36077.72167

Husamah, Pantiwati, Y., Restian, A., & Sumarsono, P. (2016). Belajar dan
Pembelajaran. Universitas Muhammadiyah Malang.

Maemunawati, S., & Alif, M. (2020). Peran Guru, Orang Tua, Metode dan Media
Pembelajaran: Strategi KBM di Masa Pandemi Covid-19. Penerbit 3M Media
Karya Serang.

Magdalena, I. (2020). Desain pembelajaran SD : teori dan praktik (A. Nandika (ed.)).
CV Jejak, Anggota IKAPI.

Muhammad Nur & Rozayani. (2020). Pembelajaran Ips Berbasis Sains, Teknologi Dan
Masyarakat (Stm). Cross-Border, 3(2), 357–370.

Nugroho, I., & Iman, M. S. (2018). Pengembangan Pembelajaran Sains MI Bermuatan


Karakter Islam Dengan Setting Model Pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat.
JMIE (Journal of Madrasah Ibtidaiyah Education), 2(2), 194.
https://doi.org/10.32934/jmie.v2i2.73

Parmiti, D. P., & Rediani, N. N. (2020). Mengajar Menyenangkan di Sekolah Dasar.


Rajawali Pers.

Prihantini, H. (2020). Strategi Pembelajaran SD. PT. Bumi Aksara.


Saharuddin, M. (2020). Strategi Pembelajaran IPS : Konsep dan Aplikasi. In
Pendidikan. http://eprints.ulm.ac.id/8545/2/MUTIANI 2020-IPS-100 X (1).pdf

Sari, M. P. (2022). SCIENCE , TECHNOLOGY , AND SOCIETY KETERKAITAN


ILMU PENGETAHUAN , TEKNOLOGI DAN MASYARAKAT PADA. 1–4.

Suarni, G. L., Rizka, M. A., & Zinnurain, Z. (2021). Analisis Pengaruh Penerapan
Model Pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat Terhadap Hasil Belajar Siswa.
Jurnal Paedagogy, 8(1), 31. https://doi.org/10.33394/jp.v8i1.3226

Susanto, A. (2016). Pengembangan Pembelajaran IPS di SD. Pranada Media Grup.

Susila, H. R., & Qosim, A. (2021). Strategi Belajar dan Pembelajaran: Untuk
Mahasiswa FKIP (Z. Syahrial (ed.)). Syiah Kuala University Press.

Wardinal, L., Miaz, Y., Mayar, F., & Irdamurni. (2019). Pengaruh Model Pembelajaran
Sains Teknologi Masyarakat (STM) Terhadap Aktivitas Belajar Dan Hasil Belajar
IPS Siswa Kelas V SD. Jurnal Basicedu, 3(3), 936.
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai