Anda di halaman 1dari 3

Nama : Siska Aryani

Nim : 2015201020
Prodi. : S1 Kebidanan
Mata Kuliah : Kebijakan Dalam Kebidanan

Rangkuman
1. Teori sosial (kehamilan, pesalinan, nifas, medikalisasi dan pilihan pelayanan)
A. Kehamilan
Bidan mempunyai persyaratan pengetahuan dan keterampilan dari ilmu-ilmu sosial, kesehatan
masyarakat dan etik yang membentuk dasar dari asuhan yang bermutu tinggi sesuai dengan
budaya, untuk wanita, bayi baru lahir dan keluarganya. Setiap ibu hamil mendapatkan pelayanan
antenatal sesuai standar. Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota wajib memberikan pelayanan
kesehatan ibu hamil kepada semua ibu hamil di wilayah kabupaten/kota tersebut dalam kurun
waktu kehamilan. Bidan member asuhan antenatal bermutu tinggi untuk mengoptimalkan
kesehatan selama kehamilan yang meliputi: deteksi dini, pengobatan atau rujukan.
Asuhan kebidanan didasari pada filosofi bahwa kehamilan dan persalinan merupakan proses
alamiah/fisiologis. Merupakan proses yang normal dan bukan penyakit. Proses childbirth
merupakan kejadian fisik, psikososial dan kultural. Seni dalam asuhan kebidanan meliputi
pengetahuan, kapan dan bagaimana memberikan asuhan yang sesuai dengan kebutuhan, serta
mempertahankan proses persalinan berialan alamiah.
B. Persalinan
Bidan memberikan asuhan yang bermutu tinggi, tanggap terhadap kebudayaan setempat selama
persalinan, memimpin suatu persalinan yang bersih dan aman, menangani situasi
kegawatdaruratan. Setiap bidan dalam memberikan asuhan persalinan harus berpandangan
bahwa proses tersebut adalah alamiah dan normal sehingga dalam memberikan asuhan seorang
bidan tidak perlu memberikan intervensi yang berlebihan. Dalam memberikan asuhan setiap
bidan mempunyai metode tersendiri yang disesuaikan dengan kondisi klien, serta budaya yang
dianut oleh klien dan keluarga
C. Nifas
Bidan memberikan asuhan pada ibu nifas dan menyusui yang bermutu tinggi dan tanggap
terhadap budaya setempat. Berdasarkan pernyataan kompetensi maka dapat dirumuskan
pengetahuan dan keterampilan yang harus dimiliki ole setiap bidan, yaitu:
a. Pengetahuan dasar
b. Fisiologi nifas.
c. Proses involusi dan penyembuhan sesudah persalinan / abortus.
d. Proses laktasi / menyusui dan teknik menyusui yang benar serta penyimpangan yang lazim
terjadi termasuk pembengkakan payudara, abses, mastitis, puting susu lecet, puting susu masuk.
Konsep Kebidanan dan Etikolegal Dalam Praktik Kebidanan
e. Kebutuhan nutrisi nifas, kebutuhan istirahat, aktivitas dan kebutuhan fisiologis lainnya
seperti pengosongan kandung kemih.
f. Kebutuhan nutrisi bayi baru lahir.
g. Adaptasi psikologis ibu sesudah bersalin dan abortus.
h. Bonding dan attachment orangtua dan bay baru lahir untuk menciptakan hubungan positif.
i. Indikator subinvolusi misalnya perdarahan yang terus menerus, infeksi.
j. Indikator masalah-masalah laktasi.
k. Tanda dan gejala yang mengancam kehidupan misalnya perdarahan pervaginaan menetap,
sisa plasenta, renjatan (shock) dan preeklamsi post partum.
l. Indikator pada komplikasi tertentu dalam periode post partum, seperti anemia kronis,
hematoma vulva, retensi urine dan incontinensia alvi.
m. Kebutuhan asuhan dan konseling selam dan sesudah abortus.
D. Medikalisasi
Terkait dengan hal nutrisi, aturan "medikalisasi" yang bertentangan dengan filosofi Normal and
Natural Childbirth seringkali melarang makan dan minum bag wanita yang akan melahirkan.
Alasan yang digunakan lebih kepada historisitas daripada medis. Ketakutan yang
melatarbelakangi kebijakan ini adalah bahwa jika seorang wanita yang akan melahirkan harus
menjalani operasi sesar dengan penggunaan obat bius, kemungkinan dia akan muntah dan
menghirup sisa-sisa makanan ke dalam paru-parunya ketika dia dalam keadaan tidak sadar
karena efek obat bius tersebut. Pembuat kebijakan ini berharap agar larangan makan dan minum
selama proses melahirkan akan menjamin tidak adanya sisa makan yang bisa dimuntahkan.
E. Pilihan Pelayanan
Pelayanan kebidanan adalah pelayanan yang diberikan ole bidan yang telah terdaftar
memperoleh SIPB (Surat Ijin Praktek Bidan) dari dinas kesehatan. Pelayanan kebidanan
merupakan seluruh tugas yang menjadi tanggung jawab praktek profesi bidan dalam sistem
pelayanan kesehatan yang bertujuan meningkatkan kesehatan ibu dan anak dalam rangka
mewujudkan kesehatan keluarga dan masyarakat.
Pelayanan kebidanan merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan, yang diarahkan untuk
mewujudkan kesehatan keluarga dalam rangka tercapainya keluarga yang berkualitas.
Sasaran pelayanan kebidanan adalah individu, keluarga dan masyarakat, yang meliputi upaya
peningkatan, pencegahan, penyembuhan dan pemulihan. Layanan kebidanan dapat dibedakan
menjadi:
1. Layanan kebidanan primer adalah layanan bidan yang sepenuhnya menjadi tanggung jawab
bidan
2. Layanan kebidanan kolaborasi adalah layanan yang dilakukan ole bidan sebagai anggota tim
yang kegiatannya dilakukan secara bersamaan tau sebagai salah satu urutan dari sebuah proses
kegiatan pelayanan kesehatan
3. Layanan kebidanan rujukan adalah layanan yang dilakukan oleh bidan dalam rangka rujukan ke
sistem pelayanan yang lebih tinggi atau sebaliknya yaitu pelayanan yang dilakukan oleh bidan
sewaktu menerima rujukan dari dukun yang menolong persalinan, juga layanan rujukan yang
dilakukan ole bidan ke tempat/fasilitas pelayanan kesehatan lain secara horisontal maupun
vertikal tau ke profesi kesehatan lainnya. Layanan kebidanan yang tepat akan meningkatkan
keamanan dan kesejahteraan ibu serta bayinya.
F. Pelayanan kebidanan yang bermutu yaitu pelayanan kebidanan yang dapat memuaskan
setiap pemakai jasa pelayanan kebidanan yang sesuai dengan tingkat kepuasan rata-rata
penduduk serta penyelenggaraannya sesuai dengan kode etik dan standart pelayanan kebidanan
yang telah ditetapkan.
2. Konsep Informed Choice
Pengertian Informed Choice Informed Choice berarti membuat pilihan setelah mendapatkan
penjelasan tentang alternatif asuhan yang akan dialaminya, pilihan (choice) harus dibedakan dari
persetujuan (concent). Persetujuan penting dari sudut pandang bidan, karena itu berkaitan
dengan aspek
hukum yang memberikan otoritas untuk semua prosedur yang dilakukan oleh bidan sedangkan
pilihan (choice) lebih penting dari sudut pandang wanita (pasien) sebagai konsumen penerima
jasa asuhan kebidanan.
Tujuan Informed Choice
Tujuannya adalah untuk mendorong wanita memilih asuhannya. Peran bidan tidak hanya
membuat asuhan dalam manajemen asuhan kebidanan tetapi juga menjamin bahwa hak wanita
untuk memilih asuhan dan keinginannya terpenuhi. Hal ini sejalan dengan kode etik internasional
bidan yang dinyatakan oleh ICM 1993, bahwa bidan harus menghormati hak wanita setelah
mendapatkan penjelasan dan mendorong wanita untuk menerima tanggung
jawab untuk hasil dari pilihannya.

Anda mungkin juga menyukai