Anda di halaman 1dari 10

https://ejournal3.undip.ac.id/index.

php/naval

JURNAL TEKNIK PERKAPALAN


Jurnal Hasil Karya Ilmiah Lulusan S1 Teknik Perkapalan Universitas Diponegoro
ISSN 2338-0322

Analisa Kinerja Pelabuhan dan Utilitas Alat di PT. PBM Tangguh


Samudera Jaya
1)
Ignasius Ferdinan Apritarumboko Sihotang, 2) Wilma Amiruddin, 3) Andi Trimulyono,
Laboratorium Struktur dan Konstruksi Kapal
Departemen Teknik Perkapalan, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro
Jl. Prof. Soedarto, SH, Kampus Undip Tembalang, Semarang, Indonesia 50275
e-mail :ignas.sihotang@gmail.com

Abstrak
Pelabuhan Bongkar Muat PT. Tangguh Samudera Jaya dirancang untuk memproses pelayanan peti kemas di Pelabuhan
Tanjung Priok, Jakarta. Tujuan penelitian ini untuk mendapatkan skenario paling efektif untuk menurunkan nilai BOR
sesuai standar yang ditetapkan yaitu ≤ 70% tanpa melakukan perluasan lapangan penumpukan. Metode yang digunakan
yaitu metode analisis data untuk nilai utilitas dan analisis data untuk mendapatkan nilai BOR menggunakan bantuan
software Microsoft Excel. Hasil penelitian ini berupa nilai utilitas peralatan bongkar muat dan nilai Berth Occupancy
Ratio (BOR) sesuai standar atau tidak. Hasil perhitungan bahwa nilai BOR pada tahun 2016-2020 di PT. TSJ masih
memenuhi kriteria yakni 70% dari kapasitas tersedia sehingga masih sesuai dengan standar yang ditentukan. Nilai
utilitas alat untuk Container Crane, Rubber Tyred Gantry Crane,dan Head Truck masih sesuai dengan kriteria standar
utilitas alat yang ditetapkan yaitu ≤ 80%.

Kata Kunci : Peti kemas, BOR, Utilitas

1. PENDAHULAN cara baru. Bongkar muat adalah kegiatan


Pelabuhan adalah sebuah fasilitas di ujung perpindahan barang dari moda transportasi laut ke
samudra, sungai, atau danau untuk menerima kapal moda transportasi darat atau sebaliknya. Seiring
dan memindahkan barang kargo maupun berjalannya waktu, karena penggunaan yang yang
penumpang ke dalamnya. Pelabuhan biasanya meningkat drastis mengakibatkan sebuah kendala
memiliki alat-alat yang dirancang khusus untuk yang terjadi di Pelabuhan. Kendala yang dimaksud
memuat dan membongkar muatan dari kapal-kapal adalah penumpukan peti kemas yang sangat
yang berlabuh. Pelabuhan juga dikenal sebagai banyak di Pelabuhan. Alasan terjadinya kendala ini
tempat kapal berlabuh, bersandar, naik turun juga banyak penyebabnya, antara lain diakibatkan
penumpang ataupun bongkar muat barang yang alur sistem bongkar muat yang kurang efisien, juga
sudah dilengkapi dengan fasilitas keselamatan juga bisa diakibatkan alat yang kurang memadai untuk
fasilitas kegiatan penunjang [1]. melakukan pelaksanaan bongkar muat dari atau ke
Pelabuhan berfungsi untuk memberikan dalam kapal.
pelayanan bagi kapal-kapal yang kegiatannya Berdasarkan penelitian sebelumnya, dengan
meliputi: menaikkan dan menurunkan muatannya menggunakan metode perhitungan utilitas alat,
(manusia ataupun cargo) dan memberikan fasilitas nilai utilitas alat untuk Head Truck melebihi batas
lainnya yang diperlukan oleh kapal, contohnya, optimum dari peraturan yang ada yakni ≥ 80%,
bahan bakar, dan lainnya. Kinerja pelabuhan yang maka dilakukan penambahan utilitas alat berupa
tinggi menunjukkan bahwa pelabuhan dapat Head Truck sebanyak 2 unit menjadi 81 HT untuk
memberikan pelayanan yang baik [2]. menurunkan nilai utilitas alat agar sesuai standar
Transportasi laut terkhusus untuk pengiriman yang ditetapkan yakni ≤ 80% [3].
barang dan muatan, telah ada perubahan sistem Penelitian yang membahas utilitas juga telah
yang sangat membantu, yaitu dengan adanya peti dilakukan di Terminal Peti Kemas Makassar new
kemas (container) yang telah menjadi salah satu port, nilai utilitas sudah yang sudah melebihi batas

Jurnal Teknik Perkapalan, Vol. 10, No. 3 Juli 2022 58


standar sebesar 80% yang mengakibatkan Penelitian yang dilakukan di Terminal Peti
dilakukan penambahan untuk Container Crane Kemas Semarang dengan hasil penelitian nilai
(CC) sebanyak 8 unit, Rubber Tyred Gantry Crane BOR dengan persamaan beberapa tambatan pada
(RTG) sebanyak 7, dan Head Truck (HT) sebanyak tahun 2016 adalah 54,33% dan nilai BOR dengan
5 unit [4]. persamaan tambatan umum 22,87%. Nilai BOR
Berdasarkan penelitian yang membahas tersebut masih berada dibawah nilai batas optimum
utilitas kebutuhan alat juga telah dilakukan di sehingga tidak diperlukan penambahan panjang
Pelabuhan Maccini Baji, dari hasil penelitian maka dermaga maupun penambahan tambatan [11].
jumlah armada yang tersedia sekarang sudah tidak Penelitian tentang efisiensi kinerja pelabuhan
mampu lagi melayani permintaan muatan hingga berdasarkan kinerja optimal dari utilitas alat
tahun 2025, sehingga butuh penambahan armada bongkar muat di PT. PBM Tangguh Samudera Jaya
menjadi 10976 dari jumlah yang ada sebelumnya menunjukkan data penggunaan alat berat yang
sebanyak 1650 unit [5]. kurang optimal. Menurut data penelitian mulai dari
Kajian yang membahas utilitas juga dilakukan tahun 2016 sampai tahun 2019 menunjukkan data
di Terminal Peti Kemas Palembang dengan nilai bahwa nilai BOR di PT. PBM Tangguh Samudera
rata-rata Box/Crane/Hour (BCH) pada tahun 2018 Jaya ini pada beberapa bulan tertentu menunjukkan
dan 2019 adalah sebesar 32 dan masih diatas nilai peningkatan angka yang cukup besar bahkan
minimal yang ditentukan oleh Direktorat Jenderal sampai melampaui batas nilai optimum dari
Perhubungan Laut untuk Wilayah Palembang yaitu peraturan yang ada yakni ≥ 80%. Penelitian ini
sebesar 22 Box/Crane/Hour, dengan demikian nantinya akan menggunakan perhitungan terhadap
perlatan bongkar muat masih bekerja dengan nilai utilitas alat dan perhitungan nilai Berth
produktif [6]. Occupancy Ratio (BOR) untuk mengukur sejauh
Berbeda dengan penelitian untuk mencari mana fasilitas dermaga digunakan secara optimal.
nilai BOR, berdasarkan hasil penelitian Tujuan penelitian ini adalah menghitung nilai
sebelumnya dengan menggunakan metode Berth Occupancy Ratio (BOR), menghitung nilai
perhitungan yang berbeda karena perbedaan utilitas alat sesuai kondisi eksisting dan
jumlah tambatan, proyeksi nilai Berth Occupancy menghitung kebutuhan optimal berdasarkan data
Ratio (BOR) atau yang sering didengar sebagai yang telah diolah/diteliti.
tingkat pemakaian dermaga pada Pelabuhan Dumai Penelitian ini diharapkan dapat memberikan
melebihi batas standar yang telah ditetapkan yakni solusi dari masalah yang ada berdasarkan data
sebesar 75,86%. Berdasarkan acuan standar yang eksisting lapangan di PT. PBM Tangguh Samudera
digunakan diketahui nilai BOR tersebut melebihi Jaya. Diharapkan hasil dari penelitian ini
standar yang digunakan ≥ 70%, maka disarankan bermanfaat bagi peneliti, Perusahaan tempat
untuk melakukan penambahan panjang dermaga penelitian dan masyarakat yang memiliki
tahun 2024 sebesar 231 meter untuk menurunkan hubungan dengan penelitian ini.
nilai BOR agar sesuai dengan standar yang telah
ditetapkan [7]. 2. METODE
Hasil analisa penilaian BOR juga dilakukan di 2.1. Objek Penelitian
Pelabuhan Paotere. Nilai BOR yang didapat dari Objek penelitian ini terdapat di PT. PBM
hasil penelitian ini memiliki nilai 8.50% dari batas Tangguh Samudera Jaya yang termasuk
maksimum 70% yang tidak mengharuskan perusahaan yang beroperasi di bidang lapangan
Pelabuhan Paotere untuk menambah Panjang bongkar muat barang dan kontainer di pelabuhan
dermaganya [8]. yang melayani perdagangan arus keluar masuk
Penelitian yang membahas nilai BOR yang container rute internasional. Fasilitas yang tersedia
juga dilakukan di Pelabuhan Dumai yang di lapangan penumpukan peti kemas PT. PBM
menghasilkan hasil penelitian untuk menurunkan Tangguh Samudera Jaya meliputi dermaga,
BOR Dermaga B hingga mencapai nilai ideal, perlu Kapasitas Container Yard (CY), dan peralatan
diadakan perpanjangan dermaga sebesar 161 (Equipment).
meter. Panjang dermaga semula 800 meter, pada Dermaga merupakan tambatan yang
tahun 2021 diperlukan penambahan menjadi 961 dibutuhkan untuk kapal berlabuh, mengingat kapal
meter [9] container yang berukuran besar, oleh karena itu
Kajian yang membahas BOR juga dilakukan ukuran dermaga harus cukup panjang dan dalam.
di Pelabuhan Sibolga dengan hasil penelitian Panjang dermaga optimalnya adalah antara 250 m
bahwa diperlukan penambahan Panjang dermaga sampai 350 m, sedangkan untuk kedalamannya
yang sebelumnya memiliki panjang 103,5 meter adalah dari 12 m sampai 15 m yang tergantung
menjadi 200 meter [10] pada ukuran kapal.

Jurnal Teknik Perkapalan, Vol. 10, No. 3 Juli 2022 59


Container yard merupakan lapangan yang sehingga dapat mudah dipahami dan temuannya
digunakan sebagai tempat penumpukan peti kemas dapat diinformasikan kepada orang lain [13].
yang berisi muatan full container load (FCL) dan Penetapan kriteria hasil analisis menggunakan
peti kemas kosong yang akan dikapalkan [2]. acuan dari Peraturan Direktur Jenderal
Alat bongkar muat peti kemas yang akan dibahas Perhubungan Laut Nomor : HK.103/2/2/DJPL-17,
pada penelitian ini terdiri dari : nilai Berth Occumpancy Ratio (BOR) optimum
• Container Crane yang merupakan alat untuk wilayah Tanjung Priok Jakarta adalah
mekanis guna untuk memuat/mengangkat peti sebesar ≤ 70%, sedangkan suatu alat dapat
kemas dari lambung kapal ke dermaga dikatakan overload jika memiliki nilai utilitas alat
pelabuhan ataupun sebaliknya. ≥ 80% [14].
• Rubber tyred gantry crane (RTG crane) Hasil yang diharapkan dari proses di atas
merupakan jenis gantry crane yang adalah untuk mengetahui indikator kinerja
difungsikan untuk mengambil dan menumpuk terminal yang berupa utilitas peralatan bongkar
container di lapangan container. muat dan nilai Berth Occupancy Ratio (BOR)
• Head truck merupakan alat yang berfungsi masih sesuai standar atau sudah overload. Hasil
untuk mengangkut peti kemas yang berasal penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai
dari dermaga ke lapangan penumpukan bahan pertimbangan dalam menilai kinerja
petikemas maupun ke gudang container Pelabuhan di PT. PBM Tangguh Samudera Jaya.
freight station (CFS) ataupun sebaliknya[1].
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
2.2. Prosedur Penelitian Berdasarkan Kementerian Perhubungan yang
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini mengatur tentang pemisahan kegiatan bongkar
digunakan untuk mendapatkan utilitas alat, muat dari perusahaan pelayaran, PT. PBM
meliputi data jumlah dan arus yang dikelola oleh Tangguh Samudera Jaya (TSJ) diresmikan pada
alat container crane, rubber tyred gantry crane dan tahun 1986. Sejak saat itu TSJ mengalami
head truck yang akan diolah berdasarkan data perkembangan sampai tahun 2010, mulai saat itu
eksisting, nilai utilitas setelah penambahan alat dan cara penanganan kargo oleh Perusahaan Bongkar
perkiraan nilai utilitas setelah kenaikan TEUs. Muat (PBM) di Pelabuhan Tanjung Priok telah
Metode penelitan terbagi menjadi metode mengalami perubahan dari sistem Terminal
pengumpulan data dan metode analisis data. Operator (TO) menjadi Perusahaan Bongkar Muat
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam (PBM) terseleksi. Pola ini terpilih sebagai salah
penelitian ini adalah teknik pengumpulan data satu dari Perusahaan Bongkar Muat (PBM)
primer dan sekunder. Teknik pengumpulan data terseleksi yang mengoperasikan dermaga seiring
primer yang digunakan berupa observasi lapangan. dengan perubahan Terminal 3 Tanjung Priok dari
Data yang diambil meliputi : terminal multipurpose menjadi terminal peti kemas
a. Data arus peti kemas di PT. PBM Tangguh internasional.
Samudera Jaya selama 5 tahun terakhir. Tabel 1. Fasilitas yang Tersedia di lapangan
b. Data lama waktu operasi bongkar muat peti penumpukan peti kemas PT. PT. PBM Tangguh
kemas di PT. PBM Tangguh Samudera Jaya. Samudera Jaya
c. Data fasilitas PT. PBM Tangguh Samudera Nama
Jaya. NO Ukuran
Fasilitas
d.
Panjang 450 m
Sedangkan teknik pengumpulan data sekunder Dermaga
1 Lebar 26 m
didapatkan dari buku dan jurnal yang digunakan Internasional
Kedalaman 13 m
sebagai referensi untuk penelitian ini. Metode
Kapasitas
analisis yang digunakan adalah metode analisis 50000
2 Lapangan Internasional
kuantitatif yang tujuannya untuk mengetahui nilai m2
Penumpukan
batas optimum untuk nilai Berth Occupancy Ratio
Peralatan (Equipment)
(BOR) dan nilai utilitas alat. Penelitian kuantitatif
Container
adalah penelitian dengan proses yang sudah 2 Unit
Crane
ditentukan dan mencari hasil menggunakan sumber
Rubber Tyred
data terukur sebagai alat untuk menganalisis 10 Unit
Gantry Crane
permasalahan yang ingin diketahui [12]. Teknik 3
Head Truck 20 Unit
analisis merupakan proses mencari dan menyusun
Reach Stacker 4 Unit
data secara sistematis yang diperoleh dari hasil
Harbour
observasi, wawancara, dan bahan-bahan lain, 2 Unit
Mobile Crane
Total 38 Unit
Jurnal Teknik Perkapalan, Vol. 10, No. 3 Juli 2022 60
Berdasarkan penelitian yang telah (77%), April (79%), Mei (77%), agustus (92%).
berlangsung, data yang terdapat pada tabel 1 Pada tahun 2019 nilai BOR optimum terjadi pada
merupakan fasilitas yang sesuai dengan kondisi bulan Maret (75%). Nilai BOR yang ≥ 70%
eksisting yang ada. diakibatkan oleh beberapa keadaan yang
diakibatkan oleh kerusakan pada alat bongkar
3.1. Berth Occupancy Ratio (BOR) muat. Kendala yang menghambat kinerja crane
Berth Occupancy Ratio (BOR) adalah dapat dilihat pada tabel 3.
indikator pemanfaatan dermaga yang menyatakan
tingkat pemakaian dermaga terhadap waktu yang Tabel 3. Penghambat kinerja crane
tersedia. Faktor yang mempengaruhi nilai BOR QCC No.1 QCC No.2
adalah total waktu tambat dan waktu efektif. Berth
Time atau waktu tambat adalah jumlah total waktu Trouble Engine Trouble Engine
siap operasi tambatan untuk melayani kapal, Trouble Trouble Terminal
sedangkan waktu Efektif atau effective time adalah Spreader ACCU
jumlah jam bagi suatu kapal yang benar-benar Lock Unlock Lock - unlock
digunakan untuk bongkar muat selama kapal di Wire Rope Trouble Boom - Up
tambatan. Penggunaan rumus BOR yang ada harus Trouble Trolley Trouble Control On
sesuai dengan jumlah tambatan yang ada di suatu Trouble Hoist
Trouble Hoist
Pelabuhan. Penelitian ini menggunakan persamaan (Blackout)
BOR kedua karena tempat penelitian ini dilakukan Repair Clutch Hoist
Trouble Gantry
hanya terdapat satu tambatan. Gear

𝜀 𝑊𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑡𝑎𝑚𝑏𝑎𝑡 Berdasarkan tabel 3 dapat dilihat bahwa


𝐵𝑂𝑅 = 𝑥 100%........................(1)
𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑒𝑓𝑒𝑘𝑡𝑖𝑓 peningkatan nilai BOR diakibatkan oleh kendala
yang terdapat pada alat dan diharapkan kendala
Nilai BOR dari persamaan BOR diatas yang sudah ada dapat diminimalisir untuk
didapat dari hasil pembagian waktu sejak kapal mendapatkan nilai optimum kinerja BOR yang ada
tertambat dengan sempurna di dermaga sampai di perusahaan PT. PBM Tangguh Samudera Jaya.
lepas sandar (hari) atau yang sering disebut dengan Penelitian yang membahas tentang analisa
waktu tambat dengan total waktu operasi nilai BOR juga sudah pernah dilakukan di
pelabuhan dalam satu periode satu tahun (hari) atau Pelabuhan Dumai. Perbedaan penelitian ini dengan
yang sering disebut dengan waktu efektif kemudian penelitian sebelumnya terletak pada metode
dikali 100%. Dari persamaan BOR yang akan perhitungan nilai BOR. Penelitian ini
digunakan pada penelitian ini, hasil perhitungan menggunakan perhitungan dengan persamaan
nilai BOR pada tahun 2016 – 2020 dapat dilihat untuk tambatan tunggal sedangkan penelitian
pada tabel 2. sebelumnya menggunakan persamaan untuk
dermaga dengan beberapa tambatan. [7].
Tabel 2. Nilai Berth Occupancy Ratio (BOR)
Berth Occupancy Ratio (%) 3.2. Utilitas Peralatan Bongkar Muat Peti
Bulan 2016 2017 2018 2019 2020 Kemas PT. Tangguh Samudera Jaya
Januari 75 % 74 % 63 % 50 % 50 %
Februari 60 % 77 % 56 % 56 % 45 % Utilitas alat adalah sebuah parameter
Maret 60 % 68 % 56 % 75 % 53 % perhitungan peralatan dimana peralatan tersebut
April 64 % 79 % 66 % 57 % 41 % melaksanakan pekerjaan sesuai dengan fungsi dan
Mei 69 % 77 % 74 % 72 % 41 % manfaatnya dan dijelaskan dalam bentuk persen.
Juni 89 % 44 % 35 % 34 % 43 %
Fasilitas alat bongkar muat kontainer yang tersedia
Juli 44 % 51 % 50 % 51 % 46 %
Agustus 86% 92 % 45 % 51 % 45 % di PT. PBM Tangguh Samudera Jaya sebagai
September 70% 70 % 64 % 62 % 61 % berikut : kontainer Crane 2 Unit, Rubber tyred
Oktober 70 % 54 % 61 % 55 % 52 % gantry crane (RTG) berjumlah 10 unit dan Head
November 68 % 60% 52 % 64 % 45 % Truck (HT) berjumlah 20 Unit. Penelitian
Desember 70 % 60 % 57 % 47 % 47 %
Rata – 69 % 67 % 57 % 56 % 47 %
sebelumnya dilakukan di Pelabuhan Surabaya.
Rata Tingkat pelayanan masing-masing alat bisa dilihat
dari data dibawah ini:
Berdasarkan tabel 2 dapat dilihat pada tahun
2016 nilai BOR yang melewati nilai batas optimum 3.2.1. Utilitas Container Crane (CC)
terjadi pada bulan januari (75%), juni (89%), Perhitungan utilitas untuk container crane
agustus (86%). Pada tahun 2017 nilai BOR dilakukan dengan terlebih duhulu menetapkan
optimum terjadi pada bulan januari (74%), februari perkiraan jumlah TEUs yang diangkut

Jurnal Teknik Perkapalan, Vol. 10, No. 3 Juli 2022 61


dipelabuhan, jumlah crane, jumlah jam kerja, dan 𝑋
URTG = 𝑁𝑅𝑇𝐺.𝑌𝑅𝑇𝐺.𝐵𝑊𝑇.𝑊𝐷
× 100%.............(3)
hari hari kerja dlm waktu 1 tahun. Contoh
perhitungan untuk utilitas crane dilakukan dengan 190828
URTG = × 100%
10.9.24.365
data tahun 2020 sebagai berikut:
URTG = 24%
𝑋
UCC = 𝑁𝐶𝐶.𝑌𝐶𝐶.𝐵𝑊𝑇.𝑊𝐷
× 100%.................(2) Keterangan :
190828 URTG = Utilitas Rubber Tyred Gantry Crane (%)
UCC = 2.23.24.365
× 100%
X = Jumlah TEUs yang diangkut di pelabuhan
UCC = 47% (tahun)
NRTG = Jumlah RTG (10 buah)
Keterangan :
YRTG = Jumlah TEUs yang diangkut oleh
Ucc = Utilitas Container Crane (%)
RTG/jam (9 teus )
X = Jumlah TEUs yang diangkut di
BWT = Jam kerja per hari (24 jam)
pelabuhan (tahun)
Wd = Hari kerja yang tersedia pertahun
Ncc = Jumlah crane (2 buah)
Ycc =Jumlah TEUs yang diangkut oleh
Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan
crane/jam (23 teus )
maka hasil penelitian nilai utilitas untuk Rubber
BWT = Jam kerja per hari (24 jam)
Tyred Gantry Crane tahun 2016 – 2020 akan
Wd = Hari kerja yang tersedia pertahun (365
memberikan hasil sebagai mana terlihat pada tabel
hari)
5.
Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan
Tabel 5. Utilitas Rubber Tyred Gantry Crane
maka hasil penelitian nilai utilitas untuk container
crane tahun 2016 – 2020 akan memberikan hasil Tahun TEUs URTG
sebagai mana terlihat pada tabel 4. 2016 310634 39%
2017 283449 36%
Tabel 4. Utilitas Container Crane 2018 224258 28%
Tahun TEUs UCC 2019 217542 28%
2020 190828 24%
2016 310634 77%
2017 283449 70%
2018 224258 56% Berdasarkan hasil perhitungan pada tabel 5
2019 217542 54% dan sesuai dengan kondisi eksisting lapangan,
2020 190828 47% maka hasil perhitungan menunjukkan nilai utilitas
alat Rubber Tyred Gantry Crane masih berada
dibawah batas optimum (≥80%) dan tidak
Berdasarkan hasil perhitungan pada tabel 4
overload. Kondisi eksisting yang dimaksud adalah
dan sesuai dengan kondisi eksisting lapangan,
peralatan dengan jumlah jumlah Rubber Tyred
maka hasil perhitungan menunjukkan nilai utilitas
Gantry Crane sebanyak 10 unit yang kondisi
alat container crane masih berada dibawah batas
eksistingnya dapat memproses peti kemas
optimum (≥80%) dan tidak overload mengacu pada
sebanyak 9 TEUs dalam 1 jam.
peraturan Jenderal Perhubungan Laut Nomor :
HK.103/2/2/DJPL-17. Kondisi eksisting yang
3.2.3. Utilitas Head Truck (HT)
dimaksud adalah peralatan dengan jumlah
Perhitungan utilitas untuk Head Truck
container crane sebanyak 2 unit yang kondisi
dilakukan dengan terlebih duhulu menetapkan
eksistingnya dapat memproses peti kemas
perkiraan jumlah TEUs yang diangkut
sebanyak 23 TEUs dalam 1 jam.
dipelabuhan, jumlah crane, jumlah jam kerja, dan
hari hari kerja dlm waktu 1 tahun. Contoh
3.2.2. Utilitas Rubber Tyred Gantry Crane
perhitungan untuk utilitas crane dilakukan dengan
(RTG)
data tahun 2020 sebagai berikut:
Perhitungan utilitas untuk Rubber Tyred
Gantry Crane dilakukan dengan terlebih duhulu 𝑋
menetapkan perkiraan jumlah TEUs yang diangkut UHt = 𝑁𝑅𝑇𝐺.𝑌𝑅𝑇𝐺.𝐵𝑊𝑇.𝑊𝐷 × 100%..............(4)
dipelabuhan, jumlah crane, jumlah jam kerja, dan 190828
UHt = 20.3.24.365 × 100%
hari hari kerja dlm waktu 1 tahun. Contoh
perhitungan untuk utilitas crane dilakukan dengan UHt = 36%
data tahun 2020 sebagai berikut:

Jurnal Teknik Perkapalan, Vol. 10, No. 3 Juli 2022 62


Keterangan : dipelabuhan, jumlah crane, jumlah jam kerja, dan
hari hari kerja dlm waktu 1 tahun. Contoh
UHt = Utilitas Head Truck (%)
perhitungan untuk utilitas crane dilakukan dengan
X = Jumlah TEUs yang diangkut di pelabuhan
data tahun 2020 sebagai berikut:
(tahun)
NHt = Jumlah UHt (20 buah) 𝑋
YHt = Jumlah TEUs yang diangkut oleh UHt UCC = 𝑁𝐶𝐶.𝑌𝐶𝐶.𝐵𝑊𝑇.𝑊𝐷
× 100%...................(5)
/jam (3 teus ) 257618
BWT = Jam kerja per hari (24 jam) UCC = 3.23.24.365
× 100%
Wd = Hari kerja yang tersedia pertahun
UCC = 43%
Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan Keterangan :
maka hasil penelitian nilai utilitas untuk Head
Ucc = Utilitas Container Crane (%)
Truck tahun 2016 – 2020 akan memberikan hasil
X = Perkiraan jumlah TEUs yang diangkut di
sebagai mana terlihat pada tabel 6.
pelabuhan / tahun
Ncc = Jumlah crane (3 buah)
Tabel 6. Utilitas Head Truck
Ycc = Jumlah TEUs yang diangkut oleh
Tahun TEUs UHT crane/jam (23 teus )
2016 310634 59% BWT = Jam kerja per hari (24 jam)
2017 283449 54% Wd = Hari kerja yang tersedia pertahun
2018 224258 43%
2019 217542 41% Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan
2020 190828 36% maka hasil penelitian nilai utilitas untuk container
crane tahun 2016 – 2020 akan memberikan hasil
Berdasarkan hasil perhitungan pada tabel 6 dan sebagai mana terlihat pada tabel 7.
sesuai dengan kondisi eksisting lapangan, maka
hasil perhitungan menunjukkan nilai utilitas alat Tabel 7. Utilitas Container Crane
Head Truck masih berada dibawah batas optimum Tahun TEUs UCC
(≥80%) dan tidak overload. Kondisi eksisting yang
dimaksud adalah peralatan dengan jumlah jumlah
2016 419356 69%
Head Truck sebanyak 20 unit yang kondisi 2017 382656 63%
eksistingnya dapat memproses peti kemas 2018 302748 50%
sebanyak 3 TEUs dalam 1 jam 2019 293682 49%
2020 257618 43%
3.3. Perkiraan Penambahan Alat
Berdasarkan hasil perhitungan utilitas alat Berdasarkan hasil perhitungan pada tabel 7
dengan alat yang sudah ada di PT. Tangguh dengan kondisi setelah dilakukan penambahan
Samudera Jaya tidak perlu dilakukan penambahan perkiraan kenaikan arus sebesar 35 %, maka hasil
alat karena overload. Untuk peralatan di PT. perhitungan menunjukkan nilai utilitas alat
Tangguh Samudera Jaya direncanakan akan container crane masih berada dibawah batas
dilakukan penambahan alat dengan tujuan optimum (≥80%) dan tidak overload. Kondisi
peningkatan performa Pelabuhan. Peralatan yang eksisting yang dimaksud adalah peralatan dengan
akan direncanakan untuk dilakukan penambahan jumlah jumlah container crane sebanyak 1 unit
adalah Container Crane sebanyak satu (1) buah. menjadi 3 unit yang kondisi eksistingnya dapat
Perencaan penambahan alat container crane yang memproses peti kemas sebanyak 23 TEUs dalam 1
bertujuan untuk penambahan arus penangangan jam.
peti kemas berpengaruh ke semua alat bongkar
muat yang beroperasi, maka dari itu data arus 3.3.2. Utilitas Rubber Tyred Gantry Crane
TEUs yang dikelola perusahaan untuk perhitungan (RTG)
dibawah merupakan data perkiraan setelah Perhitungan utilitas untuk Rubber Tyred
penambahan arus teus sebesar 30% dari data yang Gantry Crane dilakukan dengan terlebih duhulu
ada. menetapkan perkiraan jumlah TEUs yang diangkut
dipelabuhan, jumlah crane, jumlah jam kerja, dan
3.3.1. Utilitas Container Crane (CC) hari hari kerja dlm waktu 1 tahun. Contoh
Perhitungan utilitas untuk container crane perhitungan untuk utilitas crane dilakukan dengan
dilakukan dengan terlebih duhulu menetapkan data tahun 2020 sebagai berikut:
perkiraan jumlah TEUs yang diangkut

Jurnal Teknik Perkapalan, Vol. 10, No. 3 Juli 2022 63


𝑋 Keterangan :
URTG = 𝑁𝑅𝑇𝐺.𝑌𝑅𝑇𝐺.𝐵𝑊𝑇.𝑊𝐷 × 100%................(6)
257618 UHT = Utilitas Head Truck (%)
URTG = 10.9.24.365
× 100% X = Perkiraan jumlah TEUs yang diangkut di
pelabuhan / tahun
URTG = 33%
NHT = Jumlah UHT (20 buah)
Keterangan : YHT = Jumlah TEUs yang diangkut oleh UHT
/jam (3 teus )
URTG = Utilitas Rubber Tyred Gantry Crane (%)
BWT = Jam kerja per hari (24 jam)
X = Perkiraan jumlah TEUs yang diangkut di
Wd = Hari kerja yang tersedia pertahun
pelabuhan / tahun
NRTG = Jumlah RTG (10 buah)
Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan
YRTG = Jumlah TEUs yang diangkut oleh
maka hasil penelitian nilai utilitas untuk Head
RTG/jam (9 teus )
Truck tahun 2016 – 2020 akan memberikan hasil
BWT = Jam kerja per hari (24 jam)
sebagai mana terlihat pada tabel 9.
Wd = Hari kerja yang tersedia pertahun
Tabel 9. Utilitas Head Truck
Berdasarkan rumus perhitungan yang telah
dilakukan maka hasil penelitian nilai utilitas untuk Tahun TEUs UHT
Rubber Tyred Gantry crane tahun 2016 – 2020 2016 419356 80%
akan memberikan hasil sebagai mana terlihat pada 2017 382656 73%
tabel 8. 2018 302748 58%
2019 293682 56%
Tabel 8. Utilitas Rubber Tyred Gantry Crane 2020 257618 49%
Tahun TEUs URTG
Berdasarkan hasil perhitungan pada tabel 9
2016 419356 53%
dengan kondisi setelah dilakukan penambahan
2017 382656 49% perkiraan kenaikan arus sebesar 35 %, maka hasil
2018 302748 38% perhitungan menunjukkan nilai utilitas alat Head
2019 293682 37% Truck masih berada dibawah batas optimum
2020 257618 33% (≥80%) dan tidak overload. Kondisi eksisting yang
dimaksud adalah peralatan dengan jumlah jumlah
Berdasarkan hasil perhitungan pada tabel 8 Head Truck sebanyak 20 unit yang kondisi
dengan kondisi setelah dilakukan penambahan eksistingnya dapat memproses peti kemas
perkiraan kenaikan arus sebesar 35 %, nilai utilitas sebanyak 3 TEUs dalam 1 jam
alat Rubber Tyred Gantry Crane menunjukkan
masih berada dibawah batas optimum (≥80%) dan 3.3.4. Perbandingan Utilitas Alat Sebelum dan
tidak overload. Kondisi eksisting yang dimaksud Sesudah Penambahan Alat
adalah peralatan dengan jumlah jumlah Rubber Berdasarkan hasil perhitungan utilitas
Tyred Gantry Crane sebanyak 10 unit yang kondisi setelah dilakukan penambahan alat pada container
eksistingnya dapat memproses peti kemas crane (CC) sebanyak 1 unit, nilai utilitas semakin
sebanyak 9 TEUs dalam 1 jam. turun dari nilai batas optimum (≥80%) yakni dari
77% ke 69%. Dengan penambahan alat container
3.3.3. Utilitas Head Truck (HT) crane tersebut, maka dapat dikatakan bahwa
Perhitungan utilitas untuk Head Truck penurunan nilai utilitas tersebut dapat memberi
dilakukan dengan terlebih duhulu menetapkan peluang untuk menampung arus bongkar muat
perkiraan jumlah TEUs yang diangkut dengan nilai yang lebih tinggi dari tahun 2016 –
dipelabuhan, jumlah crane, jumlah jam kerja, dan 2020 yang hasil dari perhitungannya menunjukkan
hari hari kerja dlm waktu 1 tahun. Contoh nilai utilitas yang belum menyentuh nilai batas
perhitungan untuk utilitas crane dilakukan dengan optimum. Perbandingan utilias alat container crane
data tahun 2020 sebagai berikut: sebelum dan sesudah dilakukan penambahan alat
pada tahun 2016- 2020 dapat dilihat pada gambar 1
𝑋 berikut.
UHT = 𝑁𝐻𝑇.𝑌𝐻𝑇.𝐵𝑊𝑇.𝑊𝐷
× 100%.....................(7)
257618
UHT = 20.3.24.365
× 100%

UHT = 49%

Jurnal Teknik Perkapalan, Vol. 10, No. 3 Juli 2022 64


Data yang diperoleh pada tabel 10 diatas kemudian
Utilitas Container Crane (%) digunakan untuk mendapatkan grafik yang dapat
dilihat pada gambar 2 dibawah dan rumus
Sebelum Penambahan Alat
Sesudah Penambahan Alat peramalan Trenline Linear. Berdasarkan grafik
yang ada, maka penelitian ini diperoleh rumus
90
77 peramalan dengan:
80
70
70 Y = -30552x + 336998.....................(8)
Nilai Utilitas (%)

69 56 54
60
63
47 Trenline Linear
50
50 49
40 350000
43
30 300000

20 250000

10 200000
y = -30552x + 336998
0 150000
R² = 0,9424
2016 2017 2018 2019 2020 100000
Tahun
50000
Gambar 1. Grafik Perbandingan Utilitas 0
Container Crane sebelum dan setelah Penambahan 0 2 4 6
Alat
Gambar 2. Grafik Trenline Linear
Berdasarkan gambar 1, hasil skema penambahan
alat Container Crane (CC) sebanyak 1 unit Perhitungan dengan rumus yang diperoleh,
menjadi 3 unit dapat dilihat penurunan nilai utilitas maka hasil dari peramalan arus untuk tahun
alat yang membuat nilai utilitas semakin membaik mendatang akan diperoleh dengan perhitungan
dan menunjukkan nilai utilitas semakin menurun berikut:
dari nilai batas optimum (≥80%). Y2021 = -30552 (6) + 336998
Y2021 = 153686 TEUs
4. Peramalan Arus Peti Kemas Hasil perhitungan untuk peramalan dengan
4.1. Tren Linear waktu 5 tahun mendatang dapat dilihat pada tabel
Peramalan arus peti kemas yang digunakan 11.
pada penelitian ini menggunakan metode tren
linear yakni peramalan pergerakan jangka panjang Tabel 11. Data perkiraan peramalan arus
dalam suatu kurun waktu yang dapat digambarkan Tahun Kode Tahun(x) Arus TEUs
dengan garis lurus. Berdasarkan data yang
diperoleh, penelitian ini menggunakan data 5 tahun 2021 6 153686
terakhir yang akan di proses hingga mendapatkan 2022 7 123134
arus peramalan di tahun yang akan datang. 8
Peramalan ini menggunakan metode peramalan 2023 92582
kuantitatif, yaitu peramalan yang sangat 2024 9 62630
mengandalkan pada data historis yang dimiliki .
Data yang dimiliki untuk diolah dapat dilihat pada Hasil yang terdapat pada tabel 11 diperoleh
tabel 10. dengan menggunakan rumus yang didapat dari
trenline linear. Berdasarkan hasil data yang telah
Tabel 10. Data arus tahun 2016-2020 diproses menggunakan metode trenline linear, nilai
Tahun Kode Tahun(x) Arus TEUs perkiraan peramalan mengalami penurunan karena
1 data yang diperoleh sebelumnya juga mengalami
2016 310634 penurunan mulai tahun 2016-2020.
2017 2 283449
2018 3 224258 5. Kesimpulan
Berdasarkan hasil perhitungan Nilai Berth
2019 4 217542 Occupancy Ratio (BOR) pada tahun 2016-2020 di
2020 5 190828 Terminal Peti kemas PT. Tangguh Samudera Jaya
diperoleh bahwa kondisi lapangan memiliki nilai
BOR sebesar ≤ 70% dari kapasitas yang tersedia,

