Anda di halaman 1dari 5

EDUCATIONAL BUILDING

Jurnal Pendidikan Teknik Bangunan dan Sipil


Vo.l 7, No.1, Juni 2021: 16 - 20, ISSN-E : 2477-4901, ISSN-P: 2477-4898

KAJIAN PERKEMBANGAN KOTA BANDUNG MELALUI


ASPEK ELEMEN – ELEMEN KOTA

Deddy Mulyana
Universitas Negeri Medan
Surrel : deddy@unimed.ac.id

Disetujui : 12 Juni 2021

ABSTRAK
Perkembangan dan bentuk struktur fisik suatu kota dapat diketahui melalui perubahan elemen- elemen
kota sebagai pembentuk ruang kota. Elemen tersebut merupakan elemen fisik dan non fisik. Elemen
fisik meliputi sarana transportasi, pasar, pusat pemerintahan, ruang terbuka, pusat peribadatan, tempat
permukiman dan sebagainya, sedangkan elemen non fisik adalah manusia dengan segala aktivitasnya.
Perkembangan Kota Bandung sesuai dengan teori Branch, yakni perkembangan kota yang sangat
dipengaruhi oleh situasi dan kondisi internal. Letak strategis kota Bandung yang berada di bagian
tengah Priangan sangat mempengaruhi berkembangnya Kota Bandung karena mempunyai nilai
strategis terhadap daerah-daerah di sekitarnya. Perkembangan Kota Bandung kini dapat kita lihat pada
kawasan pusat kota, dimana terjadinya peningkatan perkembangan fisik spasial kota, pemanfaatan
ruang kota maupun aktivitas-aktivitas kota seperti pada sektor perdagangan, permukiman,
pendidikan, pariwisata dan industri.

Kata Kunci : Elemen Kota, Kota Bandung, Perkembangan Kota

ABSTRACT
The development and form of the physical structure of a city can be known through changes in the elements of
the city as forming urban space. These elements are physical and non-physical elements. Physical elements
include transportation facilities, markets, government centers, open spaces, centers of worship, settlements and
so on, while non-physical elements are humans with all their activities. The development of Bandung City is in
accordance with Branch's theory, namely the development of the city which is strongly influenced by internal
situations and conditions. The strategic location of the city of Bandung which is in the middle of Priangan greatly
affects the development of the city of Bandung because it has strategic value to the surrounding areas. The
development of the city of Bandung can now be seen in the downtown area, where there is an increase in the
physical spatial development of the city, the use of urban space and city activities such as in the trade, settlement,
education, tourism and industrial sectors.

Keywords : Bandung City, City Development, Elements of City

1. Pendahuluan sepanjang sejarah kota sebagaimana


Terbentuknya struktur ruang pada suatu perwujudan proses yang panjang, identitas
kawasan atau kota, cepat atau lambat terjadi tidak bisa diciptakan pada suatu saat saja
melalui proses yang bervariasi selama kurun (seketika) seperti budaya diadakan, jadi
waktu tertentu. Kota merupakan hasil karya perwujudan struktur suatu kota merupakan
dari peradaban manusia dan sejalan dengan manifestasi dari berbagai kegiatan masyarakat,
peradaban tersebut, kota mengalami sehingga kota mencerminkan suatu bentuk
pertumbuhan dan perkembangan sehingga simbol kehidupan ekonomi, sosial, budaya dan
menghasilkan suatu bentuk struktur kota yang politik masyarakat.
ditemui sekarang. Wujud perkembangan Perkembangan dan bentuk struktur fisik
struktur kota, sebagaimana yang dikemukakan suatu kota dapat diketahui melalui perubahan
Budihardjo dalam anggina, pada hakekatnya elemen-elemen kota sebagai pembentuk ruang
merupakan jejak peradaban yang ditampilkan
16
Deddy Mulyana

kota. Elemen tersebut merupakan elemen fisik dibentuk oleh struktur- struktur yang tetap
dan non fisik. Elemen fisik meliputi sarana yaitu pusat kegiatan perdagangan (pasar),
transportasi, pasar, pusat pemerintahan, ruang pusat pemerintahan, dan pusat peribadatan.
terbuka, pusat peribadatan, tempat Karakter yang paling menonjol dari kota
permukiman dan sebagainya, sedangkan terlihat pada kawasan pusat kotanya karena
elemen non fisik adalah manusia dengan perkembangan kota diawali pada inti (core) kota
segala aktivitasnya. yang memiliki beberapa fungsi kegiatan kota
Kota Bandung sebagai salah satu kota di seperti pusat jasa, perdagangan, pusat rekreasi
Provinsi Jawa Barat, terletak 140 km sebelah dan sosial budaya. Pola penggunaan lahan
tenggara dari Kota Jakarta. Kota kembang kota-kota di Indonesia tidak seragam. Pulau
merupakan sebutan lain untuk Bandung, Jawa memiliki pola lahan di pusat perkotaan
karena pada zaman dulu kota ini dinilai sangat dengan tanah lapang atau alun-alun yang
cantik dengan banyaknya pohon-pohon dan dikelilingi bangunan penting. Sarana dan
bunga-bunga yang tumbuh di sana. Selain itu, prasarana yang ada di sekeliling alun-alun
sekitar tahun 1920 sampai dengan tahun 1925. seperti bangunan kantor, kabupaten, masjid,
Bandung disebut juga dengan Parijs van Java. gereja, penjara, dan pasar.
Predikat tersebut diberikan oleh warga Eropa
yang bermukim di Indonesia semenjak zaman b. Faktor – Faktor Perkembangan Kota
kolonial Belanda, dan menjadikan Parijs van Java Perkembangan kota adalah suatu proses
sebagai pusat kegiatan mereka, mulai dari perubahan perkotaan dalam waktu yang
kegiatan politik, intelektual, kesenian, budaya, berbeda. Perbedaan didasarkan pada waktu
hingga hiburan dan rekreasi. yang berbeda dalam analisis ruang yang sama.
Di era kontemporer semangat pembangunan Proses dapat berjalan secara alami atau secara
Kota Bandung tumbuh kembali seiring artificial, dimana tercapat campur tangan
dikenalnya jati diri Kota Bandung sebagai kota manusia. Perkembangan pola dan struktur
kreatif. Pembangunan infrastruktur disertai ruang fisik kota dapat ditinjau dari aspek
penggunaan teknologi modern ditujukan untuk kehidupan perkotaan, seperti kehidupan
menjalankan fungsi kota pintar (smart city). sosial, ekonomi, politik dan budaya.
Konsep kota pintar atau smart city telah menjadi Perkembangan kota secara umum
pilihan bagi sebagian besar kota modern di menurut Branch sangat dipengaruhi oleh
dunia, dengan merencanakan pembangunan situasi dan kondisi internal yang menjadi
tata ruang kota berdasarkan perhitungan tata unsur terpenting dalam perencanaan kota
ruang dan demografis yang jauh ke depan. Kota secara komprehensif. Unsur eksternal yang
Bandung menjadi percontohan smart city menonjol juga dapat mempengaruhi
pertama kali di Indonesia, yaitu menjelang perkembangan kota.
pelaksanaan peringatan ke-50 Konferensi Asia Faktor internal yang mempengaruhi
Afrika tahun 2015. Program yang digagas perkembangan kota adalah: (1) Keadaan
Walikota Bandung Ridwan Kamil dengan geografis yang mempengaruhi fungsi dan
membentuk Bandung Command Center (BCC). bentuk fisik kota. Kota yang berfungsi sebagai
Tujuan awalnya hanya sebatas bentuk simpul distribusi, perlu terletak di simpul jalur
pengamanan kepala negara dan tamu-tamu transportasi, di pertemuan jalur transportasi
asing yang masuk ke Bandung. Namun, setelah regional atau dekat pelabuhan laut. (2) Tapak
pelaksanaan kegiatan selesai, Pemerintah Kota (site) merupakan faktor-faktor kedua yang
Bandung kemudian merancang agar BCC mempengaruhi perkembangan suatu kota.
menjadi alat untuk memenuhi kebutuhan Salah satu yang dipertimbangkan dalam
masyarakat kotanya. kondisi tapak adalah topografi. Kota yang
berlokasi di dataran yang rata akan mudah
2. Kajian Pustaka berkembang ke semua arah, sedangkan yang
a. Konsepsi Kota, Tata Kota dan berlokasi di pegunungan biasanya mempunyai
Permukiman kendala topografi. Kondisi tapak lainnya
Penelusuran kota dari aspek berkaitan dengan kondisi geologi. Daerah
kesejahteraan dan permukiman yang dilakukan patahan geologis biasanya dihindari oleh
oleh Wiryoamartono dalam Anggina 2011 pada perkembangan kota; (3) Fungsi kota juga
aspek fisik diketahui bahwa permukiman merupakan faktor- faktor yang
negara berkaitan erat dengan peradaban Hindu, mempengaruhi perkembangan kota-kota yang
Islam, hingga modern yang menghasilkan memiliki banyak fungsi, biasanya secara
bangunan seperti candi, masjid, keraton, ekonomi akan lebih kuat dan akan
makam, dan pasar. Suatu permukiman urban
EBJPTBS, Vol. 7. No.1 Juni 2021 1718
Kajian Perkembangan Kota Bandung Melalui Aspek Elemen – Elemen Kota

berkembang lebih pesat daripada kota Peta itu menunjukkan luas wilayah
berfungsi tunggal, misalnya kota Kota Bandung dengan Batas sebagai berikut:
pertambangan, kota yang berfungsi sebagai “Gedong Papak” (di Jalan Aceh Kantor
pusat perdagangan, biasanya juga Pemerintah Kota Bandung sekarang)
berkembang lebih pesat daripada kota merupakan batas kota sebelah utara, Sungai
berfungsi lainnya. Short (1984) Cibadak (Kaca-kaca Kulon) batas sebelah barat,
mengemukakan terdapat lima fungsi kota Jalan Pungkur sekarang batas sebelah selatan,
yang dapat mencerminkan karakteristik dan daerah simpang lima sekarang (Kaca kaca
struktur ruang suatu kota, yaitu: (a) kota Wetan) batas sebelah timur. Hal ini berarti pada
sebagai tempat kerja, (b) kota sebagai tempat tahun 1825 wilayah, Kota Bandung masih kecil,
tinggal, (c) pergerakan dan transportasi, (d) dengan tata ruang kota masih sederhana.
kota sebagai tempat investasi, (e) kota sebagai Kondisi ini berlangsung hingga pertengahan
arena politik; (4) Sejarah dan kebudayaan juga abad Ke-19.
mempengaruhi karakteristik fisik dan sifat Pada tahun 1850 Bupati R.A.
masyarakat kota. Kota yang sejarahnya Wiranatakusumah IV (1846-1874) sebagai
direncanakan sebagai ibu kota kerajaan akan seorang arsitek merenovasi bangunan Pendopo
berbeda dengan perkembangan kota yang Kabupaten dan Masjid Agung Bandung. Bagian
sejak awalnya tumbuh secara organisasi. bawah kedua bangunan itu diganti dengan
Kepercayaan dan kultur masyarakat juga tembok batu dan atapnya diganti dengan
mempengaruhi daya perkembangan kota. genting. Di bagian belakang pendopo dibangun
Terdapat tempat-tempat tertentu yang karena gedung tambahan. Sementara itu, di bagian
kepercayaan dihindari untuk perkembangan barat kompleks pendopo dibangun rumah
tertentu; dan (5) Unsur-unsur umum, misalnya keluarga bupati. Pada tahun yang sama
jaringan jalan, penyediaan air bersih berkaitan dibangun kantor pengadilan dan bank umum.
dengan kebutuhan masyarakat luas, Berkembangnya Kota Bandung dan letak
ketersediaan unsur-unsur umum akan strategis kota itu yang berada di bagian tengah
menarik kota ke arah tertentu. Priangan, telah mendorong timbulnya gagasan
Pemerintah Hindia Belanda pada tahun 1856
3. Metodologi Penelitian untuk memindahkan ibukota Keresidenan
Penelitian ini menggunakan metode Priangan dari Cianjur ke Bandung. Gagasan itu,
deskriptif. Penelitian deskriptif (descriptive karena berbagai hal baru direalisasikan pada
research) adalah suatu metode penelitian yang tahun 1864. Berdasarkan Besluit Gubernur
ditujukan untuk menggambarkan fenomena- Jenderal tanggal 7 Agustus 1864 No. 18, Kota
fenomena yang ada, yang berlangsung pada Bandung ditetapkan sebagai pusat
saat ini atau saat yang lampau. pemerintahan Keresidenan Priangan. Dengan
demikian, sejak itu Kota Bandung memiliki
4. Hasil dan Pembahasan fungsi ganda, yaitu sebagai ibukota Kabupaten
a. Perkembangan Kota Bandung Bandung sekaligus sebagai ibukota
Pada abad ke-19, perkembangan Kota Keresidenan Priangan. Pada waktu itu yang
Bandung, terutama hingga pertengahan abad menjadi bupati Bandung adalah R.A.
itu,berjalan sangat lambat. Dalam Wiranatakusumah IV (1846-1874). Sejalan
perkembangannya hingga awal abad ke-20, dengan perkembangan fungsinya, di Kota
fungsi Kota Bandung yang cukup menonjol Bandung dibangun gedung keresidenan di
adalah sebagai pusat pemerintahan, pusat daerah Cicendo (sekarang menjadi rumah dinas
perekonomian, dan pusat pendidikan, Gubernur Jawa Barat) dan sebuah hotel
khususnya untuk daerah Priangan, Jawa Barat. pemerintah. Gedung keresidenan selesai
Sejak berdirinya (1810) hingga pertengahan dibangun tahun 1867. Dalam masa itu, jalan-
tahun 1864, fungsi utama Kota Bandung adalah jalan di dalam kota berangsur-angsur
sebagai pusat pemerintahan Kabupaten diperbaiki dan jalan ke luar kota pun bertambah
Bandung di lingkungan Keresidenan Priangan banyak. Perkembangan Kota Bandung
yang beribukota di Cianjur. Selama itu terutama terjadi setelah transportasi kereta api
pembangunan kota Bandung sepenuhnya beroperasi ke dan dari kota itu sejak tahun 1884,
menjadi tanggung jawab pemerintah kabupaten karena Kota Bandung berfungsi sebagai pusat
yang bersangkutan. Tahun 1825 dibuat rencana kegiatan transportasi kereta api “lin Barat”41.
pengembangan Kota Bandung yang disebut Berlangsungnya transportasi kereta api telah
Plan pengembangan kota dibuat oleh Bupati mendorong berkembangnya kehidupan di Kota
R.A. Wiranatakusumah U37 dan merupakan Bandung. Hal, itu antara lain ditunjukkan oleh
peta pertama Kota Bandung.

EBJPTBS, Vol. 7. No.1 Juni 2021 1819


Deddy Mulyana

meningkatnya jumlah penduduk dari tahun ke


tahun.
Pada penghujung abad ke-19, penduduk
golongan Eropa yang jumlahnya sudah
mencapai ribuan, menuntut adanya lembaga
otonom yang dapat mengurus kepentingan
mereka. Sementara itu, pemerintah pusat
menyadari kegagalan pelaksanaan sistem
pemerintahan sentralistis berikut dampaknya.
Oleh karena itu, pemerintah sampai pada
kebijakan untuk mengganti sistem pemerintah
dengan sistem desentralisasi, bukan hanya
desentralisasi dalam bidang keuangan, tetapi Gambar 1. Perubahan Wajah Pusat Kota
juga desentralisasi dalam pemberian hak Bandung Masa Kolonial Dan
Modern
otonomi bidang pemerintahan (zelfbestuur).
Dalam hal ini, pemerintah Kabupaten
b. Struktur dan Pola Ruang Metropolitan
Bandung di bawah pimpinan Bupati RAA.
Bandung
Martanegara (1893-1918) menyarnbut baik
Berdasarkan RTRWP Jawa Barat,
gagasan pemerintah kolonial tersebut.
diketahui bahwa wilayah metropolitan
Berlangsungnya pemerintahan otonom di Kota
Bandung yang terdiri dari 4 wilayah
Bandung, berarti pemerintah kabupaten
administratif ini berada di Wilayah
mendapat dana-budget khusus dari pemerintah
Pengembangan Tengah dengan Hirarki Kota I.
colonial yang sebelumnya tidak pernah ada.
Kemudian berdasarkan PP no 47 Tahun 1997
Berdasarkan Undang-Undang Desentralisasi
mengenai RTRWN, Wilayah metropolitan
(Decentralisatiewet) yang dikeluarkan tahun
Bandung ditetapkan sebagai kawasan andalan
1903 dan surat keputusan tentang desentralisasi
yang mencakup beberapa kota dengan masing-
(Decentralisasi Besluit) serta Ordonansi Dewan
masing fungsinya yaitu:
Lokal (Locale Raden Ordonantie) yang dibuat
a. Kota Bandung ditetapkan sebagai Pusat
tahun 1905, Kota Bandung sejak tanggal 1 April
Kegiatan Nasional Wilayah
1906 ditetapkan sebagai gemeente (kotapraja)
Metropolitan Bandung
yang berpemerintahan otonom. Ketetapan itu
b. Kota Cimahi, Padalarang, Kabupaten
semakin memperkuat fungsi Kota Bandung
Bandung Barat (Lembang), Kabupaten
sebagai pusat pemerintahan, terutama
Bandung (Majalaya, Cileunyi, Banjaran,
pemerintahan kolonial Belanda di kota itu.
Soreang, Pangalengan, Ciwidey, Ciparay),
Semula Gemeente Bandung dipimpin oleh
Kabupaten Sumedang dan Kabupaten
Asisten Residen Priangan selaku ketua Dewan
Subang ditetapkan sebagai sebagai Pusat
Kota (Gemeenteraad), tetapi sejak tahun 1913
Kegiatan Lokal (PKL) Wilayah
gemeente dipimpin oleh burgemeester
Metropolitan Bandung
(walikota).
Adapun struktur wilayah di Kawasan
Pada awal kegiatannya, Pemerintah
Metropolitan Bandung dapat dilihat pada
Gemeente Bandung menggunakan lantai atas
gambar di bawah, dengan Bandung sebagai
gedung Percetakan NV Mij Vorkink (kemudian
pusatnya kemudian terdapat beberapa sub
menjadi Toko Buku Sumur Bandung di Jalan
pusatnya (Surakusumah; 2021).
Asia Afrika) sebagai kantor. Tidak lama
kemudian, kantor Pemerintah Gemeente
Bandung pindah ke “Gedong Papak’44, Kantor
Pemerintah Kota Bandung sekarang (gedung
lama).

Gambar 2. Sistem Kota-Kota Metropolitan Bandung

EBJPTBS, Vol. 7. No.1 Juni 2021 1920


Kajian Perkembangan Kota Bandung Melalui Aspek Elemen – Elemen Kota

c. Diagram Perkembangan Kota Bandung Daftar Pustaka

Anggina, Stevani. dkk. 2021. Sejarah


Perkembangan Kota Semarang.
Universitas Indonesia : Jakarta
Surakusumah, Wahyu. 2021. Sistem Penataan
Ruang Dan Lingkungan Kota Bandung
Dan Sekitarnya. Universitas
Pendidikan Indonesia : Bandung

Gambar 3. Bagan Perkembangan Kota Bandung

5. Kesimpulan
Perkembangan Kota Bandung sesuai
dengan teori Branch, yakni perkembangan kota
yang sangat dipengaruhi oleh situasi dan
kondisi internal. Letak strategis kota Bandung
yang berada di bagian tengah Priangan sangat
mempengaruhi berkembangnya Kota Bandung
karena mempunyai nilai strategis terhadap
daerah-daerah di sekitarnya. Perkembangan
Kota Bandung kini dapat kita lihat pada
kawasan pusat kota, dimana terjadinya
peningkatan perkembangan fisik spasial kota,
pemanfaatan ruang kota maupun aktivitas-
aktivitas kota seperti pada sektor
perdagangan, permukiman, pendidikan,
pariwisata dan industry.

EBJPTBS, Vol. 7. No.1 Juni 2021 21


20

Anda mungkin juga menyukai