Anda di halaman 1dari 25

KATA PENGANTAR

Laporan pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan pada Gudang

dan sarang Walet AMAN disusun berdasarkan Dokumen Upaya

Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan ( UKL-

UPL) yang telah disetujui dan Sesuai dengan Keputusan Menteri Negara

Lingkungan Hidup No. 45 Tahun 2005.

Laporan hasil Pelaksanaan UKL-UPL Semester I Tahun 2023 ini

memuat ringkasan pengelolaan dan pemantauan lingkungan yang telah

dilaksanakan oleh perusahaan dari bulan Januari 2023 sampai bulan Juni

2023. Laporan ini disusun untuk memberi informasi mengenai kegiatan

pengelolaan dan pemantauan dampak kegiatan perusahaan terhadap

lingkungan dan diharapkan dengan adanya informasi dapat dilakukan

evaluasi terhadap efektifitas pelaksanaan pengelolaan lingkungan yang

telah dilakukan dalam rangka upaya pelestarian lingkungan.

Semoga apa yang tertuang dalam laporan ini dapat memberikan

manfaat yang sebesar-besarnya bagi semua pihak.

Tebing Tinggi, Juli 2023

AMAN
BAB I

PENDAHULUAN

A. IDENTITAS PERUSAHAAN

Nama Perusahaan : Aman

Alamat Perusahaan : Jl. Lintas Tebo – Jambi Km.4 Kelurahan Tebing


Tinggi Kecamata Tebo Tengah Kabupaten Tebo
Propinsi Jambi.

Lokasi Usaha : Jl. Lintas Tebo – Jambi Km.4 Kelurahan Tebing


Tinggi Kecamata Tebo Tengah Kabupaten Tebo
Propinsi Jambi.

Badan Usaha : Gudang dan Sarang burung Walet

Penangung Jawab : Aman

Jabatan : Pemilik

Izin Lingkungan : Keputusan Kepala Dinas Penanam Modal,


Pelayanan Terpadu Satu Pintu, Koperasi, Usaha Kecil
dan Menengah Nomor tahun 2019 tentang Izin
Lingkungan Kegiatan Gudang dan Sarang Burung
Walet AMAN di kelurahan Tebing Tinggi
Kecamatan Tebo Tengah Kabupaten
Propinsi Jambi.
B. LOKASI USAHA DAN ATAU KEGIATAN

Lokasi Kegiatan Gudang dan Sarang Burung Walet secara

administratif berada di Jl. Lintas Tebo – Jambi Km. 4 Kelurahan Tebing

Tinggi Kecamatan Tebo Tengah Kabupaten Tebo Propinsi Jambi dengan

batas:

- Sebelah Utara berbatasan dengan tanah milik Asmawati Ali.

- Sebelah Selatan berbatasan dengan tanah milik Jahari, Roni.

- Sebelah Barat berbaasan dengan jalan lintas Jambi.

- Sebelah Timur berbatasan dengan tanah milik Rokni.

Kegiatan Gudan dan sarang Burung Walet berada dilokasi dengan luas

5.812 M2.

C. DESKRIPSI KEGIATAN

Pada kegiatan gudang ini terpisah menjadi 4 ( empat ) tempat

penyimpanan yang terdiri dari :

1. Gudang untuk penyimpanan bahan bangunan dan Sarang Burung

Walet.

Bangunan ini dibuat untuk menyimpan bahan bangunan seperti

keramik, besi dan lain–lain sebagai stok untuk dijual di toko bangunan

yang berlokasi di Pasar Muara Tebo Rt.001 Rw.001 Kelurahan Muara

Tebo Kecamatan Tebo Tengah Kabupaten Tebo. Dalam proses jual

beli di toko bangunan ketika telah terjadi transaksi jual beli, barang
dan harga disepakati maka bahan bangunan akan diambil dari gudang

untik diantar kepada pembeli. Bangunan yang memiliki luas 418,2

M2 ini pada bagian atas gudang digunakan sebagai sarang burung

walet. Pada saat laporan ini dibuat, Sarang burung walet masih tahap

perencanaan.

2. Gudang Pupuk

Pupuk yang disimpan digudang bukan merupakan pupuk untuk dijual

kembali, Pupuk yang ada di gudang untuk kebutuhan sendiri dalam

melakukan pemupukan kebun, Pupuk terdiri dari KCL, NPK, dan

Dolamit.

