Anda di halaman 1dari 91

HUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN EMOSI DENGAN

PENYESUAIAN DIRI PADA MAHASISWA RANTAU


DI UNIVERSITAS KLABAT

Proposal
Dianjurkan guna memenuhi persyaratan
Untuk Meraih Gelar Sarjana Keperawatan (S.Kep)

Disusun oleh:

Elsha Deeng
NIM: 106011810071

UNIVERSITAS KLABAT
FAKULTAS KEPERAWATAN
APRIL, 2023
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur serta hormat peneliti panjatkan kehadirat Tuhan Yang

Maha Esa atas segala berkat dan karunia yang telah Dia berikan, sehingga peneliti

dapat menyelesaikan proposa l yang berjudul “Kematangan Emosi dan

Penyesuaian Diri pada Mahasiswa Rantau di Universitas Klabat” dengan baik.

Dalam penyusunan proposal ini, peneliti mendapatkan banyak sekali bantuan serta

bimbingan dari berbagai pihak. Maka dari itu pada kesempatan ini, peneliti ingin

mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Ns. James Richard Maramis, S.Kep., MAN selaku Dekan Fakultas

Keperawatan Universitas Klabat yang telah menyempatkan diri untuk

memberikan nasihat dan dukungan dalam penyusunan proposal ini.

2. Ailine Sanger, BSN, MSN selaku Ketua Program Studi Fakultas Keperawatan

Universitas Klabat yang telah memberikan arahan, dukungan dan saran dalam

penyusunan skripsi ini.

3. Ns. I Gede Purnawinadi, S.Kep., M.Kes sebagai konsultan statistic yang

sangat membantu dalam penentuan rumus dan metode penelitian yang akan

digunakan.

4. Ns. Angelia Friska Tendean, S.Kep., M.Kep selaku dosen pembimbing yang

telah memberikan arahan, koreksi, saran, serta waktu juga pikiran untuk

senantiasa memberikan bimbingan selama penyusunan proposal ini.

i
5. Injilia Desgia Kawalod, Anggraini Agustina Ayomi, Virginia Kharina

Tatuhas, Chella Julia Pandelaki, Brigid Gloria Dimara, Gloria Tamalea,

Melissa Ammer, Stephanie Hotanoban yang memberikan bantuan dalam

penyusunan skripsi ini.

6. Febrianty Mokosuli, Kevin Bahasa, Daniel Samuel Tigori, Calvin Fadirsair

serta teman lainnya yang dengan setia memberikan dukung dan memberi

semangat serta motivasi dan doa dalam Menyusun skripsi ini.

7. Kel. Kumolontang Lengkong, Mas Gatot Ituadja serta semua yang menjadi

sponsor dan mendukng proses penyusunan skripsi ini.

Peneliti menyadari bahwa masih banyak kekurangan serta keterbatasan dalam

penulisan proposal ini, sehingga peneliti sangat membutuhkan kritik dan saran

yang membangun untuk perbaikan ke arah kesempurnaan. Akhir kata peniliti

mengharapkan agar proposal ini dapat bermanfaan bagi pembaca. Terima kasih

dan Tuhan Yesus memberkati.

Airmadidi, April 2023

Peneliti

ii
ABSTRAK

Kematangan emosi adalah kesadaran penuh terhadap kepentingan, keinginan


dalam perasaan sehingga membiarkan reaksi emsional yang stabil, dan tetap
menetap ketika kondisi suasana hati baik maupun suasana hati tidak
menyenangkan sehingga dapat dipengaruhi oleh penyesuaian diri. Tujuan
penelitian ini untuk mengetahui hubungan kematangan emosi dan penyesuaian
diri mahasiswa rantau Universitas Klabat. Mengunakan Metode kuantitatif dengan
metode penelitian deskriptif korelasi melalui pendekatan cross sectional. Teknik
pengambilan sampel menggunakan non-probaliti yaitu purposive sampling
dengan besar sampel 97 respoden. Hasil penelitian didapati bahwa mayoritas
kematangan emosi mahasiswa rantau dominan kategori sedang (74,2%),
sedangkan penyesuaian diri dominan kategori sedang (60,8%), Uji statistik
menunjukan tidak terdapat hubungan yang signifikan antara kematangan emosi
dan penyesuaian diri mahasiswa rantau Universitas Klabat (p-value 0,197 > 0,05).
Rekomendasi bagi setiap mahasiswa rantau diharapkan dapat meningkatkan
kematangan emosi dan penyesuaian diri sehingga dapat mampu untuk berbaur
dengan orang-orang.

Kata kunci: Kematangan Emosi, Mahasiswa Rantau, Penyesuaian Diri

iii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................i
ABSTRAK...........................................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR.........................................................................................viii
DAFTAR TABEL................................................................................................ix
DAFTAR LAMPIRAN.........................................................................................x

BAB I PENDAHULUAN..............................................................................1
Latar Belakang Masalah......................................................................1
Rumusan masalah...............................................................................5
Tujuan penelitian.................................................................................5
Manfaat Penelitian..............................................................................5
Bagi Mahasiswa Rantau............................................................5
Bagi Institusi Pendidikan..........................................................6
Bagi Peneliti..............................................................................6
Cakupan dan Batasan dalam penelitian..............................................6
Definisi istilah yang digunakan dalam penelitian...............................7
Kematangan Emosi...................................................................7
Penyesuaian diri........................................................................7
Mahasiswa Rantau.....................................................................7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.....................................................................8
Penyesuaian Diri................................................................................8
Aspek-aspek Penyesuaian Diri..................................................9
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penyesuaian Diri.............10
Kematangan Emosi.........................................................................12
Aspek-aspek kematangan emosi.............................................13
Faktor-faktor yang mempengaruhi kematangan emosi...........13
Mahasiswa Rantau..........................................................................14
Karakteristik mahasiswa.........................................................15
Karangka Konseptual.....................................................................15
Hipotesis Penelitian........................................................................16
BAB III METODE PENELITIAN................................................................17
Desain Penelitian.............................................................................17
Analisa Data....................................................................................18

iv
Populasi dan Sampel........................................................................20
Instrumen Penelitian.........................................................................21
Proses Pengumpulan Data................................................................25
Lokasi dan Waktu Penelitian............................................................27
Pertimbangan Etika dalam Penelitian...............................................27
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN.........................................................29
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI..........................................36
Kesimpulan.......................................................................................36
Rekomendasi.....................................................................................37
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................38

v
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Kerangka Konseptual………………………………………………...16


Gambar 2. Perhitungan Sampel dengan Rumus Spearman's rho………………...21
Gambar 3. Alur Penelitian ……………………………………………...……….26

vi
DAFTAR TABEL

Tabel 1. Tingkat Korelasi dan Kekuatan Hubungan...........................................19

Tabel 2. Kategori Kematangan Emosi dan Penyesuaian Diri.............................23

Tabel 3. Kisi-kisi Penyesuaian Diri....................................................................23

Tabel 4. Kisi-kisi Kematangan Emosi................................................................24

Tabel 5. Data Demografi Responden (N=97)………………………………….24

Tabel 6. Distribusi Frekuensi Gambaran Kematangan Emosi…………………29

Tabel 7. Distribusi Frekuensi Penyesuaian Diri………………………………. 33

Tabel 8. Hasil Uji Korelasi Spearman's rho…………………………………...31

vii
DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN A LEMBARAN KONSULTASI.....................................................28

LAMPIRAN B KORESPONDENSI.....................................................................31

LAMPIRAN C KUESIONER...............................................................................33

LAMPIRAN G (BIAYA PENELITIAN)

LAMPIRAN C LEMBARAN PERSETUJUAN …………….………………… 46

LAMPIRAN D KUESIONER …...…………………………………………….. 48

LAMPIRAN E LANGKAH-LANGKAH UJI STATISTIK …………………... 56

LAMPIRAN F HASIL UJI STATISTIK...………………………………...…… 63

LAMPIRAN G BIAYA PENELITIAN ….…………………………………….. 67

LAMPIRAN H CV………….………………………………………………….. 69

LAMPIRAN I DOKUMENTASI……………..………………………………... 73

viii
BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia mahasiswa berasal dari kata maha

dan siswa yang artinya pelajar yang tingkatnya lebih tinggi. Mahasiswa adalah

seseorang yang menempuh pendidikan tinggi baik itu di sekolah tinggi, akademik

atau universitas (Rizji, 2018). Menurut Undang-Undang Republik Indonesia

Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi, mahasiswa didefinisikan

sebagai peserta didik pada jenjang pendidikan tinggi.

Pendidikan tinggi adalah tempat menimbah ilmu bagi mahasiswa baik di

dalam daerah maupun luar daerah, yang dimaksudkan dengan mahasiswa luar

daerah yaitu mahasiswa rantau. Mahasiswa yang melanjutkan perkuliahan untuk

menambah wawasan yang luas dan untuk kelangsungan hidup yang terkadang

membuat mereka jauh dari orang tua dan keluarga karena harus berkuliah di luar

daerah dikenal dengan sebutan mahasiswa rantau (Karmiana, 2016).

Berbeda dari mahasiswa pada umumnya, mahasiswa rantau cenderung

membutuhkan beberapa penyesuaian. Mahasiswa rantau membutuhkan

penyesuaian akademik (pendidikan, perbedaan kebiasaan belajar, akomodasi,

pembimbing akademik, dosen/staf, dan beasiswa), penyesuaian sosial (interaksi

sosial dan dukungan dari dosen/staf dan teman, perbedaan, kerinduan keluarga,

diskriminasi dan pengaruhnya terhadap kehidupan sosial, isolasi sosial ketika

1
2

terlibat dengan anggota kelompok yang berbeda), dan penyesuaian diri (Demiral

Yilmaz et al., 2020; Minutillo et al., 2020; Wu et al., 2021).

Penyesuaian diri merupakan keadaan yang sederhana dari pengertian adaptasi

yang melibatkan individu dengan lingkungannya. Penyesuaian diri adalah proses

yang melibatkan respon mental dan tingkah laku dari setiap individu yang

berusaha mengatasi kebutuhan dan hambatan dalam diri agar tercapai

keharmonisan antara kondisi dalam diri dengan apa yang diharapkan oleh

lingkungan individu tersebut (Maulidya, 2021). Penyesuaian diri terdiri dari

aspek seperti jenis respon yang ditampilkan (patterns of adjustment) dan

klasifikasi penyesuaian diri berdasarkan masalahnya (varieties of adjusment),

yang merujuk secara khusus pada masalah penyesuaian diri sosial (Zulkarnain et

al., 2020).

Penyesuaian diri yang buruk biasanya dirasakan pada mahasiswa baru atau

tingkat pertama yang baru menjajaki dunia perkuliahan. Mahasiswa yang baru

biasanya mengalami tantangan dengan penyesuaian akademik yang terkait dengan

kurangnya kedewasaan dan perubahan program studi dari Sekolah Menengah Atas

(SMA) atau sederajat sebelumnya yang menggunakan gaya belajar yang berbeda

(Zhuhra et al., 2022). Selain itu, pada tahun pertama mahasiswa biasanya

mengalami pengalaman terpisah dari keluarga dan budaya mereka sehingga

membutuhkan proses penyesuaian diri (Demiral Yilmaz et al., 2020).

Gambaran penyesuaian diri pada mahasiswa terbilang rendah. Sebuah

penelitian di Etiopia menunjukkan penyesuaian diri mahasiswa masih berada pada

presentase 42,5% dengan kategori rendah (Belay Ababu et al., 2018). Sementara

itu, penelitian lainnya di Sumatera Utara juga menunjukkan presentase


3

penyesuaian diri mahasiswa berada pada kategori kurang berjumlah 39%

(Maulina and Sari, 2018). Sejauh ini belum ada publikasi penelitian tentang

gambaran penyesuaian diri mahasiswa di wilayah Sulawesi Utara.

Mahasiswa yang gagal melakukan proses penyesuaian diri dapat berdampak

buruk bagi mahasiswa. Penyesuaian diri yang tidak baik dapat menyebabkan

emosi negatif dalam dirinya muncul dan dapat membuat individu tidak mampu

menjalani kehidupan sehari-hari dengan produktif, dan jika itu berlangsung secara

terus menerus dengan jangka panjang dapat membuat individu tersebut akan

berakhir dengan kehidupan yang tidak sehat, tidak mampu mendapat teman,

hingga berdampak pada nilai akademis yang tidak memuaskan, dan lebih parah

lagi mengganggu kesehatan mental (Wu et al., 2021).

Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi penyesuaian diri mahasiswa.

Salah satu faktor yang mempengaruhi adalah kematangan emosi (Resi Yulia,

2021; Rima, 2021). Kematangan emosi adalah suatu perkembangan pada diri

individu, dimana individu mampu mengarahkan dan mengendalikan emosi yang

kuat agar dapat diterima oleh diri sendiri dan orang lain (Asakara, 2020).

Kematangan emosi merupakan suatu upaya individu untuk menyelesaikan

masalah secara objektif, dengan demikian kematangan emosi yang baik tentunya

dapat menerima dengan mudah suatu keadaan diri sendiri maupun keadaan orang

lain (Karmiana, 2016).

Kematangan emosi memegang peranan penting terhadap penyesuaian diri

mahasiswa rantau. Penelitian menunjukkan semakin baik kematangan emosi maka

semakin baik seseorang melakukan penyesuaian diri, sebaliknya semakin buruk

kematangan emosinya maka semakin buruk penyesuaian dirinya (Ghoflnlyah &


4

Setiowati, 2017). Ketika mahasiswa rantau memiliki kematangan emosi yang

tinggi, maka mahasiswa tersebut akan semakin tegar dalam menghadapi segala

kesulitan dan mampu mengatasi kesulitan dengan tepat sehingga bisa bertahan

dengan segala rintangan yang ada sehingga bisa mampu menyesuaikan diri (Sari,

2021).

Teori Keperawatan Callista Roy tentang Adaptasi menjelaskan juga bahwa

setiap individu mampu untuk menyesuaikan diri terhadap perubahan (Siokal &

Sudarman, 2017). Perawat memiliki peran penting untuk membantu individu

untuk bisa beradaptasi dan meningkatkan kesehatannya mulai dari perilaku adaptif

dan mengubah perilaku maladaptif (Alligood, 2018). Pada penelitian ini, perawat

dapat membantu mahasiswa rantau untuk bisa memiliki penyesuaian diri yang

baik untuk mencegah berbagai masalah yang dapat menganggu kesehatan dengan

menitikberatkan pada kematangan emosi.

Pada studi pendahuluan peneliti melakukan wawancara awal pada tiga

mahasiswa rantau tingkat satu, didapati hal yang menjadi tantangan ketika

menjadi mahasiswa rantau yaitu penyesuaian diri dengan akademis seperti

berbedanya proses belajar-mengajar waktu semasa sekolah di Sekolah Menengah

Atas atau sederajat dengan masa kuliah, teman serta lingkungan yang budayanya

berbeda termasuk bahasa, makanan yang berbeda. Lebih lanjut didapati mereka

sering merasa sedih karna terpisah jauh dengan orang tua, merasa cemas

beradaptasi dengan lingkungan yang baru.


5

Berdasarkan latar belakang yang telah dibahas maka peneliti tertarik untuk

melakukan penelitian dengan judul “Hubungan kematangan emosi dengan

penyesuaian diri pada mahasiswa rantau di Universitas Klabat”.

Rumusan masalah

1. Bagaimana gambaran kematangan emosi pada mahasiswa rantau di

Universitas Klabat?

2. Bagaimana gambaran penyesuaian diri pada mahasiswa rantau di

Universitas Klabat?

3. Apakah ada hubungan antara kematangan emosi dengan penyesuaian diri

pada mahasiswa rantau di Universitas Klabat?

Tujuan penelitian

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara kematangan emosi

dengan penyesuaian diri pada mahasiswa rantau di Universitas Klabat.

Manfaat Penelitian

Bagi Mahasiswa Rantau

Memberikan informasi kepada mahasiswa untuk bisa mengendalikan emosi

setiap individu ketika menjadi seorang mahasiswa rantau dengan demikian ketika

emosi individu sudah matang proses penyesuaian diri dengan orang-orang,

kampus, dan lingkungan bisa menjadi lebih cepat.


6

Bagi Institusi Pendidikan

Diharapkan penelitian ini dapat memberikan informasi seperti adanya

rancangan kebijakan untuk memfasiliasi kematangan emosi mahasiswa khususnya

bagi mahasiswa rantau, didukung oleh kurikulum yang direncanakan untuk

menghasilkan calon-calon perawat yang bukan hanya memiliki intelegenis yang

baik tapi juga memiliki kematangan emosi dan penyesuaian yang baik.

Bagi Peneliti

Diharapkan peneliti memperoleh wawasan yang luas serta dapat menjadi

referensi dan sekaligus merupakan tuntutan akhir dalam memenuhi syarat meraih

gelar sarjana di Fakultas Keperawatan Universitas Klabat terlebih menjadi

pengalaman pertama peneliti melakukan penelitian ilmiah. Manfaat dari penelitian

ini untuk peneliti tentunya juga mendukung peneliti agar dapat meningkakan

kematangan emosi dan penyesuaian diri yang lebih baik dalam bersosial.

Cakupan dan Batasan dalam penelitian

Cakupan dalam penelitian ini yaitu mahasiswa rantau di Universitas Klabat.

Batasan mahasiswa dari luar daerah Sulawesi Utara yang aktif berkuliah di

Universitas Klabat tingkat I Tahun Ajaran 2022/2023 dan mahasiswa yang tinggal

di asrama.
7

Definisi istilah yang digunakan dalam penelitian

Kematangan Emosi

Respon individu yang manpu mencapai kedewasaan, terkendali, tidak

bertingkah seperti anak-anak dan juga mampu mengungkapkan perasaan emosi

dengan baik dalam waktu dan keadaan yang tepat, dalam penelitian ini yang

dimaksud adalah kematangan emosi yang dialami seluruh mahasiswa rantau

tingkat I di Universitas Klabat dengn kematangan emosi sesuai aspek adequacy of

emotional response, emotional range, and depth dan emotional control. Kategori

kematangan emosi dalam penelitian ini mencakup kematangan emosi ringan,

sedang, dan tinggi.

Penyesuaian diri

Respon atau cara individu beradaptasi dengan suatu keadaan baru dan dalam

menyelesaikan konflik, maupun keadaan frustasi diri sendiri maupun lingkungan

yang baru yang terdiri dari aspek self-knowledge and self-insight, self-objectify

dan self-acceptance, self-development and self-control, serta satisfaction.

Kategori penyesuaian diri dalam penelitian ini mencakup ringan, sedang, dan

tinggi.

Mahasiswa Rantau

Individu yang memiliki tujuan keluar dari daerahnya untuk meraih

kesuksesan melalui kualitas pendidikan yang baik pada bidang yang diinginkan,

membuktikan kualitas diri beranjak dewasa yang bertanggung jawab dalam

membuat keputusan.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Tinjauan Pustaka

Pada bab ini akan membahas mengenai teori dan konsep yang berhubungan

dengan variabel dalam penelitian ini yaitu kematangan emosi dan penyesuaian

diri. Peneliti akan membahas juga mengenai kerangka konseptual dan hipotesis

penelitian.

Penyesuaian Diri

Penyesuaian diri adalah istilah pisikologis penyesuaian diri yang dikenal

dengan kata adjustment Menurut Hosnan (2016). Penyesuaian diri adalah satu

proses untuk mencakup respon mental dan tingkah laku, yang dimana individu

harus berusaha dalam mengatasi kepentingan, ketegangan, konflik dan stres dalam

diri sendiri (Muti'ah, 2021). Penyesuaian diri juga dapat diartikan sebagai proses

dalam diri sendiri dan tuntutan lingkungan, sehingga individu akan dikatakan

memiliki penyesuaian diri yang baik ketika individu tersebut dapat mencapai

kepuasan dalam usaha memenuhi kebutuhan, mengatasi masalah, dan bebas dari

fikiran yang mengganggu seperti depresi dan frustasi (Walandari, 2022).

