Jurnal Comdev E006
Jurnal Comdev E006
Abstrak
Digitalisasi merupakan proses media dari bentuk tercetak, audio maupun video menjadi bentuk
digital (Sukmana, 2020). Digitalisasi menciptakan banyak perubahan dan kemudahan dalam
berbagai aspek, tak terkecuali dalam bidang pariwisata. Digitalisasi memungkinkan informasi
wisata tertentu dapat menjangkau wilayah dan masyarakat yang lebih luas, baik untuk tujuan
komersial, edukasi maupun hiburan. Sehubungan dengan itu, digitalisasi dapat menjadi sebuah
potensi bagi wisata Sawah Lope Desa Cikaso untuk memperoleh manfaat serupa. Namun,
kurangnya akses dan kesadaran pada pengembangan sosial media sebagai salah satu bagian dari
kanal digital menjadi salah satu penghambat jumlah kunjungan wisata Sawah Lope. Pendampingan
digital ini berfokus pada bidang pengoperasian media sosial dan pencatatan keuangan.
Pendampingan secara langsung, pelatihan, sosialisasi dan pendampingan lanjutan secara daring
telah dilaksanakan dan memperoleh hasil yang memuaskan, terbukti dari meningkatnya jumlah
kunjungan pasca dilakukannya promosi melalui kanal, Facebook, Tik-tok dan Instagram.
Abstract
Digitization is a media process from printed, audio and video forms to digital form (Sukmana,
2020). Digitalization creates many changes and conveniences in various aspects, including in the
tourism sector. Digitalization allows certain tourist information to reach a wider area and
community, both for commercial, educational and entertainment purposes. In this regard,
digitization can become a potential for Lope Rice Field tourism in Cikaso Village to obtain similar
benefits. However, the lack of access and awareness of the development of social media as part
of digital channels is one of the obstacles to the number of tourist visits to Sawah Lope. This digital
assistance focuses on the areas of operating social media and financial records. Direct assistance,
training, socialization and follow-up assistance online have been carried out and obtained
satisfactory results, as evidenced by the increase in the number of visits after promotions were
carried out via channels, Facebook, Tik-Tok and Instagram.
Keywords: Digitalization, Lope Rice Field Tourism, Tourists
Article info:
Received date month year; Accepted date month year; Published date month year
PENDAHULUAN
Sawah Lope terletak di Desa Cikaso Kecamatan Kramatmulya Kabupaten Kuningan Jawa
Barat. Selain melimpah sumber air, Desa Cikaso juga kaya akan sumber daya alam, budaya, serta
adat tradisi. Berbagai tradisi, kuliner khas, kesenian rakyat, cerita mitos dan cerita legenda,
merupakan serangkaian warisan kekayaan desa yang unik. Kekayaan alam dan budaya ini didukung
sumber daya manusia yang mencapai 4.910 jiwa dimana sebagian besar penduduknya bermata
pencaharian sebagai petani. Sawah Lope merupakan lokasi persawahan indah dengan latar
belakang Gunung Ciremai yang terletak di di Blok Sudimampir dengan luas mencapai 11.470 m2.
Sawah Ini merupakan persawahan milik desa yang digarap masyarakat setempat dan telah menjadi
destinasi wisata baru bagi masyarakat yang dimanfaatkan untuk berekreasi, berolahraga, bersantai.
Lokasi persawahan ini selalu ramai dikunjungi masyarakat setempat hingga masyarakat dari luar
Kabupaten Kuningan. Nama “lope” merupakan singkatan dari "Lokasi Persawahan" bukan “love”
yang merupakan kata bahasa inggris dan berarti cinta dalam bahasa Indonesia.
Pada tahun 2021, Sawah Lope menjadi salah satu dari 300 penerima Anugerah Desa
Wisata Indonesia (ADWI) (Kreatif, n.d.). Viralnya Sawah Lope yang dikelola Pokdarwis ini
menjadikan sawah lope sebagai tujuan wisata baru di kabupaten Kuningan. Kuliner khas Desa
Cikaso, aneka jajanan serta konsep wisata agrotourismnya yang kental membuat sawah lope
menjadi destinasi wisata edukasi dan hiburan keluarga yang digemari (Amri, 2022). Sawah Lope
saat ini telah memiliki 23 saung bambu yang terdiri dari 18 gazebo kecil, 2 gazebo besar, 1 saung
pusat informasi sekaligus kantor pengelola,1 gazebo panggung pertunjukan serta fasilitas toilet
umum, kamar bilas, mushola dan 2 area parkir (timur dan barat) dilengkapi loket tiketnya masing-
masing (Cikaso Kabupaten Kuningan, n.d.). Gazebo bambu beratap ijuk ini mempertahankan
cerminan lingkungan yang asli dan terjaga, keaslian yang terjaga ini merupakan faktor penting yang
harus ada di suatu desa wisata (Zakaria, 2014). Keunikan desa wisata sawah lope yang
mengedepankan unsur budaya tradisional makin memperkuat statusnya sebagai desa wisata. Desa
wisata memiliki produk wisata yang bernilai budaya dan memiliki karakteristik tradisional yang kuat
(Fandeli, Baiquni, Dewi, 2013) Demikian pula disampaikan Inskeep (2013) mendefinisikan wisata
pedesaan dimana sekelompok wisatawan tinggal di desa dalam suasana tradisional, tinggal di desa
guna mempelajari kehidupan di pedesaan. Hal ini juga didukung oleh Peraturan Kementrian
Kebudayaan dan Pariwisata, dikatakan desa wisata merupakan suatu bentuk kesatuan antara
akomodasi, atraksi, sarana dan prasarana pendukung wisata yang disajikan dalam suatu tatanan
kehidupan masyarakat yang menyatu dengan tradisi yang berlaku.
Pendampingan yang dilakukan oleh Mahasiswa S1 Universitas Prasetiya Mulya secara
khusus kelompok Energizer 006 melalui Kuliah Kerja Nyata 2023 (KKN) atau Community
Development berbasis kewirausahaan terhadap Desa Cikaso berfokus pada program digitalisasi
guna mengatasi permasalahan desa dalam mengembangkan objek wisata Sawah Lope (PPUK,
n.d.). Hal ini dilakukan untuk mengembangkan destinasi sawah lope yang go digital dalam rangka
meningkatkan kunjungan wisatawan serta staf pengurus yang melek digital. Kegiatan
pendampingan yang dilakukan mengarah pada literasi dan pembelajaran teknologi digital dalam
bidang penggunaan dan pengembangan media sosial serta digitalisasi keuangan untuk
mempermudah dalam proses pencatatan dan pembuatan laporan serta lebih meningkatkan
keamanan data (Wuryanta, n.d.).
Digitalisasi dapat diartikan sebagai suatu proses dalam pergantian media dari bentuk cetak
ke dalam bentuk elektronik, (R, 2019). Sementara itu, teknologi merupakan keseluruhan metode
yang secara rasional mengarah dan memiliki ciri efisien dalam setiap kegiatan manusia (P & E,
2014). Merujuk pada (Pratiwi & Saskara, 2022) menyebutkan bahwa manfaat dari teknologi
digitalisasi sangatlah penting untuk meminimalkan biaya operasional dan untuk menjangkau
konsumen lebih banyak. Ketersediaan informasi digital menciptakan masyarakat informasi, dalam
hal ini masyarakat akan mudah memperoleh informasi yang diinginkan sehingga masyarakat
informasi menjadi semakin bertumbuh (Febrianto et al., 2018). Adapun kelebihan digitalisasi
menurut Deegen dalam (Erma Prasetyo, 2016) terdiri dari; akses cepat ke item, akses cepat ke
materi secara remote, meningkatkan kemampuan penelusuran serta Integrasi pada media yang
berbeda (gambar, suara, video, dll). Sejalan dengan itu, (Mumtaz & Karmilah, 2021) menyebutkan
dengan adanya digitalisasi dapat memberikan beberapa keuntungan diantaranya: cepat dan mudah
dalam mengakses informasi, tumbuhnya inovasi dalam berbagai bidang yang memudahkan
pekerjaan, menciptakan media massa berbasis digital, khususnya media elektronik yang menjadi
sumber informasi dan pengetahuan masyarakat; (4) Meningkatnya kualitas sumber daya manusia
melalui, melahirkan berbagai sumber belajar serta hadirnya e-bisnis seperti toko online yang
menyediakan berbagai barang kebutuhan yang dapat diperoleh dengan mudah (OJK, 2017).
Tentu saja manfaat-manfaat tersebut di atas berlaku juga dalam industri pariwisata.
Teknologi digital telah mendukung dan memfasilitasi perubahan signifikan dalam cara wisatawan
mencari, merencanakan, mengakses dan menjelajahi spot wisata. Perubahan yang signifikan
terhadap aksesibilitas melalui teknologi digital telah mempengaruhi seluruh aspek perjalanan
wisatawan, mulai dari perencanaan perjalanan hingga pengalaman pada spot wisata tujuan.
Berbagai kanal digital seperti situs web destinasi, aplikasi perjalanan, media sosial, dan teknologi
mobile telah merubah cara wisatawan berinteraksi dengan destinasi wisata. Informasi terkait
destinasi wisata, baik informasi terkait atraksi, akomodasi, transportasi, dan panduan lokal, kini
dengan mudah dapat diakses melalui perangkat digital. Lebih lanjut, teknologi digital juga telah
memungkinkan wisatawan untuk berbagi pengalaman mereka secara online melalui media sosial
atau melalui ulasan, rating, foto, dan video pada google profil bisnis tentu saja mempengaruhi
keputusan perjalanan calon wisatawan lainnya terhadap destinasi atau spot wisata tertentu.
Artinya, digitalisasi teknologi menjadi sangatlah penting.
Kelompok dalam hal ini, bertujuan untuk meningkatan kunjungan wisatawan destinasi
wisata Sawah Lope melalui instrumen teknologi digital sebagaimana manfaatnya sudah disebutkan
sebelumnya. Kelompok juga mendorong digitalisasi pencatatan keaungan destinasi wisata Sawah
Lope melalui pengajaran yang intensif kepada staf pengurus Sawah Lope, dengan output destinasi
wisata Sawah Lope yang go digital, staf yang melek teknologi digital serta mampu menyelidiki peran
teknologi digital itu sendiri dalam berinovasi.
Metode pelaksanaan
Kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) yang dinamai Community Development
2023 (Comdev) Universitas Prasetiya Mulya dilaksanakan di Desa Cikaso, Kecamatan Kramat
Mulya, Kabupaten Kuningan. Comdev dilaksanakan secara hybrid dimana pendampingan secara
luring dilakukan selam 20 hari efektif sejak 9 -28 Februari 2023 (live-in) dan dan kegiatan secara
daring daring dilakukan selama 2 minggu sebelum live-in dan dilanjutkan kembali selama 3 bulan
terhitung dari bulan Maret-Juni 2023 (pasca live- in). Pendampingan yang dilakukan berfokus
pada pengembangan destinasi wisata Sawah Lope yang merupakan destinasi wisata milik desa
Cikaso yang dikelola oleh kelompok masyarakat sadar wisata (Pokdarwis).
Pelaksanaan Comunity Development 2023 di Sawah Lope desa Cikaso terbagi menjadi
beberapa tahap kegiatan diantaranya pra kegiatan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi.
1. Tahap Pra Pelaksanaan Kegiatan
a. Melakukan analisis situasi desa Cikaso menggunakan metode Desk Research melalui
situs web yang ada di internet.
b. Memetakan Stakeholders yang terlibat dalam pengembangan desa wisata secara
internal dan eksternal.
c. Melakukan wawancara dengan Bapak Ali selaku staf external relation Sawah Lope
sekaligus anggota Pokdarwis yang mengelolas destinasi wisata Sawah Lope, untuk
mengetahui masalah-masalah yang sedang dihadapi dalam pengembangan
destinasi wisata Sawah Lope.
d. Melakukan sesi diskusi dengan Bapak Redha Arwiansyah selaku Dosen
Pembimbing Lapangan (DPL) terkait teknis, persiapan dan perencanaan kegiatan
yang akan dilaksanakan selama pelaksanaan program Community Development.
e. Memetakan detail permasalahan, teknis dan perencanaan kegiatan yang akan
dilaksanakan selama pelaksanaan program Community Development.
2. Tahap Pelaksanaan Kegiatan
a. Melakukan diskusi bersama Bapak Hidayat selaku Kepala Desa Cikaso terkait
fokus dan orientasi pengembangan destinasi Sawah Lope.
b. Melakukan diskusi bersama segenap anggota Pokdarwis selaku pengurus harian
destinasi wisata Sawah Lope
c. Mempersiapkan perencanaan, mind mapping dan bahan presentasi pengembangan
desa wisata.
d. Melakukan diskusi pemantapan program kerja dengan staf pengurus Sawah Lope
terkait perencanaan pengembangan desa wisata.
e. Melakukan kunjungan dan observasi beberapa tkitik di sekitaran Destinasi Wisata
Sawah Lope, untuk memetakan lebih lanjut program kerja yang relevan.
f. Menetapkan fokus pengembangan wisata melalui digitalisasi kanal media sosial dan
digitalisasi pencatatan keuangan.
g. Membuat kanal media sosial tik-tok dan menyiapkan ide konten yang relevan
dengan destinasi wisata Sawah Lope.
h. Mengembangkan dan meningkatkan jumlah pengikut (followwers) Instagram dan
Tik-tok dengan memposting konten-konten menarik.
i. Melakukan pelatihan manajemen media sosial yang ideal kepada pengurus sawah
Lope, terutama pak Ali sebagai admin semua kanal media sosial Sawah Lope.
j. Melakukan pelatihan pengeditan via Canva dan Adobe Lightroom kepada pak Ali,
supaya konten yang diposting mempunyai nilai estetika dan value yang tinggi.
Terkait program sosial terdapat beberapa program yang telah kami lakukan sebagai sarana
untuk membantu anggota masyarakat di Desa Cikaso sendiri. Kegiatan sosial dilakukan dalam
beberapa bidang terkait Kewirausahaan Masyarakat, Program Dukcapil, dan Program Sosial
Masyarakat. Dari beberapa bidang tersebut dapat memberikan dampak yang terukur dan
membantu masyarakat sekitar untuk menyelesaikan masalah sosial yang ada .
Dalam bidang Kewirausahaan Masyarakat, fokus utamanya adalah untuk dapat
memberikan edukasi kewirausahaan yang disesuaikan dengan mata pencaharian di daerah KKN
tersebut. Untuk itu dibuat sebuah seminar pengembangan produk pada industri kopi di Kabupaten
Kuningan. Seminar ini dihadiri oleh ketua APEKI (Asosiasi Petani Kopi Indonesia) dan masyarakat
petani kopi. Seminar memiliki output agar para petani kopi dapat memperluas penjualan kopi yang
ada di Kuningan.
Lalu untuk Program Dukcapil, fokus utama yaitu dapat membantu para warga yang ada di
Desa Cikaso untuk memperbarui kartu keluarga dalam bentuk digital (memiliki barcode). Hal ini
dapat membantu Dukcapil dalam memperbaharui data masyarakat jika ada yang sudah meninggal,
pindah kk, dan pembaharuan pendidikan. Masyarakat juga akan dipermudah dalam administrasi
serta mendapatkan KK yang lebih terbaru.
Dan untuk Program Sosial Masyarakat, bertujuan untuk meningkatkan kesehatan
masyarakat yang ada di sekitar Desa Cikaso. Dengan membantu pada kegiatan posyandu berupa
imunisasi dan juga mengadakan kegiatan senam pagi untuk warga Desa Cikaso. Dari kegiatan
tersebut output yang didapat berupa bantuan untuk melakukan pendataan BALITA dan
meningkatkan kesadaran masyarakat terkait pentingnya kesehatan.