Anda di halaman 1dari 27

LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI

LATIHAN II
KOMPONEN EKOSISTEM TERESTRIAL

Disusun oleh:

Nama : Shofiyah Azzahro Tabriz


NIM : A420210085
Kelompok : 14
Korektor : Bagas Adityaradja
Nilai :

LABORATORIUM BIOLOGI
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2021
LATIHAN II

Komponen Ekosistem Terestrial

A. Latar Belakang.

Lingkungan hidup sebagai kesatuan ruang dengan semua benda, daya,


keadaan makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya, mempengaruhi
alam itu sendiri. Dalam ilmu ekologi, alam dilihat sebagai jalinan sistem
kehidupan yang saling terkait satu sama lainnya

Lingkungan adalah kombinasi antara kondisi fisik yang mencakup keadaan


sumber daya alam seperti tanah, air, energi surya, mineral, serta flora dan
fauna yang tumbuh di atas tanah maupun di dalam lautan, dengan
kelembagaan yang meliputi ciptaan manusia seperti keputusan bagaimana
menggunakan lingkungan fisik tersebut. Lingkungan juga dapat diartikan
menjadi segala sesuatu yang ada di sekitar manusia dan mempengaruhi
perkembangan kehidupan manusia.

Lingkungan terdiri dari komponen abiotik dan biotik. Komponen abiotik


adalah segala yang tidak bernyawa seperti tanah, udara, air, iklim,
kelembaban, cahaya, bunyi. Sedangkan komponen biotik adalah segala
sesuatu yang bernyawa seperti tumbuhan, hewan, manusia dan mikro-
organisme (virus dan bakteri). Peran komponen biotic pada umumnya

- Produsen/penghasil makanan diperankan oleh tumbuhan hijau

- Konsumen oleh organisme heterotof tidak menghasilkan makanan sendiri

- Dekomposer oleh bakteri atau jamur sebagai pengurai jasad organisme

Suatu lingkungan akan terjaga keseimbangannya apabila antar komponennya


memiliki interaksi antara satu sama lain. Interaksi yang dimaksud adalah
saling membutuhkan dan saling memberikan apa yang menjadi
kebutuhannya.Keseimbangan tersebut harus tetap terjaga sehingga akan
menjadi keberlanjutan dan aliran energi dalam ekosistem akan tetap terjaga.
B. Tujuan
Ada pun tujuan praktikum pengenalan mikroskop yakni :
1. Mendeskripsikan komponen biotik dan abiotik dari lingkungan
terestrial.
C. Landasan Teori

Ilmu lingkungan mengambil konsep ilmu ekologi yaitu suatu istilah dari bahasa
Yunani ; “Oikos” artinya Rumah dan “ Logos sama artinya dengan ilmu. Dalam
kamus lingkungan yang disusun Michael Allaby, lingkungan hidup diartikan
sebagai: The physical, chemical and biotic condition surrounding and organism.
Secara arfiah ilmu ekologi ialah suatu ilmu yang mempelajari “Tata rumah” atau
“ tata rumah tangga” manusia. Lambat laun bidang penelitian menemukan ilmu
ekologi tidak terbatas lagi pada manusia dan lingkungannya; akhirnya penelitian
melebar sampai pada penelitian atas semua jenis jasad hidup dan
lingkungannya(Ilmu Lingkungan,2016:7)

Lingkungan ala semesta ini terdiri atas benda benda hidup dan benda benda mati.
Benda hidup disebut sebagai makhluk hidup yang menempati lingkungan tertentu,
sedangkan benda-benda mati merupakan faktor yang mempengaruhi proses
kelangsungan hidup makhluk hidup.(Biologi Lingkungan,2017:16)

Ekosistem adalah hubungan timbal balik antara mahkluk hidup dan


lingkungannya. Hubungan antara komponen biotik dan abiotik. Mahkluk hidup
selalu berhubungan dengan lingungan, keberadaan mahkluk hidup dipengaruhi
oleh faktor-faktor abiotik seperti ketersediaan oksigen, tanah, cahaya, kelembaban
dan sebagainya.(Simbolon,2019:348)

Habitat atau lingkungan didefinisikan sebagai suatu kawasan yang terdiri dari
berbagai komponen, baik fisik(abiotik) maupun biotik yang merupakan suatu
kesatuan dan dipergunakan sebagai tempat hidup serta berkembangbiak.

Komponen biotik terdiri dari vegetasi, mikro dan makro fauna serta manusia.
(Allo,2018:25-26)
Komponen abiotik memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap kehidupan
komponen biotik . Komponen abiotik diantaranya:

- Sinar Mentari atau cahaya, Pancaran Sinar Mentari menyiapkan kalor


leluasa yang diperlukan tumbuhan guna membuat makanan sendiri.
- Temperatur, Tempertur adalah penyebab rung sekitar yang mampu
berfungsi baik dengan spontan maupun tak langsung kepada benda hidup
- Air, Air merupakan unsur alam yang utama, seluruh makhluk hidup
membutuhkan air. Untuk tanaman air sanagat utama sebab mampu
menguasai masa hidupnya Bahkan air adalah bagian dari unsurr iklim
yang paling berpengaruh kepada pertumbuhan dan perubahan tatanan dan
organ tumbuhan
- Garam-Garam Mineral, Garam-garam mineral meliputi ion-ion nitrogen,
fosfat, sulfur, kalsium, dan natrium. Komposisi garam-garam mineral
tertentu memastikan ciri tanah dan air.
- Ketinggian atau Topografi, Dataran atas suatu lokasi memastikan jenis
makhluk hidup yang bernapas di lokasi itu, sebab ketinggian yang tidak
sama akan melahirkan keadaan fisik dan kimia yang tidak sama pula.
- Udara disamping berfungsi sebagai penentu kelembapan juga berfungsi
pada sebaran biji tumbuhan tertentu.
- Garis Khayal, Garis khayal yang berbeda mewujudkkan keadaan alam
yang tidak sama juga. Garis khayal secara garis besar mengakibatkan
keadaan yang tidak sama distribusi makhluk hidup di hamparan bumi.
Sejumlah makhluk hanya mampu bertahan pada garis lintang tertentu saja.
- Keadaan basah, Keadaan basah adalah salah satu unsur tak hidup di udara
dan tanah. Keadaan basah di udara berarti kandungan uap air di udara,
sedangkan kedaan basah di tanah berarti kandungan air dalam
tanah.(Wahyuningsih,2021:68-70)
D. Alat dan Bahan
1. Alat
1. Alat tulis 1 buah
2. Lembar Kerja Mahasiswa(LKM) 1 buah
3. Alat dokumentasi 1 buah
4. Buku 1 buah
5. Aplikasi termohigrometer 1 buah
6. Aplikasi altimeter 1 buah
2. Bahan
1. Pohon pisang 5 buah
2. Pohon papaya 10 buah
3. Pohon alpukat 3 buah
4. Singkong 7 buah
5. Talas 5 buah
6. Semut kebun 5 ekor
7. Belalang coklat 3 ekor
8. Bekicot 3 ekor
E. Prosedur Pelaksanaan
1. Waktu Pelaksanaan
a. Hari/Tanggal : Senin, 18 oktober 2021
b. Pukul : 08.00-09.00
c. Tempat : Manggung, RT04/RW04, Sukorejo, Musuk,
Boyolali
2. Cara Kerja
1. Mengamati lingkungan di sekitar anda.
2. Mengidentifikasi komponen biotik dan komponen abiotik yang ada di
lingkungansekitar anda.
3. Mengukur kelmbaban, kecepatan angin dan suhu udara dengan
termohigrometer.
4. Mengukur ketinggian wilayah dengan altimeter.
5. Memasukkan data hasil pengamatan ke tabel hasil.
6. Menganalisis data yang diperoleh.
F. Hasil dan Pembahasan
1. Hasil

Data hasil pengamatan (faktor abiotik)


Lokasi Faktor biotik Keterangan
praktikum ( Gambar )
Suhu udara Kelembaban udara Kecepatan angin Ketinggian wilayah

T1 T1 T1 T1
Manggung, 16.0°C/60.9°F 7% Dry 1016.0 Hpa 619 m AMSL - Pohon
RT04/RW04, pisang(Musa
Sukorejo, Musuk, paradisiaca) 5
Boyolali Buah
- Pohon
pepaya(Carica
papaya L.) 10
Buah
- Pohon
alpukat(Persea - Semut kebun(Lasius niger)
americana) 3 5 Ekor
Buah
- Singkong(Maniho
t esculenta) 7
Buah
- Talas(Colocasia
esculenta L.) 5
Buah

- Belalang coklat(Locustana
pardalina) 3 Ekor
- Bekicot(Achatina fulica)
3 Ekor
2. Pembahasan

Pada praktikum lingkungan terrestrial ini hal yang diamati adalah komponen
biotik. Sedangkan komponen abiotik dapat diukur dengan alat yang telah
ditentukan.

