GJS - Biologi Molekuler
GJS - Biologi Molekuler
Biologi Umum
Dosen: Dr. Ir. Febri Memuaja, M.Sc., M.Si
Dalam era modern ini, biologi molekuler telah menjadi salah satu landasan
ilmiah utama yang mengubah cara kita memahami kehidupan di tingkat
molekuler. Makalah ini merupakan upaya untuk menjelajahi dan mendalam
tentang konsep-konsep dan perkembangan terbaru dalam dunia biologi
molekuler. Melalui pemahaman yang lebih mendalam tentang struktur, fungsi,
dan interaksi molekul-molekul biologis, kita dapat merambah jauh ke dalam
makna dasar kehidupan itu sendiri.
Biologi molekuler memainkan peran penting dalam mengungkap rahasia
dasar kehidupan, dari penjelasan tentang bagaimana molekul DNA menyimpan
informasi genetik hingga bagaimana proses replikasi memastikan pewarisan sifat
yang akurat. Makalah ini akan membahas beberapa konsep kunci dalam biologi
molekuler, mencakup struktur dan fungsi DNA, ekspresi genetik, serta aplikasi
teknologi biologi molekuler dalam berbagai bidang, termasuk kedokteran dan
penelitian ilmiah.
Selain itu, kita juga akan melihat bagaimana pemahaman biologi molekuler
memainkan peran penting dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan penting
tentang pewarisan sifat dan bagaimana variasi genetik diwariskan. Semua ini
merupakan langkah penting dalam memahami dasar-dasar kehidupan, serta
bagaimana kita dapat menerapkannya dalam berbagai konteks yang lebih luas.
Kami berharap makalah ini akan memberikan wawasan yang berharga
tentang biologi molekuler dan mendorong pembaca untuk lebih mendalami ilmu
ini yang terus berkembang. Terakhir, kami ingin mengucapkan terima kasih
kepada semua pihak yang telah mendukung dan memberikan inspirasi dalam
penulisan makalah ini.
Semoga makalah ini bermanfaat dan memicu minat Anda dalam menjelajahi
lebih dalam dunia yang penuh dengan keajaiban dan rahasia biologi molekuler.
DAFTAR ISI
Kata Pengantar
Daftar Isi
I. Pendahuluan
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan Makalah
II. Biologi Molekuler
A. Pengertian Biologi Molekuler
B. Sejarah dan Perkembangan
C. Struktur Molekuler Dasar
III. Pewarisan Sifat
A. Pengertian Pewarisan Sifat
B. Kromosom
C. Genotip dan Fenotip
D. Sifat Dominan
E. Hukum Mandel
IV. Replikasi DNA
A. Pengertian Replikasi DNA
B. Proses Replikasi
V. Kesimpulan
A. Poin-Poin Utama Dan Tantangan dan Penelitian Masa Depan
VI. Daftar Pustaka
BAB I
PENDAHULUAN
I.I Latar Belakang
Biologi molekuler adalah cabang ilmu yang mempelajari struktur, fungsi, dan
interaksi molekul-molekul biologis di tingkat molekuler. Ini termasuk pemahaman
tentang bagaimana DNA menyimpan informasi genetik, bagaimana RNA dan
protein berperan dalam ekspresi genetik, dan bagaimana proses-proses ini
mempengaruhi perkembangan dan fungsi organisme. Biologi molekuler telah
mengungkapkan rahasia dasar tentang kehidupan dan menjadi landasan bagi
banyak kemajuan ilmiah dan medis.
Dalam penjelasan lebih lanjut, kita akan menjelajahi setiap materi ini dengan
lebih mendalam, memahami peran mereka dalam biologi, dan bagaimana
mereka saling terkait dalam mengungkap misteri kehidupan. Dengan
pemahaman ini, kita dapat lebih baik menghargai kompleksitas dan keajaiban
alam serta menerapkan pengetahuan ini dalam berbagai bidang ilmu
pengetahuan dan kedokteran.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.I Biologi Molekuler
A. Pengertian Biologi Molekuler
Pada akhir abad ke-19 timbul 2 teori, yaitu teori evolusi dan teori sel, yang
mendorong adanya konversi dalam biologi dari masa lalu yang observasional
menjadi ilmu eksperimental yang aktif.dalam teori evolusinya, Darwin dan
Wallace melihat ketidaktetapan dunia hayati. Mereka mengajuka hipotesa
bahwa perubahan-perubahan massa tanah, fluktuasi suhu dan hujan lokal,
dan perubahan iklim jangka lama, merupakan penyebab ‘seleksi alam’. Di
lingkungan selektif itu dapat muncul jenis-jenis baru, sedang jenis –jenis lama
yang tidak bisa menyesuaikan diri akan mati.
Pada awal abad ke-19 ditemukan bahwa suatu bagian utama ekstrak
yang berasal dari sel-sel tumbuhan dan hewan adalah bahan yang sangat
kompleks yang menghasilkan endapan “fibrous” jika ekstrak tersebut dipanasi
atau dicampur dengan asam.G.J. Mulder berkesimpulan di tahun 1838
bahwa bahan “fibrous” tersebut adalah protein. Pada tahun 1900, 16 dari 20
asam amino standard yang menjadi penyusun protein telah diketahui.Pada
tahun 1865 hukum-hukum dasar pewarisan ditemukan oleh Gregor Mendel.
Namun kesimpulan-kesimpulannya ini jauh lebih awal dari ilmu yang
bersangkutan sehingga diabaikan begitu saja. Baru pada tahun 1900
kesimpulan-kesimpulan tersebut diterima dalam dunia ilmu pengetahuan.
Adalah suatu hal yang wajar jika teori sel mengakar lebih kuat dahulu
sebelum para ahli biologi memahami hubungan antara genetika Mendel
dengan pembelahan sel. Setelah itu orang memalingkan perhatiannya kepada
sperma dan sel telur yang persatuannya merupakan langkah pertama dalam
semua pembelahan sel pada organisme tingkat tinggi. Berkat penemuan ini
selanjutnya berkembang dan diketahui proses-proses pembelahan mitosis
dan meiosis.
Tidak hanya berhenti disitu, para ahli biologi semakin gencar melakukan
penelitian dan mendapatkan penemuan yang berguna bagi dunia ilmu
pengetahuan, mulai dari inti sel dan kromosom, enzim, DNA (menetapkannya
sebagai bahan genetik), struktur DNA, virus, basa nitrogen, dan banyak lagi.
Sejak tahun 1975 teknik-teknik baru telah memungkinkan manusia untuk
mengisolasi segmen DNA dan memurnikannya dalam jumlah besar. Pada
umumnya pendekatan molekuler diterapkan pada sel-sel euakariotik.2
2https://mahasiswa.ung.ac.id/613412110/home/2015/3/8/sejarah-
perkembangan-dan-peranan-biologi-molekuler.html diakses tanggal 24
September 2023
Berikut adalah struktur molekuler dasar yang paling penting dalam konteks
biologi molekuler:
1. DNA (Deoksiribonukleat)
b. Strukturnya berbentuk ganda heliks, terdiri dari dua untai panjang yang terikat
bersama oleh pasangan basa (adenin dengan timin, dan guanin dengan sitosin).
c. Gugus fosfat, deoksiribosa (gula), dan basa nitrogen (adenin, timin, guanin,
sitosin) adalah komponen utama DNA.
b. Struktur RNA mirip dengan DNA, tetapi memiliki gula ribosa dan urasil
sebagai basa pengganti timin.
c. Ada berbagai jenis RNA, termasuk RNA messenger (mRNA), RNA ribosom
(rRNA), dan RNA transfer (tRNA).
3. Protein
a. Protein adalah molekul yang berperan dalam hampir semua fungsi biologis.
b. Mereka terdiri dari rantai panjang asam amino yang melipat menjadi bentuk
tiga dimensi yang kompleks.
4. Asam Amino
b. Terdapat 20 jenis asam amino yang berbeda yang digunakan dalam sintesis
protein.
c. Setiap asam amino memiliki gugus fungsional yang berbeda dan satu gugus
amina serta satu gugus karboksilat.
5. Nukleotida
a. Nukleotida adalah unit struktural dasar dari asam nukleat (DNA dan RNA).
b. Mereka terdiri dari tiga komponen utama: gula (ribo atau deoksiribo), basa
nitrogen (A, T, C, G, U), dan gugus fosfat.3
Makhluk hidup yang ada di muka bumi ini sangat beragam. Setiap jenis
makhluk hidup mempunyai sifat dan ciri tersendiri sehingga dapat
membedakannya antara yang satu dengan yang lainnya. Sifat atau ciri yang
dimiliki oleh setiap makhluk hidup ada yang dapat diturunkan dan ada pula yang
tidak dapat diturunkan. Dalam pewarisan sifat dari generasi ke generasi
berikutnya mengikuti pola tertentu yang khas bagi setiap makhluk hidup.
Pewarisan sifat dari induk kepada keturunannya disebut hereditas. Cabang
biologi yang khusus mempelajari tentang hereditas adalah genetika. Tokoh yang
sangat berjasa dalam menemukan hukum-hukum genetika adalah Gregor
Johann Mendel (1822 – 1884) dari Austria. Beliau lahir tanggal 22 Juli 1822.
Karena jasanya itu beliau dijuluki sebagai Bapak Genetika. Pewarisan sifat
adalah ciri-ciri atau sifat-sifat makhluk hidup yang diturunkan dari generasi ke
generasi atau diturunkan dari induk kepada anaknya. Tiap spesies memiliki ciri-
ciri tertentu yang spesifik yang hampir sama dari generasi ke generasi, bahkan
ciri ini ada sejak dulu kala. Misalnya hewan gajah mempunyai telinga yang lebar,
mempunyai gading, tubuhnya besar, dan mempunyai belalai. Ciri gajah tersebut
sudah ada sejak gajah purba. Jadi ada ciri-ciri atau sifat-sifat makhluk hidup yang
diturunkan dari generasi ke generasi atau diturunkan dari induk kepada anaknya.
1. Gen yang berperan dalam pengaturan dan penentuan sifat diberi simbol
huruf.
2. Gen yang bersifat dominan dinyatakan dengan huruf kapital, misalnya gen
yang menentukan sifat batang yang tinggi ditulis dengan huruf “T” (berasal dari
kata tinggi). Gen yang bersifat resesif dinyatakan dengan huruf kecil, misalnya
gen yang menentukan sifat batang yang pendek ditulis dengan huruf “t”. Jadi,
dapat diartikan bahwa batang tinggi dominan terhadap batang pendek, dan
sebaliknya batang pendek resesif terhadap batang tinggi.
Pada manusia dan hewan vertebrata, penyatuan sperma dan ovum yang
masing-masing bersifat haploid (n) akan membentuk zigot. Zigot tumbuh dan
berkembang menjadi individu yang bersifat diploid (2n), sehingga individu yang
memiliki sifat tersebut dinyatakan dengan dua huruf. Contoh :
Susunan gen yang menentukan sifat suatu individu disebut genotip (tidak
dapat dilihat dengan mata). Genotip suatu individu diberi simbol dengan huruf
dobel, karena individu itu umumnya diploid, misalnya MM, Mm dan mm. Genotip
memiliki sepasang gen. Gen-gen tersebut terletak pada lokus yang bersesuaian
dari kromosom yang homolog. Sepasang gen yang terletak pada posisi yang
Sifat suatu individu yang genotipnya terdiri dari gen-gen yang berlainan dari
tiap jenis gen disebut heterozigot, misalnya Rr, Aa, Tt, AaBb dan sebagainya.
Karakter atau sifat lahiriah yang dapat diamati (bentuk, warna, golongan darah,
dan sebagainya) disebut fenotip. Fenotip ditentukan oleh gen dan lingkungan.
Fenotip tidak diberi simbol tetapi ditulis sesuai dengan penampakan seperti rasa
buah yang manis, rambut lurus, warna bunga biru dan sebagainya. Tanaman
yang berbiji bulat fenotipnya ditulis biji bulat dan genotipnya ditulis BB atau Bb
bila B dominan terhadap b.
Dua individu yang memiliki sifat fenotip ynag sama mungkin memiliki sifat
genotip yang berbeda misalnya dua individu tanaman yang memiliki fenotip sama
seperti berbiji bulat, memiliki kemungkinan genotip ialah BB atau Bb. Gen B
bersifat dominan sehingga gen B tersebut mengalahkan atau menutupi gen b
yang bersifat resesif. Oleh karena itu tanaman dengan BB atau Bb memiliki
fenotip berbiji bulat.
Induk/ Parental: Bunga mawar merah > < Bunga mawar putih
Keturunan/ Filial: Bunga mawar merah
Warna merah bersifat dominan, sedangkan warna putih bersifat resesif (alel
warna merah dominan terhadap alel warna putih). Warna merah yang bersifat
dominan dibandingkan dengan warna putih, maka menyebabkan semua bunga
mawar pada keturunan pertama atau filial ke-1 (F1) akan berwarna merah.
Apabila dalam suatu persilangan, sifat yang muncul merupakan campuran dari
kedua induknya, maka sifat tersebut disebut sifat intermediet (dominan parsial).
Misalnya persilangan antara ikan Koi warna merah dan ikan Koi warna putih
menghasilkan Filial 1 yang semuanya ikan Koi berwarna merah muda. Warna
merah muda tersebut merupakan sifat intermediet.
Induk/ Parental : Ikan Koi merah > < Ikan Koi putih
E. Hukum Mendel
Persilangan dua individu dengan satu sifat beda akan menurunkan sifat
dominan apabila sifat keturunannya sama dengan salah satu induknya. Contoh :
Mendel mengambil serbuk sari dari bunga tanaman yang bijinya berlekuk
(berkerut) dan diserbukkan pada putik dari bunga tanaman yang bijinya bulat.
Semua keturunan F1 berbentuk tanaman yang bijinya bulat. Kemudian tanaman
F1 dibiarkan mengadakan penyerbukan sendiri sehingga didapatkan keturunan
F2 yang memperlihatkan perbandingan fenotip 3 biji bulat : 1 biji berleku Contoh
Bagan persilangan monohibrid.
Siat intermediet adalah sifat keturunan yang dimiliki oleh kedua induknya.
Contohnya adalah tanaman bunga pukul empat (Mirabilis jalapa) galur murni
merah (MM) disilangkan dengan galur murni putih (mm). Dari persilangan
tersebut diperoleh hasil F1 yang semuanya berbunga merah muda. Jika F1 di
lakukan penyerbukan dengan sesamanya, maka F2 menghasilkan tanaman
berbunga merah, merah muda, dan putih dengan perbandingan 1 : 2 : 1.
Dihibrid adalah persilangan dua individu dengan dua sifat beda atau lebih
yang menghasilkan keturunan dengan perbandingan fenotip dan genotip
tertentu. Pada percobaannya, Mendel melakukan persilangan kacang ercis galur
murni yang memiliki biji bulat warna kuning dengan galur murni yang memiliki biji
keriput warna hijau. Sifat bulat dan kuning dominan terhadap sifat keriput dan
hijau, sehingga menghasilkan seluruh F1 berupa kacang ercis berbiji bulat
dengan warna biji kuning.
II.III Replikasi
Replikasi DNA merupakan tahapan penting yang mengawali proses mitosis dan
meiosis. Secara umum, replikasi DNA merupakan proses pengkopian rangkaian
molekul DNA indukan sehingga dihasilkan molekul anakan yang identik.
Terdapat 3 model hipotesis replikasi DNA yaitu :
- Model Konservatif
- Model Dispersif
B. Tahapan Replikasi
a. Denaturasi
Denaturasi akan berawal dari titik yang disebut ori (origins of replication)
yang ditandai adanya buble of replication, pembukaan ikatan hidrogen yang
menyebabkan pembukaan untaian DNA induk akan membentuk suatu
struktur yang disebut garpu replikasi (replication fork). Dari awalan garpu
replikasi inilah DNA iduk sebagai template akan terbuka secara bertahap dan
kemudian direplikasi.
b. Inisiasi
Proses inisiasi atau pengawalan dimulai pada titik ori . Pada prokariotik hanya
diperlukan satu titik ori, sedangkan pada eukariot diperlukan banyak titik ori.
Primer yang telah disintesis kemudian menempel (anneal) pada DNA induk
yang menjadi template. Molekul primer ini digunakan untuk awalan
polimerisasi untai DNA anakan yang komplementer dari untai DNA induk.
Pada leading strand hanya diperlukan 1 primer, sedangkan pada lagging
strand diperlukan banyak primer.
c. Elongasi
DNA polimerase berperan merangkai untai DNA baru pada leading strand
membentuk untai kontinu dan pada lagging strand membentuk untai
diskontinu yang disebut fragmen Okazaki. Untaian DNA baru terbentuk dari
dNTP yang merupakan prekursor. Nukleotida dari dNTP membentuk
pasangan basa dengan nukleotida komplementer pada untai cetakan,
membentuk ikatan ester pada ujung 3’-hidroksil bebas di ujung rantai yang
sedang tumbuh, dan pirofosfat dilepaskan. Pelepasan pirofosfat dan
pemutusan selanjutnya oleh pirofosfatase menghasilkan energi yang
mendorong proses polimerase lebih lanjut.
Pada prokariot DNA polimerase III lah yang berperan dalam proses
polimerisasi. Sedangkan pada eukariot yang berperan dalam polimerisasi
adalah DNA polimerase α dan γ (pada mtDNA). Proses replikasi akan
berlangung secara bidireksional. Sedangkan DNA polimerase lainnya berperan
dalam proses reparasi DNA.
d. Ligasi
e. Terminasi
Pada prokariot, replikasi genom berbentuk lingkar berakhir pada waktu kedua
garpu replikasi bertemu pada suatu titik. Titik tempat pengakhiran replikasi
disebut sisi terminasi yang ditandai dengan urutan
AATTAGTATGTTGTAACTAANT, urutan ini diperlukan untuk menghentikan
garpu replikasi yang mendekati daerah tersbut dari ujung 5’. Pada eukariot,
replikasi genom berbentuk linier. Urutan konsensus sisi terminasi pada
vertebrata termasuk manusia adalah TTAGGG/AATCCC. Pada saat menjelang
akhir replikasi, kedua untai DNA hasil replikasi masih saling berliltan, maka
harus segera dipisahkan sehingga dapat diturunkan ke sel anakan. 6
BAB III
Kesimpulan
3. Protein dan Enzim. Protein adalah molekul yang memiliki peran kunci
dalam seluler. Mereka berperan dalam berbagai fungsi, termasuk sebagai
enzim yang mengatur reaksi kimia dalam sel.
5. Mutasi Genetik Mutasi adalah perubahan dalam urutan basa DNA yang
dapat terjadi secara alami atau karena faktor eksternal. Mutasi dapat memiliki
dampak yang signifikan pada pewarisan sifat dan terkadang menyebabkan
penyakit genetik.
7. Pewarisan Sifat dan Variasi Genetik Pewarisan sifat adalah proses di mana
karakteristik genetik atau sifat-sifat organisme diturunkan dari satu generasi
ke generasi berikutnya. Variasi genetik adalah hasil dari kombinasi gen dari
orangtua yang menghasilkan keragaman dalam sifat individu.
Daftar Pustaka