Jurnal Teknik Perkapalan, Vol. 10, No. 3 Juli 2022 65


maka dilakukan simulasi yang paling optimal Curah Cair Berdasarkan Data Kunjungan
untuk menurunkan nilai Berth Occupancy Ratio Kapal Di Pelabuhan Dumai,” Jurnal
(BOR) sehingga sesuai dengan standar yang Fakultas Teknik, vol. 3, no. 2, pp. 1–8,
ditetapkan sebesar ≤ 70%. Nilai BOR optimum 2016.
paling besar terdapat di tahun 2016 yaitu sebesar [8] L. Bochary dan M. Idrus, “Analisa Kenerja
69%. Berdasarkan hasil perhitungan nilai utilitas Dermaga Pelabuhan Rakyat Paotere
alat bongkar muat dengan alat yang tersedia, maka Sulawesi Selatan,” Jurnal Riset dan
didapat nilai utilitas alat untuk Container Crane Teknologi Kelautan, vol. 14, no. 1, pp. 9–
(CC), Rubber Tyred Gantry Crane (RTG), dan 22, 2016.
Head Truck (HT) masih sesuai dengan standar [9] D. A. Widyarti , Rinaldi, F. Fatnanta,
utilitas alat yang ditetapkan yaitu ≤ 80%. Nilai “Analisis Berth Occupancy Ratio (BOR)
utilitas alat yang paling besar untuk alat Container Untuk Memenuhi Standar Utilitas Dirjen
Crane (CC) terdapat pada tahun 2016 yaitu sebesar Perhubungan Laut Pada Dermaga B Curah
77%, untuk alat Rubber Tyred Gantry Crane Cair Pelabuhan Dumai” Jurnal Fakultas
(RTG) terdapat pada tahun 2016 yaitu sebesar Teknik, Vol. 4, no. 2, pp. 1-10, 2019.
39%, dan Head Truck (HT) terdapat pada tahun [10] J. Daud, B. P. Sinaga, “Kajian Berth
2016 yaitu sebesar 59 %. Nilai utilitas yang ada Occupation Ratio Di Dermaga Pelabuhan
masih dibawah batas standar sehingga tidak perlu Penyeberangan Sibolga Kaitannya Dengan
dilakukan penambahan alat. Berdasarkan data yang Perkembangan Pelabuhan,” Jurnal Teknik
tersedia untuk mencari nilai peramalan arus di Sipil USU, no. 1, pp. 1-13, 2014.
tahun mendatang, hasil estimasi peramalan dengan [11] N. P. Djambek, D. G. Ariska, W.
tren linear mengalami penurunan hingga tahun Kushardjoko, dan K. H. Basuki, “Analisis
2024 mencapai 62630 TEUs. Optimalisasi Pengembangan Sarana Dan
Prasarana Terminal Peti Kemas Semarang,”
DAFTAR PUSTAKA Jurnal Karya Teknik Sipil, Vol. 6, No. 2, pp.
119-132, 2017.
[1] R. O. S. Gurning dan E. H. Budiyanto, [12] M. Kasiram, Metodologi Penelitian,
Manajemen Bisnis Pelabuhan, PT. Andhika Malang: UIN-Malang Press, 305-309, 2008
Prasetya Ekawahana, 2007. [13] Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif
[2] B. Triatmodjo, Perencanaan Pelabuhan, Kualitatif, Bandung: Alfabeta, 2011.
Yogyakarka: Beta Offset Yogyakarta , [14] Kementerian Perhubungan Direktorat
2010. Jenderal Perhubungan laut, “Keputusan
[3] A. M. Nainggolan, W. Amiruddin, dan A. Direktur Jenderal Perhubungan Laut no
F. Zakki, “Analisa Pengaruh Penambahan UM.002/38/18/DJM.11 tentang Standar
Alat Bongkar Muat Terhadap Penurunan Kinerja pelayanan Operasional Pelabuhan,”
Nilai YOR Di Terminal Petikemas no. 8, p. 21, 2011.
Surabaya,” Jurnal Teknik Perkapalan, vol.
9, no. 4, pp. 152–160, 2021.
[4] A. Ana and H. Amran, “Analisis Kebutuhan
Fasilitas Penanganan Petikemas Di
Terminal Petikemas Makassar” Tesis,
Teknik Perencanaan Transportasi,
Universitas Hasanuddin, Makassar, 2020.
[5] R. Firmansyah, M. Idrus, dan A. S.
Chaerunnisa, “Analisa Kapasitas Pelayanan
Kegiatan Bongkar Muat Kapal Barang di
Pelabuhan Maccini Baji,” Jurnal Penelitian
Enjiniring, vol. 23, no. 2, pp. 148–156,
2019
[6] T. U. Purwati, E. Buchari, dan E. Kadarsah,
“Analisis Tingkat Kepuasan Pengguna Jasa
Terhadap Kinerja Layanan Terminal Peti
Kemas Boom Baru Palembang,” Jurnal
Rekayasa Sipil Dan Lingkungan, vol. 2, no.
1, pp. 19–30, 2018.
[7] B. P. Manik, Trimaijon, dan F. Fatnanta,
“Analisis Kelayakan Panjang Dermaga

Jurnal Teknik Perkapalan, Vol. 10, No. 3 Juli 2022 66


Jurnal Teknik Perkapalan, Vol. 10, No. 3 Juli 2022 67

Anda mungkin juga menyukai