Anda di halaman 1dari 59

1.

Pancasila menjadi petunjuk untuk membuat aturan hukum serta pedoman untuk kehidupan
bernegara. Hal ini karena Pancasila merupakan…
A. Dasar dan ideologi Negara
B. Kemauan Negara
C. Keputusan bersama seluruh rakyat
D. Pemikiran negara baru
E. Perangkat yang digunakan untuk menjalankan roda pemerintahan
2. Sikap menjunjung tinggi keadilan, menjaga kelestarian lingkungan sekitar, serta
menghormati pemeluk agama lain merupakan salah satu contoh pengamalan nilai
Pancasila dalam kehidupan sehari-hari. Nilai Pancasila yang dimaksud adalah…
A. Nilai kerohanian
B. Nilai filosofis
C. Nilai filsafat
D. Nilai abstrak
E. Nilai umum
3. Piagam Jakarta berisi perlawanan terhadap imperialisme, kapitalisme, fasisme, serta
memulai dasar pembentukan Republik Indonesia. Sebelum akhirnya dijadikan sebagai
Pembukaan UUD 1945, naskah Piagam Jakarta disusun untuk dijadikan teks Proklamasi
kemerdekaan Indonesia oleh panitia yang merumuskannya. Yang merumuskan Piagam
Jakarta adalah…..
A. BPUPKI
B. PPKI
C. Muh. Yamin
D. Panitia kecil
E. Panitia Sembilan
4. Pancasila memneuhi syarat sebagai saats fundamental norm karena tercantum dalam
pembukaan UUD 1945. Yang dimaksud Pancasila sebagai staats fundamental norm
adalah..
A. Pancasila berfungsi untuk memberikan pandangan bagi bangsa lain
B. Pancasila sebagai sumber hukum tertinggi dan kedudukannya tidak dapat dirubah
C. Pancasila sebagai peraturan untuk mengatur hidup orang banyak
D. Pancasila sebagai dasar hukum
E. Norma yang berlaku di Indonesia disesuaikan dengan norma norma yg berlalu di dunia
5. Masyarakat Indonesia mempunyai cita-cita bersama yang harus diwujudkan untuk
kesejahteraan seluruh rakyat. Berbagai cara dilakukan agar cita-cita tersebut dapat
terwujud. Hal ini karena pancasila berperan sebagai…
A. falsafah bangsa
B. dasar negara
C. ideologi negara
D. cita-cita bangsa
E. instrumen bangsa
6. Peraturan yang ada di negara ini, baik itu yang tertulis maupun tidak tertulis semuanya
harus bersumber pada Pancasila, karena Pancasila sebagai…
A. ideologi bangsa
B. falsafah bangsa
C. instrumen bangsa
D. dasar Negara
E. tujuan Negara
7. Pancasila sebagai dasar negara Indesia melewati proses yang panjang hingga akhirnya
sampai pada perumusan final, yaitu pengesahan konstitusional. Pengesahan Pancasila
sebagai dsar negara terjadi pada tanggal…
A. 1 Juni 1945
B. 22 Juni 1945
C. 17 Agustus 1945
D. 18 Agustus 1945
E. 19 Agustus 1945
8. Kedudukan Pancasila sebagai dasar negara Indonesia tercantum dalam…
A. Pembukaan UUD 1945 alinea kedua
B. Pembukaan UUD 1945 alinea ketiga
C. Pembukaan UUD 1945 alinea keempat
D. Batang tubuh UUD 1945
E. TAP MPR
9. Berdasarsakan UU No. 12 Tahun 2011 yang menjadi urutan tertinggi perundangan
Republik
Indonesia adalah…
A. Pancasila
B. UUD 1945
C. Undang-Undang
D. Ketetapan MPR
E. Peraturan Presiden
10. Pembukaann UUD 1945 merupakan penyebab Batang Tubuh UUD 1945. hal tersebut
merupakan maksud hubungan Pembukaan UUD 1945 dengan Batang Tubuh UUD 1945
yang bersifat…
A. Fundamental
B. Formal
C. Kausal
D. Ketetapan
E. Permanen
11. Alasan Yuridis pembukaan UUD 1945 tidak dapat diubah adalah….
A. Pembukaan UUD 1945 tetep melekat erat dengan terbentuknya Negara
B. Pembukaan adalah pokok kaidah negara yang fundamental
C. Proklamasi merupakan kehendak Tuhan
D. Berhubungan dengan nasib warga negara
E. Jika diubah akan mengubah nilai dasar yang ada di dalamnya
12. Didalam UUD 1945 terdapat bab yang mengatur tentang perubahan Undang-Undang. Hal
khusus yang tidak dapat dilakukan perubahan adalah…
A. Pasal UUD
B. Bentuk negara
C. Agenda sidang MPR
D. Pelaksanaan pemerintahan
E. Peraturan presiden
13. Apabila RUU yang telah disetujui bersama tidak disahkan presiden dalam jangka waktu 30
hari semenjak RUU tersebut disetujui maka…
A. RUU tersebut tidak dapat digunakan
B. Sah menjadi UU dan harus diundangkan
C. RUU tersebut batal demi hukum
D. DPR meminta presiden untuk segera mengesahkan RUU tersebut
E. Harus diajukan kembali pada sidang masa berikutnya
14. Pihak yatau lembaga yang mempunyai wewenang untuk memberikan gelar, tanda jasa, dan
tanda kehormatan lainnya adalah…..
A. Presiden
B. MPR
C. DPR
D. Mahkamah Agung
E. Komisi Yudisial
15. Pengaturan mengenai Hak Asasi Manusia pada UUD 1945 terletak pada bab…
A. XV
B. XVI
C. XA
D. XII
E. V
16. Peraturan daerah berada di urutan terakhir pada hierarki perundangan. Peraturan daerah
dibuat oleh…..
A. DPR
B. DPRD
C. Gubernur
D. DPRD dan Gubernur
E. DPR dan DPRD
17. Dalam kehidupan yang berdasarkan Pancasila, kehidupan masyarakat tidak dapat
dipisahkan satu dengan yang lainnya, begitu pula dalam perekonomian yang harus
mengedepankan kepentingan bersama. Hal ini sesuai dengan prinsip Pancasila yaitu sila…
A. Ketuhanan yang maha Esa
B. Kemanusiaan yang adil dan beradab
C. Persatuan Indonesia
D. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat dalam permusyawaratan/perwakilan
E. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesai.
18. Kemerdekaan merupakan jalan untuk mewujudkan cita-cita bangsa merupakan makna
yang terkandung dari pembukaan UUD 1945 alinea…
A. 1
B. 2
C. 3
D. 4
E. 5
19. UUD 1945 telah mengalami 4 kali amandemen. Aturan peralihan pada UUD 1945 setelah
amandemen memiliki…
A. 1 Pasal
B. 2 Pasal
C. 3 Pasal
D. 4 Pasal
E. 5 Pasal
20. Hak dan kewajiban warga negara untuk ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan
negara diatur melalui UUD 1945 Pasal…
A. 26 Ayat 1
B. 27 Ayat 1
C. Ayat 2
D. 30 Ayat 1
E. 30 Ayat 2
21. Kekuasaan kehakiman merupakan lembaga yang kedua tanpa campur tangan pihak lain
untuk dapat menegakkan hukum yang penuh dengan keadilan. Lembaga yang memegang
kekuasaan kehakiman di Indonesia adalah…..
A. Komisi Yudisial
B. Kejaksaan Agung
C. Komisi Pemberantasan Korupsi
D. DPR
E. Mahkamah Agung
22. UUD 1945 sudah mengalami amandemen sebanyak 4 kali. Amandemen UUD 1945 yang
kedua dilangsungkan pada tanggal…
A. 12-21 Oktober 1998
B. 14-21 Oktober 1999
C. 7-18 Agustus 2000
D. 1-9 November 2001
E. 19-26 Agustus 2001
23. Negara mempunyai hak untuk memperoleh kemerdekaan. Hal ini tercantum pada….
A. Batang tubuh pasal 1 ayat 1
B. Batang tubuh pasal 2 ayat 1
C. Pembukan alinea 1
D. Pembukaan alinea 4
E. Batang tubuh pasal 1 ayat 3
24. Lembaga yang wajib memberikan putusan atas pendapat DPR mengenai pelanggaran
yang dilakukan presiden dan/atau wakil presiden adalah…..
A. Mahkamah Agung
B. Mahkamah Konstitusi
C. MPR
D. Komisi Yudisial
E. DPR
25. Setiap warga negara berhak mendapatkan fasilitas kesehatan yang layak. Hal ini diatur
dalam UUD 1945 yang merupakan hasil amandemen ke..
A. 1
B. 2
C. 3
D. 4
E. 5
26. Perjuangan Indonesia menentang ketidakadilan termuat pada pembukaan UUD 1945
alinea…
A. 1 dan 3
B. 4
C. 2 dan 4
D. 3 dan 2
E. 1 dan 4
27. RUU APBN diajukan oleh presiden untuk dibahas bersama DPR harus memperhatikan
pertimbangan…..
A. MPR
B. DPD
C. BPK
D. BPKP
E. Menteri Keuangan
28. Negara yang melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia merupakan
penjabaran sila ke…
A. 1
B. 2
C. 3
D. 4
E. 5
29. Saling menghormati dan tidak membeda-bedakan manusia berdasarkan suku atau
golongan merupakan salah satu contoh yang terkandung dalam sila…
A. 1
B. 2
C. 3
D. 4
E. 5
30. Negara Indonesia merupakan negara demokrasi. Hal tersebut merupakan penjabaran
sila…
A. Ketuhanan yang maha Esa
B. Kemanusiaan yang adil dan beradab
C. Persatuan Indonesia
D. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat dalam permusyawaratan/perwakilan
E. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

KUNCI JAWABAN :

1. Kunci A
2. Kunci A
3. Kunci E
4. Kunci B
5. Kunci D
6. Kunci D
7. Kunci D
8. Kunci C
9. Kunci B
10. Kunci C
11. Kunci A
12. Kunci B
13. Kunci B
14. Kunci A
15. Kunci C
16. Kunci D
17. Kunci E
18. Kunci D
19. Kunci C
20. Kunci D
21. Kunci E
22. Kunci C
23. Kunci C
24. Kunci B
25. Kunci D
26. Kunci A
27. Kunci B
28. Kunci C
29. Kunci B
30. Kunci D.

Provinsi di Indonesia yang mempunyai kepadatan tertinggi adalah:


Populasi / Luas (jiwa /
No Provinsi km²)
1 Jakarta 13,530
2 Jawa Barat 1,306
3 Banten 1,298
4 Yogyakarta 1,134
5 Jawa Tengah 986
6 Jawa Timur 806
7 Bali 738
8 Nusa Tenggara Barat 239
9 Kepulauan Riau 237
10 Lampung 227

Provinsi di Indonesia bagian Timur dan Provinsi di indonesia yang


termasuk wilayah WIT adalah:

1. Maluku
2. Maluku Utara
3. Papua
4. Papua Barat

Provinsi di Indonesia bagian Tengah dan Provinsi di indonesia yang


termasuk wilayah WITA adalah:

1. Sulawesi Selatan
2. Sulawesi Utara
3. Sulawesi Barat
4. Sulawesi Tengah
5. Sulawesi Tenggara
6. Gorontalo
7. Bali
8. Nusa Tenggara Barat
9. Nusa Tenggara Timur
10. Kalimantan Selatan
11. Kalimantan Timur
12. Kalimantan Utara

Provinsi di Indonesia bagian barat dan Provinsi di indonesia yang


termasuk wilayah WIB adalah:

1. Aceh
2. Sumatra Utara
3. Sumatra Barat
4. Sumatra Selatan
5. Riau
6. Kepulauan Riau
7. Jambi
8. Kepulauan Bangka Belitung
9. Bengkulu
10. Lampung
11. Jakarta
12. Jawa Barat
13. Banten
14. Yogyakarta
15. Jawa Tengah
16. Jawa Timur
17. Kalimantan Barat
18. Kalimantan Tengah.

Provinsi di Indonesia saat ini ada berapa (2019)?

1. Aceh
2. Sumatra Utara
3. Sumatra Barat
4. Sumatra Selatan
5. Riau
6. Kepulauan Riau
7. Jambi
8. Kepulauan Bangka Belitung
9. Bengkulu
10. Lampung
11. Jakarta
12. Jawa Barat
13. Banten
14. Yogyakarta
15. Jawa Tengah
16. Jawa Timur
17. Kalimantan Barat
18. Kalimantan Tengah
19. Sulawesi Selatan
20. Sulawesi Utara
21. Sulawesi Barat
22. Sulawesi Tengah
23. Sulawesi Tenggara
24. Gorontalo
25. Bali
26. Nusa Tenggara Barat
27. Nusa Tenggara Timur
28. Kalimantan Selatan
29. Kalimantan Timur
30. Kalimantan Utara
31. Maluku
32. Maluku Utara
33. Papua
34. Papua Barat

Provinsi termuda di Indonesia adalah?


Kalimantan Utara diresmikan 25 Oktober 2012

Provinsi di Indonesia awal kemerdekaan dan Provinsi tertua di indonesia


adalah?

Yogyakarta diresmikan 4 Maret 1950

Provinsi terluas di Indonesia adalah?


Papua dengan luas total 309.934 km²

Provinsi di Indonesia dengan jumlah penduduk paling sedikit:


Kalimantan Utara Populasi (Proyeksi BPS 2014) 618.384
Dengan bertambahnya Provinsi Papua Barat Data, berikut daftar 38 provinsi di
Indonesia dan ibu kotanya:

1. Nanggroe Aceh Darussalam (Ibu Kota Banda Aceh)


2. Sumatera Utara (Ibu Kota Medan)
3. Sumatera Selatan (Ibu Kota Palembang)
4. Sumatera Barat (Ibu Kota Padang)
5. Bengkulu (Ibu Kota Bengkulu)
6. Riau (Ibu Kota Pekanbaru)
7. Kepulauan Riau (Ibu Kota Tanjung Pinang)
8. Jambi (Ibu Kota Jambi)
9. Lampung (Ibu Kota Bandar Lampung)
10. Bangka Belitung (Ibu Kota Pangkal Pinang)
11. Kalimantan Barat (Ibu Kota Pontianak)
12. Kalimantan Timur (Ibu Kota Samarinda)
13. Kalimantan Selatan (Ibu Kota Banjarbaru)
14. Kalimantan Tengah (Ibu Kota Palangkaraya)
15. Kalimantan Utara (Ibu Kota Tanjung Selor)
16. Banten (Ibu Kota Serang)
17. DKI Jakarta (Ibu Kota Jakarta)
18. Jawa Barat (Ibu Kota Bandung)
19. Jawa Tengah (Ibu Kota Semarang)
20. Daerah Istimewa Yogyakarta (Ibu Kota Yogyakarta)
21. Jawa Timur (Ibu Kota Surabaya)
22. Bali (Ibu Kota Denpasar)
23. Nusa Tenggara Timur (Ibu Kota Kupang)
24. Nusa Tenggara Barat (Ibu Kota Mataram)
25. Gorontalo (Ibu Kota Gorontalo)
26. Sulawesi Barat (Ibu Kota Mamuju)
27. Sulawesi Tengah (Ibu Kota Palu)
28. Sulawesi Utara (Ibu Kota Manado)
29. Sulawesi Tenggara (Ibu Kota Kendari)
30. Sulawesi Selatan (Ibu Kota Makassar)
31. Maluku Utara (Ibu Kota Sofifi)
32. Maluku (Ibu Kota Ambon)
33. Papua Barat (Ibu Kota Manokwari)
34. Papua (Ibu Kota Jayapura)
35. Papua Tengah (Ibu Kota Nabire)
36. Papua Pegunungan (Ibu Kota Jayawijaya)
37. Papua Selatan (Ibu Kota Merauke)
38. Papua Barat Daya (Ibu Kota Sorong)

Kekhususan dan keistimewaan


Artikel utama: Daerah khusus dan daerah istimewa

Negara mengakui dan menghormati satuan-satuan pemerintahan daerah yang bersifat khusus
atau bersifat istimewa yang diatur dengan undang-undang. Daerah-daerah tersebut
disebut daerah khusus dan daerah istimewa. Saat ini, terdapat delapan provinsi di Indonesia yang
merupakan daerah khusus dan/atau daerah istimewa, dengan enam provinsi yang hanya memiliki
sifat kekhususan, satu provinsi yang hanya memiliki sifat keistimewaan, dan satu provinsi
dengan kedua sifat tersebut.
Provinsi-provinsi di Indonesia yang memiliki sifat kekhususan adalah:

 Aceh yang memiliki kekhususan utama sebagai penerapan syariat Islam dalam sendi-sendi
penyelenggaraan dan kebijakan-kebijakan daerah; [115]
 Daerah Khusus Ibukota Jakarta yang memiliki kekhususan utama sebagai ibu kota negara Indonesia;
serta
 Papua, Papua Barat, Papua Selatan, Papua Tengah, Papua Pegunungan, dan Papua Barat Daya yang
memiliki kekhususan utama dalam pengakuan dan penghormatan khusus atas orang-orang asli
Papua.
Sementara itu, provinsi-provinsi di Indonesia yang memiliki sifat keistimewaan adalah

 Aceh yang memiliki keistimewaan utama berupa penerapan hukum syariat Islam dalam
penyelenggaraan kehidupan beragama, peradatan, dan pendidikan; [115] serta
 Daerah Istimewa Yogyakarta yang memiliki keistimewaan utama berupa pemerintahan daerah yang
dipimpin oleh Gubernur yang bertakhta sebagai Sultan Hamengkubuwana dan Wakil Gubernur yang
bertakhta sebagai Adipati Paku Alam.

Perkembangan
Sejarah
Berikut merupakan riwayat perkembangan wilayah provinsi (atau daerah tingkat pertama) di
Indonesia. Perkembangan tersebut dapat berupa pemekaran dan penggabungan provinsi,
pengintegrasian ke dalam Indonesia dan pelepasan wilayah dari Indonesia, atau peningkatan atau
penurunan status keistimewaan/kekhususan provinsi.
Awal kemerdekaan
Setelah Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya pada tanggal 17 Agustus 1945, dalam
sidang PPKI kedua pada tanggal 19 Agustus, Indonesia dibagi ke dalam delapan provinsi
(beserta gubernurnya):[116]

 Sumatra, yang dikepalai oleh Teuku Muhammad Hasan.


 Borneo (Kalimantan), yang dikepalai oleh Pangeran Mohammad Noor.
 Jawa Barat, yang dikepalai oleh Sutardjo Kertohadikusumo.
 Jawa Tengah, yang dikepalai oleh Soeroso.
 Jawa Timur, yang dikepalai oleh Ario Soerjo.
 Celebes (Sulawesi), yang dikepalai oleh Sam Ratulangi.
 Maluku, yang dikepalai oleh Johannes Latuharhary.
 Sunda Kecil, yang dikepalai oleh I Gusti Ketut Pudja.
Kemudian dalam perkembangannya, terbentuk pula dua daerah istimewa, yakni:

 Daerah Istimewa Surakarta, berdasarkan pengakuan kedaulatan Indonesia oleh Pakubuwana XII dan
pernyataan untuk menggabungkan wilayah Kesunanan Surakarta Hadiningrat ke dalam Negara
Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) pada tanggal 1 September 1945. Namun, keberadaan Daerah
Istimewa Surakarta kemudian dibekukan sejak tanggal 15 Juli 1946, oleh karena pergolakan di dalam
daerah tersebut dan dengan tidak berjalannya pemerintahan lokal secara efektif, dan menjadi
daerah keresidenan biasa.
 Daerah Istimewa Yogyakarta, berdasarkan pengakuan kedaulatan Indonesia oleh Hamengkubuwana
IX dan pernyataan untuk menggabungkan wilayah Kesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat ke dalam
NKRI pada tanggal 5 September 1945.

Tiga provinsi di Sumatera (1948–1956), yaitu Sumatra Utara, Sumatra Tengah, dan Sumatra Selatan.

Indonesia juga sempat memecah provinsi Sumatra menjadi 3 wilayah provinsi pada tanggal 15
April 1948.[117] Provinsi-provinsi tersebut ialah:

 Sumatra Utara, yang meliputi Keresidenan Aceh, Sumatra Timur, dan Tapanuli.
 Sumatra Tengah, yang meliputi Keresidenan Sumatra Barat, Riau, dan Jambi.
 Sumatra Selatan, yang meliputi Keresidenan Bengkulu, Palembang, Lampung, dan Bangka-Belitung.
Selama masa revolusi nasional pada awal-awal kemerdekaan Indonesia tersebut, Indonesia
sering mengalami perubahan wilayah akibat kembalinya Belanda untuk menguasai Indonesia dan
sejumlah negara bagian dibentuk Belanda dalam wilayah negara Indonesia.
Akhirnya, pembagian provinsi tersebut dibubarkan setelah Republik Indonesia Serikat (RIS)
didirikan pada tanggal 27 Desember 1949, melalui Konferensi Meja Bundar.
Era Republik Indonesia Serikat
Artikel utama: Republik Indonesia Serikat § Pembagian administratif

Berdasarkan hasil Konferensi Meja Bundar di Den Haag tahun 1949, Belanda mengakui
Indonesia dalam bentuk negara federasi bernama Republik Indonesia Serikat. Republik
Indonesia Serikat tidak terbagi ke dalam provinsi-provinsi, melainkan ke dalam negara-negara
bagian. Beberapa bulan kemudian, sejumlah negara-negara bagian menggabungkan diri ke
negara bagian Republik Indonesia, dan pada tanggal 17 Agustus 1950, Negara Kesatuan
Republik Indonesia kembali berdiri.
Era Demokrasi Liberal dan Demokrasi Terpimpin
Setelah Indonesia kembali dalam bentuk negara kesatuan pada tanggal 17 Agustus 1950, wilayah
Indonesia kembali dibagi menjadi sepuluh provinsi yang sama seperti sebelum terbentuknya RIS,
yaitu:[118]
 Jawa  Sumatra
Barat Selatan
 Jawa  Kalimantan
Tengah  Sulawesi
 Jawa  Maluku
Timur  Sunda
 Sumatra Kecil.
Utara
 Sumatra
Tengah

Selain itu, Daerah Istimewa Yogyakarta juga kembali dibentuk dan menjadi provinsi berstatus
"daerah istimewa".[49][119] Karena Daerah Istimewa Surakarta yang tidak dibentuk lagi, maka daerah
ini secara otomatis dihapuskan.
Berikut adalah perkembangan perubahan struktur pembagian provinsi di Indonesia pada Era
Demokrasi Liberal dan Demokrasi Terpimpin:
1956

 Kalimantan dipecah menjadi Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, dan Kalimantan Timur.
 Aceh dimekarkan dari Sumatra Utara.
1957

 Kalimantan Tengah dimekarkan dari Kalimantan Selatan.


1958

 Sumatera Tengah dipecah menjadi Jambi, Riau dan Sumatera Barat.


 Sunda Kecil dipecah menjadi Bali, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur.
1959

 Aceh mendapat status "daerah Istimewa".[120]


 Kota Jakarta dinaikkan statusnya menjadi provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta.
1960

Dua provinsi di Sulawesi (1960–1964), yaitu Sulawesi Utara–Tengah dan Sulawesi Selatan–Tenggara.

 Sulawesi dipecah menjadi Sulawesi Utara–Tengah dan Sulawesi Selatan–Tenggara.


1961

 Daerah Khusus Ibukota Jakarta mendapat status "daerah khusus".


1963

 Wilayah Irian Barat (sekarang Papua) menjadi bagian dari Indonesia dengan status provinsi.
1964

 Lampung dimekarkan dari Sumatera Selatan.


 Sulawesi Utara–Tengah dipecah menjadi Sulawesi Utara dan Sulawesi Tengah.
 Sulawesi Selatan–Tenggara dipecah menjadi Sulawesi Selatan dan Sulawesi Tenggara.
Era Orde Baru

Lambang bekas provinsi Timor Timur (1976–1999)

Pada masa Orde Baru, satu-satunya pecahan provinsi baru yang terbentuk adalah Bengkulu yang
dimekarkan dari Sumatera Selatan pada tahun 1967. Setelah itu, wilayah Timor
Portugis diintegrasikan menjadi bagian dari Indonesia dengan status provinsi pada tahun 1976
dengan nama Timor Timur.
Era Reformasi
Berikut adalah perkembangan perubahan struktur pembagian provinsi di Indonesia pada Era
Reformasi:
1999

 Timor Timur memisahkan diri dari Indonesia dan dikelola sementara oleh PBB.
 Irian Jaya Barat (sekarang Papua Barat) dimekarkan dari Irian Jaya (sekarang Papua).
 Irian Jaya Tengah (sekarang Papua Tengah) dimekarkan dari Irian Jaya (sekarang Papua) (dibubarkan
pada tahun 2004, dan wilayahnya dikembalikan ke Papua).
 Maluku Utara dimekarkan dari Maluku.
2000

 Banten dimekarkan dari Jawa Barat.


 Kepulauan Bangka Belitung dimekarkan dari Sumatra Selatan.
 Gorontalo dimekarkan dari Sulawesi Utara.
2001
 Aceh diberikan status "daerah khusus".
 Papua diberikan status "daerah khusus".
2002

 Kepulauan Riau dimekarkan dari Riau.


2003

 Pembentukan Papua Tengah dibatalkan dan wilayahnya dikembalikan ke Papua.


2004

 Sulawesi Barat dimekarkan dari Sulawesi Selatan.


2008

 Papua Barat diberikan status "daerah khusus".


2012

 Kalimantan Utara dimekarkan dari Kalimantan Timur.


2022

 Papua Tengah dimekarkan dari Papua.[121]


 Papua Pegunungan dimekarkan dari Papua.[121]
 Papua Selatan dimekarkan dari Papua.[121]
 Papua Barat Daya dimekarkan dari Papua Barat.[122]
2024

 Ibu Kota Nusantara akan dimekarkan dari Kalimantan Timur.[butuh rujukan]


Bekas provinsi
Berikut ini merupakan provinsi yang dahulu ada, tetapi sekarang telah hilang dari daftar. Bekas
provinsi tersebut tidak ada lagi mungkin saja karena provinsi tersebut mengalami pemecahan
atau karena wilayah tertentu telah keluar dari kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Setelah Indonesia merdeka dan delapan provinsi didirikan, hanya Provinsi Jawa Barat, Jawa
Tengah, Jawa Timur, dan Maluku yang masih ada hingga saat ini, meskipun beberapa provinsi
mengalami penyusutan wilayah karena pemekaran provinsi. Hanya Provinsi Jawa Tengah dan
Jawa Timur yang wilayahnya masih tetap utuh dan belum pernah dimekarkan hingga kini.
Sementara itu, Provinsi Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, dan Sunda Kecil telah dipecah dan
menjadi provinsi-provinsi lain.
Wilayah Timor Portugis sempat bergabung ke dalam wilayah Indonesia dan menjadi
provinsi Timor Timur pada 1976–1999, yang kemudian memisahkan diri melalui referendum
menjadi Negara Timor Leste.[123]
Provinsi Ibukota Periode Pengganti

Sumatra Tengah
Sumatra[124] Medan 1945–1948 Sumatra Utara
Sumatra Selatan

Kalimantan Timur
Kalimantan [125]
Banjarmasin 1945–1956 Kalimantan Selatan
Kalimantan Barat

Bali
Sunda Kecil [126]
Singaraja 1945–1958 Nusa Tenggara Timur
Nusa Tenggara Barat

Sulawesi Utara–Tengah
Makassar / Manad
Sulawesi[127] 1945–1960 Sulawesi Selatan–
o
Tenggara

Jambi
Sumatra Tengah[124][128] Bukittinggi 1948–1957 Riau
Sumatra Barat

Sulawesi Utara
Sulawesi Utara–Tengah[129] Manado 1960–1964
Sulawesi Tengah

Sulawesi Selatan
Sulawesi Selatan–Tenggara[129] Makassar 1960–1964
Sulawesi Tenggara

Timor Timur[130] Dili 1976–1999 Timor Leste (negara)

Hasil pemekaran
Berikut ini merupakan provinsi-provinsi hasil pemekaran dari provinsi lainnya.
Pemekaran provinsi di Indonesia dari tahun ke tahun

Hasil pemekaran Tahun Nama lama Dimekarkan dari

Daerah Istimewa Aceh


Aceh 1956 Sumatra Utara
Nanggroe Aceh Darussalam

Kalimantan Tengah 1958 Kalimantan Selatan

Lampung Sumatra Selatan

Sulawesi Tengah 1964 Sulawesi Utara

Sulawesi Tenggara Sulawesi Selatan

Bengkulu 1967 Sumatra Selatan

Papua Barat Irian Jaya Barat Papua

1999

Maluku Utara Maluku


Hasil pemekaran Tahun Nama lama Dimekarkan dari

Banten Jawa Barat

Kepulauan Bangka
2000 Sumatra Selatan
Belitung

Gorontalo Sulawesi Utara

Kepulauan Riau 2002 Riau

Sulawesi Barat 2004 Sulawesi Selatan

Kalimantan Utara 2012 Kalimantan Timur

Papua Tengah Papua

Papua Selatan Papua

Papua Pegunungan 2022 Papua

Papua Barat
Papua Barat Daya

1. Dr.lr. H. SOEKARNO: Presiden RI Ke-1: (1945-1966)


Lahir: Blitar, Jawa Timur, 6 Juni 1901.
Meninggal: Jakarta 21 Juni 1970.
Agama: Islam.
Pendidikan: SMP / SMA di Surabaya, ITB di Bandung.
Pengalaman: Penulis/Kolumnis dan Pejuang Politik / Diplomatic Pendiri PNI (4 Juli 1927);
ProklamatorR.I.
Biografi Bapak Ir. H. SOEKARNO:
Dr. Ir. H. SOEKARNO lahir dari keturunan bangsawan Jawa, waktu kecil bernama Kusno yang
kemudian akrab dengan panggilan Bung Karno saja. la hanya beberapa tahun hidup bahagia
bersama orang tuanya di Blitar. Tamat SD tinggal di Surabaya, indekost di rumah H.O.S.
Cokroaminoto, politisi kawakan tokoh Syarikat Islam. Sambil belajar, Soekarno menggembleng
jiwa nasionalismenya.

Lulus SLTA, Soekarno melanjutkan sekolahnya ke ITB di Bandung. Setelah meraih title Ir. pada
tahun 1926, H.O.S. Cokroaminoto mengambilnya sebagai menantu. Soekarno kemudian
mendirikan PNI (Partai Nasional Indonesia, 1927) dan berhasil merumuskan ajaran Marhaen.
Karena merasa khawatir, penjajah Belanda kemudian menjebloskan Soekarno ke penjara
Sukamiskin, Bandung (29 Desember 1929). Delapan bulan kemudian baru disidangkan di
pengadilan dengan tuduhan mengambil bagian dalam suatu organisasi yang bertujuan melakukan
kejahatan di samping usaha menggulingkan kekuasaan Hindia-Belanda. Dalam pembelaannya
berjudul Indonesia Menggugat, dengan gagah berani Bung Karno menelanjangi kemurtadan
bangsa yang mengaku lebih maju itu. Pada tahun 1933, Belanda membuang Bung Karno ke
Endeh, Flores, kemudian memindahkannya ke Bengkulu.
Pada zaman Jepang Bung Karno mensiasati saudara tua yang rakus itu. Pura-pura bekerja sama
tetapi memanfaatkannya untuk kepentingan Indonesia. Bung Karno dan Bung Hatta
memproklamasikan Kemerdekaan Rl pada 17 Agustus 1945, setelah Jepang bertekuk lutut pada
Sekutu.