Hal pertama yang akan dilakukan adalah memilih lokasi untuk praktikum.
Kemudian dilakukan pengamatan terhadap komponen biotik yang terdiri dari
makhluk hidup baik flora maupun founa. Dimana pada lingkungan yang
beralamat Manggung, RT04/RW04, Sukorejo, Musuk, Boyolali. Memiliki
komponen biotik yaitu:
- Pohon pisang(Musa paradisiaca) 5 Buah
- Pohon pepaya(Carica papaya L.) 10 Buah
- Pohon alpukat(Persea americana) 3 Buah
- Singkong(Manihot esculenta) 7 Buah
- Talas(Colocasia esculenta L.) 5 Buah
- Semut kebun(Lasius niger)
5 Ekor
- Belalang coklat(Locustana pardalina) 3 Ekor
- Bekicot(Achatina fulica) 3 ekor

Sesudah melakukan prngamatan. Hal yang dilakukan selanjutnya adalah


mengukur angka dari abiotik yaitu lingkungannya berupa suhu udara,
kelembaban udara, kecepatan angin, dan ketinggian wilayah.

Suhu udara, kelembaban udara dan kecepatan angin dapat diukur dengan
menggunakan aplikasi termohigrometer dengan cara menghidupakan aplikasi di
daerah praktikum lalu menunggu beberapa saat kemudian angka dari masing
masing indikator akan muncul.

Sedangkan ketinggian wilayah dapat diukur dengan menggunakan aplikasi


altimeter dengan cara mengidupkan aplikasi di daerah praktikum lalu menunggu
beberapa saat kemudian angka dari ketinggian wilayah akan muncul.

Dimana pada lingkungan yang beralamat Manggung, RT04/RW04, Sukorejo,


Musuk, Boyolali. Memiliki komponen abiotik yaitu:

- Suhu udara = 16.0°C/60.9°F


- Kelembaban udara = 7% Dry
- Kecepatan angin = 1016.0 Hpa
- Ketinggian wilayah = 619 m AMSL
Dari praktikum di atas dapat kita ketahui bahwa komponen abiotik dan komponen
biotic saling memiliki ketergantungan dan saling mempengaruhi. Dimana setiap
komponen biotik bergantung dengan komponen abiotiknya.
G. Kesimpulan
Kesimpulan dari praktikum Komponen Ekosistem Terestrial dapat kita jabarkan
sebagai berikut:

1. Lingkungan terdiri dari 2 komponen yaitu komponen biotik dan abiotik

2. Komponen biotik terdiri dari vegetasi, mikro dan makro fauna serta manusia.

3. Peran komponen biotik pada umumnya

- Produsen/penghasil makanan diperankan oleh tumbuhan hijau


- Konsumen oleh organisme heterotof tidak menghasilkan makanan sendiri
- Dekomposer oleh bakteri atau jamur sebagai pengurai jasad organism

4. Komponen abiotik terdiri dari. sinar mentari atau cahaya, temperatur, air,
garam-garam mineral, ketinggian atau topografi, Udara, garis khayal, dan keadaan
basah.
DAFTAR PUSTAKA

Irianto, Ketut. 2016. Ilmu Lingkungan. Denpasar: PT. Percetakan Bali.


Hal: 7.
Roziaty, Efri; Kusumadani, Annur Indra; dan Aryani, Ima. 2017. Biologi
Lingkungan. Surakarta: Muhammadiyah University Press. Hal: 16.
Allo, Rimba Putra Ambang; Sudhartono, Arief; dan Labiro, Elhayat. 2018.
“Karakteristik Komponen Abiotik Anoa (Babalus sp) Habitat Dalam
Hutan Pendidikan Tadulako Universitas Kecamatan Bolano
Lambunu Kabupaten Parigi Moutong”.Jurnal Warta Rimba.
Vol 6(1): 25-26.
Simbolon, Perima .2019. ” Pengaruh Pengunaan Mosul Ekosistem
BerbasisProblem Based Learning Terhadap Kemapuan Berpikir
Kritis Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Pinangsori”.Jurnal Education
and development.Vol 7(3): 348.
Wahyuningsih, Sri; Achyani; dan Santoso, Handoko.2021. ”Faktor Biotik
dan Abiotik yang Mendukung Keragaman Tumbuhan
Paku(Pteridophyta) di Kawasan Hutan Gisting Permai Kabupaten
Tanggamus Lampung”.Jurnal BIOLOVA. Vol 2(1): 68-70.

.
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai