Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

NUSYUZ, SYIQAQ, DAN SOLUSI KONFLIK DALA RUMAH TANGGA

Di Buat Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Tafsir Ayat Hukum Keluarga

Dosen Pengampu : Drs. Tarmidzi, M.Ag.

Disusun Oleh:

M FADHIL RABBANI (2202012009)


NABILA SURYA ARIFIN (2202010014)
RAGIL SAPUTRA (2202011013)

PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA ISLAM


FAKULTAS SYARIAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI METRO
TAHUN AKADEMIK 2023/2024

1
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum. Wr. Wb.

Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT tuhan alam semesta. Sholawat
serta salam semoga tetap tercurahkan kepada nabi kita, Nabi Muhammad SAW. Serta
kepada teman -teman yang sudah menjadi inspirasi saya sejak awal pembuatan makalah.
Di dalam pembuatan makalah ini tentu masih banyak sekali kekurangannya. Saran dan
kritik dari pembaca masih sangat diperlukan untuk penyempurnaan makalah ini.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Sekian kata pengantar dari saya,
kurang lebihnya saya mohon maaf. Wassalamu’alaikum. Wr. Wb

Metro, 19 September 2023

(Penulis)

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................ii

DAFTAR ISI ...............................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang Masalah……………………………………….........4


B. Rumusan Masalah .............................................................................4
C. Tujuan Masalah .................................................................................4

BAB II PEMBAHASAN

A. Nusyuz...............................................................................................5
B. Syiqaq................................................................................................8
C. Solusi Konflik Rumah Tangga...........................................................10

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan........................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Al-Qur'an al-Karim adalah "Kalamullah" atau kalam Allah SWT., penuh
kesucian. Di dalamnya terdapat pesan-pesan kehidupan bagi umat manusia
sebagai wujud sifat-sifat-Nya yang “Rahman” dan “Rahīm”, kecintaan-Nya
yang tak terbatas kepada mereka. Al Quran diturunkan Allah kepada Nabi
Muhammad SAW. oleh malaikat Jibril. Buku ini tidak hanya wajib dibaca oleh
setiap umat Islam, namun buku ini juga menguraikan pola hidup manusia agar
dapat menemukan jati dirinya dan menemukan kebahagiaan dunia dan akhirat.
Terkait dengan hal tersebut, tidak terlepas dari petunjuknya mengenai kehidupan
manusia, Al-Quran juga memberikan petunjuk mengenai cara menjalani
kehidupan berkeluarga. Nusyuz dapat mengatakan bahwa keadaan yang tidak
menyenangkan itu berasal dari suami atau istri atau dapat dikatakan bahwa
keadaan yang tidak menyenangkan dalam kehidupan berkeluarga yang tidak
mengikuti prinsip agama sama-sama berasal dari suami dan istri, seperti rasa
benci, saling durhaka, durhaka, sombong dan tidak menjalankan hak suami-istri.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan nusuz?
2. Apa yang dimaksud dengan syiqaq?
3. Bagaimana solusi dalam mengatasi KDRT?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian dari nusuz
2. Untuk mengetahui pengertian dari syiqaq
3. Untuk mengetahui solusi dari mengatasi KDRT

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Nusuz
Nusyuz secara bahasa berasal dari bahasa Arab dan mempunyai banyak
arti seperti Nasyazun-Nisyāz yang berarti "tempat tinggi", sedangkan Nāsyiza-
Nāsyizatan berarti durhaka pada suami. 1 Bentuk jamaknya adalah ansyāz atau
nasyāz. Ada juga yang berpendapat bahwa jika bentuk tunggalnya berasal dari
an-nasyzu maka bentuk jamaknya adalah nusyuz dan jika berasal dari an-
nasyazu maka bentuk jamaknya adalah ansyāz atau nisyaz. Dalam kitab Mukjam
Muqayis al-Lughah menyebutkan nasyazah ini yang meliputi surat: nun, sin,
zay, adalah kata tambahan yang berarti “tinggi.” Dan an-nusyuz artinya
“ketinggian”. Beberapa orang mengartikannya sebagai "kejutan". Wanita yang
merendahkan suaminya disebut nasyizan, karena pada saat itu dia meninggikan
dan meninggikan dirinya atas suaminya dan tidak mau menaatinya.
Menurut istilah Nusyuz mempunyai banyak pengertian, di antaranya
Nusyuz adalah suatu keadaan dimana seorang suami atau istri meninggalkan
kewajibannya untuk menikahi seorang wanita sehingga menimbulkan
ketegangan dalam hubungan perkawinannya.
Menurut Hussein Bahreisj Nusyuz, sikap menentang, ketidaktaatan istri
terhadap suaminya, bahkan perlawanan, pembangkangan atau kezaliman suami
itulah yang tidak diperbolehkan oleh biksu terhadap istrinya. Sedangkan
perbuatan istri dapat berupa melanggar tata cara yang telah diatur oleh suami,
atau dilakukan secara sukarela oleh istri sehingga melukai hati suami.2
Dari pernyataan di atas tentang pengertian Nusyuz, dapat disimpulkan
bahwa Nusyuz adalah keadaan yang sial dan tidak sesuai dengan prinsip agama
yang diakibatkan oleh suami istri, seperti saling membenci, mencela,
pertentangan antagonis, egois. . kejengkelan, kesombongan, ketidaktaatan,
kesombongan dan kegagalan dalam menjalankan hak suami-istri. Nusyuz sendiri
dibagi menjadi dua yaitu nusyuz suami dan nusyuz istri.
1. Nusyuz Istri
1
Yunus, M. (2015). Kamus Arab Indonesia. PT. Mahmud Yunus Wa Dzurriyyah.
2
Sudarsono. (1992). Pokok-pokok hukum Islam. Rineka Cipta.

5
Penilaian terhadap sikap istri terhadap suaminya dapat dibedakan
menjadi dua: yang pertama adalah wanita yang shaleh, yaitu wanita yang
tunduk dan taat pada perintah Allah SWT, menjalankan tugasnya,
selayaknya istri yang baik, taatilah petunjuk suami dan akui
keberadaannya sebagai suami. kepala keluarga atau anggota keluarga,
menyimpan rahasia di dalam rumah, jika tidak dijaga Dalam sebuah
keluarga maka tidak akan baik terbentuknya keluarga yang dibangun.
Kedua, perempuan berusaha menghindari kewajibannya sebagai seorang
istri, berusaha meninggalkan suaminya sebagai kepala keluarga,
menuruti keinginannya sendiri dan menginginkan kehidupan keluarga
menjadi berantakan.3
Ada beberapa faktor penyebab Nusyuz istri yaitu sebagai berikut:
1. Ketidakmampuan istri menanggung beban kehidupan rumah tangga.
2. Berangan-angan akan hidup dalam rumah tangga yang
berkecukupan.
3. Kurangnya pengarahan dari keluarga.
4. Sifat dan bawaan wanita.
5. Efek pergaulan lingkungan.
6. Sifat pelit dan kikir suami yang berlebihan.
7. Suami yang tidak bertanggung jawab terhadap kewajibannya.
8. Suami yang tidak perhatian dan menebarkan kebahagiaan.
9. Suami yang tidak memahami kondisi kejiwaan istri.
10. Suami tidak mendidik istri.4
11. Tidak menjaga kecemburuan seorang istri.
12. Disebabkan oleh orang terdekat.5
13. Faktor ekonomi.
14. Faktor pangkat atau jabatan.

2. Nusyuz Suami

3
Supriatna, Zahri Hamid, dkk., 1974, Fiqh Munakahat, Yogyakarta, Universita Indonesia Press, ,
hlm. 77
4
Zahro, A. (2016). Fiqih kontemporer (Cetakan I). PT. Qaf Media Kreativa.
5
Algadri, 2. Saughi. (1998). Jika Suami Istri Berselisih. Gema Insani Press.

6
Di Indonesia, kata nusyuz selalu menimbulkan asosiasi mental
dengan kejahatan yang hanya berasal dari perempuan, sedangkan dalam
Al-Quran, kata nusyuz digunakan dan ditujukan kepada laki-laki atau
suami. Suami nusyuz artinya suami durhaka kepada Allah karena
melalaikan kewajibannya terhadap istrinya.
Jika suami melakukan nusyuz dengan ciri-ciri yang telah
dijelaskan atau jika suami i'rad adalah suami yang berpaling dari istrinya
dalam arti mulai merasa tidak puas terhadap istrinya karena alasan
tertentu, maka hendaknya istri berusaha untuk melakukan nusyuz.
lakukan itu. Temukan cara terbaik untuk melembutkan hati suami dan
menyenangkan hatinya dengan cara yang dibolehkan syara'a. Hendaknya
istri berusaha melakukan apa yang biasa dilakukannya untuk
mendatangkan kebahagiaan bagi suaminya, memperbaiki sikap dan
perilakunya di hadapan suaminya, dan benar-benar berhati-hati agar
tidak mengembangkan sikap dan tindakan yang meningkatkan hubungan.
Banyak cara yang dilakukan istri, seperti bersikap lemah lembut,
ramah, memakai riasan dan pakaian, berwajah bersih, tersenyum ramah
dan semoga berdampak positif dalam meredam amarah suami, ibarat AC
penghangat. hati suami. Jika tetap tidak berhasil maka istri harus
melakukan sulh (perundingan berujung rujuk agar suami tidak
menceraikan istrinya).6
Sebagaimana sudah dijelaskan dalam QS. An Nisa ayat 129 yang
berbunyi:

‫ َذرُوهَا‬Oَ‫ ِل فَت‬O‫ َّل ۡٱل َم ۡي‬O‫وا ُك‬O


ْ Oُ‫تُمۡۖ فَاَل تَ ِميل‬O‫ص‬ ْ ُ‫ ِدل‬O‫ا َأن ت َۡع‬Oْ‫تَ ِطيع ُٓو‬O‫َولَن ت َۡس‬
ۡ ‫و َح َر‬Oۡ Oَ‫ٓا ِء َول‬O‫وا بَ ۡينَ ٱلنِّ َس‬
ٗ ُ‫وا فَِإ َّن ٱهَّلل َ َكانَ َغف‬
‫ورا َّر ِح ٗيما‬ ْ ُ‫ُوا َوتَتَّق‬
ْ ‫صلِح‬ ۡ ُ‫َك ۡٱل ُم َعلَّقَ ۚ ِة َوِإن ت‬
129. Dan kamu sekali-kali tidak akan dapat menyamakan
(perasaan) di antara istri-istri, meskipun kamu harus berusaha
(melakukannya). Maka janganlah kamu condong sepenuhnya (ke arah
yang satu) dan membiarkan yang lain tergantung. Dan jika kamu
6
Supriani, & Wawan Saputra. (2021). Jarimah Qadzaf (Menuduh Zina) Studi Komparasi Hukum
Pidana Islam dan Hukum Positif Indonesia. JURNAL DARUSSALAM: Pemikiran Hukum Ketatanegaraan
Dan Perbandingan Mazhab, 1(1), 1–17.

7
memperbaiki (urusanmu) dan bertakwa kepada Allah, maka
sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

B. Syiqaq
Shiqaq artinya pertengkaran7, kata ini biasanya diasosiasikan dengan
suami istri, oleh karena itu berarti pertengkaran yang terjadi antara suami istri
dan tidak dapat diselesaikan oleh salah satu dari mereka saja. Shiqaq terjadi
ketika suami atau istri atau keduanya gagal menjalankan tugasnya. Jika
pasangan sudah tidak mampu lagi menyelesaikan konflik, maka jamaah Islam
mempunyai kewajiban untuk mengutamakan kewajiban keluarga kedua belah
pihak untuk berdamai. Hal seperti ini merupakan cabang fardu kifayah umat
islam terhadap saudara muslimnya, khususnya kewajiban mengikuti islam,
kebaikan, perdamaian antar saudara muslim, sebagaimana yang dituliskan dalam
QS An Nisa ayat 35 yang berbunyi:

ُ ‫ق ٱهَّلل‬ ٰ ۡ ‫دَٓا‬O‫ٓا ن يُري‬OOَ‫ ا ِّم ۡن َأ ۡهلِه‬O‫ ا ِّم ۡن َأ ۡهلِِۦه و َح َك ٗم‬O‫وا َح َك ٗم‬


Oْ ُ‫ٱب َعث‬O َ ‫َوِإ ۡن ِخ ۡفتُمۡ ِشقَا‬
ِ ِّ‫لَ ٗحا ي َُوف‬O‫ص‬ ‫ِإ ِ ِإ‬ َ ۡ Oَ‫ا ف‬O‫ق بَ ۡينِ ِه َم‬
ٗ ِ‫بَ ۡينَهُ َم ۗٓا ِإ َّن ٱهَّلل َ َكانَ َعلِي ًما خَ ب‬
‫يرا‬

35. Dan jika kamu khawatir akan terjadi perselisihan di antara keduanya, maka
kirimkanlah seorang penengah dari kaumnya dan seorang penengah dari
kaumnya. Jika keduanya menginginkan perdamaian, maka Allah akan
mewujudkannya di antara mereka. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui dan
Maha Mengetahui (dengan segala sesuatu).

Meski konflik internal suami masih bisa diselesaikan bersama, namun


suami dan istri harus menormalisasi pekerjaan keluarga, tidak boleh
menceritakan rahasia traumanya kepada orang lain, juga tidak boleh mengeluh
atau meminta bantuan pihak ketiga dan mengharapkan intervensi. dari pihak
lain. . Namun, jika konflik antara suami dan istri sudah memuncak hingga
pasangan tidak dapat menemukan solusi atau menemui jalan buntu, sebaiknya

7
Slamet Abidin dan Aminudin, 1999, Fiqih Munakahat I, cet. Ke-1, Bandung, CV Pustaka Setia,
hlm. 187.

8
mereka menjauhi satu sama lain terlebih dahulu dan tidak saling menyakiti. ,
mereka tidak boleh "melanggar" hak satu sama lain. Suami istri hendaknya
tenang, saling mengingat pertolongan dan kebaikan, memikirkan nasib anak, dan
introspeksi diri. Jika Anda berdua sudah tidak bisa tenang lagi, Anda boleh
meminta bantuan orang luar.
Tujuan bertahkim dalam perkara syiqaq ini hanya untuk mendamaikan
suami istri, mengupayakan keharmonisan bukan perpecahan. Tahkim bertujuan
untuk mengakhiri pertengkaran pasangan tersebut, menghilangkan alasan
kemarahan di hati mereka, setelah baik suami maupun istri tidak mampu
mengatasi permasalahan keluarga. Hakam suami harus untuk suami, dan hakam
istri untuk istri. Masing-masing hakim menanyakan keinginan keduanya apakah
masih bahagia atau ingin bersatu kembali, jika suami menjawab masih bahagia
dan menginginkan istrinya kembali maka berarti suami tidak nusyuz, namun jika
sebaliknya tidak. membutuhkan istrinya lagi dan sekedar meminta cerai, maka
dapat disimpulkan bahwa suami tersebut nusyuz.
Hal ini pula yang dilakukan hakam dari pihak istri, agar kedua hakam
dapat menerapkan kebijakan yang tepat untuk mencapai kesepakatan antara
suami dan istri. Hakam harus berusaha semaksimal mungkin untuk
menyelamatkan rumah syiqaq, tidak menyerah, segala sesuatunya harus
berupaya menemukan jalan damai, menemukan solusi terbaik. Jika Anda sudah
berusaha semaksimal mungkin namun kedua hak tersebut tidak bisa
menyelesaikan konflik di antara Anda dan perceraian adalah satu-satunya cara
untuk menyelesaikan pernikahan, maka jalan menuju perceraian sudah berada
pada jalur yang benar, jauh dari balas dendam yang pahit' melainkan perpisahan.
dengan saling pengertian.

9
C. Solusi Dalam Konflik Rumah Tangga
Saat menghadapi konflik (Nusyuz) dalam keluarga, suami harus cerdas
dan bijak menyikapinya. Keduanya hendaknya menyadari bahwa beberapa
permasalahan timbul karena adanya perbedaan kepribadian dan watak masing-
masing pihak dan penyelesaian permasalahan tersebut hendaknya dilakukan
dengan sabar, lemah lembut dan santun, karena kepribadian dan watak tidak
dapat dicapai dalam waktu beberapa hari atau bulan.8 Hendaknya suami
bersikap dan bersikap arif dan bijaksana ketika menghadapi permasalahan yang
timbul dalam rumahnya. Jika sikap istri berubah, hendaknya suami berusaha
mencari tahu penyebab perubahan tersebut, dan hendaknya suami berdiskusi
secara terbuka dan terus terang dengan istrinya mengenai perubahan tersebut,
karena kemungkinan terjadinya perubahan tersebut sangat besar. Istri akan siap
membeberkan segala alasan yang sebelumnya tidak diketahui suami. Jika
penyebab perubahannya karena hal-hal haram yang merugikan akhlak hingga
menimbulkan penyimpangan, maka Islam menganjurkan suami melalui tiga
tahap penyelesaian.
Banyak ulama yang memberikan pendapatnya mengenai tindakan yang
sebaiknya dilakukan seorang suami ketika berhadapan dengan istri yang Nusyuz,
yang tentunya berdasarkan Al-Quran. Oleh karena itu, Al-Maraghi dan Pak
Quraish Shihab pun memberikan pandangan berbeda tentang cara menghadapi
pasangan Nusyuz berdasarkan QS. An-Nisa ayat34:
ۚۡ‫ ٰ َولِ ِهم‬OOۡ‫وا ِم ۡن َأم‬OO
ْ ُ‫ٓا َأنفَق‬OO‫هُمۡ َعلَ ٰى بَ ۡعض َوبِ َم‬OO‫ض‬
ٖ َّ َ‫ا ف‬OO‫ٓا ِء بِ َم‬OO‫ونَ َعلَى ٱلنِّ َس‬OO‫ ا ُل قَ ٰ َّو ُم‬OO‫ِّج‬
َ ‫ َل ٱهَّلل ُ بَ ۡع‬OO‫ض‬ َ ‫ٱلر‬
‫ رُوه َُّن‬O‫ٱه ُج‬ ۡ ‫وه َُّن َو‬OOُ‫وزَ ه َُّن فَ ِعظ‬O‫افُونَ نُ ُش‬OOَ‫ب بِ َما َحفِظَ ٱهَّلل ۚ ُ َو ٰٱلَّتِي تَخ‬ ِ ‫ت لِّ ۡلغ َۡي‬ٞ َ‫ت ٰ َحفِ ٰظ‬
ٌ َ‫ت ٰقَنِ ٰت‬ َّ ٰ ‫فَٱل‬
ُ ‫صلِ ٰ َح‬
‫يرا‬ ْ ‫ٱض ِربُوه ۖ َُّن فَِإ ۡن َأطَ ۡعنَ ُكمۡ فَاَل ت َۡب ُغ‬
ٗ ِ‫وا َعلَ ۡي ِه َّن َسبِياًل ۗ ِإ َّن ٱهَّلل َ َكانَ َعلِ ٗيّا َكب‬ ۡ ‫اج ِع َو‬ ِ ‫ض‬َ ‫فِي ۡٱل َم‬
34. Laki-laki bertanggung jawab atas perempuan berdasarkan (hak) apa
yang Allah berikan kepada yang satu atas yang lain dan apa yang mereka
nafkahkan (untuk pemeliharaan) dari harta mereka. Maka wanita shaleh adalah
wanita yang taat dan taat, menjaga ketika (suaminya) tidak ada apa-apa yang
Allah ingin mereka jaga. Tetapi (para istri) yang kamu takuti akan
kesombongannya, (pertama) nasehati mereka; (kemudian jika mereka tetap

8
Al-Maidan, 3. Abu Ihsan Al-Atsari, & Choiriyah, U. I. S. (2017). Surat Terbuka Untuk Para Suami.
Pustaka Imam Syafi’i.

10
bertahan), tinggalkan mereka di tempat tidur; dan (akhirnya) serang mereka.
Tetapi jika mereka menaatimu (sekali lagi), janganlah kamu berusaha melawan
mereka. Sesungguhnya Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar.
Begitupun juga dalam QS An Nisa ayat 128:

‫ ۡل ٗح ۚا‬O‫ص‬ ۡ ‫ٓا َأن ي‬OO‫اح َعلَ ۡي ِه َم‬O


ُ ‫ا‬OO‫لِ َحا بَ ۡينَهُ َم‬O‫ُص‬ َ Oَ‫ا فَاَل ُجن‬O‫اض‬ ٗ ‫و ًزا َأ ۡو ِإ ۡع َر‬O‫ا نُ ُش‬OOَ‫َوِإ ِن ٱمۡ َرَأةٌ خَافَ ۡت ِم ۢن بَ ۡعلِه‬
ٗ ِ‫وا فَِإ َّن ٱهَّلل َ َكانَ بِ َما ت َۡع َملُونَ َخب‬
‫يرا‬ ْ ُ‫ت ٱَأۡلنفُسُ ٱل ُّش ۚ َّح َوِإن تُ ۡح ِسن‬
ْ ُ‫وا َوتَتَّق‬ Oِ ‫ض َر‬ ِ ‫ۗر َوُأ ۡح‬ٞ ‫َوٱلصُّ ۡل ُح خ َۡي‬

128. Dan jika seorang wanita takut akan penghinaan atau penghindaran
dari suaminya, maka tidak ada dosa bagi mereka jika mereka membuat
perjanjian di antara mereka, dan penyelesaian itu adalah yang terbaik. Dan yang
ada dalam jiwa [manusia] adalah kekikiran. Tetapi jika kamu berbuat baik dan
bertakwa kepada Allah, maka sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang
kamu kerjakan.

Pisahkan diri Anda dari tempat tidur dengan berpaling. Adat yang
efektif adalah tidur dalam satu ranjang dapat menggugah perasaan baik suami
maupun istri, membuat jiwa masing-masing orang terasa tenang dan guncangan
batin yang terjadi sebelumnya hilang semua. Perlakuan suami yang seperti ini
akan membuat istri bertanya mengapa suaminya meninggalkannya di tempat
tidur. Namun jika cara ini tidak berhasil, suami bisa menggunakan cara
selanjutnya. Suami boleh saja memukul, selama pukulan itu tidak menyakiti atau
melukainya, seperti memukul dengan tangan atau dengan tongkat kecil.
Singkatnya, memukul adalah obat pahit yang tidak diinginkan oleh suami yang
baik dan mulia. Namun, perbuatan ini tidak bisa dihilangkan dari kehidupan
berumah tangga kecuali kedua pasangan mempunyai pendidikan dan memahami
hak-haknya. Agama mempunyai pengaruh yang besar terhadap jiwa, membuat
mereka mengingat Allah dalam segala keadaan dan takut terhadap perintah dan
larangan-Nya.
Jika kita menemukan hal itu, maka terdapat perbedaan dan persamaan
antara tafsir Al-Maraghi dengan tafsir Al-Misbah, karena selain didorong oleh
kehidupan dan wawasan yang mendalam dan tajam tentang muffasir, ia juga

11
genap. Ini melibatkan dua metode penafsiran Al-Qur'an. AlMaraghi sendiri
dalam menjelaskan Al-Qur'an menyajikan tafsir seperti pada kitab-kitab tafsir
sebelumnya, disusun dengan gaya bahasa yang sesuai dengan pembaca
zamannya dan mudah dipahami. Kebanyakan komentator ketika
mempresentasikan karyanya menggunakan gaya bahasa yang ringkas. Karena
perubahan dari waktu ke waktu selalu terlihat dalam karya sastra, perilaku
manusia, dan suasana hati, maka wajar bagi para komentator masa kini untuk
melihat keadaan pembacanya dan menghindari mempertimbangkan kondisi
masa lalu. Masa lalu adalah hal yang wajar, bahkan wajib. Sementara itu,
Quraish Shihab sendiri lebih menekankan perlunya memahami wahyu Tuhan
secara kontekstual, agar pesan-pesannya dapat dimanfaatkan dengan baik di
dunia nyata. Penafsiran yang berorientasi sosial akan cenderung terfokus pada
permasalahan yang berlaku atau terjadi di masyarakat. Dalam banyak kasus,
penjelasan yang diberikan selalu berkaitan dengan permasalahan yang diamati
oleh masyarakat dan penjelasan tersebut bertujuan untuk memberikan solusi atau
jalan keluar dari permasalahan tersebut. Oleh karena itu, kami berharap tafsir
yang telah ditulis mampu memberikan jawaban atas semua bahwa Al-Quran
sangat cocok dijadikan sebagai pedoman dan petunjuk.
Maka tidak heran jika terdapat perbedaan atau persamaan antara kedua
penjelasan tersebut. Selanjutnya dari segi perbedaan, keduanya dalam penafsiran
Al-Quran disesuaikan dengan keadaan, pemikiran dan gaya hidup masyarakat
pada masa itu. Jika demikian, tentu saja hal tersebut disebabkan oleh pemikiran
dan gaya hidup masyarakat yang mendahului tempat dimana mereka tinggal.
tidak sama, terutama jarak antar keduanya. Antara Tafsir Al-Maraghi dan Tafsir
Al-Misbah juga terdapat kesenjangan yang sangat besar, sehingga pandangan
dan pemikiran mereka ketika menafsirkan Al-Qur'an pasti berbeda.9

9
Wilda Yati, “KONSEP NUSYUZ DALAM AL-QUR’AN,” At-Tibyan 3, no. 1 (1 Oktober 2020): 17–
31, https://doi.org/10.30631/atb.v3i1.16.

12
BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

Nusyuz merupakan aksi non-olahraga antara suami dan istri dalam membangun
dada keluarga. Tidak dapat dipungkiri bahwa nusyuz tidak bisa dihindari dalam
kehidupan berkeluarga, yang merupakan salah satu penghias kehidupan berkeluarga.
Perlu diketahui bahwa kesanggupan suami memukul wanita nusyuz bukan berarti
memberikan hak kepada suami untuk memukul wanita nusyuz dalam keadaan apapun,
dimanapun, melainkan hanya untuk tujuan mendidik, untuk tujuan mendatangkan
keuntungan dan untuk tujuan tidak. tujuan lain. jalan. , semua ini dilakukan dari jarak
jauh atau tanpa rasa permusuhan. Ketika ketiga upaya tersebut mampu mendatangkan
pencerahan atau taubat bagi istri, maka suami tidak bisa lagi mencari-cari kesalahan
istrinya. Syiqaq merupakan kelanjutan dari nusyuz, karena bermula dari perbuatan tidak
sportif yang berujung pada perselisihan antara suami dan istri. Apabila perselisihan
suami istri tidak dapat diselesaikan, hendaknya mereka saling menjauhi, tidak boleh
saling menyakiti, dan tidak boleh saling melanggar hak. Suami istri hendaknya tenang,
saling mengingat pertolongan dan kebaikan, memikirkan nasib anak, dan introspeksi
diri. Jika keduanya tidak bisa lagi meredam amarahnya yang mendidih, diperbolehkan
meminta bantuan kepada pihak luar yang disebut ahkam. Tujuannya hanya untuk
mendamaikan suami istri, mencari mufakat bukan perpecahan.

13
DAFTAR PUSTAKA

Algadri, 2. Saughi. (1998). Jika Suami Istri Berselisih. Gema Insani Press.
Al-Maidan, 3. Abu Ihsan Al-Atsari, & Choiriyah, U. I. S. (2017). Surat Terbuka Untuk
Para Suami. Pustaka Imam Syafi’i.
Slamet Abidin dan Aminudin, 1999, Fiqih Munakahat I, cet. Ke-1, Bandung, CV
Pustaka Setia, hlm. 187.
Sudarsono. (1992). Pokok-pokok hukum Islam. Rineka Cipta.
Supriani, & Wawan Saputra. (2021). Jarimah Qadzaf (Menuduh Zina) Studi Komparasi
Hukum Pidana Islam dan Hukum Positif Indonesia. JURNAL DARUSSALAM:
Pemikiran Hukum Ketatanegaraan Dan Perbandingan Mazhab, 1(1), 1–17.
Supriatna, Zahri Hamid, dkk., 1974, Fiqh Munakahat, Yogyakarta, Universita Indonesia
Press, , hlm. 77
Wilda Yati, “KONSEP NUSYUZ DALAM AL-QUR’AN,” At-Tibyan 3, no. 1 (1
Oktober 2020): 17–31, https://doi.org/10.30631/atb.v3i1.16.
Yunus, M. (2015). Kamus Arab Indonesia. PT. Mahmud Yunus Wa Dzurriyyah.
Zahro, A. (2016). Fiqih kontemporer (Cetakan I). PT. Qaf Media Kreativa.

14

Anda mungkin juga menyukai