Menurut Lestari (2016) penyesuaian diri pada mahasiswa Riau di Yogyakarta

memiliki kategori sedang. Penyesuaian diri sedang yaitu ketikan mahasiswa dapat

dilihat dari faktor yang mempengaruhi penyesuaian diri mahasiswa dalam

keadaan fisik, perkembangan dan kematangan, psikologis, lingkungan, serta

religiusitas dan kebudayaan. Sedangkan menurut Suhasono & Anwar (2020) pada

mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang memilliki penyesuaian diri pada

8
9

kategori sedang. Penyesuaian diri sedang yaitu individu dapat memulai dengan

melihat dan menilai situasi dengan tujuan untuk berguna dalam lingkungan sosial

dan berdampak baik sehingga dapat menyelesaikan perselisihan mental, kecewa

dan tidak menunjukkan perilaku yang memperhatikan gejala menyimpang.

Penyesuaian diri adalah upaya individu yang dilakukan untuk mengatasi

perubahan ketika berada di lingkungan baru untuk mencapai keselarasan antara

kebutuhannya sendiri dan apa yang diharapkan di lingkungan (Susanto, 2018).

Ciri-ciri yang baik dari penyesuaian diri adalah pertumbuhan secara keseluruhan

dari dalam diri individu secara sosial dan kemampuan individu untuk merangkul

hubungan kepedulian yang baik dengan orang lain (Patria, 2020). Penyesuaian diri

biasanya yang terjadi secara terus menerus yang di lakukan diri sendiri, kepada

orang lain, maupun lingkungan dimana individu bertanggung jawab dalam diri

sendiri maupun lingkungan luar yang di hadapinya serta bagaimana individu

mendapat keselarasan dan keseimbangan satu hubungan yang ramah dengan

lingkungan sekitarnya, jika individu yakin dalam penyesuaian dirinya terhadap

kelompoknya, dan memperlihatkan sikap serta kebiasaan tingkah laku yang

mengesankan berarti individu tersebut telah diterima oleh lingkungannya

(Hidayanti, 2021).
10

Aspek-aspek Penyesuaian Diri

Menurut Akbert dan Emmons dalam (Edi, 2021) penyesuaian diri memiliki

empat aspek yaitu Self-knowledge dan self-insight, Self-objectivity dan self-

acceptance, Self-development dan self-control, dan Satisfication.

Self-knowledge dan self-insight. Individu mampu memahami dirinya sendiri

bahwa dalam dirinya memilikki kelebihan dan kekurangan sehingga mampu

menunjukan respon sikap yang positif terhadap kekurangan tersebut.

Self-objectivity dan self-acceptance. Individu bersikap realistis setelah

mengenal dirinya sehingga mampu menerima keadaan dirinya. Apabila individu

telah mengenal dan menerima kehidupan, naik melalui proses kognisi maupun

afeksi untuk membentuk konsep tentang objek tertentu.

Self-development dan self-control. Individu mampu mengendalikan dan

mengarahkan dirinya dengan melihat kembali keadaan dari luar dengan

pemikiran, prilaku, emosi, dan tingkah laku yang sesuai.

Satisfication. Individu boleh menganggap dalam hal mengerjakan sesuatu

merupakan salah satu pengalaman tersendiri yang apabila sesuai dengan tujuan

dan pencapaian, akan terlihat perasaan puas dalam diri sendiri.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penyesuaian Diri

Menurut (Jainurakhma & Fanami, 2020) mengungkapkan bahwa kegagalan

ketika tidak dapat menyesuaikan diri secara positif dapa membuat individu

menunjukan tingkah laku yang serbah salah, tidak terarah, emosional, sikap yang

tidak realistic dan agresif. Faktor-faktor yang mempengaruhi penyesuaian diri

seorang yaitu keadaan fisik, mental, lingkungan, dan tingkat religius.


11

Keadaan Fisik. Keadaan fimana system tubuh yang baik sebagai salah satu

syarat untuk menuju tujuan yang tercapainya penyesuaian diri yang baik.

Merangkum hereditas, konsititusi fisik, system syaraf, kelenjar dan otot,

Kesehatan, penyakit dan sebagainya. Adanya cacat fisik dan penyakit kronik akan

melihatkan dampak adanya hambatan pada individu yang lebih dewasa.

Keadaan Mental. Karena orang dengan pikiran yang sehat merupakan salah

satu persyaratan untuk menuju seorang beradaptasi diri, adanya frustasi,

ketakutan, dan penyakit mental dapat mencegah adaptasi diri yang baik. Keadaan

dari pikiran yang baik dapat mendorong imdividu untuk mersepon sesuai dengan

dorongan internal dan tuntutan lingkungan sekitar. Pada kondisi ini juga individu

yang bisa menanggapi segala tantangan dalam hidup baik maupun buruk dengan

emosi yang baik dapat menyesuaikan diri dengan baik. Penelitian menyebutkan

bahwa terdapat hubungan antara kematangan emosi dengan penyesuaian diri

individu (Rima & Sari, 2021).

Kondisi Lingkungan. Kondisi dari lingkungan yang yang baik, tentram

tenang, aman, dapat di mengerti, serta adanya perlindungan kepada snggota,

merupakan kingkukngan yang mendukung dakam proses kooedinasi. Kondisi

lingkungan yang dimaksud seperti sekolah, rumah dan keluarga.

Tingkat Religius. Faktor ini menimbulkan suasana pisikologis yang dapat

digunakan untuk mengurangi permassalahan, kelelahan emosional, dan

ketegangan pisikologis lainya. Religiusitas memberikan nilai-nilai dan keyakinan

yang menuntun manusia untuk memiliki makna, tujuan, dan stabilitas hidup yang

mereka butuhkan untuk memenuhi tuntutan dan perubahan yang terjadi dalam

kehidupannya.
12

Kematangan Emosi

Kematangan emosi berasal dari dua istilah yaitu kematangan dan emosi.

Dalam pisikologi, kematangan merupakan kemampuan untuk menunjukan respon

yang tepat terhadap lingkunganya (Mariska, 2018). Individu membentuk cara

untuk berinteraksi dari berbagai faktor yaitu kejujuran, komunikasi, lingkungan,

yang dimana diharapkan agar individu menjadi pribadi yang baik dan juga

memiliki emosi yang positif untuk mejalani setiap permasalahan yang ada pada

hidupnya (Siti , 2021)

Menurut Miyanti & Ismiradewi (2020) bahwa kebanyakan responden

memiliki kematangan emosi kategori sedang. Begitu juga penelitian dari Oktavi

(2019) menunjukkan kematangan emosi kategori sedang. Kematangan emosi

sedang adalah dimana emosional indvidu cukup sesuai untuk mengendalikan atau

mengontrol rangsangan dari lingkungan.

Kematangan emosi merupakan salah satu sikap toleransi, merasa nyaman,

memiliki kontrol diri, perasaan untuk menerima diri sendiri dan orang lain dan

mampu memperlihatkan emosi secara konstruktif hingga kreatif. Dalam

menyelesaikan masalah kematangan emosi juga secara obyektif tentunya individu

dapat dipengaruhi oleh kematangan emosi yang dimiliki. Individu yang

dipengaruhi oleh kematangan emosi yang baik, tentunya dapat menerima keadaan,

baik diri sendiri maupun orang lain, tidak impulsive, mampu mengontrol dan

mengekspresikan emosi secara baik, bersikap sabar serta memiliki tanggung

jawab yang baik (Hidayati, 2021). Kematangan emosi adalah kesadaran penuh

terhadap kepentingan, keinginan, cita-cita, dalam perasaannya serta


13

pengintegrasian sehingga membiarkan reaksi emsional yang stabil, dan tetap

menetap ketika di dalam satu suasana hati maupun suasana hati lainnya yang tidak

menyenangkan (Rahma, 2021).

Aspek-aspek kematangan emosi

Menurut Overstreet dalam (Susanto, 2018) kematangan emosi memiliki

beberapa aspek yaitu Adequancy of Emotional Response, Emotional range dan

septh, dan emotional control.

Adequancy of Emotional Response. Suatu kemampuan individu untuk

menunjukan respon emosionalnya dengan ukuran yang tepat sesuai dengan

tingkat perkembangannya.

Emotional range dan septh. Kemampuan individu untuk dapat menunjukan

respon emosional sesuai dengan rangsangan yang diterima

Emotional Control. Kemampuan individu untuk mengatur dan mengontrol

emosi, karna ketika emosi uang kurang baik akan mampu meghambat

penyesuaian lingkungan luar individu.

Faktor-faktor yang mempengaruhi kematangan emosi

Menurut (Abnisa, 2020) ada beberapa faktor yang mempengaruhi

kematangan emosi individu yaitu lingkungan, pengalaman, dan individu.

Faktor lingkungan. Seperti suatu lingkungan yang tidak aman bagi individu

boleh menghambat kematangan emosinya. Linkungan sosial dan lingkungan

keluarga juga tergolong dalam faktor ini


14

Emotional pengalaman. Yaitu bagaimana individu telah menerima nilai dan

setiap masukan dari pengalaman hidupnya selama ini.

Faktor individu. Yaitu faktor yang berasal individu itu sendiri yang

berhubungan kepada dirinya seperti kepribadian mahasiswa itu sendiri ataupun

persepsi.

Mahasiswa Rantau

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) (2021), mahasiswa adalah

individu yang belajar untuk mencapai cita-cita sampai pada jenjang perguruan

tinggi. Menurut Wulandari, (2022) Mahasiswa adalah individu yang telah lulus

Sekolah Lanjut Tingkat Atas SLTA/SMA dan sedang melakukan proses

sosialisasi. Mahasiswa belajar dalam jenjang pendidikan tinggi meliputi piploma,

sarjana, magister atau spesialis, sehingga ketika menjadi mahasiswa tentunya

posisi yang di hadapi adalah masa priode peralihan dari masa remaja akhir

memasuki priode perkembangan dewasa awal. Menurut Papalia (2019) Rentang

usia mahasiswa berada pasa usia antara 17 hingga 25 tahun.

Menurut KBBI (2021) merantau adalah pergi ke daerah lain. Wulandari,

(2022) terdapat enam unsur pokok merantau, yaitu: Meninggalkan kemampuan

halaman, Dengan kemampuan sendiri, Untuk jangka waktu yang lama atau tidak,

Dengan tujuan mencari penghidupan, menuntut ilmu atau mencari pengalaman,

Biasanya dengan maksud kembali pula, Merantau adalah lembaga sosial, dalam

arti kebiasaan atau perilaku yang dilakukan oleh banya orang, yang

membudayakan, proses belajar dan menimbah ilmu serta terdaftar sebagai pelajar

dalam menjalani pendidikan pada salah satu perguruan tinggi.


15

Karakteristik mahasiswa

Mahasiswa yang memiliki keinginan tinggi untuk meningkatkan prestasi di

salah satu univeritas perguruan tinggi, memiliki tanggung jawab dan kemandirian

dalam menjalankan tugas kuliah, serta memiliki nilai dan norma-norma di

lingkungan kampus maupun di lingkungan masyarakat dimana individu tinggal.

Mahasiswa mulai memiliki intelektualitas yang tinggi dan kematangan emosi

dalam berpikir untuk masa depan, memiliki kebebasan untuk memilih pergaulan

sosiaol dan dapat menentukan sendiri kepribadaianya Wulandari, (2022)

Karangka Konseptual

Penyesuaian diri adalah proses dimana individu melibatkan mental dalam

bersosialisasi, sehingga dalam memenuhi setiap kebutuhan dan harapan, individu

dapat bertanggung jawab serta individu mendapatkan penyeusaian diri yang baik,

selaras dalam hubungan lingkungan sekitar. Penyesuaian diri yang muncul

sebagai respon, didasarkan dengan tingkat dari kematangan emosi mempengaruhi

penyesuaian diri individu dalam bersosialaisasi. Kematangan emosi adalah suatu

kemajaun setiap individu dari dalam diri, dimana individu mampu untuk

mengontrol emosi sehingga akurat secara nyata dan tepat sasaran. Penyesuaian

diri yang tinggi pada mahassiswa rantau diekspetasikan akan diikuti dengan

kematangan emosi yang lebih baik dalam menjalankan perkuliahan.


16

Dalam penelitian ini terdapat dua variable yaitu kematangan emosi sebagai

variable independent dan penyesuaian diri sebagai variable dependen. Kerangka

konseptual ini tertuang dalam bagan 1.

Variable Independen (X) Variable Dependen (Y)

Kematangan Emosi Penyesuaian Diri

Gambar 1. Kerangka Konseptual

Hipotesis Penelitian

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah

penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk

kalimat pertanyaan (Sugiyono, 2013)

Ha : Ada hubungan yang signifikan antara kematangan emosi dengan penyesuaian

diri mahasiswa rantau.


17

BAB III

METODE PENELITIAN

Bab ini berisi penjelasan mengenai desain penelitian, analisis data, populasi dan sampel,

instrument penelitian, proses pengumpulan data, lokasi dan waktu penelitian, serta pertimbangan

etika yang digunakan dalma penelitian ini.

Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif dengan metode penelitian deskriptif

korelasi melalui pendekatan cross sectional. Deskriptif korelasi merupakan jenis peneltian untuk

mengetahui korelasi atau hubungan antara variabel independent dan variable dependen. Cross

sectional merupakan pendekatan observasi pada waktu yang sama (Masturoh & Anggita, 2018).
18

Analisa Data

Analisa data merupakan rangkaian kegiatan penelaan, pengelompokan, upaya yang

sistematik dan pernyataan data agar data yang akan diteliti berguna. Peneliti akan melakukan

beberapa tahapan pengelolaan dalam analisis data. Pertama penyuntingan data atau editing yaitu

pemeriksaan kembali pengisian kuesioner, apakah respons yang diberikan sudah lengkap dan

jelas terbaca. Selanjutnya dilakukan pengubahan data dalam bentuk angka atau coding, guna

memberikan identitas pada data dengan simbol (kode). Dalam pengodean dalam tabel yang

dianalisis tentunya menggunakan perangkat lunak statistik. Tahapan akhir yaitu pengecekan data,

apakah sudah tepat sesuai format, atau masih ada kekeliruan (Suwajana, 2016).

Untuk menjawab pernyataan masalah pertama dan kedua mengenai gambaran kematangan

emosi dan penyesuaian diri menggunakan rumus persentase untuk data yang berskala kategori,

sedangkan untuk data numerik menggunakan rumus mean dan standar deviasi. Untuk menjawab

pernyataan masalah ketiga dan hipotesis menggunakan rumus Spearman Rank.

Tingkat signifikan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Alpha 5% (0,05) apabila

menggunakan nilai p value ≤ 0,05 dimana Ha diterima yang berarti terdapat hubungan dari kedua

variable sedangkan apabila nilai p value ≥ 0,5 maka Ha ditolak terdapat gabungan antara kedua

variable (Elisabath, 2021). Hubungan korelasi terdapat dua arah yaitu apabila koefisien (0-1)

maka terdapat hubungan positif dan dikatakan negatif dengan koefisian (0 s.d -1), apabila

koefisien korelasi positif, maka kedua variabel memiliki hubungan searah. Sebaliknya, jika

koefisian korelasi negatif, maka kedua variabel mempunyai hubungan terbalik (Heriyanto,

2017).
19

Siregar (2017), memberikan kriteria interprestasi mengenai derajat kekuatan hubungan

antara dua variable yang yang diberikan yaitu dapat dilihat pada tabel 1.

Tabel 1.

Tingkat Korelasi dan Kekuatan Hubungan

Nilai Koefisien Korelasi (r) Interprestasi Koefisien Korelasi

0,00-0,199 Sangat lemah


0,20-0,399 Lemah
0,40-0,599 Cukup
0,60-0,799 Kuat
0,80-1,000 Sangat kuat

Populasi dan Sampel

Populasi adalah suatu wilayah yang terdiri dari atas subjek maupun objek yang memiliki

karakteristik yang ditetapkan peneliti untuk dipelajari kemudian menarik kesimpulan, populasi

juga diartikan sebagai wilayah dari hasil penelitian. Sedangkan sampel adalah sebagai dari

jumlah dan karakteristik yang ditentukan oleh peneliti pada populasi (Ardat, 2021). Populasi

dalam penelitian ini adalah mahasiswa rantau di Universitas Klabat. Teknik pengambilan sampel

yang akan digunakan pada penelitian ini yaitu non-probality yaitu purposive sampling dimana

Teknik pemilihan sampel yang telah didapati oleh penelitian (Suprajitno, 2016).

Berdasarkan data informasi dari bidang akademis Universitas Klabat jumlah mahasiswa

rantau yang tinggal berjumlah 118 mahasiswa. Adapun, kriteria inklusi dan ekslusi dalam

penelitian ini kriteria inklusi yaitu mahasiswa yang berasal dari luar daerah Sulawesi Utara,

mahasiswa tingkat pertama, mahasiswa yang tinggal di asrama dan bersedia mengisi kuesioner

dengan dibuktikan dengan informed consent sedangkan kriteria ekslusi yaitu mahasiswa yang

sedang sakit dan yang tidak bersedia berpartisipasi dan juga tidak tinggal di asrama dalam

penelitian.
20

Perhitungan besar sampel penelitian menggunakan rumus perhitungan Slovin seperti gambar 1

dengan jumlah sampel minimal 92 mahasiswa dan jumlah sampel yang didapat berjumlah 97

mahasiswa.

N
n=
N ( d )2 +1

118
n=
118 (0,05)2+1

118
n= 2
118 (0,0025) +1

118
n= =91,1=92
1,295+1

Gambar 2. Perhitungan Sampel dengan Rumus Spearman's rho

Kerangka:

n: Jumlah Sampel

N: Jumlah Populasi

d: Batas toleransi kesalahan


21

Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan dalam mengumpulkan data. Kuesioner

merupakan alat ukur untuk untuk mempermudah penelitian saat mengumpulkan data serta dapat

memberikan hasil yang lebih sistematis, dilakukan dengan cara memberikan pertanyaan kepada

responden untuk jawaban. Adapun instrument yang digunakan dalam penelitian ini merupakan

kuesioner penyesuaian diri dan kematangan emosi diadopsi dari penelitian (Maulidya, 2021).

Instrumen penelitian dapat berupa pertanyaan-pertanyaan, formulir observasi, dan formulir

lainnya yang berkaitan dengan data penelitian (Masturoh & Anggita, 2017).

Instrumen Kematangan Emosi dan Penyesuaian Diri

Instrumen penyesuaian diri terdiri dari 14 pernyataan dan variabel kematangan emosi terdiri

dari 15 pernyataan. Kedua kuesioner yang digunakan di dalam penelitian ini menggunakan skala

likert yang disusun yang terdiri dari pernyataan unfavorable dan favorable. Pada item favorable

pilihan (SS) akan mendapatkan nilai 4 sedangkan pada item unfavorable akan mendapatkan nilai

1, pilihan (S) akan mendapatkan nilai 3 pada item favorable dan nilai 2 pada item unfavorable,

pilihan (TS) akan mendapatkan nilai 2 pada item favorable dan nilai 3 pada item unfavorable,

dan pilihan (STS) akan mendapatkan nilai 1 pada item favorable dan nilai 4 pada item

unfavorable. Kisi-kisi instrumen dapat lebih jelas dilihat pada tabel 3 dan 4 (Maulidya, 2021).
22

Tabel 2.

Kisi-kisi Kematangan Emosi

Butir Item
Faktor Indikator Favorabel Unfavorable halaman
Adequency of Menunjukkan respon 1, 2, 12 3,9,10,14 13
emotional emosional sesuai
response tingkat pertumbuhan

Emotional Menambahkan respon 6,7, 8 4 ,13,15 13


range and emosional sesuai
depth rangsangan yang
diterima
Satisfication Mampu untuk 5,9 11 13
mengendalikan dan
mengontrol respon
emosi

Tabel 3

Kisi-kisi Penyesuaian Diri

Faktor Indikator Butir Item


Favorabel Unfavorable halaman
Self knowledge- Pemahaman emosional 1, 2,10 9
self insight pada dirinya

Kesadaran bahwa diri 9,11 3,4,8, 9


memiliki kekurangan
disertai sikap positif
terhadap kekurangan
tersebut

Self objectivity- Bersikap realistik 12, 10


Self Acceptance setelah mengenal
dirinya
sehingga mampu
menerima keadaan
dirinya
Self Mampu mengendalikan 5,14 13 10
Developmen- dan mengarahkan
Self Control dirinya sesuai dengan
rangsangan dari luar
Satisfication Merasa bahwa hal yang 6,7, 10
telah ia lalui
merupakan suatu
pengalaman rasa puas
dalam dirinya
23

Tabel 4

Kategori Kematangan Emosi dan Penyesuaian Diri

Kategori Interval Kematangan Emosi Penyesuaian Diri


Tinggi X > Mi + 1 SD X > 43,12 X > 44,24
Sedang Mi – 1 SD ≤ x ≤ Mi + 1 36,94 ≤ X ≤ 43,12 36,35 ≤ X ≤ 44,24
SD
Rendah x < Mi - SD X < 36,94 X < 36,35

Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen

Uji validitas merupakan ukuran yang digunakan dalam melihat seberapa cermat suatu

penelitian melakukan fungsi ukuran, agar peneliti dapat berfungsi dengan baik apabila ada suatu

hal yang akan diukur. Penelitian ini menggunakan kuesioner dari Maulidya, (2021) kuesioner

penyesuaian diri nilai Cronbach alpha sebesar 0,751 dan kuesioner mengukur kematangan emosi

Cronbach alpha sebesar 0,787. Kuesioner dikatakan baik dan dapat diterima apabila nilai

cronbach alpha >0,5 (Suwarjana, 2016).

Proses Pengumpulan Data

Pengumpulan data adalah pendekatan terhadap subjek penelitian untuk mengumpulkan data

yang dibutuhkan dalam penelitian untuk selanjutnya dianalisis dan dapat disimpulkan (Masturoh

& Anggita, 2019).


24

Umum (Tahap Persiapan)

Pertama-tama pada tahap persiapan peneliti menentukan judul dan subjek yang akan diteliti.

Selanjutnya, peneliti sendiri mempersiapkan materi penelitian. Setelah mendapatkan persetujuan

awal dari dosen agar diterima, peneliti melakukan studi awal terlebih dahulu untuk mendapatkan

data awal yang akan di pakai nanti.

Tahap Khusus (Tahapan Pengumpulan Data)

1. Setelah mengikuti ujian proposal. Peneliti mengajukan surat izin pengambilan data dari

fakultas terlebih dahulu sebelum melakukan penelitian di tempat terkait.

2. Peneliti meminta izin kepada bidang akademik Universitas Klabat untuk melakukan

penelitian.

3. Setelah memperoleh surat ijin, peneliti meminta data jumlah mahasiswa rantau yang ada,

serta mencari sumber informasi mahasiswa.

4. Meminta waktu dan sekaligus meminta izin kepada setiap kepala asrama di Universitas

Klabat.

5. Melakukan pengumpulan data:

a. Bertemu dengan responden, memperkenalkan diri, serta menjelaskan maksud dan

tujuan peneliti

b. Meminta persetujuan responden untuk berpartisipasi dalam penelitian ini dengan

menyetujui informed consent kepada subjek penelitian untuk meminta izin kepada

subjek.

c. Menjelaskan kepada responden cara pengisian kuesioner. Pada proses pengumpulan

data peneliti munggunakan dua metode pengumpulan data yaitu melalui google form

dan secara langsung.


25

6. Mengucapkan terima kasih kepada responden dan semua pihak yang berkaitan dalam

penelitian ini.

7. Memperoleh data peneliti melakukan pengolahan data, serta menyajikan hasil penelitian.

Materi dn bahan penelitian disiapkan kepada


subjek penelitian untuk meminta izin kepada
Peneliti disetujui oleh dosen pembimbing

Memperoleh persetujuan oleh dosen pembimbing

Mendapatkan data awal penelitian

Memperoleh persetujuan oleh Tim Penguji

Memperoleh izin dari pihak Universitas Klabat

Melakukan pengumpulan data

Mengolah data dan melaporkan hasil penelitian

Gambar 3. Alur Penelitian


26

Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada bulan Oktober 2022 sampai Januari 2023 pada Mahasiswa

Rantau di asrama Edelweis, Jasmin, Anex, Crystal, Genset, dan Guest Universitas Klabat

Airmadidi, Kabupaten Minahasa Utara, Sulawesi Utara saat mengikuti perkuliahan.

Pertimbangan Etika dalam Penelitian

Autonomy

Peneliti mendapat persetujuan dari responden dengan menggunakan informed consent dalam

pengisian kuesioner dan menyetujui menjadi responden dalam penelitian. Subjek penelitian

bebas untuk menentukan pilihan untuk mengikuti penelitian atau tidak.

Justice

Dalam penelitian ini semua populasi mahasiswa rantau yang aktif berkumpul di kelompok

ikatan berkesempatan menjadi responden. Subjek penelitian pada populasi harus diperlakukan

dengan adil dengan memberikan kesempatan yang sama kepada setiap individu dalam populasi

untuk berpartisipasi dalam penelitian.

Confidentiality

Peneliti dalam melakukan penelitian menjamin keamanan dan kerahasiaan terkait informasi

responden yang didapat dalam proses pengumpulan data dan digunakan hanya dalam penelitian.

Peneliti harus mampu menjaga rahasia atau data– data penelitian yang telah dikumpulkan.
27

Beneficence)

Kode etik dalam penelitian harus memperhatikan dan mempertimbangkan kebaikan diri dari

peneliti ini untuk responden.

Non maleficience

Peneliti harus memastikan bahwa penelitian yang dilakukan tidak akan berbahaya bagi

responden dan tidak menimbulkan responden.

Veracity

Peneliti akan jujur dan tidak akan menyembunyikan tujuan dilakukan penelitian ini terhadap

responden dalam penelitian

Hambatan dan Keterbatasan Penelitian

Hambatan dalam penelitian ini yaitu proses pengumpulan data menjadi lebih lama dimana

responden tidak langsung mengisi form kuesioner yang dibagikan peneliti sehingga peneliti

harus mencari secara personal sesuai dengan waktu kesediaan responden. Keterbatasan dalam

penelitian ini peneliti tidak membuat kriteria ekslusi bagi mahasiswa rantau yang sudah lama

berada di Sulawesi Utara.


28

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Bagian bab ini membahas analisis data dan hasil uji hipotesis serta interpretasi data

penelitian dengan proses pengolahan data dengan tujuan untuk menjawab pernyataan pada

rumusan masalah.

Gambaran Kematangan Emosi Mahasiswa Rantau

Gambaran kematangan emosi pada mahasiswara rantau dapat dilihat pada tabel 6.

Tabel 6

Distribusi Frekuensi Gambaran Kematangan Emosi

Kategori Kematangan Emosi Frekuensi Persen (%)


Rendah 11 11.3
Sedang 72 74.2
Tinggi 14 14.4
Total 97 100.0

Tabel 6 menunjukan hasil gambaran dari kematangan emosi, dari 97 responden terdapat 72

(74,2%) responden dalam kategori kematangan emosi sedang dan 14 (14,4%) responden dengan

kategori kematangan emosi tinggi sedangkan 11 (11,3%) responden lainya dalam kategori

konsep kematangan emosi yang rendah, Dengan demikian mayoritas kematangan emosi

mahasiswa rantau di Universitas Klabat berada pada kategori sedang.


29

Secara pisikologi, kematangan merupakan kemampuan seseorang untuk menunjukan

tanggapan yang tepat terhadap lingkunganya (Mariska, 2018). Kematangan emosi adalah suatu

perasaan sadar dalam diri individu dimana dalam kepentingan kehidupan setiap individu akan

memikirkan kebutuhan dan masa depan, sehingga keadaan ini individu tersebut membiarkan

emosional yang stabil, dan tetap menetapkan suatu suasana hati menyenangkan maupun suasana

hati lainya (Rahma, 2021).

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Miyanti & Ismiradewi

(2020) yang didapati bahwa mayoritas responden 67,8% memiliki kematangan emosi kategori

sedang. Penelitian lain juga dari Oktavi (2019) menunjukkan 44,1% mempunyai kematangan

emosi kategori sedang. Kematangan emosi sedang adalah dimana emosional indvidu cukup

sesuai untuk mengendalikan atau mengontrol rangsangan dari lingkungan.

Berdasarkan analisa peneliti dari pernyataan kuesioner rata-rata kematangan emosi

mahasiswa dapat memahami apa yang diinginkan, berusaha untuk memperbaiki kemampuan,

tidak mudah tersinggung ketika di berikan kritikan. Menurut Maulidya (2021) kematangan emosi

mahasiswa tersebut menunjukkan respon emosional sesuai tingkat pertumbuhan, respon

emosional sesuai rangsangan yang diterima, dan mahasiswa mampu untuk mengendalikan dan

mengontrol respon emosi.


30

Gambaran Penyesuaian Diri Mahasiswa Rantau

Gambaran penyesuaian diri pada mahasiswara rantau dapat dilihat pada table 7.

Tabel 7

Distribusi Frekuensi Penyesuaian Diri

Kategori Penyesuaian Diri Frekuensi Persen (%)


Rendah 20 20.6
Sedang 59 60.8
Tinggi 18 18.6
Total 97 100.0

Pada table 7, menunjukan hasil gambaran penyesuaian diri pada mahasiswa rantau, dari 97

responden terdapat 59 (60,8%) responden memiliki penyesuaian diri sedang dan 20 (20,6%)

responden memiliki penyesuaian diri rendah, sedangkan 18 (18,6%) responden lainya memiliki

penyesuaian diri tinggi. Dengan demikian mayoritas penyesuaian diri mahasiswa rantau di

Universitas Klabat berada pada kategori sedang

Penyesuaian diri adalah proses untuk mencakup respon mental dan tingkah laku, yang

dimana individu harus berusaha dalam mengatasi kepentingan, ketegangan, konflik dan stres

dalam diri sendiri (Muti'ah, 2021). Penysuaian diri yang baik tentunya muncul sari dalam diri,

sehingga individu mampu menciptakan lingkungan yang bisa menerima dirinya dan dapat

mencapai kepuasan dalam usaha memenuhi kebutuhan, begitu juga dalam mengatasi masalah

serta individu dapat terhindar dari fikiran yang menggangu seperti depresi dan frustasi

(Walandari, 2022).
31

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian dari Lestari (2016) pada mahasiswa Riau di

Yogyakarta bahwa 92,9% penyesuaian diri pada kategori sedang. Penyesuaian diri sedang yaitu

ketikan mahasiswa dapat dilihat dari faktor yang mempengaruhi penyesuaian diri mahasiswa

dalam keadaan fisik, perkembangan dan kematangan, psikologis, lingkungan, serta religiusitas

dan kebudayaan. Menurut Suhasono & Anwar (2020) pada mahasiswa Universitas

Muhammadiyah Malang bahwa 88% penyesuaian diri pada kategori sedang. Penyesuaian diri

sedang yaitu individu dapat memulai dengan melihat dan menilai situasi dengan tujuan untuk

berguna dalam lingkungan sosial dan berdampak baik sehingga dapat menyelesaikan perselisihan

mental, kecewa dan tidak menunjukkan perilaku yang memperhatikan gejala menyimpang.

Berdasarkan tinjauan lanjutan dari hasil penelitian yang telah dilakukan, ditemukan bahwa

rata-rata jawaban yang tertinggi responden dalam kuesioner penyesuaian diri yaitu mengenai

mudah berempati dengan orang lain, merengek untuk mendapatkan apa yang diinginkan, dan

menjadi tempat untuk mencurahkan isi hati teman-teman. Berdasarkan hal tersebut, bahwa

mahasiswa rantau di Universitas Klabat memiliki Self knowledge-self insight dan Satisfication

yang artinya mahasiswa memahami emosional pada dirinya, merasa bahwa hal yang telah di lalui

merupakan suatu pengalaman rasa puas dalam dirinya (Maulidya, 2021).


32

Hubungan antara Kematanagn Emosi Dan Penyesuaian Diri


Hasil penelitian terkait hubungan kematangan emosi dan penyesuaian diri mahasiswa rantau

Tabel 8

Hasil Uji Korelasi Spearman's rho

Spearman's rho Kematangan Emosi Penyesuaian Diri


Kematangan Emosi Correlation 1.000 0.132
Coefficient
Sig. (2-tailed) 0.197
97 97
0.132 1.000
N

Penyesuaian Diri Correlation


Coefficient
Sig. (2-tailed) 0.197
N 97 97

Berdasarkan dari hasil Analisis hubungan antara kematangan emosi dan penyesuaian diri

mahasiswa rantau, dapat dilihat bahwa nilai signifikan dari kedua variable adalah sebesar 0,197

> 0,05 yang artinya Ha ditolak atau tidak terdapat hubungan yang signifikan antara kematangan

emosi dan penyesuaian diri pada mahasiswa Universitas Klabat.

Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Kaur (2022) didapati bahwa 0,875 > 0,05

yang berarti kematangan emosi dan penyesuaian diri tidak memiliki hubungan yang signifikan

antara penyesuaian diri dan kematangan emosi . Penelitian lainnya juga dari Sharma et al (2013)

menunjukkan kematangan emosi dan penyesuaian diri 1,193 > 0,05 juga tidak memiliki

hubungan yang signifikan satu dengan yang lainnya dikarenakan kemungkinan beberapa faktor

yang mempengaruhi penyesuaian diri dalam kondisi fisik, kepribadian, lingkungan, psikologis,
33

dan dari faktor lingkungan, dan pengalaman dari individu mampu dengan tenang dalam

menyikap kondisi keadaan dalam menyikapi masalah.

Berbagai aspek memengaruhi penyesuaian diri, termasuk keadaan fisik individu yang sehat

sebagai syarat penting dalam mencapai penyesuaian diri yang optimal (Jainurakhma & Fanami,

2020). Faktor-faktor seperti warisan genetik, kondisi fisik, sistem saraf, kelenjar dan otot,

kesehatan, penyakit, dan lain sebagainya dapat mempengaruhi penyesuaian diri seseorang.

Kondisi fisik yang buruk atau adanya penyakit kronis dapat menghambat adaptasi diri seseorang,

terutama pada individu yang lebih dewasa. Selain itu, kondisi mental yang baik juga diperlukan

untuk mencapai penyesuaian diri yang optimal. Frustasi, ketakutan, dan masalah kesehatan

mental dapat menghambat penyesuaian diri yang baik, sementara pikiran yang sehat dapat

mendorong individu untuk menyesuaikan diri dengan baik terhadap lingkungan sekitar.

Penelitian menunjukkan bahwa kematangan emosi memiliki hubungan dengan penyesuaian diri

individu (Rima & Sari, 2021)

Berdasarkan observasi dan wawancara peneliti banyak mahasiswa saat menduduki bangku

Sekolah Menengah Atas sudah meninggalkan orang tua dan masuk asrama yang membuat

mahasiswa rantau tersebut telah memiliki pengalaman-pengalaman bagaimana berkehidupan

jauh dari orang tua. Selain itu, kehidupan berasrama memiliki berbagai kegiatan positif yang

dilakukan mahasiswa yang tinggal di asrama seperti kegiatan ibadah setiap pagi dan malam

secara bersama-sama dan rekreasi disetiap malam minggu sehingga memungkinkan mahasiswa

bisa cepat untuk menyesuaikan diri.


34

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Pada bab ini akan membahas tentang kesimpulan dari penetitian yang telah diteliti oleh

peneliti yaitu kematangan emosi dan penyesuaian diri mahasiswa rantau di Universitas Klabat,

dengan jumlah sampel yaitu 97 orang responden. Bab ini berisi mengenai rekomendasi dari

penelitian untuk menjadi bahan masukan bagi penelitian selanjutnya.

Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis yang didapatkan dari penelitian yang telah dilakukan, kesimpulan

sebagai berikut:

1. Kematangan emosi pada mahasiswa rantau di universitas klabat, dominan memiliki

kematangan emosi sedang.

2. Penyesuaian diri pada mahasiswa rantau di universitas kelabat mayoritas memiliki

penyesuaian diri sedang.

3. Tidak terdapat hubungan signifikan antara kematangan emosi dan penyesuaian diri

mahasiswa rantau universitan klabat.


35

Rekomendasi

Berdasarkan hasil analisis yang didapatkan dari penelitian yang telah dilakukan, peneliti

memberikan rekomendasi.

Mahasiswa Rantau

Setiap mahasiswa diharapkan dapat meningkatkan kematangan emosi dan penyesuaian diri

sehingga dapat mampu untuk berbaur dengan orang-orang dan memiliki emosi positif.

Institusi Pendidikan

Peneliti berharap agar hasil penelitian dapat di jadikan bahan referensi dalam upaya
meningkatkan kematangan emosi dan penyesuaian diri mahasiswa rantau.

Peneliti Selanjutnya

Perlu dilakukan eksplorasi yang jauh terkait dengan kematangan emosi dan penyesuaian diri
mahasiswa rantau dengan memperbanyak sampel penelitian memperhatikan karakteristik
responden seperti berapa lama mahasiswa hidup rantau, bahkan menganalisa faktor-faktor lain
yang mungkin berkaitan dengan mahasiswa rantau.
36

DAFTAR PUSTAKA

Abnisa, A.P., 2020. Prinsip-Prinsip Motivasi Dalam Pembelajaran Perspektif Al-Qu’ran.


Penerbit Adab.
Alligood, M. R. (2018). Nursing Theorists. United States of America: Book Aid International.
Asakara, K. (2020). Hubungan Antara Kematangan Emosi Dengan Penyesuaian Diri PAda
Pasangan Yanng Menikah Mudah. Surabaya: Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya.
Asih, G. Y., & Pratiwi, M. S. (2012). Perilaku Prososial ditinjau dari empati dan kematangan
emosi. Psikologi: pitutur, 33-42.
BKKBN. (2021). Remaja, Ingat Pahamilah Kesehatan Reproduksi Agar Masa Depan Cerah dan
Cegah Penyakit Menular Seksualh Kesehatan Reproduksi Agar Masa Depan Cerah dan
Cegah Penyakit Menular Seksual. Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana
Nasional (BKKBN).
Fatimahh, E. (2008). Fisikologi perkembangan (perkembangan perserta didik). . Bandung: Cv
Pustaka Setia.
Ghoflnlyah, E., & Setiowati, E. A. (2017). Hubungan antara kematangan emosi dan ketrampilan
sosial dengan penyesuaian diri pada santri pondok pesantren daar al furqun kudus.
Proyeksi, 1-16.
Handono, O. T., & Bashori, k. (2013). Hubungan Antara Penyesuaian Diri Dan Dukungan Sosial
Terhadap Stres Lingkungan Pada Santri Baru. Fakultas Psikologi, 79-89.
Hidayanti, R. (2021). Hubungan Antara Kematangan Emosi dan Penyesuaian Diri Pada
Mahasiswa Perantau. Lampung: Universitas Islam Negri Raden Intan Lampung.
Hude, D. M. (2006). Emosi penjelajahan regilio-pisikologis tentang emosi manusia di dalam Al-
Qur'an. Jakarta: Erlangga.
Ines, P. M. (2018). Hubungan Antara Kematangan Emosi dengan Penyesuaian Diri pada
Mahasiswa Rantau di Universitas Muhammadiyah Suakarta. Publikasi Ilmiah, i-15.
Jainurakhma, J., & Fanami, Q. (2020). Kemampuan Penyesuaian Diri Mahasiswa Terhadap
Pembelajaran Daring Di Tengah Pandemik Covid-19. Jurnal Komtekinfo, 285-292.
Karmiana, N. (2016). Hubungan Antara Kecerdasan Emosi Dengan Penyesuaian Diri
Mahasiswa Perantau Asal Lampung. Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Kaur, H. (2022). Adjustment of Adolescents about Their Emosional Maturity. Ijcrt.Org, 34-40.
Lestari, S. S. (2016). Hubungan Keterbukaan Diri dengan Penyesuaian Diri Mahasiswa Rantau
di Yogyakarta. Jurnal Riset Mahasiswa Bimbingan dan Konseling, 75-85.
Maharani, I. P. (2018). Hubungan Antara Kematangan Emosi Dengan Penyesuaian Diri
Mahasiswa Rantau Di Universitas Muhammadyah Surakarta. Suarkata: Universitas
Muhammadyah Surakarta.
Maik, A. P. (2020). Hubungan Kematangan Emosi dengan Penyesuaian Diri di Universitas 17
Agustus1945 Surabaya. Repository, xii-xix.
Masturoh, I. S., & Anggita, T. N. (2017). Metodologi penelitian kesehatan. Jakarta: Kementian
Kesehatan Republik Indonesia.
Maulidya, I. (2021). Hubungan Antara Kematangan Emosi Dan Penyesuaian Diri Pada
Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang Selama Pembelajaran Daring. Malang:
Universitas Muhammadiyah Malang.
Menkes . (2018). Remaja Indonesia Harus Sehat. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia .
37

Miyanti, M. A., & Ismiradewi. (2020). Hubungan Kematangan Emosi dengan Penyesuaian Diri
pada Siswa. Prosidang Seminar Nasional Magister Psikologi Universitas Ahmad Dahlan,
33-42.
Morioka, K. (2009). 55 Macrobiotic Principles for Any Diet! Online Optimates LLC.
Muhammad, Z. S., & Achmad, C. (2021). Pengaruh Dukungan Sosial dan Stabilitas Emosi
Terhadap Penyesuaian Diri Mahasiswa Baru Universitas Airlangga Angkatan 2019.
Buletin Riset Pisikologi dan Kesehatan Mental, 2-7.
Muti'ah, L. L. (2021). Penyesuaian Diri Mahasiswa Asal Madura Dalam Menghadapi Geger
Budaya Di Ponorogo. Ponorogo: Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah Institusi
Agama Islam Negri (IAIN) Ponorogo.
Nurhayati, E. (2011). Pisikologi Pendidikan Inovatif. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Patria, N. N. (2020). Hubungan Antara Kecerdasan Emosi Dan Kemampuan Adaptasi
Mahasiswa Perantau Minangkabau Di Uin Malang. Malang: Universitas Islam Negri
Maualana Malik Ibrahim Malang.
Rahma, S. (2021). Hubungan Antara Kemandirian Dan Kematangan Emosi Dengan
Penyesuaian Diri pada Mahasiswa Perantau Di Fakultas Ushuluddin Uin Suska Riau.
Pekanbaru: Universitas Islam Negeri Syarif Kasim Riau Pekanbaru.
Sharma, B. (2012). Adjustment and Emosional Matyruty Among First Year College Students.
Pakistan Jurnal of Social and Clinical Psychology, 32-37.
Sharma, R., Prabhakar, K., & Prof, A. M. (2013). The Internasional Jurnal of India Psychology.
A Study of Relationship between Emotional Maturity and Adjustment for School Student,
1-9.
Sinaga, H. (2016). Pengaruh Self-Esteem, Kematangan Emosi, dan Kematangan Sosial Perawat
dan Tenaga Medis Terhadap Kualitas Pelayanan Pasien di Rumah Sakit Sos
Tembagapura. Repository, i-116.
Siokal, B., & Sudarman, P. (2017). Falsafah Dan Teori Dalam Keperawatan. Jakarta:
Perpustakaan NAtional Ri.
Siti , R. (2021). Bimbingan dan Konseling Pribadi Sosial. Banda Aceh: Syiah Kuala University
Press.
Sitorus, L. I., & WS, H. W. (2013). Perbedaan Tingkat Kemandirian dan Penyesuaian Diri
Mahasiswa Perantau Suku Batak Ditinjau Dari Jenis Kelamin. Jurnal Penelitian
Pisikologi, 1-5.
Sugiyono, P. D. (2013). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan
R&D. Bandung: ALFABETA.
Suprajitno. (2016). Pengantar Riset Keperawatan. Jakarta: Kementrian Kesehatan RI.
Tri, W. F. (2022). Hubungan Self-Efficacy Dan Dukungan Sosial Teman Sebaya Dengan
Penyesuaian Diri Mahasiswa Rantau Di Universitas Klabat. Manado: Universitas Klabat
Fakultas Keperawatan.
Walandari, E. (2022). Stratrgi Mahasiswa Perantau Dalam Menyesuaikan Diri Terhadap
Budaya Akademik Kampus (Study Kasus Mahasiswa Organisasi Primordial Uin
Jakarta). Jakarta: Universitas Islam Negri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
Warsito, H. (2013). Perbedaan Tingkat Kemandirian Dan Penyesuaian Diri Mahasiswa
Perantauan Suku Batak Ditinjau Dari Jenis Kelamin. Character, 1-5.
Zhuhra, R.T., Wahid, M.H., Mustika, R., 2022. Exploring College Adjustment in First-Year Gen
Z Medical Students and Its Contributing Factors. Malays. J. Med. Sci. MJMS 29, 126–
137. https://doi.org/10.21315/mjms2022.29.1.12
38

Zulkarnain, I., Asmara, S., Sutatminingsih, R., 2020. Membentuk Konsep Diri Melalui Budaya
Tutur: Tinjauan Psikologi Komunikasi. Puspantara, Medan.
39

LAMPIRAN A

(LEMBARAN KONSULTASI)
40

LEMBARAN KONSULTASI PEMBIMBING SKRIPSI 1

Nama : Elsha Deeng


NIM : 106011810079
DOSEN PEMBIMBING : Ns. Angelia Friska Tendean, S.Kep., M.Kep
JUDUL SKRIPSI : Hubungan Antara Kematangan Emosi dengan Penyesuaian Diri
Mahasiswa Rantau

N TANGGAL POKOK PEMBAHASAN TTD DOSEN


O PEMBIMBING
1. 25/03/22 Pertemuan pertama judul Skripsi
2. 28/05/22 Kumpul Bab 1,2,3
3. 01/06/22 Membahas Kusioner dan revisi pertama
Bab 1,2,3
4. 06/06/22 Masukan revisi kedua Bab 1,2,3
5. 07/06/22 Kumpul revisi Bab 1,2,3
6. 08/06/22 Masukan revisi ketiga Bab 1,2,3
7. 14/06/22 Membahas revisi Bab 1,2,3
8. 17/06/22 Kumpul revisi keempat Bab 1,2,3
9. 20/06/22 Finising Bab 1,2,3
10. 19/10/22 Membahas form kuesioner online
11. 20/10/22 Membahas mengumpulkan data secara
ofline dan format kuesiones, format
concent
14. 4/11/22 Data sudah terkumpul
15. 2/12/22 Membahas menambahkan populasi
16. 19/01/23 Membahas penyalinan data di excel
17. 22/02/23 Membahas setelah running data
18. 27/02/23 Kumpul Bab 3,4,5
19. 28/02/23 Masukan pertama Bab 4,5
20. 13/03/23 Membahas Bab 4,5
21. 17/03/23 Masukan revisi kedua Bab 4,5
22. 24/03/23 Membahas Bab 4,5
23. 30/03/23 Memassukan revisi ketig Bab 4,5
24. 4/04/23 Finising Bab 4,5
25.
41

LEMBARAN KONSULTASI STATISTIK

Nama : Elsha Deeng


NIM : 106011810079
Dosen Pembimbing : Ns. Angelia Friska Tendean, S.Kep., M.Kep
Statistician : Ns. I Gede Purnawinadi S.Kep., M.kes
Judul Skripsi : Hubungan Antara Kematangan Emosi dengan Penyesuaian Diri
Mahasiswa Rantau
N TANGGAL POKOK PEMBAHASAN
O
1. 06/06/22 Konsultasi rumus untuk penelitian

Airmadidi,

Dosen Statistik
Ns. I Gede Purnawinadi, S.Kep, M.Kes
42
43

LAMPIRAN B

(KORESPONDEN)
44
45

LAMPIPRAN C

(KORESPONDENSI)
46

LEMBAR PERSETUJUAN UNTUK IKUT SERTA DALAM PENELITIAN


(INFORMED CONSENT)
Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama :

Umur :

Jenis kelamin :

Menyatakanl bersedaia untuk menjadi subjek penelitian dari

Nama : Elsha Deeng

Nim : 106011810079

Fakultas : Ilmu keperawatan

Setelah mendapat penjelasan dari peneliti, saya menegrti dan memahami dengan benar

prosedur penelitian dengan judul “HUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN EMOSI

DENGAN PENYESUAIAN DIRI”. Dengan ini menyatakan saya bersedia unutk menjadi sampel

penelitian tanpa adanya paksaan pihak manapun.

