Anda di halaman 1dari 12

INTUISI 12 (2) (2020)

INTUISI
JURNAL PSIKOLOGI ILMIAH
http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/INTUISI
Terindeks DOAJ: 2541-2965

GANGGUAN KEPRIBADIAN SKIZOTIPAL PADA PEREMPUAN DI BALI

Ni Made Putri Ariyanti1*, Tri Kurniati Ambarini1, Putu Nugrahaeni Widiasavitri2

1
Fakultas Psikologi, Universitas Airlangga, Surabaya
2
Program Studi Psikologi, Universitas Udayana, Denpasar
Info Artikel Abstrak
Sejarah Artikel: Kepribadian skizotipal dipandang sebagai sebuah kontinum dari kondisi sehat menuju
Diterima 3 Mei 2020 patologis, dengan ciri kepribadian skizotipal di titik akhir sehat dan gangguan kepribadian
Disetujui 5 Juni 2020 skizotipal pada titik akhir patologis. Prevalensi menunjukkan pada populasi klinis yang
Dipublikasikan 30 Juli mengalami gangguan kepribadian skizotipal adalah 0-2% sedangkan pada populasi umum
2020 adalah 4%. Gangguan kepribadian skizotipal adalah defisit pada sosial dan interpersonal yang
ditandai dengan rasa ketidaknyamanan, berkurangnya kemampuan untuk menjalani hubungan
yang dekat dan adanya distorsi kognitif, serta perilaku yang eksentrik. Ketika gangguan
Keywords: kepribadian skizotipal tidak mendapatkan penanganan yang tepat, maka penderita akan
Schizotypal memiliki dampak yang serius pada perilaku dan motivasi. Penelitian ini bertujuan untuk
Personality Disorder, mengetahui gambaran dinamika kepribadian pada perempuan yang memiliki gangguan
Women, Balinese kepribadian skizotipal dan penyebab gangguan tersebut. Pendekatan yang digunakan dalam
penelitian ini adalah kualitiatif dengan pendekatan studi kasus. Penggalian data dalam
penelitian ini menggunakan wawancara, observasi, dan tes psikologis (WAIS, DAP, HTP,
BAUM, SSCT, dan TAT). Adapun uji kredibilitas yang digunakan adalah dengan teknik
triangulasi sumber, teknik, dan waktu. Subjek dalam penelitian ini adalah satu perempuan
berusia 46 tahun. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa NR memiliki defisit pada hubungan
sosial dan interpersonal yang disebabkan rasa tidak nyaman dan pikiran paranoid yang dimiliki
terhadap lingkungannya. NR yang merasa tertekan dan memiliki pengalaman traumatis
membuat NR menggunakan mekanisme pertahanan diri dengan mengosongkan pikiran dan
terhanyut dalam ‘dunia lain’ untuk memutuskan diri dari hubungan sosial. Hal ini memengaruhi
pekerjaan dan aspek sosialnya.

Abstract
Schizotypal personality is seen as a continuum from healthy to pathological, with schizotypal
personality traits at the healthy endpoint and schizotypal personality disorder at the pathological
endpoint. The prevalence rate of schizotypal personality disorder in the clinical population is 0-
2% while the general population is 4%. Schizotypal Personality Disorder is an interpersonal and
social deficit marked by discomfort with, and reduced capacity for close relationships as well as
by cognitive distortions and eccentrics of behavior. When a schizotypal personal disorder is not
treated properly, it can have a serious impact on behavior and motivation. This research aims to
describe the dynamics of personality in women and the cause of schizotypal personality disorder.
This research was conducted using a qualitative approach with a case study method. The data
collected from interviews, observation, and psychological tests (WAIS, DAP, HTP, BAUM, SSCT,
and TAT). The credibility test used in this research is the triangulation technique, triangulation
of sources, techniques, and time. The subject of this study was a woman aged 46 years old. The
result of the study showed that deficits in social and interpersonal are caused by discomfort and
paranoid thought while interacting with other people. NR who feels stressed and has a traumatic
experience with significant other, made NR use the mechanism defense by blanking out or
seeming to drift off into another world to disconnect socially. This affected her work life and
social aspect. © 2020 Universitas Negeri Semarang
© 2020 Universitas Negeri Semarang

*
Alamat korespondensi: p-ISSN 2086-0803
1,2
Fakultas Psikologi, Universitas Airlangga, Surabaya e-ISSN 2541-2965
Magister Psikologi Klinis, Fakultas Psikologi, Kampus B UNAIR,
Jl. Airlangga 4-6, Surabaya, Jawa Timur, Indonesia 60286
putriariyanti0804@gmail.com

198
PENDAHULUAN kemampuan individu untuk berfungsi di dunia,
Kepribadian skizotipal dapat dianggap dan menjadikan pikiran, persepsi, dan emosi
sebagai sebuah kontinum dari kondisi sehat sebagai hal yang membingungkan dan
menuju patologis, dengan ciri kepribadian menakutkan.
skizotipal di ujung akhir titik sehat dan gangguan Individu dengan gangguan kepribadian
kepribadian skizotipal pada akhir titik patologis skizotipal cenderung berperilaku tidak seperti
(Sperry, 2003). Kepribadian skizotipal orang pada umumnya, cenderung memiliki
menunjukkan defisit dalam ranah kognitif, kecurigaan, dan memiliki keyakinan yang aneh.
interpersonal, dan afektif. Rado (Kwapil, Individu yang didiagnosis dengan gangguan
Thomas, & Barrantes-Vidal, 2012) memandang kepribadian skizotipal sering disebut sebagai
pola skizotipal tidak selalu tetap namun dapat “orang yang aneh” karena cara individu tersebut
mengalami kemajuan, kemunduran, keadaan berelasi dengan orang lain, cara berpikir dan
kompensasi, dan dekompensasi apabila kondisi berperilaku, dan cara berpakaian.
sangat berat. Schizotype kompensasi akan Pada umumnya gangguan kepribadian
menjalani hidup tanpa pernah mengalami episode skizotipal sulit dibedakan dari skizofrenia
psikotik. Schizotype dekompensasi dapat menjadi (Sperry, 2003). Hal yang dapat membedakannya
skizofrenia, namun keadaan ini dapat kembali ke yaitu bahwa gangguan kepribadian skizotipal
keadaan dekompensasi apabila diberikan adalah menetap. Individu dengan skizofrenia
penanganan yang tepat. kehilangan kontak berat dengan realitas,
Berdasarkan DSM IV-TR (American sementara individu dengan kepribadian
Psychiatric Association, 2000), gangguan skizotipal mengalami episode psikotik yang
kepribadian skizotipal adalah pola yang meliputi singkat dan intensitasnya tidak lama seperti
defisit pada sosial dan interpersonal yang skizofrenia. Meskipun individu dengan gangguan
ditandai dengan rasa ketidaknyamanan yang kepribadian skizotipal memiliki kemungkinan
akut, berkurangnya kemampuan untuk menjalani untuk mengembangkan gejala psikotik, gejala
hubungan yang dekat dan juga adanya distorsi yang muncul dipertimbangkan bersifat sementara
kognitif atau perseptual, dan perilaku atau dan hanya terjadi dalam periode yang sangat
penampilan yang eksentrik. Definisi gangguan menekan.
kepribadian skizotipal pada DSM V (American Prevalensi menunjukkan gangguan
Psychiatric Association, 2013) pada dasarnya kepribadian skizotipal pada populasi klinis
sama dengan definisi yang tertera pada DSM IV- adalah 0-2%, sedangkan pada populasi umum
TR, namun diklasifikasikan menjadi kesulitan adalah 4% (American Psychiatric Association,
khas yang dialami oleh seseorang dengan 2013). Penelitian-penelitian sebelumnya
gangguan ini dapat terlihat pada identitas, menunjukkan bahwa jenis kelamin pada
pengarahan diri, empati, dan atau keintiman prevalensi gangguan kepribadian skizotipal lebih
dengan ciri-ciri maladaptif yang spesifik. Kriteria tinggi pada laki-laki, namun tidak menutup
diagnostik gangguan kepribadian skizotipal pada kemungkinan bahwa perempuan juga dapat
DSM V masih merupakan usulan sehingga terdiagnosis gangguan kepribadian skizotipal
peneliti memutuskan untuk menggunakan (Kwapil, Thomas, & Barrantes-Vidal, 2012).
kriteria diagnostik yang tertera pada DSM IV- Berdasarkan data penelitian, diketahui bahwa
TR. laki-laki yang didiagnosis mengalami gangguan
Sifat penting dari gangguan kepribadian kepribadian skizotipal lebih menunjukkan gejala
ini dijelaskan sebagai berbagai keanehan dari negatif yaitu penarikan sosial dan afek terbatas,
pikiran, persepsi, cara bicara, dan perilaku yang sedangkan wanita lebih menunjukkan gejala
tidak cukup berat untuk memenuhi kriteria positif yaitu keyakinan aneh dan kecemasan
skizofrenia. Ini adalah suatu kondisi yang sosial (Kwapil, Thomas, & Barrantes-Vidal,
memutuskan individu dengan orang-orang yang 2012).
dicintai dan lingkungan sekitar, mengganggu

199
Terdapat dua subtipe model gangguan perhatiannya cenderung mudah teralihkan dari
kepribadian skizotipal berdasarkan kedekatannya satu topik ke topik lain.
antara kepribadian schizoid dan avoidant NR adalah seorang perempuan berusia 46
(Millon, Theodore, dkk., 2004), yaitu 1) tahun. Riwayat keluarga NR yaitu adik
Skizotipal Insipid, merupakan fitur kepribadian terakhirnya mengidap skizofrenia sehingga adik
schizoid yang menunjukkan pola pasif-terpisah. NR harus dirawat di rumah sakit jiwa di Bali. NR
Individu tidak memiliki hubungan dengan dunia menjelaskan bahwa keluarga dari ibu juga ada
luar, pasif, memiliki pengalaman bahwa pikiran yang mengidap gangguan mental. NR telah
dan tubuh mereka terpisah atau dipisahkan menikah secara resmi sebanyak tiga kali dan satu
(depersonalisasi), dan proses kognitif terlihat kali menikah siri. Pernikahan pertama dikaruniai
tidak jelas. 2) Skizotipal Timorous, merupakan satu anak perempuan dan pernikahan kedua
fitur kepribadian avoidant yang menunjukkan dikaruniai dua anak laki-laki. NR mengeluhkan
pola aktif-terpisah. Individu tertarik pada hal-hal sulit mengendalikan emosi dan selalu marah.
yang aneh, fokus pada hal yang tidak relevan, Emosi marah terpicu apabila kondisi rumah kotor
berpikir takhayul atau melakukan ritual. dan anaknya yang tidak menuruti perintah NR.
Terciptanya dunia baru seperti fantasi magis, Hal ini membuat NR sering melakukan
hubungan telepati, dan pikiran aneh lainnya yang kekerasan, terutama kepada anak ketiganya.
dirasakan lebih baik dan bermanfaat daripada Penyebab NR merasa marah adalah karena NR
keadaan yang ditemukan dalam dunia nyata. curiga anaknya pergi keluyuran, minum alkohol,
Menurut Millon, Theodore, dkk. (2004), dan nakal.
terdapat empat perspektif mengenai faktor-faktor NR menggambarkan dirinya merasa tidak
yang dapat memengaruhi individu memiliki nyaman berada dekat dengan orang lain. NR
gangguan kepribadian skizotipal, yaitu 1) selalu merasa dirinya adalah penyendiri dan
Perspektif biologis, menjelaskan dasar dari memandang berelasi dengan orang lain adalah
gangguan kepribadian skizotipal adalah distorsi hal yang melelahkan dan memperburuk
kognitif yang disebabkan oleh disregulasi pada kondisinya. NR tidak secara langsung
neurotransmitter, yaitu dopamin yang menggambarkan dirinya merasa cemas apabila
menunjukkan gejala positif dan kelainan pada berada dengan orang lain, namun NR memiliki
struktur otak yang menunjukkan gejala negatif, kecenderungan untuk berpikir paranoid dan
2) Perspektif psikodinamika, menjelaskan bahwa penuh curiga terhadap orang lain. NR memiliki
terjadinya regresi pada tahap perkembangan firasat untuk tidak mempercayai perkataan orang
sebelum ego terbentuk dan terjadinya introyeksi lain. NR percaya bahwa dirinya memiliki
yaitu gambaran citra diri yang terfragmentasi. kekuatan untuk membuktikan bahwa orang
Ketika tuntutan sosial dan harapan sangat tersebut jahat dengan melakukan pengamatan
menekan, individu akan hanyut dalam dunia lain singkat dan mengikuti intuisinya. Hal ini
untuk memutuskan hubungan sosial dalam membuat NR tidak memiliki teman dekat atau
periode waktu yang lama sehingga individu orang yang dapat dipercaya karena NR tidak
menjadi bingung, tidak mampu menampilkan ingin berelasi dan yakin bahwa orang lain hanya
afek yang sesuai, pemikiran paranoid, serta akan membuat masalah.
berkomunikasi dengan cara yang aneh dan NR awalnya ingin menjadi pemimpin
metaphorical, 3) Perspektif interpersonal, upacara persembahyangan agama Hindu. Namun
mengungkapkan bahwa interpersonal dan gaya karena pindah agama, NR mengurungkan
kognitif saling berkaitan untuk membentuk niatnya. NR akhirnya bekerja sebagai terapis
gangguan, dan 4) Perspektif kognitif, massage. NR beberapa kali diberikan umpan
menekankan bahwa individu dengan gangguan balik yang buruk dikarenakan perilakunya yang
kepribadian skizotipal cenderung tidak mampu dianggap eksentrik dan aneh oleh customer
untuk mengatur pikirannya sehingga fokus sehingga memengaruhi pendapatan NR. NR
menanyakan terkait kehidupan pribadi customer

200
dan intuisi yang dimiliki mengenai customer referensi untuk bidang ilmu psikologi klinis
tersebut sehingga customer merasa tidak nyaman mengenai gangguan kepribadian skizotipal,
dan berpikir NR mencampuri urusan pribadinya. khususnya terkait dinamika psikologis yang
Keaslian penelitian berdasarkan pada mendasari diagnosis gangguan kepribadian
beberapa penelitian terdahulu yang memiliki skizotipal pada subjek penelitian.
karakteristik dan diagnosis yang relatif sama
meskipun terdapat perbedaan dalam hal kriteria METODE
subjek dan dinamika psikologis yang mendasari Penelitian ini menggunakan metode
terjadinya gangguan kepribadian skizotipal. kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Subjek
Bidani (2017) melakukan penelitian terhadap penelitian ini diambil berdasarkan teknik
seorang laki-laki dengan diagnosis gangguan sampling bertujuan (purposive sampling).
kepribadian skizotipal yang memiliki delusi Purposive sampling yaitu teknik pengambilan
mengalami kekerasan. Pada penelitian ini, sampel sumber data dengan menentukan
peneliti juga memberikan treatment obat-obatan pertimbangan dan tujuan tertentu (Sugiyono,
dengan pendekatan homeopathic yang 2014). Subjek dalam penelitian ini adalah satu
menunjukkan hasil bahwa adanya peningkatan perempuan berusia 46 tahun. Untuk mendukung
terhadap kepercayaan diri, keluhan somatik, stres penelitian ini, dilakukan pengumpulan data dari
dan kekhawatiran, kecemasan, dan delusi. satu orang responden dan berbagai sumber
Penelitian Fossati & Borroni (2008) meneliti lainnya yang terdiri dari suami dan kedua anak
tentang kasus Gregory dengan diagnosis responden.
gangguan kepribadian skizotipal dan komorbid Definisi operasional gangguan kepribadian
gangguan obsesif kompulsif. Hasil penelitian ini skizotipal dalam penelitian ini adalah seseorang
menunjukkan bahwa penderita dengan gangguan yang memiliki afek tidak wajar, menampilkan
obsesif kompulsif memiliki prognosis yang lebih perilaku yang aneh atau eksentrik, menunjukkan
buruk apabila disertai dengan gangguan hubungan sosial yang buruk dengan tendensi
kepribadian skizotipal. Hal ini dapat disebabkan menarik diri dari interaksi sosial, memiliki
karena kepatuhan yang sulit untuk mengonsumsi kepercayaan yang aneh dan bersifat magis,
pengobatan sehingga prognosis menjadi lebih menunjukkan kecurigaan atau ide-ide paranoid,
buruk. Penelitian selanjutnya adalah penelitian serta memiliki perilaku yang tidak sesuai dengan
dari Fitrianti dan Herdiyanto (2016) tentang norma budaya setempat.
kebermaknaan hidup individu dengan gangguan Penelitian ini menggunakan triangulasi
skizotipal yang memiliki konsep diri indigo. sebagai uji kredibilitas data. Triangulasi dalam
Penelitian ini menggambarkan bahwa konsep diri pengujian kredibilitas ini diartikan sebagai
dan abnormalitas mengarah pada hasil yang pengecekan data dari berbagai sumber dengan
menunjukkan bahwa adanya keterkaitan antara berbagai cara dan berbagai waktu (Sugiyono,
kebermaknaan hidup, konsep diri, dan 2014). Pada penelitian ini, triangulasi yang
abnormalitas. Berdasarkan pemaparan tersebut, digunakan adalah triangulasi sumber, teknik, dan
penelitian studi kasus gangguan kepribadian waktu. Triangulasi sumber digunakan untuk
skizotipal masih belum banyak diteliti di mencari data dari sumber yang beragam yang
Indonesia. Hal ini yang mendasari penulis ingin masih terkait satu sama lain. Peneliti melakukan
meneliti lebih mendalam tentang gangguan wawancara pada informan yang memiliki kaitan
kepribadian skizotipal dan dinamika psikologis dengan subjek penelitian yaitu suami subjek dan
yang mendasari gangguan kepribadian skizotipal. kedua anak subjek. Triangulasi teknik dilakukan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dengan cara mengecek data kepada sumber yang
lebih lanjut hasil asesmen, diagnosis, serta sama dengan teknik yang berbeda. Dalam
dinamika psikologis yang mendasari munculnya penelitian ini, data diperoleh dari hasil
gangguan kepribadian skizotipal. Manfaat dalam wawancara sehingga akan dicek dengan hasil
penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber observasi. Triangulasi waktu dilakukan dengan

201
cara melakukan pengecekan dengan wawancara melakukan kesalahan kecil maka akan dihukum
dan observasi dalam waktu atau situasi yang secara fisik dan verbal. Perlakuan istimewa yang
berbeda. Dalam penelitian ini, proses wawancara didapatkan oleh NR disebabkan karena NR
dan observasi kepada responden dilakukan lebih selalu menuruti perintah ayahnya dan memiliki
dari satu kali. kemiripan sifat dengan ayahnya.
Cara pengambilan data yang digunakan NR mendapatkan perlakuan yang berbeda
dalam penelitian ini adalah wawancara semi dari ibunya. NR memandang ibunya sebagai
terstruktur mengenai latar belakang dan riwayat sosok yang tidak menyukai dirinya karena NR
permasalahan subjek, observasi, dan tes adalah anak yang mendapatkan hukuman dan
psikologi. Penulis melakukan wawancara kepada kekerasan dari ibunya walaupun tidak melakukan
suami dan kedua anak subjek serta observasi kesalahan. NR pernah dipukul menggunakan
yang akan dilakukan dengan mengikuti aktivitas sapu sampai sapu tersebut hancur karena ibunya
subjek di rumah. Tes psikologi yang dilakukan sedang bertengkar dengan ayahnya dan ibunya
adalah WAIS untuk mengetahui kapasitas melampiaskan kemarahannya kepada NR. Pada
inteligensi subjek. Tes grafis dan SSCT untuk saat itu, ayahnya melindungi NR dengan kembali
mengetahui gambaran proyeksi kepribadian memarahi ibunya. NR hanya dapat terdiam dan
subjek yang berkaitan dengan konsep diri, cara menangis.
subjek melakukan penyesuain diri, penyesuaian Ayah NR meninggal ketika NR duduk di
dengan lingkungan, serta relasi antara subjek bangku kelas 6 SD dan sedang mengikuti ujian
dengan orang-orang di sekitarnya. Serta TAT akhir sekolah. NR merasa sangat menyesal dan
untuk mengetahui dorongan, emosi, dan konflik menyalahkan dirinya karena tidak menemani
kebutuhan yang dominan terjadi dalam diri ayahnya saat ayah NR meninggal. Kejadian ini
subjek. membuat NR merasa sangat terpukul sehingga
NR sering melamun dan membayangkan
HASIL DAN PEMBAHASAN kemungkinan peristiwa apabila NR dapat berada
Berdasarkan pada hasil asesmen psikologi di sisi ayahnya. NR melamun dan
yang telah dilakukan, maka dapat digambarkan membayangkan apabila ayahnya hidup dan
bahwa subjek NR adalah seorang perempuan menemani NR di kehidupan sehari-harinya.
berusia 46 tahun, berasal dari salah satu Selepas ayah NR meninggal, NR berusaha
kabupaten di Bali, dan merupakan anak ketiga mendekati ibunya.
dari tujuh bersaudara. Sejak lahir hingga SMA, Ibu NR awalnya tidak bekerja dan hanya
NR tinggal di satu rumah bersama keluarganya membantu ayahnya bekerja di kebun. Selepas
di rumah perkebunan tempat ayah NR bekerja. ayah NR meninggal, ibunya berusaha untuk
Ayah NR digambarkan sebagai sosok yang menghidupi anak-anaknya dengan berjualan
keras, disiplin, mendominasi dalam pengambilan banten (sesajen/sarana persembahyangan). NR
keputusan di rumah, serta memiliki obsesi yang merasa kasihan melihat ibunya bekerja
terhadap kebersihan. Ibu NR sering mengalami sendiri menawarkan diri untuk menunda sekolah
kekerasan dari ayahnya yang disaksikan oleh SMP (Sekolah Menengah Pertama) selama satu
anak-anaknya. Salah satu peristiwanya adalah tahun. Di rentang tahun ini, NR beberapa kali
saat ayah NR melempar golok ke arah ibunya. mengalami kekerasan fisik dari ibunya karena
Pada saat itu, NR dan saudara-saudaranya hanya ibunya yang memiliki kecurigaan kepada NR.
bisa menangis menyaksikan hal tersebut. Salah satu peristiwa yang dialami adalah ibu NR
NR memiliki hubungan yang sangat dekat pernah memukul NR di depan bibinya karena
dengan ayahnya dan selalu mendapatkan ibunya mendengar kabar dari orang lain bahwa
perlakuan istimewa. NR tidak pernah mengalami NR hamil. Tanpa mengonfirmasi kepada NR
kekerasan dan hukuman fisik dari ayahnya secara langsung, ibunya langsung memukulnya.
meskipun NR berbuat nakal. Berbeda dengan NR merasa sangat terpukul dan kecewa karena
saudara-saudara lainnya yang meskipun ibunya yang tidak mempercayainya dan terlihat

202
sangat membencinya. Selama peristiwa ini, NR dokter, diketahui penyebabnya adalah pola
hanya pasrah menerima perlakuan dari ibunya makan yang tidak teratur dan diberikan
dan mulai untuk mendekatkan diri kepada penanganan medis. Pada saat itu, NR tinggal
Tuhan. bersama kakak pertamanya. Karena uang yang
NR mulai memiliki keinginan untuk seharusnya digunakan untuk makan dipakai oleh
meningkatkan keimanan sehingga secara kakaknya, hal ini membuat NR kembali makan
sembunyi-sembunyi mempelajari ilmu tidak teratur. NR kembali merasa sakit dan
kerohanian yang dianut oleh orangtuanya. Sejak menafsirkan bahwa pengobatan dokter tidak
usia remaja, NR dikenal sangat religius dan berhasil sehingga ibu NR membawa NR untuk
senang membantu pelaksanaan persembahyangan berobat ke balian (dukun di Bali) dan NR merasa
di Pura. Dikarenakan NR belum mewinten tubuhnya menjadi lebih baik. Namun sesampai di
(melakukan pembersihan lahir dan batin secara rumah, NR kembali menggigil dan demam.
spiritual) maka NR tidak diperbolehkan untuk Selama sakit ini, NR ‘tidak dapat berbicara’ yang
mendampingi pemuka agama secara langsung. ternyata disebabkan karena NR merasa malas
NR tetap bersikeras untuk melakukannya untuk berbicara. Ibu dan NR menafsirkan hal ini
sehingga mendapatkan cibiran dari masyarakat di disebabkan karena NR melihat peristiwa
sekitarnya. kecelakaan, sehingga sampai 2 tahun NR
NR menggambarkan dirinya sebagai mengalami gejala ini setiap NR menyaksikan
individu yang unik. NR merasa memiliki peristiwa yang dianggap mengerikan. Setelah
kepekaan terhadap hal-hal yang bersifat mistis selang beberapa tahun, NR menguji dirinya
dan memiliki kemampuan untuk mewujudkan untuk menonton video yang bertema sadis agar
semua hal yang dibicarakan. NR tidak menggigil dan demam. Dan sampai saat ini,
menggambarkan keluarganya sangat spiritual dan NR menikmati menonton video yang
menafsirkan suatu peristiwa juga dengan mengandung konten sadis dan kekerasan.
pandangan yang spiritual. NR tinggal di sebuah perkebunan yang
NR memiliki keyakinan aneh dan terpencil sehingga NR tidak memiliki teman
pikirannya selalu berpusat pada hal yang bersifat bermain selain saudara-saudaranya. Sejak berusia
magis sehingga memengaruhi perilakunya. NR anak-anak, NR merupakan anak yang kaku,
juga menganggap dirinya memiliki kekuatan disiplin, dan sulit untuk berelasi dengan orang
untuk membuktikan bahwa orang tertentu adalah lain. NR menggambarkan bahwa lingkungannya
jahat dan perkataannya tidak dapat dipercaya yang jauh dari pemukiman penduduk membuat
dengan hanya melakukan pengamatan singkat NR merasa semakin sulit untuk berelasi. Ketika
terhadap situasi atau seseorang. NR merasa NR di sekolah SMP, NR pernah memiliki teman
memiliki kemampuan khusus untuk memprediksi dekat namun hubungannya menjadi renggang
masa depan dan memengaruhi perilaku orang karena NR yang secara terang-terangan
lain. Hal ini membuat orang di sekitar NR mengatakan kekurangan temannya sehingga
merasa bahwa NR adalah orang yang aneh dan temannya merasa tidak terima dan menjauhi
menyebalkan, seperti saat NR memprediksi subjek. Peristiwa ini menjadi salah satu faktor
anaknya yang keluar rumah untuk bersekolah NR tidak ingin mencoba untuk memiliki
namun NR menuduh anaknya pergi bermain hubungan dekat dengan orang lain. NR berpikir
bersama teman-temannya sehingga NR bahwa NR bisa menerima kekurangan orang
menghukum anaknya. Hal ini menjadi salah satu tersebut namun orang lain tidak bisa menerima
penyebab NR sering menghukum anak keduanya NR apa adanya.