Pada sidang pleno PPKI ditetapkan UUD 1945 sebagai konstitusi RI dan memilih Soekarno dan
Hatta sebagai Presiden dan Wakil Presiden RI pertama. Dengan proklamasi Kemerdekaan RI,
Pancasila dan UUD 1945 ribuan suku bangsa yang berbeda adat istiadat dan agamanya di 17.000
pulau dari Sabang sampai Merauke berhasil disatukan menjadi bangsa yang berdaulat.

Setelah berhasil mempersatukan Nusantara, Soekarno berusaha menghimpun bangsa-bangsa di


Asia, Afrika, dan Amerika Latin yang ketika itu umumnya terjajah, menjadi satu kekuatan baru
yang adil, makmur, dan damai. Bersama negarawan lain, Soekarno menyelenggarakan
Konferensi Asia-Afrika di Bandung (1955). Kini berkembang menjadi Gerakan Non-Blok
beranggotakan ratusan negara.

Ketika di dalam negeri berlarut-larut terjadi perpecahan akibat sejumlah politisi memaksakan
pelaksanaan demokrasi parlementer yang liberal, pada 5 Juli 1959 Presiden Soekarno
mengeluarkan Dekrit Presiden kembali ke UUD 1945. Persatuan dan kesatuan bangsa utuh
kembali.

Tetapi kemudian Bung Karno menerapkan sistim politik Nasakom (Nasionalis, Agama,
Komunis). Para penentang politik ini berulang kali mengingatkan Bung Karno untuk tidak
memberi peluang berkembangnya komunisme, karena akan berkhianat seperti pernah
dilakukannya pada tahun 1926 dan 1948. Kekhawatiran itu terbukti lagi, PKI melancarkan
kudeta (30 September 1965). Namun meskipun didesak. Presiden Soekarno enggan
membubarkan PKI. Setelah keadaan parah, pada 11 Maret 1966 barulah ia mengeluarkan Surat
Perintah kepada Jenderal Soeharto, yang lebih dikenal dengan Supersemar, agar mengambil
tindakan, yang kemudian membubarkan PKI sampai ke akar-akarnya.

Menjelang akhir masa bhaktinya, proklamator itu pernah berkata, ‘Selangkah saja saya maju,
negara ini akan hancur”. Ia memang tak bergeming sedikit pun. Lebih baik dirinya lebur dari
pada bangsa dan negara ini hancur.
Meskipun kini sudah lama ia tiada, tetapi nama besarnya tak pernah pudar, kekal di hati rakyat
Indonesia. Itu berkat jasanya kepada bangsa dan negara yang tak terhingga.

2. SOEHARTO: Presiden R.l. ke-2 (1968-1998)


Lahir : Kemusuk, Argamulyo, Yogyakarta, 8 juni 1921
Pendidikan : SD di Twir, Yogyakarta, Wuryantoro dan Solo; SMP dan Sekolah Agama di
Wonogiri dan Yogyakarta (1935- 1939); Sekolah Bintara di Gombong, Jawa Tengah
(1941).
Pengalaman : Prajurit Teladan (1941-1942); Polisi Surela dan Tentara Peta (1942-1945);
Pengawal Panglima Besar Soedirman; Pemimpin Serangan Umum merebut Ibu kota
Yogyakarta (1 Maret 1949); Komandan Kostrad dan Panglima Sementara TNI AD
(sampai dengan 1965); Panglima AD (1966); Ketua Presidium KabinetAmpera (1966).
Biografi Bapak SOEHARTO:
SOEHARTO, terlahir dari pasangan suami istri Sukirah dan Kertoredjo. Dulu orang tua itu cuma
berharap anak tunggalnya asal bisa membantu di sawah saja. Syukur kalau dapat melanjutkan
jabatan menjadi ulu-ulu di kampung mereka, Kemusuk, Argomulyo, Yogyakarta.

Pak Harto harus bersusah payah untuk bisa sekolah, SD dan SMPnya diselesaikan sampai
beberapa kali pindah dari Twir, Yogyakarta, Wuryantoro, Solo, Wonogiri dan Yogyakarta.
Disamping itu ia masih menyempatkan sekolah Agama, agar mendapat ilmu dan keteladanan
untuk beribadah kepada Tuhan Yang Maha Esa. Kemudian karena terpanggil untuk membela
tanah air, Soeharto, si anak desa itu melanjutkan Sekolah Bintara di Gombong.
Setelah terpilih menjadi prajurit teladan, pangkat bintara itu tak lama kemudian menjadi Sersan.
Di jaman Jepang Pak Harto masuk polisi, lalu pindah ke Peta sampai berpangkat Komandan
Pelopor. Ia resmi menjadi anggota TNI pada 5 Oktober 1945 ketika berusia 24 tahun. Sampai
terakhir berpangkat Jenderal.

Tugas yang pernah diemban oleh Pak Harto, antara lain: Pengawal Panglima Besar Sudirman,
Memimpin Serangan Umum merebut Ibukota RI Yogyakarta (1 Maret 1949), Panglima Mandala
/ Pembebasan Irian Barat (1962-1963), dan menghancurkan Gerakan 30 September 1965 / PKI.
Tugas yang terakhir itu ia lakukan berdasarkan Surat Perintah Sebelas Maret (Super Semar).
Atas sukses itu, kemudian MPRS mengangkat Jendral Soeharto menjadi Presiden Rl kedua
menggantikan Soekarno.

Sebagai negarawan, Pak Harto lama-lama menjadi panutan kalangan pemerintahan negara-
negara Asia Tenggara (ASEAN). Salah satu keberhasilannya ialah mengendalikan Republik
Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar di dunia yang berpenduduk sangat majemuk dan
amat beragam adat istiadatnya. Selama 20 tahun tanpa konflik yang berarti, sedang sebelumnya
selalu ribut.

Sukses itu membuka kesempatan untuk membangun secara rencana dan berkesinambungan.
Dalam percaturan Internasional, Indonesia semakin mendapat kepercayaan, dengan makin
banyaknya kerja sama dengan negara-negara berkembang. Dengan semangat giat belajar, tekun
beribadah serta senantiasa membaktikan diri kepada bangsa dan negara, ternyata Soeharto anak
petani yang sangat bersahaya dari desa berhasil menjadi negarawan yang baik.

3. B.J. HABIBIE: Presiden R.I. ke-3: (1998-1999)

Lahir : Pare-pare, Sulawesi Selatan, 25 Juni


Pendidikan : SD, SMP, SMA, Bandung (1954), mendapat gelar Diploma Ingenieur jurusan
Kontruksi Pesawat Terbang Rheinisc-Westflaelische Tegnische, Aachen, Jerman Barat.
Pengalaman: Asisten Riset Ilmu Pengetahuan Institut Kontruksi Ringan Rheinisc
Technische, Aachen, Jerman Barat(1960-1965), Menteri Negara Riset dan Teknologi
(1978), Dirut PT Pal, Surabaya (1978), Ketua BPPT, Ketua ICMI.
Biografi Bapak B.J. HABIBIE:
BACHARUDDIN JUSUF HABIBIE, menjadi presiden pada tanggal 21 Mei 1998 menggantikan
Jendral Soeharto yang meletakkan jabatan karena dipaksa mundur oleh rakyat. Sebelumnya, B.J.
Habibie menjadi wakil presiden Rl ke tujuh periode 1998-2003, tapi ia hanya memangku
jabatannya selama kurang lebih 2 bulan.
Dalam usia 13 tahun, Rudy, demikian Habibie biasa dipanggil, ditinggal wafat ayahnya, Alwie
Abdul Jalil Habibie, bekas Kepala Jawatan Pertanian Sulawesi Selatan. Ibunya, RA Tuti Marini
Puspowardjo yang asal Yogyakarta menganjurkan Habibie berangkat ke Bandung untuk masuk
SMP, kemudian ia menyusul setelah anaknya kelas dua SMA. Setahun di ITB, atas usaha ibunya,
Habibie mendapat beasiswa P&K untuk belajar di Jerman Barat. Gelar insinyur mesin dan
Kontruksi pesawat terbang diraih Habibie pada usia 21 tahun, ia kemudian meneruskan
sekolahnya lagi dengan biaya sendiri. Waktu lulus, Habibie orang pertama di luar Jerman,
setelah perang dunia ke II yang membuat skripsi mengenai aeronautika.

Habibie kemudian bekerja sebagai asisten riset di Technische Hocheschule (TH) Aachen, ia
menghasilkan desain kapal selam dalam (deep sea), gerbong kereta api, juga ruangan bersuhu
dan bertekanan tinggi dari bagian reaktor atom untuk atom Center Julich. Sebagai sarjana ahli,
kemudian wakil presiden direktur Messrchumitt Bolkow-Blohm (MBB), ia mendesain beberapa
jenis pesawat terbang termasuk proyek-proyek satelit dan rudal.

Pada tahun 1974, karena kecerdasan Habibie membuat presiden Soeharto memanggilnya pulang
ke Indonesia. Selanjutnya ia diangkat menjadi penasihat Presiden RI, memimpin Devisi Adveced
Technologi Pertamina yang merupakan cikal bakal BPPT dan merintis industri pesawat terbang
di Bandung, Ia juga berhasil membuat pesawat pertama Indonesia CN235. B.J. Habibie turun
dari jabatannya sebagai presiden Rl pada tanggal 20 Oktober 1999 karena
pertanggungjawabannya tidak diterima oleh sidang umum MPR 1999.

4. K.H. ABDURRAHMAN WAHID: Presiden R. I. ke-4: (1999-2001)

Lahir : Denanyar, Jombang, Jawa Timur, 4 Agustus 1940


Pendidikan : SD, Jakarta (1953);SMEP, Yogyakarta (1956); Pesantren Tambakberas,
Jombang (1959 -1963); Departemen og Higher Islamic and Arabic Studies, Universitas Al
Azhar, Kairo; Fakultas Sastra Universitas Bagdad, Irak (1970)
Pengalaman : Guru Madrasah Mu’alimat, Tambakberas, Jombang (1959-1963); Dosen
dan Dekan Fakultas Ushuluddin Universitas Hasyim Ashari, Jombang (1974-1979);
Pengasuh Pondok Pesantren Ciganjur,
Jakarta Selatan (1979); Ketua Tanfidziyah PB Nahdhatul Ulama (1984-1998).
Biografi Bapak K.H. ABDURRAHMAN WAHID:
GUS DUR, demikian K.H . Abdurrahman Wahid biasa dipanggil, seorang ulama muda yang
gemar humor. Luwes bergaul, sikapnya terbuka. Banyak yang menaruh harapan besar ketika ia
terpilih sebagai ketua PBNU dalam Muktamar NU ke-27 di Pondok Pesantren Salafiah Safi’yah
Sukorejo,Situbondo, Jawa Timur. Apalagi sejak Muktamar itu, NU secara resmi kembali ke
Khittah 1926. Artinya NU akan meninggalkan politik praktis dan
tidak ada lagi ikatan organisatoris dengan PPP.

