Anda di halaman 1dari 20

TUGAS MANDIRI

Judul : Biologi Molekuler


Oleh : Gratia Jenifer Suratinojo

Biologi Umum
Dosen: Dr. Ir. Febri Memuaja, M.Sc., M.Si

PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBER DAYA PERAIRAN


FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS SAM RATUNLANGI MANADO
2023
Kata Pengantar

Dalam era modern ini, biologi molekuler telah menjadi salah satu landasan
ilmiah utama yang mengubah cara kita memahami kehidupan di tingkat
molekuler. Makalah ini merupakan upaya untuk menjelajahi dan mendalam
tentang konsep-konsep dan perkembangan terbaru dalam dunia biologi
molekuler. Melalui pemahaman yang lebih mendalam tentang struktur, fungsi,
dan interaksi molekul-molekul biologis, kita dapat merambah jauh ke dalam
makna dasar kehidupan itu sendiri.
Biologi molekuler memainkan peran penting dalam mengungkap rahasia
dasar kehidupan, dari penjelasan tentang bagaimana molekul DNA menyimpan
informasi genetik hingga bagaimana proses replikasi memastikan pewarisan sifat
yang akurat. Makalah ini akan membahas beberapa konsep kunci dalam biologi
molekuler, mencakup struktur dan fungsi DNA, ekspresi genetik, serta aplikasi
teknologi biologi molekuler dalam berbagai bidang, termasuk kedokteran dan
penelitian ilmiah.
Selain itu, kita juga akan melihat bagaimana pemahaman biologi molekuler
memainkan peran penting dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan penting
tentang pewarisan sifat dan bagaimana variasi genetik diwariskan. Semua ini
merupakan langkah penting dalam memahami dasar-dasar kehidupan, serta
bagaimana kita dapat menerapkannya dalam berbagai konteks yang lebih luas.
Kami berharap makalah ini akan memberikan wawasan yang berharga
tentang biologi molekuler dan mendorong pembaca untuk lebih mendalami ilmu
ini yang terus berkembang. Terakhir, kami ingin mengucapkan terima kasih
kepada semua pihak yang telah mendukung dan memberikan inspirasi dalam
penulisan makalah ini.
Semoga makalah ini bermanfaat dan memicu minat Anda dalam menjelajahi
lebih dalam dunia yang penuh dengan keajaiban dan rahasia biologi molekuler.

DAFTAR ISI
Kata Pengantar
Daftar Isi
I. Pendahuluan
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan Makalah
II. Biologi Molekuler
A. Pengertian Biologi Molekuler
B. Sejarah dan Perkembangan
C. Struktur Molekuler Dasar
III. Pewarisan Sifat
A. Pengertian Pewarisan Sifat
B. Kromosom
C. Genotip dan Fenotip
D. Sifat Dominan
E. Hukum Mandel
IV. Replikasi DNA
A. Pengertian Replikasi DNA
B. Proses Replikasi
V. Kesimpulan
A. Poin-Poin Utama Dan Tantangan dan Penelitian Masa Depan
VI. Daftar Pustaka

BAB I
PENDAHULUAN
I.I Latar Belakang

Biologi molekuler, pewarisan sifat, dan replikasi adalah konsep-konsep kunci


dalam dunia ilmu pengetahuan hayati yang telah mengubah cara kita memahami
kehidupan dan bagaimana informasi genetik diwariskan. Ketiga materi ini
memiliki peran penting dalam menjawab pertanyaan mendasar tentang
bagaimana organisme berkembang, mewarisi sifat-sifat mereka, dan menjaga
kestabilan genetik.

Biologi molekuler adalah cabang ilmu yang mempelajari struktur, fungsi, dan
interaksi molekul-molekul biologis di tingkat molekuler. Ini termasuk pemahaman
tentang bagaimana DNA menyimpan informasi genetik, bagaimana RNA dan
protein berperan dalam ekspresi genetik, dan bagaimana proses-proses ini
mempengaruhi perkembangan dan fungsi organisme. Biologi molekuler telah
mengungkapkan rahasia dasar tentang kehidupan dan menjadi landasan bagi
banyak kemajuan ilmiah dan medis.

Pewarisan sifat adalah konsep yang mencakup bagaimana sifat-sifat genetik


atau karakteristik organisme diturunkan dari satu generasi ke generasi
berikutnya. Dalam sejarah, pemahaman pewarisan sifat telah mengalami evolusi,
mulai dari teori-teori yang mencampurkan faktor-faktor genetik dan lingkungan
hingga pemahaman modern tentang gen sebagai unit dasar pewarisan sifat.
Dengan pemahaman ini, kita dapat menjawab pertanyaan tentang mengapa kita
mirip dengan orangtua kita dan bagaimana variasi genetik muncul di antara
individu.

Replikasi adalah proses di mana molekul DNA disalin sehingga informasi


genetik dapat diwariskan kepada keturunan. Proses ini adalah kunci untuk
keberlangsungan kehidupan, memungkinkan organisme untuk tumbuh,
berkembang, dan memperbaiki kerusakan DNA. Replikasi juga mengungkapkan
bagaimana molekul DNA tetap stabil selama pembelahan sel. Dalam era
modern, pemahaman tentang replikasi telah menjadi dasar untuk rekayasa
genetika dan pengembangan obat-obatan.

Dalam penjelasan lebih lanjut, kita akan menjelajahi setiap materi ini dengan
lebih mendalam, memahami peran mereka dalam biologi, dan bagaimana
mereka saling terkait dalam mengungkap misteri kehidupan. Dengan
pemahaman ini, kita dapat lebih baik menghargai kompleksitas dan keajaiban
alam serta menerapkan pengetahuan ini dalam berbagai bidang ilmu
pengetahuan dan kedokteran.

I.II Rumusan Masalah


A. Apa itu Biologi Molekuler?
B. Apa yang dimaksud dengan pewarisan sifat?
C. Apa yang dimaksud dengan Replikasi?

I.III Tujuan Penulisan Makalah

Makalah ini ditulis untuk:

1. Memudahkan pemahaman konsep biologi molekuler, pewarisan sifat, dan


replikasi.

2. Menunjukkan bagaimana ketiga konsep ini saling terhubung.

3. Menyoroti bagaimana konsep-konsep ini berperan dalam dunia nyata, seperti


pengobatan dan penelitian.

4. Menginspirasi minat dalam studi biologi dan genetika.

5. Memberikan dasar untuk pembahasan lebih lanjut.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.I Biologi Molekuler
A. Pengertian Biologi Molekuler

Biologi molekular dapat didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari fungsi


regulasi molekular unsur atau komponen penyusunnya. Istilah biologi molekular
pertama kali digunakan oleh William Astbury pada tahun 1945 untuk
menjelaskan struktur kimia dan fisika makromolekul biologis. Dengan
perkembangan biologi modern, cakupan biologi molekular kini tidak lagi hanya
sebatas struktur kimia atau fisika, melainkan juga fungsi dan organisasi
makromolekul tersebut di dalam jasad hidup serta interaksi antarkomponen
selular. Beberapa penulis membuat batasan mengenai biologi molekular secara
lebih sempit, yaitu suatu ilmu yang mempelajari organisasi, aktivitas dan regulasi
gen pada aras molekul. Termasuk di dalam batasan ini adalah kajian mengenai
replikasi DNA, transkripsi, translasi, rekombinasi, dan translokasi.

Biologi molekular sebenarnya merupakan disiplin ilmu yang


perkembangannya tidak dapat dilepaskan dari perkembangan ilmu-ilmu lain.
Bidang-bidang ilmu seperti biologi sel, genetika, biokimia, kimia organik, dan
biofisika merupakan ilmu-ilmu yang secara langsung memengaruhi perumusan
biologi molekular sebagai sebuah disiplin ilmu yang akhirnya berkembang secara
mandiri. Sebaliknya, studi aspek molekular fenomena biologis akhirnya juga
memacu perkembangan disiplin ilmu yang lain. Oleh karena itu, seringkali ada
wilayah ilmu-ilmu tersebut yang saling bersinggungan satu sama lain. Pada
dasarnya bidang-bidang ilmu tersebut mempelajari satu subjek yang sama yaitu
jasad hidup, namun dengan pendekatan dan sudut pandang yang berbeda.
Dengan demikian dapat dimengerti bahwa keterkaitan dan persinggungan di
antara disiplin-disiplin ilmu tersebut merupakan suatu kewajaran.

Pada dasarnya jasad hidup (organisme) dapat dibedakan menjadi dua


kelompok besar yaitu: (1) jasad hidup selular, dan (2) jasad hidup nonselular
(bukan selular). Jasad hidup selular tersusun atas satuan (unit) yang berupa sel.
Sel mempunyai bermacam-macam komponen subselular dan organel yang
terorganisasi dalam satu kesatuan yang padu. Beberapa contoh jasad hidup
selular adalah bakteri, jamur, tumbuhan, hewan, dan manusia.

Penelitian intensif selama bertahun-tahun menunjukkan bahwa perbedaan


struktural dan organisasi selular antara jasad yang satu dengan jasad yang lain
mempunyai dasar molekular yang tertentu. Meskipun demikian, di antara jasad-
jasad hidup tersebut juga ditemukan kemiripan pada banyak hal yang menunjuk-
kan adanya hubungan evolusioner satu sama lain.1

B. Sejarah Perkembangan Biologi Molekuler

Pada akhir abad ke-19 timbul 2 teori, yaitu teori evolusi dan teori sel, yang
mendorong adanya konversi dalam biologi dari masa lalu yang observasional
menjadi ilmu eksperimental yang aktif.dalam teori evolusinya, Darwin dan
Wallace melihat ketidaktetapan dunia hayati. Mereka mengajuka hipotesa
bahwa perubahan-perubahan massa tanah, fluktuasi suhu dan hujan lokal,
dan perubahan iklim jangka lama, merupakan penyebab ‘seleksi alam’. Di
lingkungan selektif itu dapat muncul jenis-jenis baru, sedang jenis –jenis lama
yang tidak bisa menyesuaikan diri akan mati.

Pada akhir abad ke-17 ahli berkebangsaan Belanda, Anton Van


Leeuwenhoek, membuat mikroskop yang pertama. Alat ini menunjukkan
padanya adanya partikel-partikel kecil yang tidak dapat dilihat dengan mata
biasa. Pada waktu yang hampir bersamaan, Robert Hooke mengamati
unitunit mikroskopik yang menyusun gabus, suatu jaringan mati. Ia
menamakan unit-unit tersebut sel. Setelah mikroskop yang modern, teknik-
teknik pengawetan jaringan, serta alat-alat untuk membuat irisan tipis telah
ada pada awal abad ke-19 para penyelidik tidak hanya melihat bahwa
jaringan disusun oleh unit-unit sel, tetapi juga bahwa sel-sel dapat
membelah. Mulailah diketahui bahwa tiap sel menunjukkan kehidupan.
Hingga dapat dinyatakan bahwa ada satu prinsip universal mengenai
perkembangan untuk bagian-bagian dasar pada organisme, walaupun
berbeda, dan prinsip ini adalah pembentukan sel-sel.

Menurut kepercayaan orang dahulu tidak ada suatu bagianpun dari


organisme yang dulunya hidup. Selain itu, dulu diduga bahwa suatu bentuk
primitif protoplasma, suatu “blastema primitif”, merupakan bahan asal
kebanyakan organisme. Namun, teori sel sangat melemahkan pendapat ini
dengan dalil organisme dapat timbul dari organisme-organisme
penyusunnya.suatu kesimpulan dari teori sel adalah paling penting jika sel-sel
masing-masing dapat tumbuh dan membelah, maka sel-sel itu adalah subyek
yang cocok untuk studi organisme hidup. Sbelum jaman Louis Pasteur,

1 Yuwono, Triwibowo., Biologi Molekuler. Jakarta: Penerbit Erlangga, 2022.


Hal 1-3
organisme bersel satu yang diamati Leeuwenhoek dianggap timbul sebagai
“generatio spontanea”. Tetapi percobaan Pasteur memunyai bobot untuk
melawan konsep tersebut. Menjelang akhir abad ke-19 teori sel diterima
secara luas dan dasar biologi modern telah ada.

Pada awal abad ke-19 ditemukan bahwa suatu bagian utama ekstrak
yang berasal dari sel-sel tumbuhan dan hewan adalah bahan yang sangat
kompleks yang menghasilkan endapan “fibrous” jika ekstrak tersebut dipanasi
atau dicampur dengan asam.G.J. Mulder berkesimpulan di tahun 1838
bahwa bahan “fibrous” tersebut adalah protein. Pada tahun 1900, 16 dari 20
asam amino standard yang menjadi penyusun protein telah diketahui.Pada
tahun 1865 hukum-hukum dasar pewarisan ditemukan oleh Gregor Mendel.
Namun kesimpulan-kesimpulannya ini jauh lebih awal dari ilmu yang
bersangkutan sehingga diabaikan begitu saja. Baru pada tahun 1900
kesimpulan-kesimpulan tersebut diterima dalam dunia ilmu pengetahuan.
Adalah suatu hal yang wajar jika teori sel mengakar lebih kuat dahulu
sebelum para ahli biologi memahami hubungan antara genetika Mendel
dengan pembelahan sel. Setelah itu orang memalingkan perhatiannya kepada
sperma dan sel telur yang persatuannya merupakan langkah pertama dalam
semua pembelahan sel pada organisme tingkat tinggi. Berkat penemuan ini
selanjutnya berkembang dan diketahui proses-proses pembelahan mitosis
dan meiosis.

Tidak hanya berhenti disitu, para ahli biologi semakin gencar melakukan
penelitian dan mendapatkan penemuan yang berguna bagi dunia ilmu
pengetahuan, mulai dari inti sel dan kromosom, enzim, DNA (menetapkannya
sebagai bahan genetik), struktur DNA, virus, basa nitrogen, dan banyak lagi.
Sejak tahun 1975 teknik-teknik baru telah memungkinkan manusia untuk
mengisolasi segmen DNA dan memurnikannya dalam jumlah besar. Pada
umumnya pendekatan molekuler diterapkan pada sel-sel euakariotik.2

C. Struktur Molekuler Dasar

Dalam biologi molekuler, pemahaman tentang struktur molekuler dasar


adalah kunci untuk memahami dasar-dasar kehidupan di tingkat molekuler.

2https://mahasiswa.ung.ac.id/613412110/home/2015/3/8/sejarah-
perkembangan-dan-peranan-biologi-molekuler.html diakses tanggal 24
September 2023
Berikut adalah struktur molekuler dasar yang paling penting dalam konteks
biologi molekuler:

1. DNA (Deoksiribonukleat)

a. DNA adalah molekul yang menyimpan informasi genetik dalam semua


organisme.

b. Strukturnya berbentuk ganda heliks, terdiri dari dua untai panjang yang terikat
bersama oleh pasangan basa (adenin dengan timin, dan guanin dengan sitosin).

c. Gugus fosfat, deoksiribosa (gula), dan basa nitrogen (adenin, timin, guanin,
sitosin) adalah komponen utama DNA.

2. RNA (Asam Ribonukleat)

a. RNA berfungsi dalam penyampaian informasi genetik dan sintesis protein.

b. Struktur RNA mirip dengan DNA, tetapi memiliki gula ribosa dan urasil
sebagai basa pengganti timin.

c. Ada berbagai jenis RNA, termasuk RNA messenger (mRNA), RNA ribosom
(rRNA), dan RNA transfer (tRNA).

3. Protein

a. Protein adalah molekul yang berperan dalam hampir semua fungsi biologis.

b. Mereka terdiri dari rantai panjang asam amino yang melipat menjadi bentuk
tiga dimensi yang kompleks.

c. Struktur protein mencakup tingkat primer (urutan asam amino), sekunder


(struktur heliks dan lembaran lipat), tersier (struktur tiga dimensi), dan kuartener
(struktur kompleks yang terbentuk oleh beberapa rantai polipeptida).

4. Asam Amino

a. Asam amino adalah komponen dasar dari protein.

b. Terdapat 20 jenis asam amino yang berbeda yang digunakan dalam sintesis
protein.

c. Setiap asam amino memiliki gugus fungsional yang berbeda dan satu gugus
amina serta satu gugus karboksilat.

5. Nukleotida

a. Nukleotida adalah unit struktural dasar dari asam nukleat (DNA dan RNA).

b. Mereka terdiri dari tiga komponen utama: gula (ribo atau deoksiribo), basa
nitrogen (A, T, C, G, U), dan gugus fosfat.3

II.II Pewarisan Sifat

A. Dasar Pewarisan Sifat

Makhluk hidup yang ada di muka bumi ini sangat beragam. Setiap jenis
makhluk hidup mempunyai sifat dan ciri tersendiri sehingga dapat
membedakannya antara yang satu dengan yang lainnya. Sifat atau ciri yang
dimiliki oleh setiap makhluk hidup ada yang dapat diturunkan dan ada pula yang
tidak dapat diturunkan. Dalam pewarisan sifat dari generasi ke generasi
berikutnya mengikuti pola tertentu yang khas bagi setiap makhluk hidup.
Pewarisan sifat dari induk kepada keturunannya disebut hereditas. Cabang
biologi yang khusus mempelajari tentang hereditas adalah genetika. Tokoh yang
sangat berjasa dalam menemukan hukum-hukum genetika adalah Gregor
Johann Mendel (1822 – 1884) dari Austria. Beliau lahir tanggal 22 Juli 1822.
Karena jasanya itu beliau dijuluki sebagai Bapak Genetika. Pewarisan sifat
adalah ciri-ciri atau sifat-sifat makhluk hidup yang diturunkan dari generasi ke
generasi atau diturunkan dari induk kepada anaknya. Tiap spesies memiliki ciri-
ciri tertentu yang spesifik yang hampir sama dari generasi ke generasi, bahkan
ciri ini ada sejak dulu kala. Misalnya hewan gajah mempunyai telinga yang lebar,
mempunyai gading, tubuhnya besar, dan mempunyai belalai. Ciri gajah tersebut
sudah ada sejak gajah purba. Jadi ada ciri-ciri atau sifat-sifat makhluk hidup yang
diturunkan dari generasi ke generasi atau diturunkan dari induk kepada anaknya.

3 Yuwono, Triwibowo., Biologi Molekuler. Jakarta: Penerbit Erlangga, 2022.


Hal 25-30
B. Kromosom

Kromosom adalah pembawa bahan keturunan. Salah satu bagian dari


kromosom dinamakan sentromer yaitu bagian yang membagi kromosom menjadi
dua lengan. Pada makhluk tingkat tinggi , sel somatis ( sel tubuh, kecuali sel
kelamin ) mengandung satu stel kromosom yang diterimanya dari kedua
induk/orang tua. Kromosom-kromosom yang berasal dari induk betina bentuknya
serupa dengan yang berasal dari induk jantan, maka sepasang kromosom ini
disebut kromosom homolog. Karena itu sepasang kromosom dalam sel tubuh
disebut haploid ( 2n ). Gamet ) hanya mengandung separoh dari jumlah
kromosom yang terdapat didalam sel somatis, karena itu jumlah kromosom
dalam gamet dinamakan haploid ( n ). Satu stel kromosom haploid dari suatu
spesies dinamakan genom. Kromosom dibedakan atas autosom ( kromosom
tubuh ) dan kromosom kelamin ( kromosom seks ). Contoh : lalat buah
( Drosophila melanogaster ) yang sering digunakan untuk penyelidikan genetika
mempunyai 8 kromosom, terdiri dari 6 autosom dan 2 kromosom kelamin.
Manusia memiliki 46 kromosom , terdiri dari 44 autosom dan 2 kromosom
kelamin.

Kromosom manusia sendiri berjumlah 46 buah atau 23 pasang. Dan untuk


membantu mengidentifikasinya maka pasangan kromosom tersebut diberi nomor
dari 1-22, sedangkan untuk pasangan kromosom terakhir yang merupakan
kromosom jenis kelamin diberi nama kromosom X dan Y. Kromosom jenis
kelamin ini nantinya akan menentukan apakah seorang individu tersebut berjenis
kelamin perempuan (mempunyai kromosom XX) ataupun laki-laki (mempunyai
kromosom XY).

Kromosom X merupakan salah satu dari 2 kromosom jenis kelamin pada


manusia. Kromosom X ini terdapat pada 1 dari 23 pasang kromosom lainnya di
setiap sel manusia. Kromosom X terdiri dari sekitar 155 juta DNA dan itu kurang
lebih menggambarkan 5 % dari total jumlah DNA didalam sel. Kromosom Y
merupakan kromosom yang hanya terdapat pada laki-laki dan terdiri dari sekitar
58 juta DNA yang menggambarkan kurang lebih 2 % dari total DNA dalam sel.
Sama seperti pada kromosom X, karena para peneliti juga dapat mempunyai
metode yang berbeda untuk proses identifikasi gen dalam kromosom Y ini, maka
jumlah pasti gennya juga dapat berbeda, tetapi diperkirakan dalam kromosom Y
ini mengandung antara 70-200 gen.4

C. Genotip dan Fenotip

Dalam PEWARISAN SIFAT atau persilangan, terdapat prinsip yang harus


kita ingat, yaitu :

1. Gen yang berperan dalam pengaturan dan penentuan sifat diberi simbol
huruf.

2. Gen yang bersifat dominan dinyatakan dengan huruf kapital, misalnya gen
yang menentukan sifat batang yang tinggi ditulis dengan huruf “T” (berasal dari
kata tinggi). Gen yang bersifat resesif dinyatakan dengan huruf kecil, misalnya
gen yang menentukan sifat batang yang pendek ditulis dengan huruf “t”. Jadi,
dapat diartikan bahwa batang tinggi dominan terhadap batang pendek, dan
sebaliknya batang pendek resesif terhadap batang tinggi.

Pada manusia dan hewan vertebrata, penyatuan sperma dan ovum yang
masing-masing bersifat haploid (n) akan membentuk zigot. Zigot tumbuh dan
berkembang menjadi individu yang bersifat diploid (2n), sehingga individu yang
memiliki sifat tersebut dinyatakan dengan dua huruf. Contoh :

TT : Simbol untuk tumbuhan berbatang tinggi, gamet yang dibentuk T dan T.

tt : Simbol untuk tumbuhan berbatang pendek, gamet yang dibentuk t dan t.

MM : Simbol untuk tumbuhan berbunga merah, gamet yang dibentuk M dan


M.

mm : Simbol untuk tumbuhan berbunga putih, gamet yang dibentuk m dan m.

Mm : Simbol untuk tumbuhan yang berbunga merah muda, gamet yang


dibentuk M dan m.

Susunan gen yang menentukan sifat suatu individu disebut genotip (tidak
dapat dilihat dengan mata). Genotip suatu individu diberi simbol dengan huruf
dobel, karena individu itu umumnya diploid, misalnya MM, Mm dan mm. Genotip
memiliki sepasang gen. Gen-gen tersebut terletak pada lokus yang bersesuaian
dari kromosom yang homolog. Sepasang gen yang terletak pada posisi yang

4 Syuhada, Adam, Dkk. Genetika: Pelaksanaan Mewariskan Sifat Keturunan).


Prodi Pendidikan Biologi, Fak. Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Lampung 2015. Hal 3-4
sama pada pasangan kromosom disebut alel. Jadi, alel merupakan anggota dari
sepasang gen misalnya M = gen untuk warna bunga merah, m = gen untuk
warna bunga putih, T = gen untuk tanaman tinggi, dan t = gen untuk tanaman
rendah. M dan m merupakan alel tetapi M dan t bukan alel. Sifat suatu individu
yang genotipnya terdiri dari gen-gen yang sama dari tiap jenis gen disebut
homozigot, misalnya RR, rr, TT, AABB, aabb dan sebagainya. Homozigot
dominan terjadi bila individu bergenotip RR, AA, TT; sedangkan homozigot
resesif bila individu bergenotip rr, aa, tt dan sebagainya .

Sifat suatu individu yang genotipnya terdiri dari gen-gen yang berlainan dari
tiap jenis gen disebut heterozigot, misalnya Rr, Aa, Tt, AaBb dan sebagainya.
Karakter atau sifat lahiriah yang dapat diamati (bentuk, warna, golongan darah,
dan sebagainya) disebut fenotip. Fenotip ditentukan oleh gen dan lingkungan.
Fenotip tidak diberi simbol tetapi ditulis sesuai dengan penampakan seperti rasa
buah yang manis, rambut lurus, warna bunga biru dan sebagainya. Tanaman
yang berbiji bulat fenotipnya ditulis biji bulat dan genotipnya ditulis BB atau Bb
bila B dominan terhadap b.

Dua individu yang memiliki sifat fenotip ynag sama mungkin memiliki sifat
genotip yang berbeda misalnya dua individu tanaman yang memiliki fenotip sama
seperti berbiji bulat, memiliki kemungkinan genotip ialah BB atau Bb. Gen B
bersifat dominan sehingga gen B tersebut mengalahkan atau menutupi gen b
yang bersifat resesif. Oleh karena itu tanaman dengan BB atau Bb memiliki
fenotip berbiji bulat.

D. Sifat Dominan, Resesif dan Intermediet

Pada suatu persilangan, maka keturunan (Filial) yang dihasilkan akan


memiliki sifat yang muncul atau sifat yang tidak muncul (tersembunyi) dari salah
satu sifat induknya. Sifat yang muncul pada keturunan dari salah satu induk
dengan mengalahkan sifat pasangannya disebut sifat dominan. Sebaliknya sifat
yang tidak muncul atau tersembunyi pada keturunanya karena dikalahkan oleh
sifat pasangannya disebut sifat resesif. Misalnya bunga mawar merah
disilangkan dengan bunga mawar putih, dan menghasilkan keturunan bunga
mawar merah.

Induk/ Parental: Bunga mawar merah > < Bunga mawar putih
Keturunan/ Filial: Bunga mawar merah

Warna merah bersifat dominan, sedangkan warna putih bersifat resesif (alel
warna merah dominan terhadap alel warna putih). Warna merah yang bersifat
dominan dibandingkan dengan warna putih, maka menyebabkan semua bunga
mawar pada keturunan pertama atau filial ke-1 (F1) akan berwarna merah.
Apabila dalam suatu persilangan, sifat yang muncul merupakan campuran dari
kedua induknya, maka sifat tersebut disebut sifat intermediet (dominan parsial).
Misalnya persilangan antara ikan Koi warna merah dan ikan Koi warna putih
menghasilkan Filial 1 yang semuanya ikan Koi berwarna merah muda. Warna
merah muda tersebut merupakan sifat intermediet.

Induk/ Parental : Ikan Koi merah > < Ikan Koi putih

Keturunan/ Filial 1: Ikan Koi merah muda

E. Hukum Mendel

Dari hipotesis tersebut, Mendel membuat suatu kesimpulan yang disebut


Hukum I Mendel dan Hukum II Mendel. Kedua hukum Mendel tersebut
merupakan prinsip dasar dari genetika. Berikut ini adalah penjelasan dari hokum
Mendel tersebut :

· Hukum I Mendel (Hukum segregasi atau hukum pemisahan alel-alel dari


suatu gen yang berpasangan).Pada pembentukkan sel kelamin (gamet),
pasangan-pasangan alel memisah secara bebas. Hukum ini berlaku untuk
persilangan dengan satu sifat beda (monohibrid).

· Hukum II Mendel (Hukum pengelompokkan gen secara bebas atau


asortasi).Pada pembentukkan sel kelamin (gamet), alel mengadakan kombinasi
secara bebas sehingga sifat yang muncul dalam keturunannya beraneka ragam.
Hukum ini berlaku untuk persilangan dengan dua sifat beda (dihibrid) atau lebih
(polihibrid).

Persilangan dua individu dengan satu sifat beda akan menurunkan sifat
dominan apabila sifat keturunannya sama dengan salah satu induknya. Contoh :
Mendel mengambil serbuk sari dari bunga tanaman yang bijinya berlekuk
(berkerut) dan diserbukkan pada putik dari bunga tanaman yang bijinya bulat.
Semua keturunan F1 berbentuk tanaman yang bijinya bulat. Kemudian tanaman
F1 dibiarkan mengadakan penyerbukan sendiri sehingga didapatkan keturunan
F2 yang memperlihatkan perbandingan fenotip 3 biji bulat : 1 biji berleku Contoh
Bagan persilangan monohibrid.

Siat intermediet adalah sifat keturunan yang dimiliki oleh kedua induknya.
Contohnya adalah tanaman bunga pukul empat (Mirabilis jalapa) galur murni
merah (MM) disilangkan dengan galur murni putih (mm). Dari persilangan
tersebut diperoleh hasil F1 yang semuanya berbunga merah muda. Jika F1 di
lakukan penyerbukan dengan sesamanya, maka F2 menghasilkan tanaman
berbunga merah, merah muda, dan putih dengan perbandingan 1 : 2 : 1.

Dihibrid adalah persilangan dua individu dengan dua sifat beda atau lebih
yang menghasilkan keturunan dengan perbandingan fenotip dan genotip
tertentu. Pada percobaannya, Mendel melakukan persilangan kacang ercis galur
murni yang memiliki biji bulat warna kuning dengan galur murni yang memiliki biji
keriput warna hijau. Sifat bulat dan kuning dominan terhadap sifat keriput dan
hijau, sehingga menghasilkan seluruh F1 berupa kacang ercis berbiji bulat
dengan warna biji kuning.

II.III Replikasi

A. Pengertian Replikasi DNA

Replikasi DNA merupakan tahapan penting yang mengawali proses mitosis dan
meiosis. Secara umum, replikasi DNA merupakan proses pengkopian rangkaian
molekul DNA indukan sehingga dihasilkan molekul anakan yang identik.
Terdapat 3 model hipotesis replikasi DNA yaitu :

- Model Konservatif

- Model Dispersif

- Model Semi Konservatif

Pada tahun 1958 Mattew Maselson berhasil membuktikan bahwa replikasi


DNA berlangsung dengan mekanisme semi konservatif. Model semi
konservatif menggambarkan bahwa untaian molekul DNA anakan (baru)
terdiri dari pasangan untai DNA induk dan DNA anakan. Untai DNA anakan
akan dibentuk dari arah 5’ ----> 3’ secara komplemanter berdasarkan untai
DNA induk sebagai template. 5

B. Tahapan Replikasi

a. Denaturasi

Sebelum replikasi dimulai, DNA akan mengalami perubahan struktur yang


memungkinkan terjadinya proses replikasi.

Denaturasi akan berawal dari titik yang disebut ori (origins of replication)
yang ditandai adanya buble of replication, pembukaan ikatan hidrogen yang
menyebabkan pembukaan untaian DNA induk akan membentuk suatu
struktur yang disebut garpu replikasi (replication fork). Dari awalan garpu
replikasi inilah DNA iduk sebagai template akan terbuka secara bertahap dan
kemudian direplikasi.

Untaian DNA induk akan mengalami denaturasi yaitu proses pemutusan


ikatan hidrogen antara basa-basa nitrogen penyusun DNA, ikatan hidrogen A-
T dan G-C akan diputuskan melalui proses enzimatik oleh enzim girase pada
prokariot, sedangkan pada eukariot oleh enzim helikase, selama pembukaan
ikatan hidrogen ini supaya molekul DNA tidak menjadi tegang maka
diperlukan bantuan enzim topoisomerase untuk melonggarkan lilitan DNA
induk. Setelah untaian DNA induk terbuka maka agar untai yang telah
terbuka tidak berikatan kembali maka untai DNA induk akan diikat oleh
protein SSB (Singel Strand Binding).

Kedua untai DNA anakan disintesis dengan arah geometris yang


berlawanan, satu untai DNA anakan dibentuk searah pembukaan garpu
replikasi yang menjadi untai kontinu (leading strand), sedangkan satu untai
lagi disintesis berlawanan dengan pembukaan garpu replikasi yang menjadi
untai diskontinu (lagging Strand) menghasilkan berupa fragmen-fragmen
yang disebut fragmen Okazaki

b. Inisiasi

Proses inisiasi atau pengawalan dimulai pada titik ori . Pada prokariotik hanya
diperlukan satu titik ori, sedangkan pada eukariot diperlukan banyak titik ori.

5 Djuminar, Ai. 2011. Biologi Molekular. Bandung : POLTEKKES KEMENKES


BANDUNG.
Titik ori ditandai dengan susunan 245 pb yang mengandung urutan
nukleotida TTATCCACA sebanyak 4 kali. Untuk memulai polimerisasi untai
DNA anakan diperlukan primer, yaitu suatu molekul yang digunakan untuk
mengawali proses polimerisasi untai DNA baru. Molekul primer dapat berupa
DNA, protein spesifik, atau RNA. RNA Primer terdiri dari untaian 10-12
nukleotida yang disintesis oleh RNA polymerase sedangkan pada E. coli,
sintesis RNA primer dilakukan oleh kompleks protein yang disebut primosom
yang terdiri atas enzim khusus yang disebut primase.

Primer yang telah disintesis kemudian menempel (anneal) pada DNA induk
yang menjadi template. Molekul primer ini digunakan untuk awalan
polimerisasi untai DNA anakan yang komplementer dari untai DNA induk.
Pada leading strand hanya diperlukan 1 primer, sedangkan pada lagging
strand diperlukan banyak primer.

c. Elongasi

Aktivitas elongasi ditandai dengan adanya polimerisasi untai DNA anakan


yang dimulai dari primer, rangkaian nukleotida pada untai anakan bersifat
komplementer dengan untai DNA induk. Aktivitas polimerisasi ini akan
berlangsung dari arah 5’ ----> 3’.

Pada tahap ini diperlukan dNTP yaitu molekul deoksiribonukleotida


trifosfat yang terdiri dari dATP, dTTP, dGTP, dCTP sebagai bahan monomer
untuk pembentukan polimer untai DNA anakan. Proses polimerisasi monomer
dNTP akan dibantu dengan enzim DNA polimerase.

DNA polimerase berperan merangkai untai DNA baru pada leading strand
membentuk untai kontinu dan pada lagging strand membentuk untai
diskontinu yang disebut fragmen Okazaki. Untaian DNA baru terbentuk dari
dNTP yang merupakan prekursor. Nukleotida dari dNTP membentuk
pasangan basa dengan nukleotida komplementer pada untai cetakan,
membentuk ikatan ester pada ujung 3’-hidroksil bebas di ujung rantai yang
sedang tumbuh, dan pirofosfat dilepaskan. Pelepasan pirofosfat dan
pemutusan selanjutnya oleh pirofosfatase menghasilkan energi yang
mendorong proses polimerase lebih lanjut.

Ada beberapa perbedaan sistem replikasi DNA eukariot dengan


prokariot. Pada prokariot, DNA polimerase terdiri atas tiga jenis yaitu DNA
polimerase I, DNA polimerase II, dan DNA polimerase III. Sedangkan pada
eukariot, enzim DNA polimerase terdiri atas 5 jenis yaitu DNA polimerase α, β,
ε, γ, dan δ.

Pada prokariot DNA polimerase III lah yang berperan dalam proses
polimerisasi. Sedangkan pada eukariot yang berperan dalam polimerisasi
adalah DNA polimerase α dan γ (pada mtDNA). Proses replikasi akan
berlangung secara bidireksional. Sedangkan DNA polimerase lainnya berperan
dalam proses reparasi DNA.

d. Ligasi

Pada fragmen okazaki DNA polimerase akan terdisosiasi ketika bertemu


dengan ujung 5’P-RNA primer. Sedangkan pada leading strand baru akan
terdisosiasi pada titik terminasi. Bagian RNA primer pada fragmen okazaki
selanjutnya akan didegradasi oleh enzim DNA polimerase I.

Maka untuk menyambungkan antar fragmen tersebut menjadi untai yang


kontinu diperlukan sebuah sambungan dengan bantuan enzim ligase.

e. Terminasi

Pada prokariot, replikasi genom berbentuk lingkar berakhir pada waktu kedua
garpu replikasi bertemu pada suatu titik. Titik tempat pengakhiran replikasi
disebut sisi terminasi yang ditandai dengan urutan
AATTAGTATGTTGTAACTAANT, urutan ini diperlukan untuk menghentikan
garpu replikasi yang mendekati daerah tersbut dari ujung 5’. Pada eukariot,
replikasi genom berbentuk linier. Urutan konsensus sisi terminasi pada
vertebrata termasuk manusia adalah TTAGGG/AATCCC. Pada saat menjelang
akhir replikasi, kedua untai DNA hasil replikasi masih saling berliltan, maka
harus segera dipisahkan sehingga dapat diturunkan ke sel anakan. 6

BAB III

Kesimpulan

III.I Poin-poin Utama

1. DNA Sebagai Materi Genetik (Deoksiribonukleat) adalah molekul yang

6 Nelson, David L., Michael M. Cox. 2007. Lehninger Principles of


Biochemistry 5th edition. New York : W.H. Freeman and Company.
menyimpan informasi genetik dalam semua organisme. Struktur ganda heliks
DNA terdiri dari dua untai yang saling berikatan dan mengandung kode
genetik yang mengatur perkembangan dan fungsi organisme.

2. Ekspresi genetik adalah proses di mana informasi dalam DNA diaktifkan


dan diekspresikan untuk menghasilkan protein. Ini melibatkan transkripsi
(penyalinan DNA menjadi RNA) dan translasi (penyusunan protein
berdasarkan RNA).

3. Protein dan Enzim. Protein adalah molekul yang memiliki peran kunci
dalam seluler. Mereka berperan dalam berbagai fungsi, termasuk sebagai
enzim yang mengatur reaksi kimia dalam sel.

4. Replikasi DNA adalah proses di mana molekul DNA disalin selama


pembelahan sel. Proses ini memastikan bahwa informasi genetik diwariskan
secara akurat kepada keturunan.

5. Mutasi Genetik Mutasi adalah perubahan dalam urutan basa DNA yang
dapat terjadi secara alami atau karena faktor eksternal. Mutasi dapat memiliki
dampak yang signifikan pada pewarisan sifat dan terkadang menyebabkan
penyakit genetik.

7. Pewarisan Sifat dan Variasi Genetik Pewarisan sifat adalah proses di mana
karakteristik genetik atau sifat-sifat organisme diturunkan dari satu generasi
ke generasi berikutnya. Variasi genetik adalah hasil dari kombinasi gen dari
orangtua yang menghasilkan keragaman dalam sifat individu.

8. Genetika telah menjadi kunci dalam pemahaman penyakit genetik,


pencegahan penyakit, dan pengembangan terapi yang diarahkan secara
khusus.

9. Rekayasa genetika adalah manipulasi genetik organisme untuk


menghasilkan sifat-sifat tertentu. Ini memiliki aplikasi dalam pertanian,
produksi obat-obatan, dan pengobatan.

Daftar Pustaka

Yuwono, Triwibowo., Biologi Molekuler. Jakarta: Penerbit Erlangga, 2022.


Hal 1-3
https://mahasiswa.ung.ac.id/613412110/home/2015/3/8/sejarah
perkembangan-dan-peranan-biologi-molekuler.html diakses tanggal 24
September 2023X
Yuwono, Triwibowo., Biologi Molekuler. Jakarta: Penerbit Erlangga, 2022.
Hal 25-30
Syuhada, Adam, Dkk. Genetika: Pelaksanaan Mewariskan Sifat Keturunan).
Prodi Pendidikan Biologi, Fak. Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Lampung 2015. Hal 3-4
Djuminar, Ai. 2011. Biologi Molekular. Bandung : POLTEKKES KEMENKES
BANDUNG.
Nelson, David L., Michael M. Cox. 2007. Lehninger Principles of Biochemistry
5th edition. New York : W.H. Freeman and Company.

Anda mungkin juga menyukai