3. Gudang Gas Elpiji

Bagunan gudang Gas elpiji merupakan tempat penyimpanan gas yang

akan digunakan sendiri dan bukan untuk dijual.

4. Gudang tempat penyimpanan karet

Getah karet diperoleh dari karet kebun sendiri dan kebun masyarakat

bernbagai wilayah desa baik dalam kecamatan maupun diluar

kecamatan dalam kabupaten tebo. Dari hasil pembelian, karet

disimpan ke dalam gudang penyimpanan karet untuk kemudian dijual

kepada pihak pembeli seperti pabrik pengilahan akhir.

Didalam pelaksanaan proses kegiatan gudang dan sarang burung walet

terdapat sarana pendukung sebagai berikut :

a. Bangunan Kantor
Fungsi bangunan ini adalah untuk membantu kelancaran

administrasi Kegiatan Gudang yang terdiri dari Ruang Kepala dan

ruang Administrasi. Bangunan ini didesain sedemikian rupa dan

terletak pada area Gudang yang tidak mengganggu kelancaran

Gudang. Bangunan ini merupakan bangunan pusat administrasi,

manajerial dan pengelolaan karyawan Gudang. Bangunan ini juga

digunakan sebagai ruang rapat dan sejenisnya.

b. Bangunan Mess Karyawan

Mess karyawan disediakan bagi pegawai administrasi

kantor.Dengan adanya mess diharapkan efektifitas serta mobilitas

karyawan akan lebih baik, karena tidak ada waktu yang terbuang

dalam perjalanan dari rumah ke kantor. Disamping itu juga,

karyawan dapat memanfaatkan mess tersebut sebagai tempat

istirahat diwaktu istirahat. Mess karyawan dilengkapi dengan

fasilitas MCK / Toilet sebanyak 4 (empat) buah yang berada diluar

namgunan Mess.

c. Tempat Parkir Mobil Angkutan Karet

Tempat pakir dibangunan untuk mengatur berhentinya mobil yang

keluar masuk agar teratur dan tidak mengganggu lalu lintas jalan.

Serta tempat parkir ini juga berfungsi sebagai antrian kendaraan

yang masuk dan yang akan keluar mengangkut karet dan bahan

bangunan. Tempat parkir lantainya dicor dengan semen sehingga


tidak ada genangan air yang bisa mengganggu gerakan mobil. Dan

untuk keselamatan pada gerbang masuk sebelum dan sesudah

lokasi akan dipasang rambu rambu lalu lintas lainnya yang

diperlukan.

d. Riang Gengset

Kebutuhan energi listrik pada gudang ini disuplai dari Perusahaan

Listrik Negara ( PLN ). Gudang ini juga memiliki fasilitas Genset

yang akan menggantikan suplai listrik dari PLN jika suplai listrik

dari PLN sesuatu saat mati. Genset yang ada memiliki kapasitas

4.000 watt dan diestimasi cukup untuk menerangi seluruh unit

yang ada di gudang. Genset diletakkan pada ruang khusus yakni

ruang gengset, hal ini bertujuan untuk melindungi genset ini dari

kerusakan , panas dan hujan.

e. Kolam Pengolahan Limabah Karet

Kolam pengolahan limbah sebagai sarana pengolahan limbah cair

dari gudang penyimpanan getah karet dan sarang burung walet.

f. Alat Pemadam kebakaran

Kebakaran yang disebabkan oleh sesuatu yang tidak terduga

sebelumnya akan sangat cepat menyebar dan daya rusaknya

terhadap lingkungan sangatlah besar. Pencegahan kebakaran agar

tidak meluas sangat diperlukan sedini mungkin. Alat yang

digunakan untuk menanganinya dadalah alat Pemadam Api Ringan


yang menggunakan senyawa yang dapat memutuskan rantai

kebakaran, yakni menghambat proses oksidasi oleh api terhadap

benda yang dibakarnya, biasanya senyawa tersebut dikenal dengan

racun api. Pada gudang karet ini juga tersedia alat pemadam api

ringan, yakni :

- Prtable Fire Extinguisher sebanyak 4 (empat) buah tabung

dengan jenis EP / SP.9

- Trolly Fire Extinguisher sebanyak 2 (dua) buah tabung dengan

jenis PT.100/120

g. Pos Penjagaan

Pada bagian luar pintu masuk dan pintu keluar area didirikan pos

kecil untuk security, sebagai penjagaan serta pemeriksaan mobil

angkutan yang keluar maupun maupun masuk dari kemungkinan

adanya pencurian serta tindakan lain yang tidak diinginkan.

h. Sarana Air Bersih

Sarana air bersih dibangun hanya untuk kebutuhan domestik dari

kantor serta mess karyawan, disamping itu juga dimanfaatkan

untuk melakukan pembersihan / pencucian gudang. Untuk karet

sendiri tidak akan dilakukan proses pencucian atau pemebrsihan

dengan air. Untuk dapat menyuplai air setiap waktu maka dibangun

tower air untuk menjaga air agar suplai air bersih tetap ada.
Sumber air bersih berasal dari sumur bor uang langsung

dipompakan melalui pipa-pipa menuju titik lokasi u=yang

membutuhkan air bersih seperti toilet dan lain-lain.

D. PERKEMBANGAN LINGKINGAN SEKITAR

Sejak beroperasinya kegiatan gudang hingga sat initelah

menjadi perubahan kondisi lingkungan sekitarnya:

1. Meningkat taraf hidup masyarakat sekitarnya.

2. Meningkatnya perekonomian masyarakat dengan terbukanya

lapangan pekrjaan.

3. Pembinaan sosial kemasyarakatan dengan pelaksanaan bakti

sosial dan berperan aktif dalam kegiatan kerohanian serta hari

besar nasional.

Dampak negatof terhadap kodisi lingkunngan tidak terjadi

secara signifikan.

BAB II

PELAKSANAAN DAN EVALUASI

A. PELAKSANAAN

Pelaksanaan pengelolaan dan pemantauan lingkungan dilakukan

sesuai dengan arahan RKL-RPL dalam dokumen UKL-UPL. Prinsip


pengelolaan adalah meminimalkan dapak negatif dan

memaksimalkan dampak positif yang mungkin ditimbulkan.

Efektifitas pengelolaan dan pemantauan lingkungan dapat dilihat dari

hasil analisa pengelolaan dan pemamntauan lingkungan , dimana

dapat dilihat pula kesesuaian antara rencana pengelolaan dan

pemantauan lingkungan.

I. RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN

Berdasarkan Matrik yan ada pada dokumrn UKL-UPL, upaya

pengelolaan yang telah ada harus dilaksanakan perusahaan

antara lain:

1. Kualitas udara

a. Jenis Dampak

Perubahan kualitas udara ambient.

b. Sumber Dampak

- Pembongkaran bahan bangunan dan karet.

- Pemotongan dan pengkadaran karet.

- Penimbangan dan pemerasan karet.

- Penangkaran burung karet.

- Penyimpanan bahan bangunan dan karet.

- Pengangkutan.

- Pengelolaan limbah.

c. Upaya Pengelolaan
- Melakukan penghijauan dengan tanaman jenis

bambu untuk menyerap bau dan debu.

- Melakuan perawatan secara kontiniu terhadap

mesin-mesin yang digunakan.

- Kendaraan pengangkut yang digunakan harus

melakukan uji emisi.

d. Waktu

Selama kegiatan beroperasi.

e. Hasil Evaluasi

Perusahaan sudah melakukan pengelolaan.

2. Perubahanan Kebisingan

a. Jenis Dampak

Perubahan Kebisingan.

b. Sumber Dampak

- Pembongkaran bahan bangunan dan karet.

- Penimbangan dan pemerasan karet.

- Penangkaran burung walet.

- Pengangkutan.

c. Upaya Pengelolaan.

- Melakukan penghijauan dengan tanaman yang

mampu menyrap kebisingan dan getaran disekitar

area gudang.
- Melakukan perawatan secara kontiniu terhadap mesin

yang digunakan.

- Para pekerja menggunakan tutup telinga seperti yang

dipersyaratkan dalam keselamatan ditempat kerja.

- Membatasi kecepatan kendaraan.

- Mengatur waktu operasi.

d. Waktu

Selama kegiatan operasi.

e. Hasil Evaluasi

Perusahaan telah melakukan pengelolaan.

3. Kualitas Air

a. Jenis Dampak

Perubahan kualitas air permukaan.

b. Sumber Dampak

- Penimbangan dan pemerasan karet.

- Penyimpanan Bahan bangunan dan karet.

- Pengelolaan limbah.

c. Upaya Pengelolaan

- Membuat IPAL sesuai dengan atuaran yang ada dan

disusaikan dengan kapasitas yang dihasilkan.

- Melakukan pengelolaan limbah domestik.

- Melakukan uji kualitas air limah.


- Melakukan pengontraolan jumlah limbah secara

kontiniu.

d. Waktu

Selama kegiatan operasional.

e. Hasil Evaluasi

Perusahaan sudah melakukan pengelolaan.

4. Masalah Sosila

a. Jenis dampak

Perubahan kesempatan kerja dan berusaha.

b. Sumber Dampak

- Pembongkaran bahan bangunan dan karet.

- Pemotongan dan pengkadaran karet.

- Penimbangan dan pemerasan karet.

- Pengelolaan limbah.

- Penyimpanan bahan bangunan dan karet.

c. Upaya Pengelolaan

- Melibatkan pihak desa dan instansi tenaga kerja

setempat dalam penrimaan dan persiapan tenaga

kerja.

- Sistim upah yang disesuaikan dengan UMK yang

berlaku.
- Peningkatan peran serta koperasi / masyarakat untuk

membentuk usaha pengangkutan.

d. Waktu

Selama kegiatan beroperasi.

e. Hasil evaluasi

Perubahan sudah melakukan pengelolaan.

5. Kesehatan Maysarakat

a. Jenis Dampak

Perubahan kesehatan masyarakat.

b. Sumber Dampak

Aktivitas dalam melakukan pekerjaan gudang

penyimpanan getah karet.

c. Upaya Pengelolaan

- Menjaga dan meningkatkan kesehatan pekerja dan

masyarakat sekitar lokasi usaha.

- Melakukan pengelolaan lingkungan terhadap

dampak pencemaran air.

- Memberiikan penyuluhan tentang prilaku hidup

ersih dan sehat.

- Melakukan penyuluhan tentang kesehatan

lingkungan terhadap karyawan dan masyarakat

sekitar.
- Meningkatkan sarana dan prasarana sanitasi

lingkungan sekitar gudang penyimpanan.

d. Waktu

Selama krgiata beroperasi.

e. Hasil Evaluasi

Perusahaan sudah melakukan pengelolaan.

6. Persepsi Masyarakat

a. Jenis Dampak

Perubahan persepsi masyarakat.

b. Sumber Dampak

- Pembongkaran bahan bangunan dan karet.

- Pemotongan dan pengkadaran karet.

- Penimbangan dan pemerasan karet.

- Pengelolaan limbah.

- Penyimpanan bahan bangunan dan karet.

c. Upaya Pengelolaan

- Meminimalisir menurunnya kualitas lingkungan.

- Melakukan pertemuan secara rutin dengan pihak

pemerintahan dan toko masyarakat.

- Melibatkan aparat desa dan tokoh masyarakat dalam

setiap keputusan yang menyangkut masyarakat.


- Pemberdayaan masyarakat lokal di sekitar

perusahaan.

d. Waktu

Selama kegiatan beroperasi

e. Hasil evaluasi

Perusahaan sudah melakukan pengelolaan.

II. Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL)

Untuk mengetahui dan mengevaluasi efektifitas upaya

pengelolaan lingkungan yang telah dilaksanakan serta

melakukan tindakan preventif terhadap kemungkinan terjadi

pencemaran dan kerusakan lingkungan akibat kesalahan

pengelolaan, dilaksanakan upaya pemantauan sebagai berikut:

1. Kualitas udara

a. Penurunan kualitas udara ambient

b. Sumber Dampak

- Pembongkaran bahan bangunan dan karet.

- Pemotongan dan pengkadaran karet.

- Penimbangan dan pemerasan karet.

- Penangkaran burung walet.

- Penyimpanan bangunan dan karet.

- Pengsngkutan.

- Pengolahan limbah.
c. Parameter

Debu dan Partikel.

d. Lokasi pemantauan

Area gudang dan pemungkiman masyarakat sekitar.

e. Jadwal pemantauan

Jadwal pemantauan dilakukan 2 kali dalam setahun.

f. Hasil Evaluasi

Perusahaan sudah melakukan pemantauan namun

belum melakukan uji labotorium.

2. Kebisingan

a. Jenis dampak

Perubahan kebisingan

b. Sumber dampak

- Pembingkaran bahan bangunan dan karet.

- Penimbangan dan pemerasan karet.

- Penagkaran burung walet.

- Pengangkutan.

c. Parameter

- Kepmen LH Nomor 48 Tahun 1996

d. Lokasi pemantauan

e. Jadwal pemantauan

Area pemanytauan dilakukan 2 kali dalam setahun.


f. Hasil evaluasi

Perusahaan sudah melakukan pemantauan namun

belum dilakukan uji labotarium.

3. Kualitas Air

a. Jenis dampak

Perubahan kualitas air permukaan.

b. Sumber dampak

- Penimbangan dan pemerasan karet.

- Penyimpanan bahan bangunan dan karet.

- Pengolahan limbah..

c. Parameter

- Parameter fiksika, kimia dari mikro biologi.

- PPRI Nomor 82 Tahun 2001 dan Permen LH

Nomor 5 Tahun 2014.

d. Lokasi pemantauan

- Air limbah pada inlet dan outlet IPAL.

e. Jadwal pemantauan

Setiap 2 kali dalam setahun selama kegiatan

beroperasi.

f. Hasil Evaluasi

Perusahaan sudah melakukan pemantauan.

4. Masalah Sosial
a. Jenis dampak

Perubahan kesempatan kerja dan berusaha.

b. Sumber Dampak

- Pembongkaran bahan bangunan dan karet.

- Pemotongan dan pengkadaran karet.

- Penimbangan dan pemerasan karet.

- Penyimpanan bahan bangunan dan karet.

c. Parameter

Jumlah tenaga kerja lokal dan non lokal serta jumlah

kesempatan bekerja dan berusaha.

d. Lokasi Pemantauan

Pemungkinan disekitar gudang, Kelurahan Tebing

Tinggi Kecamatan Tebo Tengah.

e. Jadwal pemantauan

Selama kegiatan beroperasi dan kontiniu

f. Hasil Evaluasi

Perusahaan sduah melakukan pemantauan.

5. Kesehatan Masyarakat

a. Jenis dampak

Perubahan kesehatan masyarakat

b. Sumber Dampak
Aktivitas dalam melakukan pekerjaan gudang

penyimpanan dan getah karet.

c. Parameter

Tingkat perkembangan penyakit di masyarakat sekitar

kegiatan.

d. Lokasi Pemantauan

Pemungkinan di sekitar kegiatan

e. Jadwal Pemantauan

Secara kontiniu selama kegiatan beroperasi.

f. Hasil Evaluasi

Perusahaan sudah melakukan pemantauan.

6. Persepsi Masyarakat.

a. Jenis dampak

Perubahan persepsi masyarakat.

b. Sumber Dampak

- Pembongkaran bahan bangnan dan karet

- Pemotongan dan pengkadaran Karet.

- Penimbangan dan pemerasan karet

- Pengelolaan limbah.

- Penyimpanan bahan bangunandan karet.

Beroperasinya kegiatan gudang penyimpanan karet.

c. Parameter
Tidak potensi konflik sosial.

d. Lokasi Pemantauan

Pemungkinan di sekitar kegiatan.

e. Jadwal Pemantauan

Terjadwal selama kegiatan beroperasi

f. Hasil Evaluasi

Perusahaan sudah malakukan pemantauan.

B. EVALUASI

Berdasarkan rincian pemaparan Rencana Pengelolaan

Lingkungan dan Rencana Pemantauan Lingkungan diatas, akan

dievaluasi tingkat kecendrungan dan kendala yang dihadapi selama

kegiatan beroperasi untuk dijadikan sebagai masukan bagi

perusahaan agar proses kegiatan berjalan dengan baik dan sesuai

dengan ketentuan peraturan yang berlaku. Beberapa hal

permasalahan yang dievaluasi terkait pengelolaan lingkungannya

adalah sebagai berikut :

1. Masalah sosial dari penerimaan tenaga kerja telah dilakukan

upaya pemberdayaan masyarakat lokal sesuai dengan tingkat

kebutuhan dan kemampuan sumber dayanya, agar tidak terjadi

konflik kecemburuan sosial dalam masyarakat. Masalah sosial

yang berhubungan dengan pemberdayaan masyarakat sekitar


sudah dilaksanakan dengan memberikan bantuan kepada

masyarakat untuk kegiatan-kegiatan sosial kemasyarakatan.

2. Dampak kegiatan terhadap kesehatan masyarakat sekitar telah

dilakukan upaya pengelolaan dengan melakukan kerjasama

dengan instansi terkait dalam menangani terjadinya dampak

terhadap kesehatan masyarakat sekitar.

3. Pencemaran air permukaan yang bersumber dari air yang

terkandung dalam getah karet dan aktifitas air buangan maupun

dari limpasan air hujan sudah dilaksanakan dengan baik dengan

cara memaksimalkan pengelolaan IPAL dan membersihan

drainase sebelum dialirkan ke badan air.

4. Pencemaran udara yang berasal dari debu akibat aktivitas

kendaraan telah diupayakan pengelolaanya dengan melakukan

penyiraman pada area sekitar kegiatan yang mempunyai potensi

menimbulkan debu ketika dilalui oleh kendaraan.

5. Masalah kebisingan yang bersumber dari mesin kendaraan dan

mesin lainnya belum terlaksana dengan baik akibat perilaku

pekerja yang belum terbiasa dengan penggunaan alat pelindung

diri (APD) pada saat bekerja.

6. Pengelolaan persepsi masyarakat terhadap keberadaan gudang

penyimpanan getah karet rutin dilakukan melalui jalinan

komunikasi dengan perangkat desa dan masyarakat sekitar.


Untuk lebih jelas dapat dilihat paa matriks evaluasi

pengelolaan lingkungan sebagai berikut :


Dan beberapa hal permasalahan yang dievaluasi terkait pemantauan

lingkungannya adalah sebagai berikut:

1. Masalah sosial telah dilakukan pamantauan berdasarkan pada

frekuensi intensitas konflik yang terjadi selama kegiatan beroperasi,

baik itu melalui informasi yang dilaporkan masyarakat maupun

pengamatan secara langsung dilapangan. Pemantauan ini dilakukan

secara terjadwal dan tergantung keadaan.

2. Dampak kegiatan terhadap kesehatan masyarakat sekitar telah

dilakukan pemantauan jenis penyakit yang dialami oleh masyarakat

sekitar sebelum dan sesudah adanya gudang penyimpanan karet.

Perusahaan menjalin kerjasama dengan intensitas terkait dalam

menangani terjadinya dampak terhadap kesehatan masyarakat

sekitar kegiatan.

3. Dampak pencemaran air permukaan yang bersumber dari air yang

terkanung dalam getah karet dan aktivitas air buangan maupun dari

limpasan air hujan belum dilakukan pemantauan dengan frekuensi

2 (dua) kali dalam satu tahun.

4. Masalah pencemaran u dara yang berasal dari debu akibat aktivitas

kedaraan sampai saat ini belum dilakukan pemantauan dengan

frekuensi 2 kali dalam satu tahun


5. Masalah kebisingan yang bersumber dari mesin gengset dan mesin

lainnya sampai saat ini belum dilakukan pemantauan

6. Pemantauan persepsi masyarakat terhadap keberadaan gudang

penyimpanan getah karet rutin dilakukan melalui jalinan

komunikasi antara pihak perusahaan dengan perangkat desa dan

masyarakat sekitar
BAB III

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil keseluruhan laporan RKL-RPL ini dengan

mengevaluasi upaya pengelolaan lingkungan dan pemantauan lingkungan

yang telah dilakukan perusahaan serta hambatan kendala yang dihadapi

selama semester pertama ini dapat disimpulkan secara keseluruhan dari

pemantauan lingkungan, masih banyak kewajiban pemantauan yang harus

dilakukan. Perusahaan akan melakukan perbaikan terhadap kewajiban

yang belum dilaksanakan dan menyampaikan kondisi dan keadaan serta

kendala yang dihadapi selama kegiatan operasi prouksi berjalan.

Anda mungkin juga menyukai