Tokoh yang tak dapat melihat dengan sempurna ini boleh jadi merupakan satu-satunya presiden
di dunia yang terpilih secara demokrasi oleh wakil rakyat. Komposisi keanggotaan DPR-MPR
hasil pemilu tahun 1999 rupanya lebih suka memilih Gus Dur, dan enggan memberikan suaranya
kepada Megawati Soekarno Putri, satu-satunya pesaing di waktu itu, karena alasan gender.

Anak sulung dari enam bersaudara A.Wahid Hasyim, mantan menteri agama ini banyak
memegang jabatan yang sifatnya penasihat tim di berbagai departemen, antara lain: Departemen
Koperasi (1984), Departemen Agama (1985). Gus Dur menikah dengan Shinta Nuriyah 1968.
Mereka dikarunia empat orang anak.

5. MEGAWATI SOEKARNO PUTRI: Presiden R. I. ke-5: (2001-2004)

Lahir : Jakarta 23 Januari 1946.


Pendidikan : SD – SMA, Perguruan Cikini, Jakarta.
Kuliah Fakultas Pertanian Unpad, Fakultas Fisiologi Universitas Indonesia.
Pengalaman : Ketua PDI (Munaslub PDI 1993); Ketua PDI-P (1999-sekarang); Wakil
Presiden Rl (1999-2001)
Biografi Ibu MEGAWATI SOEKARNO PUTRI:
DYAH PERMATA MEGAWATI SOEKARNO PUTRI, melewatkan masa pendidikannya sejak
SD sampai SMA di perguruan Cikini, Jakarta. Megawati yang sempat kuliah di Fakultas
Pertanian dan Fakultas Fisiologi di UI tak dapat menyelesaikan kuliahnya karena kemelut politik
pasca perebutan kekuasaan dari Soekarno oleh Soeharto pada tahun 1966.

Rupanya pemerintah tak menghendaki Megawati menjadi pemimpin politik, sebab dengan
tampilnya Megawati dikhawatirkan akan mengancam kekuasaan Soeharto. Dengan berbagai cara
rezim Soeharto terus menerus berusaha menggusur Megawati dari PDI. Menjelang pemilu 1996
digelar kongres PDI di Medan, dalam penghelatan itu, Soeryadi mantan ketua PDI diangkat lagi
menjadi ketua PDI menggantikan Mega. Pendukung Mega marah dan menduduki kantor DPP
PDI. Maka terjadilah peristiwa yang dikenal dengan peristiwa 27 Juli.

Setelah Soeharto jatuh, Megawati yang mewarisi kharisma ayahnya baru tampil lagi menjelang
pemilu 1999. PDI pimpinan Megawati berubah menjadi PDI Perjuangan (PDIP). Dalam pemilu
yang demokratis itu, PDIP memenangkan pemilu dengan memperoleh 154 kursi di DPR. Tetapi
ia kalah bersaing dengan Gus Dur dalam pemilihan Presiden dalam sidang MPR. Baru setelah
Gus Dur dijatuhkan DPR, karena skandal Bullogate dan Brunaigate, Megawati yang sebagai
wakil presiden terpilih menggantikan K.H. Abdurrahman Wahid menjadi presiden Rl yang ke-V.

6. Susilo Bambang Yudhoyono

Nama : Jenderal TNI (Purn) Susilo Bambang Yudhoyono


Lahir : Pacitan, Jawa Timur, 9 September 1949
Agama : Islam
Istri : Kristiani Herawatiputri
Pendidikan :

1. Akademi Angkatan Bersenjata RI (Akabri) tahun 1973


2. American Language Course, Lackland, Texas AS, 1976
3. Airbone and Ranger Course, Fort Benning , AS, 1976
4. Infantry Officer Advanced Course, Fort Benning, AS, 1982-1983
5. On the job training di 82-nd Airbone Division, Fort Bragg, AS, 1983
6. Jungle Warfare School, Panama, 1983
7. Antitank Weapon Course di Belgia dan Jerman, 1984
8. Kursus Komando Batalyon, 1985
9. Sekolah Komando Angkatan Darat, 1988-1989
10. Command and General Staff College, Fort Leavenwort, Kansas, AS
11. Master of Art (MA) dari Management Webster University, Missouri, AS
Biografi Bapak Susilo Bambang Yudhoyono:
Presiden Rl Ke VI: 2004-2009. Pria berperawakan tinggi besar ini kian berkibar namanya di era
Presiden Gus Dur. Susilo Bambang Yudhoyono, Bahkan Gus Dur pada saat itu sempat menyebut
jenderal bintang empat itu sebagai calon presiden yang oke punya.

Susilo Bambang Yudhoyono, yang lazim disebut pers dengan SBY, lahir di Pacitan, Jateng, 9
September 1949. Karier militernya mulai melonjak setelah SBY menjadi Komandan Peleton di
Yonif Linud 330 pada 1974. SBY lantas menjadi Komandan Peleton Yonif 330 pada 1996, dan
1981 menjadi Perwira Operasi MabesTNI AD. Tahun 1996 SBY menjabat sebagai Chief
Ministry of Military Observer di Bosnia Herzegovina, lalu meloncat menjadi Assospol
Kassospol TNI.

Di era Gus Dur, SBY menduduki posisi Menteri Pertambangan dan Energi (Mentamben). SBY
yang dikenal low profile, juga ditunjuk Gus Dur sebagai negosiator (mewakili pemerintah)
dengan keluarga Cendana untuk mengembalikan harta kekayaan Soeharto.

Saat Gus Dur di ujung tanduk, SBY ditunjuk menjadi Menko Polsoskam dan memegang kendali
maklumat yang dikeluarkan Gus Dur yang menilai negara dalam keadaan darurat politik. SBY
menolak melaksanakan rencana dekrit presiden. Hal itu tak membuat bintangnya redup. SBY
bahkan menjadi kandidat wapres dalam SI MPR akhir Juli 2001. Kemudian menjadi Menteri
Koordinator Politik, Sosial, dan Keamanan Kabinet Gotong Royong Presiden Megawati
Soekarnoputri, (9 Agustus 2001-2004). Bersama Yusuf Kalla menjadi kandidat utama Presiden
dan Wakil Presiden pada Pilpres Tahap II yang kemudian dimenangkannya. SBY dan Yusuf
Kalla resmi dilantik sebagai Presiden dan Wakil Presiden pada tanggal 20 Oktober 2004.
Kemudian setelah masa jabatan presiden bersama Jusuf Kalla selesai, SBY maju kembali sebagai
presiden bersama Boediono, dan terpilih kembali pada pemilu.

7. Ir.H.Joko Widodo
Lahir : Surakarta, 21 Juni 1961
Istri : Ny. Hj. Iriana Joko Widodo
Anak:
Gibran Rakabumi Raka
Kahiyang Ayu
Kaesang Pangerap
Agama : Islam
Hobby : Penikmat musik rock
Riwayat Pendidikan :
SDN 111 Tirtoyoso Solo, SMPN 1 Solo, SMAN 6 Solo, Almamater : Fakultas Kehutanan
UGM Yogyakarta lulusan 1985, Pengalaman : Pengusaha, Eksportir Mebel, Walikota Solo,
Gubernur DKI Jakarta dan Presiden Indonesia ke-7
Biografi Bapak Joko Widodo:
Jokowi kecil sempat merasakan pahitnya kehidupan saat rumahnya tergusur. Rumah petak
sekaligus tempat usaha kayu ayahnya di daerah Cinderejo Lor, digusur dan dijadikan pusat jasa
travel. Sang bunda menuturkan bahwa Jokowi kecil adalah sosok pendiam, namun pandai
bergaul. Jokowi sebagai orang yang selalu mengalah untuk menghindari pertengkaran. Sikap
tersebut diwarisi dari kedua orangtuanya yang selalu mengajarkan makna ikhlas dan bertanggung
jawab.

Jokowi selalu berjalan kaki menuju sekolahnya, disaat temanya bersepeda ontel. Kala itu sekolah
tidak terlalu jauh dari rumah dan cukup berjalan kaki. Bakti kepada orangtua ditunjukkan lewat
sikap juga sejumlah prestasi. Saat menjadi Walikota Solo hingga menjadi Gubernur DKI Jakarta,
orang tidak pernah menyangka perjalanan hidup Joko kecil anak tukang kayu itu kini menjadi
orang nomor satu di Indonesia.
Setelah lulus SMA kemudian melanjutkan kuliah di Fakultas Kehutanan Universitas Gajah Mada
lulus tahun 1985, dirinya merantau ke Aceh dan bekerja di salah satu BUMN. Ia kembali ke Solo
dan bekerja di Perusahaan yang bergerak di bidang perkayuan, CV. Roda Jati. Tahun 1998
dirinya memulai berbisnis sendiri bermodal dari pengalaman yang dimiliki. Dengan kerja keras,
ketekunan dan keuletan, akhirnya Jokowi berhasil mengembangkan bisnisnya dan menjadi
seorang eksportir mebel.

Pada tahun 2005 Jokowi memutuskan untuk mencalonkan diri sebagai Walikota Solo bersama
partai politik PDI Perjuangan beliau menjabat selama dua kali masa bakti 2005-2015. Dalam
masa jabatannya, ia diwakili F.X. Hadi Rudyatmo sebagai wakil walikota.. Banyak yang
meragukan kemampuan pria yang berprofesi sebagai pedagang mebel dan taman ini bahkan
hingga saat terpilih menjadi Walikota Solo. Selama kepemimpinannya, Solo banyak mengalami
kemajuan oleh gebrakan progresif dilakukannya. Ia banyak mengambil contoh pengembangan
kota-kota di Eropa yang sering ia kunjungi dalam rangka perjalanan bisnisnya.

Di bawah kepemimpinannya, Solo mengalami perubahan yang pesat. Pada tahun 2007 Surakarta
juga telah menjadi tuan rumah Festival Musik Dunia (FMD) yang diadakan di kompleks Benteng
Vastenburg yang terancam digusur untuk dijadikan pusat bisnis dan perbelanjaan. Langkahnya
berlanjut dengan keberhasilan Surakarta menjadi tuan rumah Konferensi Organisasi Kota-kota
Warisan Dunia pada bulan Oktober 2008. FMD pada tahun 2008 diselenggarakan di komplek
Istana Mangkunegaran.

Tahun 2012, Beliau bersama dengan Ir. Basuki Tjahaja Purnama, M.M. (Ahok) menjadi
gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta dan selanjutnya menjadi Presiden Indonesia bersama
wakilnya Jusuf Kalla.