Airmadidi……….2022

(………………………….)
47

LAMPIPRAN D

(KUESIONER)
48

KUESIONER KEMATANGAN EMOSI


Petunjuk Umum Pengisian Kuesioner.

1. Bacalah Pertanyaan yang di berikan dengan baik sehingga di mengerti


2. Mengisi seluruh nomor pernyataan tanpa bantuan orang lain
3. Beri tanda centang (√) pada kolom yang disediakan,
4. Jika mengganti jawaban, cukup dengan mencoret jawaban pertanyaan dengan
tanda (=), kemudian beri tanda (√) pada jawaban yang benar.
5. Harap jangan sampai ada pernyataan yang tidak terisi, harap diisi mulai dari
pernyataan pertama hingga terakhir.
6. Bila mengalami kesulitan dalam menjawab dapat menanyakan langsung pada
Peneliti

Keterangan:
SS = Sangat Sesuai
S = Sesuai
ST = Tidak Sesuai
STS = Sangat Tidak Sesuai
49

No Pertanyaan SS S TS STS
1 Saya dapat membedakan apa yang muncul di dalam
diri saya
2 Saya dapat memahami apa yang diri saya inginkan
3 Saya tidak dapat memahami seperti apa gambaran
diri saya
4 Orang lain sering mengkritik perilaku saya
5 Saya berusaha untuk memperbaiki kemampuan diri
saya
6 Saya tidak merasa tersinggung dengan keritikan
yang diberikan orang lain jika memang itu benar
adanya
7 Saya merasa bahwa pandangan orang lain
berpengaruh besar terhadap pilihan hidup saya
8 Saya mudah merasa iri dengan hal-hal yang dimiliki
oleh orang lain
9 Saya dapat mengekspresikan emosi saya dengan
baik
10 Saya mudah sekali tersulut emosi
11 Saya akan terus berusaha mencapai hal yang saya
inginkan walaupun sempat mengalami kegagalan
12 Saya merasa bahwa setiap hal yang saya lalui adalah
pengalaman yang baik
13 Saya mudah merasa tidak nyaman dengan kondisi
yang saya alami
14 Saya mudah menyerah dosaat ada halangan yang
saya hadapi
15 Kesalahan yang saya lakukan pada masa lalu
bukanlah satu penyesalan dalam hidup saya
50

KUESIONER PENYESUAIAN DIRI

No Pertanyaan SS S TS STS
1 Saya mudah berempati dengan orang lain
2 Saya tidak dapat mengontrol amarah saya
3 Saya tidak dapat menemukan sikap yang tepat untuk
merespon suatu kejadian
4 Saya merasa bahwa saya harus merengek untuk
mendapatkan hal yang saya inginkan
5 Saya tidak mudah tersinggung dengan perilaku
orang lain
6 Saya sering menjadi tempat curhat teman-teman
saya
7 Saya sering ditunjukan untuk menjadi ketua dalam
kelompok yang saya ikuti
8 Saya mudah merasa iri kepada orang lain
9 Saya akan langsung meminta maaf jika melakukan
kesalahan
10 Saat saya marah saya serign membanting atau
merusak sesuatu
11 Saat saya marah berfikir sua kali ketika ingin
melakukan sesuatu
12 Saya tidak pernah berkelahi
13 Saya khawatir jika saat orang yang saya sayangi
akan menghindari saya
14 Ketika saya berselisih pendapat dengan orang lain,
saya akan mencobah mengungkapkan dengan
rasional
51

Kematangan Emosi
52
53
54
55

Penyesuaian diri
56
57
58
59

LAMPIRAN E

(LANGKAH-LANGKAH UJI STATISTIK)


60

LANGKAH-LANGKAH UJI STATISTIK

 Masukan data yang didapat dari responden malalui kuesioner yang telah dibagikan kedalam

SPSS (variabel view dan data view)

 Buat interpertasi data dalam bentuk kategori untuk melihat gambaran dari masing-masing

variabel.
61

 Untuk mnejawab pertanyaan masalah pernyataan masalah pertama dan kedua gunakan

rumus frekuensi dan presentase.

 Pilih analyze kemudia descriptive statistics lalu memilih frekuencies untuk mendapatkan

rumus presentase
62

 Masukan data variable yang telah dibuat kategori ke dalam kolom variable lalu klik

Ok.
63

 Kemudian hasil analisa data dengan rumus persentase akan muncul dalam tabel

output
64

 Selanjutnya untuk menjawab pernyataan masalah ketiga, sebelum menentukan

rumus yang akan digunakan, lakukan uji normalitas terlebih dahuluvariabel.

 Untuk uji normalitas, pilih analyze, kemudian pilih descriptive statistics, lalu pilih

explore.
65

 Masukkan variabel yang berbentuk data asli ke dalam kolom dependent list, kemudian pilih
plots dan centang pilihan normality plots with test.

 Hasil uji normalitas akan muncul dalam tabel output


66

Nilai uji normalitas yang digunakan adalah Kolmogorov-Smirnov dikarenakan responden


berjumlah lebih dari 50.
67

 Berdasarkan hasil uji normalitas, didapati bahwa data berdistribusi tidak normal, sehingga
rumus yang digunakan adalah Spearman Rank/Rho.

 Untuk melakukan analisa data menggunakan rumus Spearman Rank/Rho, pilih analyze
kemudian pilih correlate lalu pilih bivariate.

 Masukkan variabel yang merupakan data asli ke dalam kolom variable(s), kemudian centang
pilihan “Spearman Rank/Rho
68

 Hasil analisa data menggunakan rumus Spearman Rank/Rho akan muncul dalam tabel output
69

LAMPIRAN F

(HASIL UJI STATISTIK)


70

Gambaran Ketererbukaan diri

Kategori_Kematangan_Emosi

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

V Rendah 11 11,3 11.3 11.3


a
l Sedang 72 74.2 74.2 85.6
i Tinggi 14 14.4 14.4 100.0
d
Total 97 100.0 100.0

Kategori_Penyesuaian_Diri

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

V Rendah 20 20.6 20.6 20.6


a
l Sedang 59 60.8 60.8 81.4
i Tinggi 18 18.6 18.6 100.0
d
Total 97 100.0 100.0
71

Uji Normalitas Data

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

Penyesuaia
0.072 97 .200* 0.977 97 0.080
n_Diri

Kematanga
0.105 97 0.010 0.983 97 0.229
n_Emosi

*. This is a lower bound of the true significance.

a. Lilliefors Significance Correction

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Kematangan_Emos
97 33 49 40.30 3.09
i

Penyesuaian_Diri 97 33 49 40.30 3.95

Valid N (listwise) 97
72

Correlations

Skor_Konsep_D Mean_Keterbuka
iri an_Diri

Spearman's Kematangan_Em Correlation


1.000 0.132
rho osi Coefficient

Sig. (2-tailed) . 0.197

N 97 97

Penyesuaian_Diri Correlation
0.132 1.000
Coefficient

Sig. (2-tailed) 0.197 .

N 97 97
73

LAMPIRAN G

(BIAYA PENELITIAN)
74

BIAYA PENELITIAN

Penelitian ini memerlukan sejumlah biaya operasional. Berikut merupakan rincian dari

biaya operasional yang digunakan dalam penelitian

No Keterangan Unit Harga Jumlah


1. Sidang Proposal 1 kali Rp. 1.500.000 Rp. 1.500.000

2. Print naskah Proposal 1 kali Rp. 80.000 Rp. 240.000

3. Print naskah revisi penguji 1 kali Rp. 80.000 Rp. 160.000

4. Biaya jalankan kuesioner 1 kali Rp. 90.000 Rp. 750.000

5. Biaya paket internet 4 kali Rp. 100.000 Rp. 400.000

6. Biaya Difense 2 kali Rp. 1.500.000 Rp. 3.000.000

7. Biaya tak terduga - Rp. 50.000

TOTAL Rp. 4.551,500


75

LAMPIRAN H

(CV)
76

CV

Biodata

Nama Lengkap : Deeng, Elsha

Jenis Kelamin : Perempuan

Tempat/Tinggal Lahir : Papakelan/ 05 Desember 1999

Riwayat Sekolah

No Sekolah Tahun Tamat


1. SD Advent Brawijaya Manokwari Tidak sampe tamat
2. SD Advent Maima Jayawijaya 2012
3. SMP Advent Sogokmo Jayawijaya Tidak sampai tamat
4. SMP Negri 1 Arso Kerom 2015
5. SMA Advent Doyobaru Sentani 2018
77

Pelatihan/ Seminar

No Pelatihan/Seminar Pelaksana Tahun


1. Emergency Care for Fakultas 2019
Orthopaedics Injury Keperawatan
Universitas
Klabat
2. Nursing Ethics : Do What Fakultas 2019
Is Right Not What Is Easy Keperawatan
& Research Easy As ABC Universitas
Klaba
3. Nurse’s Role in Fakultas 2020
Maintaining and Keperawatan
Enchancing the Quality of Universitas
Life in Facing Exhaustion Klabat
and Adjusted Lifestyle of
COVID-19 Pandemic
4. The Role of Nursing in Fakultas 2021
Nutrition Education Keperawatan
Universitas
Klabat
5. Love and Protect Your Fakultas 2021
Lungs Keperawatan
Universitas
Klabat
6. Penyaring Automatic Yang Fakultas 2021
Super Ajaib Keperawatan
Universitas
Klabat
7. Peran Perawat Sebagai Fakultas 2021
Edukator Di Masa Keperawatan
Pandemik Covid-19 Universitas
78

Klabat
8. Penanganan pasien anak Fakultas 2022
dengan DM Keperawatan
Universitas
Klabat
9. Peran Dan Tanggung Jawab Fakultas 2022
Perawat Anak Di Rumah Keperawatan
Sakit Universitas
Klabat
79

LAMPIRAN I

(DOKUMENTASI)
80
81
82

Anda mungkin juga menyukai