1. Pahlawan Nasional

Dikutip dari Direktoratk2krs.kemensos.go.id, Pahlawan Nasional adalah gelar


yang diberikan kepada Warga Negara Indonesia atau seseorang yang
berjuang melawan penjajahan di wilayah yang sekarang menjadi wilayah
Negara Kesatuan Republik Indonesia yang gugur atau meninggal dunia demi
membela bangsa dan negara, atau yang semasa hidupnya melakukan
tindakan kepahlawanan atau menghasilkan prestasi dan karya yang luar
biasa bagi pembangunan dan kemajuan bangsa dan negara Republik
Indonesia, berdasarkan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2009.
Gelar tersebut juga diberikan kepada tokoh yang semasa hidupnya
melakukan tindakan kepahlawanan atau menghasilkan prestasi dan karya
yang luar biasa bagi pembangunan dan kemajuan bangsa dan negara
Republik Indonesia.

2. Pahlawan Kemerdekaan

Pahlawan Nasional adalah gelar yang diberikan kepada Warga Negara


Indonesia atau seseorang yang berjuang melawan penjajahan di wilayah
yang sekarang menjadi wilayah Indonesia yang gugur atau meninggal dunia
demi membela bangsa dan negara, atau yang semasa hidupnya melakukan
tindakan kepahlawanan atau menghasilkan.

Seseorang yang semasa hidupnya karena terdorong rasa cinta Tanah


Air, sangat berjasa dalam memimpin suatu kegiatan yang teratur
guna menentang penjajahan di Indonesia, melawan musuh dari luar
negeri, ataupun sangat berjasa baik dalam lapangan politik ketat anegaraan,
sosial ekonomi, kebudayaan maupun dalam lapangan ilmu pengetahuan yang
erat hubungannya dengan perjuangan kemerdekaan dan perkembangan
Indonesia.

3. Pahlawan Kebangkitan Nasional

Pahlawan kebangkitan nasional adalah masa dimana bangkitnya rasa dan


semangat persatuan, kesatuan, dan nasionalisme serta kesadaran untuk
memperjuangkan kemerdekaan Republik Indonesia, yang sebelumnya
tidak pernah muncul selama penjajahan Belanda dan Jepang. Masa ini
ditandai dengan dua peristiwa penting yaitu berdirinya Boedi Oetomo (20 Mei
1908) dan ikrar Sumpah Pemuda (28 Oktober 1928).
4. Pahlawan Revolusi

Pahlawan Revolusi atau refolusioner adalah gelar yang diberikan kepada


sejumlah perwira militer yang gugur dalam tragedi G30S yang terjadi di
Jakarta dan Yogyakarta pada tanggal 30 September 1965. Sejak berlakunya
Undang- Undang Nomor 20 Tahun 2009, gelar ini diakui juga sebagai
Pahlawan Nasional.

Gelar Pahlawan revolusi dianugerahkan kepada perwira militer yang gugur


dalam peristiwa Gerakan 30 September tahun 1965 di Jakarta dan
Yogyakarta. Gelar Pahlawan Revolusi diberikan pemerintah Indonesia pada
Oktober 1965 melalui Keputusan Presiden.

Di bawah ini 10 daftar pahlawan revolusi dan profil singkat mereka. Simak baik-baik yaa.

1. Jenderal TNI Ahmad Yani

Jenderal TNI Ahmad Yani adalah salah satu korban dari peristiwa G30S PKI yang kini dikenal
sebagai pahlawan revolusi. Beliau diketahui lahir di Purworejo, Jawa Tengah. Jenderal Ahmad
Yani lahir pada tanggal 19 Juni 1922. Pada waktu muda, beliau pernah mengikuti wajib militer
dan berperan sebagai tentara Hindia Belanda. Lalu saat Jepang menjajah Indonesia, Jenderal
Ahmad Yani menjadi salah satu anggota tentara Pembela Tanah Air (PETA).
Kemudian setelah Indonesia merdeka, Ahmad Yani mulai bergabung dengan Tentara Nasional
Indonesia yang waktu itu masih memiliki nama Tentara Keamanan Rakyat (TKR). Ahmad Yani
menjadi seorang komandan tentara di wilayah Magelang. Beliau berhasil mempertahankan kota
tersebut dari serangan tentara Inggris setelah adanya proklamasi kemerdekaan.

Selain itu, Ahmad Yani juga pernah melakukan perang gerilya saat melawan Belanda di
peristiwa agresi militer Belanda. Setelah adanya pengakuan kedaulatan Indonesia oleh Belanda,
beliau lalu ditarik ke Kota Tegal, Jawa Tengah. D i kota tersebut Ahmad Yani bersama pasukan
khususnya yaitu Banteng Raiders. Dimana mereka berhasil menumpas dan mengalahkan
pemberontakan Darul Islam yang dulu dibentuk oleh Kartosuwiryo.

Dari prestasinya tersebut, akhirnya membuat pihak pemerintah Indonesia mengirim Ahmad Yani
untuk mengikuti kursus militer di Amerika Serikat. Disana Ahmad Yani dipersiapkan untuk
menjadi calon jenderal. Lalu, setelah pulang ke Indonesia, beliau ditarik lagi ke Markas Besar
TNI Angkatan Darat yang berlokasi di Jakarta dan menjadi staf umum Jenderal AH Nasution.

Pada tahun 1958, Ahmad Yani berhasil meredam pemberontakan PRRI yang dipimpin oleh
Letkol Ahmad Husein di Sumatera Barat. Prestasi tersebut kemudian membuat Ahmad Yani
dilantik menjadi Panglima Angkatan Darat. Beliau di sana menggantikan Jenderal AH Nasution.

Pada tanggal 30 September 1965 dini hari, Ahmad Yani diculik oleh pasukan yang bernama
Cakrabirawa yang dipimpin langsung oleh Letnan Kolonel Untung. Dimana mereka berafiliasi
dengan PKI. Saat diculik di kediamannya, Ahmad Yani ditemukan sudah tewas dengan luka
tembak yang dilakukan oleh pasukan Cakrabirawa. Jasad Ahmad Yani kemudian dibawa, lalu
dimasukkan ke dalam sumur yang ada di wilayah lubang buaya.

Jasadnya bersama dengan korban yang lainnya berhasil diangkat pada tanggal 4 Oktober 1965.
Kemudian, Ahmad Yani dimakamkan secara militer di Taman Makam Pahlawan yang ada di
daerah Kalibata, Jakarta. Setelah itu, pemerintah Indonesia memberikan gelar kepada Ahmad
Yani sebagai Pahlawan Revolusi.

2. Mayor Jenderal Siwondo Parman


Pahlawan revolusi yang kedua adalah Mayor Jenderal Siswondo Parman. Beliau lahir pada
tanggal 14 Agustus 1918 di Wonosobo, Jawa Tengah. Beliau sempat masuk ke sekolah
kedokteran. Akan tetapi berhenti setelah Jepang menjajah Indonesia.
Dimasa kekuasaan Jepang, Parman bekerja sebagai polisi militer. Saat itu pekerjaan itu memiliki
sebutan Kempetai. Tak lama setelah itu, Parman akhirnya dikirim ke Jepang untuk mengikuti
pelatihan intelijen. Namun setelah Jepang sudah tidak menjajah Indonesia, Parman beralih
menjadi seorang penerjemah.

Karir militer Parman di TNI dimulai saat beliau bergabung di TKR atau Tentara Keamanan
Rakyat. Parman bergabung di TKR setelah Indonesia merdeka pada tahun 1945. Beberapa bulan
kemudian, Parman diangkat menjadi kepala staf polisi militer yang berada di Yogyakarta.

Hanya butuh waktu beberapa tahun saja, Parman sudah naik jabatan menjadi kepala staf
Gubernur militer di Jabodetabek yang berpangkat Mayor. Adapun prestasi yang pernah Parman
lakukan yaitu menggagalkan pemberontakan Angkatan Perang Ratu Adil atau APRA. Dimana
pasukan tersebut dipimpin langsung oleh Raymond Westerling yang kemudian membuat Parman
dikirim untuk sekolah polisi militer di Amerika.

Beliau sempat menduduki jabatan di markas besar Polisi Militer Indonesia, menjadi atase di
militer Indonesia yang ada di London serta Inggris, bahkan memegang jabatan di Departemen
Pertahanan Indonesia. Kemudian setelah itu, Parman diambil lagi ke Indonesia untuk dijadikan
asisten intelijen bagi KSAD Jenderal Ahmad Yani.

Pada tanggal 30 September 1965, Parman diculik oleh pasukan Cakrabirawa di kediamannya.
Kemudian beliau dibawa paksa ke Lubang Buaya yang ada di wilayah Halim Perdana Kusuma.
Ditempat itu, Parman ditembak bersama dengan beberapa perwira lainnya.

Jasadnya kemudian dimasukkan ke dalam sumur dan ditumpuk dengan jasad korban lainnya
yang sudah dibunuh oleh PKI. Setelah jasad mereka ditemukan, kemudian pemerintah memberi
gelar korban PKI sebagai pahlawan revolusi.

3. Brigjen TNI Donald Isaac Pandjaitan


Brigjen TNI Donald Isaac Pandjaitan lahir di Balige, Sumatera Utara pada tanggal 9 Juni 1925.
Ketika jepang menguasai Indonesia, Pandjaitan baru saja menyelesaikan sekolahnya. Kemudian
setelah tamat SMA, beliau menjadi anggota Gyugun atau bisa disebut sebagai tentara sukarela di
wilayah Pekanbaru, Riau.

Setelah Indonesia merdeka pada tahun 1945, Pandjaitan mulai bergabung di dalam Tentara
Keamanan Rakyat atau TKR yang baru saja dibentuk. Pertama bergabung, beliau menjabat
sebagai komandan batalyon. Kemudian Ia ditugaskan menjadi Komandan Pendidikan Divisi
IX/Banteng di Bukittinggi pada tahun 1948.

Namun tak lama dari itu, Ia beralih menjadi Kepala Staf Umum IV di Komandemen Tentara
Sumatera. Kemudian Ia menjadi Pimpinan Perbekalan Perjuangan Pemerintah Darurat Republik
Indonesia saat terjadi Agresi Militer Belanda yang ke I dan II.

Setelah adanya pengakuan kedaulatan Indonesia oleh Belanda, Pandjaitan naik jabatan yaitu
menjadi Kepala Staf Operasi Tentara dan Teritorium I Bukit Barisan di wilayah Medan. Lalu, Ia
juga beralih menjadi Kepala Staf T dan T II/Sriwijaya.

Pada Tahun 1963, Ia dikirim ke Amerika Serikat guna mengikuti kursus militer di Associated
Command and General Staff College di wilayah Fort Leavenworth. Pandjaitan juga sempat
ditugaskan menjadi atase militer Indonesia di wilayah Bonn pada tahun 1960. Sebelumnya, Ia
pernah mengikuti kursus atase militer pada tahun 1965. Setelah itu, dua tahun kemudian Ia
ditugaskan kembali sebagai Menteri Panglima Angkatan Darat Jenderal AH Nasution di bagian
logistik.

Kemudian pada tanggal 1 Oktober 1965 dini hari, Pandjaitan diculik oleh pasukan Cakrabirawa
dan menjadi salah satu korban G30S PKI. Hingga sekarang, Pandjaitan telah dikenal sebagai
pahlawan revolusi.

4. Mayjen M.T Haryono

Mayor Jenderal Mas Tirtodarmo Haryono atau biasa dikenal dengan nama Mayjen MT Haryono
ini lahir di Surabaya, Jawa Timur pada tanggal 20 Januari 1924. Setelah merampungkan
pendidikan dasarnya, ia juga sempat menempuh pendidikan di Ika Dai Gakko (Sekolah Tinggi
Kedokteran) di zaman Jepang, meskipun tidak sampai tamat karena Jepang menyerah.
Selepas proklamasi Kemerdekaan tahun 1945, MT Haryono bergabung dengan TKR (Tentara
Keamanan Rakyat) dan juga memperoleh pangkat yakni Mayor. Pada masa mempertahankan
kemerdekaan, MT Haryono beberapa kali mendapatkan tugas sebagai anggota delegasi Indonesia
ketika perundingan dengan Inggris dan Belanda seperti pada Konferensi Meja Bundar (KMB).

Kemampuannya ketika berunding dan memahami beberapa bahasa asing seperti bahasa Jerman,
Belanda, dan Inggris menjadikan dirinya didaulat sebagai atase militer Indonesia di Belanda.
Setelah itu, dirinya kemudian kembali ke Indonesia dan diangkat menjadi Asisten atau Deputi III
Menteri/Panglima Angkatan Darat Jenderal Ahmad Yani bagian pembinaan dan perencanaan.

5. Mayjen R. Suprapto

Mayjen R. Suprapto lahir di Purwokerto, Jawa Tengah pada tanggal 20 Juni 1920. Setelah
menyelesaikan pendidikan menengah atasnya, Suprapto lalu mengikuti sebuah pelatihan militer
di Koninklijke Militaire Akademie yang berada di Bandung. Namun tak sampai selesai karena
Jepang menguasai Indonesia.

R. Suprapto kemudian ditahan dan dimasukan ke penjara. Akan tetapi dirinya berhasil melarikan
diri. Ia juga sempat mengikuti sebuah pelatihan bernama keibodan, syuisyintai, dan seinendan
yang diadakan oleh Jepang. Setelah itu, dirinya memutuskan bekerja di Kantor Pendidikan
Masyarakat.

Sama halnya dengan MT Haryono, selepas Indonesia merdeka R. Suprapto juga bergabung ke
dalam TKR (Tentara Keamanan Rakyat). Dirinya berperan langsung dalam sebuah pertempuran
Ambarawa bersama Jenderal Sudirman melawan tentara Inggris.
Setelah kedaulatan Indonesia diakui oleh Belanda, R. Suprapto ditugaskan sebagai Kepala Staf
Tentara dan Teritorial (T&T) IV/ Diponegoro di Semarang. Selepas itu, ia pindah ke Jakarta
menjadi Staf Angkatan Darat dan Kementerian Pertahanan.

Beberapa tahun kemudian, R. Suprapto kemudian dilantik menjadi Deputi (Wakil) Kepala Staf
Angkatan Darat bagi daerah Sumatera yang berada di Medan. Hingga akhirnya, ia kembali ke
Jakarta sebagai salah satu perwira tinggi Angkatan Darat dengan pangkat Mayor Jenderal.

Pada tanggal 1 Oktober 1965 waktu dini hari, R Suprapto dijemput oleh Pasukan Cakrabirawa
dengan dalih dipanggil menghadap kepada Presiden Soekarno. Suprapto kemudian dibawa ke
daerah Halim Perdanakusuma atau lebih tepatnya berada di lubang buaya.

6. Mayjen TNI Sutoyo Siswomiharjo


Sutoyo Siswomiharjo lahir di daerah Purworejo, Jawa Tengah pada tanggal 28 Agustus 1922.
Setelah menuntaskan pendidikannya di AMS, dirinya kemudian menuntut ilmu di Sekolah
Pendidikan Pegawai Negeri di Jakarta. Setelah tamat sekolah dirinya kemudian bekerja menjadi
pegawai pemerintah di Purworejo, dan berhenti bekerja pada tahun 1944.

Pasca Indonesia merdeka tahun 1945, Sutoyo Siswomiharjo atau biasa dipanggil dengan nama
pak Toyo memutuskan untuk bergabung dengan satuan Polisi Tentara Keamanan Rakyat. Tak
lama kemudian ia memperoleh tugas menjadi seorang ajudan dari Jenderal Gatot Subroto yang
masa itu menjabat sebagai komandan polisi militer.

Setelah lama bertugas di polisi militer, Sutoyo Siswomiharjo akhirnya menjabat menjadi kepala
staf Markas Besar Polisi Militer di tahun 1954. Hanya beberapa tahun menjabat kemudian
dirinya memperoleh tugas menjadi asisten atase militer di kedubes Indonesia di Inggris.

Selepas menyelesaikan sekolah staf dan komando di Bandung pada tahun 1960, Sutoyo
ditugaskan menjadi Inspektur Kehakiman Angkatan Darat. Setelahnya, ia lalu naik sebagai
Inspektur Kehakiman atau Jaksa Militer Utama dengan pangkat yaitu Brigadir Jenderal TNI.

Sutoyo Siswomiharjo termasuk ke dalam salah satu daftar perwira tinggi di Angkatan Darat yang
diculik oleh pasukan Cakrabirawa. Kala itu, Sutoyo dijemput oleh pasukan Cakrabirawa di
rumahnya. Kemudian dibawa ke lubang buaya yang berada di daerah Halim Perdanakusuma.

7. Kapten Czi. Pierre Tendean


Nama Lengkap dari Kapten Czi. Pierre Tendean adalah Pierre Andries Tendean. Dirinya biasa
dikenal dengan nama Pierre Tendean lahir pada tanggal 21 Januari 1939. Semenjak kecil dirinya
sudah memiliki cita-cita sebagai seorang tentara. Setelah menuntaskan sekolahnya, kemudian ia
bergabung di sekolah militer Akademi Teknik Angkatan Darat (ATEKAD). Selama sekolah, ia
bahkan sempat berpartisipasi dalam sebuah operasi militer memberantas pemberontakan PRRI
(Pemerintah Revolusioner Republik Indonesia) di daerah Sumatera.

Selepas lulus, Pierre pun mendapat tugas menjadi seorang Komandan Peleton Batalyon Zeni
Tempur 2 Kodam II/Bukit Barisan di Medan dengan pangkat yaitu Letnan Dua. Beberapa tahun
kemudian dirinya bergabung di Dinas Pusat Intelijen Angkatan Darat (DIPIAD). Dari situ ia
memperoleh tugas sebagai intelijen di Malaysia saat Indonesia dan Malaysia mengadakan
konfrontasi.

Dari situ, Pierre kemudian naik pangkat sebagai letnan satu dan ditarik sebagai seorang ajudan
Jenderal A.H Nasution. Pada tanggal 1 Oktober 1965 dini hari, Pasukan Cakrabirawa datang
untuk menculik Jenderal A.H Nasution yang menjadi target utama.

Namun karena waktu yang sangat mendesak, pasukan Cakrabirawa tidak dapat membedakan
antara Pierre Tendean dan A.H Nasution sehingga mereka membawa Pierre Tendean. Kemudian
A.H Nasution berhasil melarikan diri dengan melompati pagar rumahnya tetapi dia mengalami
luka pada kakinya.

Setelah itu, Pierre Tendean disiksa dan dieksekusi mati bersama dengan perwira tinggi Angkatan
Darat lain yang telah diculik sebelumnya. Kemudian, Jasad Pierre Tendean dimasukkan ke
dalam sumur tua di Lubang Buaya daerah Halim Perdanakusuma.
1. Achmad Soebardjo

Sumber gambar: Kompas

Terjadinya proklamasi Indonesia juga tidak terlepas dari peran Achmad Soebardjo. Ia
merupakan pahlawan nasional yang berasal dari Karawang, Jawa Barat. Ia merupakan
bagian dari kaum tua yang membujuk Soekarno untuk segera memproklamasikan
kemerdekaan Indonesia.

Achmad Soebardjo sempat aktif sebagai anggota Badan Penyelidik Usaha Persiapan
Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) dan juga Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia
(PPKI). Ia juga menjadi Menteri Luar Negeri Indonesia yang pertama.
2. Soepomo

Sumber gambar: Wikimedia

Pahlawan nasional Indonesia yang tidak kalah penting adalah Soepomo. Ia merupakan
pahlawan nasional yang berasal dari Sukoharjo, Jawa Tengah. Soepomo terkenal
sebagai perancang Undang-Undang Dasar 1945 bersama dengan Moh. Yamin dan
Soekarno. Setelah kemerdekaan Indonesia, Soepomo menjabat sebagai Menteri
Kehakiman pertama di Indonesia.
3. RM Tirto Adi Soerjo

Sumber Gambar: Wikimedia

Raden Mas Tirto Adi Soerjo adalah pahlawan nasional asal Blora, Jawa Tengah yang
pertama kali merintis surat kabar di Indonesia. Pada waktu itu, sekitar tahun 1903 -
1908, Tirto membangun surat kabar Soenda Berita, Medan Prijaji, dan Putri Hindia.

Tirto menyebarkan propaganda kemerdekaan dan kritik pedas kepada pemerintahan


Hindia Belanda. Dia kemudian ditangkap dan dibuang ke Pulau Bacan, Maluku Utara.
Lalu meninggal dunia di Batavia pada 7 Desember 1918.
4. H.O.S Tjokroaminoto

Sumber Gambar: Tirto.id

Raden Hadji Oemar Said Tjokroaminoto atau lebih dikenal H.O.S Cokroaminoto adalah
salah satu pahlawan nasional Indonesia yang berasal dari Madiun, Jawa Timur. H.O.S
Cokroaminoto merupakan pemimpin organisasi pertama di Indonesia, yakni Sarekat
Islam (SI) yang sebelumnya dikenal dengan nama Serikat Dagang Islam.

Cokroaminoto terkenal sebagai guru dari beberapa tokoh terkenal, yakni Soekarno,
Semaoen, Musso, Alimin, hingga Tan Malaka.
5. Jenderal Soedirman

Sumber Gambar: pedomanbengkulu

Nama pahlawan nasional dan asalnya berikutnya adalah Jenderal Soedirman. Ia


merupakan salah satu pahlawan nasional yang berasal dari Purbalingga, Jawa Tengah.
Soedirman tidak hanya tercatat sebagai Panglima Tentara dan Jenderal Republik
Indonesia pertama, tetapi juga menjadi yang termuda dalam sejarah.

Pada usia 31 tahun, dia sudah bergabung dengan para pahlawan kemerdekaan yang
lain untuk berjuang mengusir penjajah Jepang, Belanda dan sekutu.
6. Hasyim Asyari

Sumber Gambar: intisarionline

Kyai Haji Mohammad Hasyim Asy'ari menjadi nama pahlawan dan asalnya selanjutnya.
Hasyim Asy’ari berasal dari daerah Jombang. Ia dikenal sebagai pendiri Nahdlatul Ulama
(NU), salah satu organisasi Islam pertama dan terbesar di Indonesia.

Hasyim Asy'ari juga dikenal sebagai intelektual muslim yang mewarnai perjuangan
kemerdekaan Indonesia dengan gagasan-gagasannya yang lestari hingga sekarang.
7. Pangeran Diponegoro

Sumber Gambar: wartamuslimin

Pangeran Diponegoro merupakan nama pahlawan nasional yang berasal dari


Yogyakarta. Ia berperan besar dalam memimpin Perang Jawa yang terjadi dalam kurun
waktu lima tahun, yaitu pada tahun 1825 hingga 1830.

Perang ini berkobar di hampir seluruh daerah di Pulau Jawa dan merupakan salah satu
perang terbesar yang pernah terjadi dalam sejarah perjuangan melawan Belanda.

Walaupun berakhir dengan kemenangan Belanda, Pangeran Diponegoro sempat


membuat Belanda mengalami kesulitan dan kerugian akibat gugurnya ribuan serdadu
Belanda.
8. Ki Hadjar Dewantara

Sumber Gambar: wikimedia

Ki Hadjar Dewantara merupakan pahlawan nasional lainnya yang berasal dari


Yogyakarta. Raden Mas Soewardi Soerjaningrat atau yang lebih dikenal dengan Ki
Hadjar Dewantara merupakan salah satu aktivis pergerakan kemerdekaan.

Sepanjang hidupnya, Ki Hadjar Dewantara telah berperan besar dalam pendidikan


Indoensia.

Perguruan Taman Siswa adalah salah satu hasil jerih payahnya dalam memberikan
kesempatan pendidikan bagi kaum pribumi Indonesia yang waktu itu hanya bisa
dinikmati oleh masyarakat Belanda dan kalangan elit saja.
9. Bung Tomo

Sumber Gambar: detiknews

Sutomo alias Bung Tomo, adalah salah satu pahlawan nasional asal Surabaya. Bung
Tomo dikenal dengan aksi heroiknya saat membangkitkan semangat arek-arek
Suroboyo dalam melawan kembali tentara Nederlandsch Indie Civil Administratie
(NICA) Belanda dalam pertempuran 10 November.

Bung Tomo, yang juga merupakan seorang jurnalis asal Surabaya ini juga dikenal
dengan semboyan “Merdeka atau Mati” dalam pertempuran berdarah di Surabaya
tersebut. Pertempuran Surabaya kini diperingati sebagai Hari Pahlawan.
10. Sutan Sjahrir

Sumber Gambar: histori.id

Pahlawan nasional berikutnya adalah Sutan Sjahrir yang berasal dari daerah Padang
Panjang. Sutan Sjahrir merupakan salah satu pahlawan nasional Indonesia yang dikenal
karena jasanya dalam mengorganisasi kemerdekaan Indonesia.

Bersama dengan Bung Karno dan Bung Hatta, ketiganya disebut


dengan triumvirat kemerdekaan republik. Pada awal berdirinya republik, Sjahrir juga
sempat menjabat sebagai Perdana Menteri Indonesia.
11. R.A. Kartini

Sumber Gambar: majalah suara pendidikan

Belum afdol rasanya jika belum membahas pahlawan nasional wanita yang juga
berkontribusi besar dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia dan juga kaum
perempuan. Pahlawan nasional tersebut adalah R.A. Kartini yang berasal dari Jepara,
Jawa Tengah. Sebagai salah satu pahlawan wanita, Raden Adjeng Kartini telah berjasa
dalam memperjuangkan kesetaraan hak kaum perempuan semasa hidupnya.

Latar belakang bangsawan tidak lantas membuatnya tunduk kepada para penguasa dan
nilai-nilai mereka yang konservatif. Kartini justru dinilai telah mempelopori bangkitnya
perempuan pribumi dengan pemikirannya yang lebih moderat.
12. Kapitan Pattimura

Thomas Matulessy atau yang lebih dikenal dengan Pattimura adalah pahlawan nasional
asal Maluku yang berperan sebagai panglima perang dalam perlawanan rakyat Maluku
dengan tentara VOC Belanda. Karena jasanya tersebut, Bank Indonesia meletakkan
gambar pahlawan nasional Pattimura beserta namanya di uang seribu rupiah.

Dengan wibawa dan kepemimpinannya, Pattimura berhasil menyatukan kerajaan


Nusantara, tepatnya Ternate dan Tidore untuk menghadapi penjajah pada tahun 1817.
13. Tjoet Nyak Dien

Sumber Gambar: sukita

Merupakan pahlawan nasional perempuan yang berasal dari Aceh. Pada masa Perang
Aceh, Cut Nyak Dien ikut melakukan perlawanan dengan memimpin rakyat Aceh untuk
menyerang Belanda.

Kematian Ibrahim Lamnga yang merupakan suami pertamanya dalam perang tersebut
telah mengobarkan tekad dan semangat Cut Nyak Dien untuk menghentikan penjajahan
Belanda.
14. Raden Dewi Sartika
Sumber Gambar: wikimedia

Pahlawan nasional wanita lainnya yang berjasa besar dalam perjuangan kaum
perempuan di masa kemerdekaan Indonesia adalah Raden Dewi Sartika. Beliau adalah
pahlawan nasional yang berasal dari Bandung. Pendidikan yang diterimanya sebagai
keturunan ningrat menginspirasi Raden Dewi Sartika untuk memperjuangkan hak
pendidikan kepada rakyat pribumi dengan membangun sekolah khusus wanita.

15. Sultan Hasanuddin

Sumber Gambar: lensaindonesia


Dijuluki sebagai Ayam Jantan dari Timur, Sultan Hasanuddin adalah salah satu pahlawan
kemerdekaan Indonesia yang berasal dari Sulawesi Selatan.

Setelah naik takhta menjadi sultan dari Kerajaan Gowa, ia berupaya menggabungkan
kerajaan-kerajaan kecil Indonesia Timur dan memberikan perlawanan yang cukup sengit
kepada pihak Kompeni Belanda.

16. Tan Malaka

Sumber Gambar: goodnewsforindonesia

Pahlawan nasional selanjutnya yang kerap dilupakan jasanya adalah Tan Malaka yang
berasal dari Gunuang Omeh, Sumatra Barat. Beliau berperan besar dalam perlawanan
terhadap kolonialisme bangsa Belanda.
Pemikirannya, yang tertuang dalam berbagai tulisan dan telah menginspirasi Soekarno,
Hatta, Sjahrir dan tokoh-tokoh pergerakan nasional lainnya untuk memperjuangkan
kemerdekaan bangsa Indonesia dari para penjajah.

17. Martha Christina Tiahahu

Sumber Gambar: goodnewsforindonesia

Pahlawan nasional kemerdekaan Indonesia berikutnya adalah Martha Christina Tiahahu


yang berasal dari Maluku Tengah. Ia merupakan anak dari Kapitan Paulus Tiahahu yang
turut membantu Kapitan Pattimura dalam perlawanan terhadap Belanda pada tahun
1817.
Martha Tiahahu adalah satu dari segelintir perempuan yang terjun ke medan perang
secara langsung. Usia yang masih muda tidak membuatnya gentar dan takut dalam
memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.

18. Mohammad Hatta

Sumber Gambar: wikimedia

Mohammad Hatta atau yang biasa dikenal sebagai Bung Hatta adalah salah seorang
pahlawan nasional yang berperan besar dalam proklamasi kemerdekaan Indonesia. Ia
merupakan salah satu pahlawan nasional yang berasal dari Bukittinggi, Sumatra Barat.

Semangat patriotisme Bung Hatta telah tumbuh sejak ia masih muda dengan
partisipasinya sebagai aktivis, anggota dari organisasi pergerakan nasional hingga
menjadi negarawan yang turut mendampingi Soekarno untuk memperjuangkan
Indonesia dari penjajahan Belanda.

19. Soekarno

Sumber Gambar: wikimedia

Berbicara tentang pahlawan kemerdekaan nasional Indonesia tidak bisa dilakukan tanpa
sang proklamator kemerdekaan itu sendiri, yaitu Ir. Soekarno yang berasal dari
Surabaya. Ir. Soekarno adalah presiden pertama Indonesia yang juga berperan sebagai
pencetus dasar negara Pancasila yang kita gunakan hingga saat ini.
Bersama dengan Mohammad Hatta, Soekarno merupakan tokoh penting yang telah
menginspirasi masyarakat Indonesia dalam perjuangan mencapai gerbang
kemerdekaan.

20. Agus Salim

Sumber Gambar: Tirto

Pahlawan nasional berikutnya adalah Agus Salim yang berasal dari kota Gadang,
Sumatera Barat. Pada awal berdirinya republik, Agus Salim memegang peran yang tidak
kalah penting dibandingkan tokoh-tokoh pergerakan kebangsaan lainnya.
Namun, kiprah Agus Salim di pentas politik kemerdekaan sudah jauh ada sebelum era
kemerdekaan. Ia banyak berkecimpung di dunia jurnalistik. Tidak hanya itu, Agus Salim
juga merupakan seorang polyglot yang menguasai 7 bahasa asing. Agus Salim juga
menjadi salah seorang pimpinan organisasi Islam terbesar kala itu yakni Serikat Islam.

21. Moestopo

Sumber Gambar: Historia.id

Moestopo adalah seorang dokter dan pejuang kemerdekaan yang berperan penting
saat Pertempuran Surabaya 10 November 1945. Ia sempat menjadi komandan batalion
tentara Pembela Tanah Air (PETA). Dalam Pertempuran Surabaya, Moestopo berperan
menghadang pasukan Inggris sebelum pecah pertempuran.

Sebelum pendaratan AWS Mallaby di Surabaya, Moestopo sudah menyatakan


keberatannya. Benar saja, pasukan sekutu di Surabaya terbukti berkhianat dengan
mengeluarkan ultimatum yang menuntut pasukan Indonesia untuk menyerahkan
senjatanya.

Lalu Moestopo menjadi tokoh yang berunding dengan Brigjen Mallaby agar pasukan
Inggris tetap berada di pelabuhan. Namun sayangnya, Brigjen Mallaby dan pasukannya
melanggar perjanjian tersebut.

Anda mungkin juga menyukai