menggunakan kekerasan. NR memandang lingkungannya sebagai
Berdasarkan hasil pemeriksaan medis, NR hal yang berbahaya sehingga membuat NR
memiliki kondisi fisik lemah sehingga lebih sangat berhati-hati dan cenderung curiga untuk
mudah terserang sakit. Ketika NR duduk di kelas berelasi dengan orang lain. Hal ini dapat terlihat
2 SMP, NR sakit tifus. Setelah diperiksakan ke saat NR memiliki hubungan dekat dengan pria,

203
maka NR berpikir dirinya harus menikahi pria yang buruk”. Pada akhirnya, karena NR merasa
tersebut agar orang lain tidak mencibirnya atau tidak kuat, NR memutuskan berpisah pada tahun
membicarakan di belakangnya. Hal ini menjadi 2008.
salah satu faktor penyebab NR melakukan tiga Pada tahun 2010, NR kembali menjalin
pernikahan resmi dan satu pernikahan siri. hubungan dengan pria yang usianya berbeda 20
NR memandang dirinya sebagai individu tahun dari NR. NR menikah secara siri selama 5
yang unik karena memiliki cara berpikir yang tahun dan menghidupi pria tersebut. Pada tahun
unik. NR menyukai pria dengan kondisi ekonomi 2015, pria tersebut kabur membawa motor NR
yang sulit dan merasa menjadi ‘tangan Tuhan’ dan kembali bersama istri sahnya. Pada tahun
apabila dapat membantunya. NR merasa 2015, NR resmi bercerai dengan B. Dan pada
hidupnya lebih berharga dan bermakna ketika tahun 2017, NR kembali menjalin hubungan
NR menikahi pria yang memiliki kondisi hidup dengan pria yang usianya berbeda 20 tahun yang
yang sulit. NR telah menikah sebanyak tiga kali. memiliki kondisi ekonomi sulit. NR resmi
NR menikah pertama kali pada tahun 1993 menikah pada tahun 2018.
dengan supir travel (AB) dan dikaruniai satu Defisit pada hubungan sosial dan
anak perempuan. Pada tahun 1995, AB interpersonal, berkurangnya kemampuan untuk
meninggal karena sakit. Selang satu tahun, NR menjalani hubungan dekat dengan orang lain,
kembali menjalin hubungan dekat dengan pria distorsi kognitif serta berperilaku, dan
yang bekerja serabutan (B), memutuskan untuk berpenampilan eksentrik dapat terjadi karena
menikah tahun 1997, dan dikaruniai dua anak gambaran citra diri yang terfragmentasi.
laki-laki. Selama menjalani pernikahan dengan Tuntutan sosial yang sangat menekan membuat
B, NR dan anak-anak NR mengalami kekerasan. individu cenderung menggunakan ‘dunia lain’
NR bertahan dalam hubungan tersebut selama 18 untuk memutuskan diri dengan hubungan sosial.
tahun karena berkeyakinan “binatang saja bisa NR menjadi bingung terkait dunia nyata dan
dididik apalagi manusia, kalau semua minta fantasi sehingga cara berpikir dan berperilakunya
yang baik maka siapa yang akan mengambil menjadi aneh.

Tabel 1.
Kriteria gangguan kepribadian skizotipal berdasarkan DSM IV-TR
Karakteristik Checklist Keterangan
Ide Referensi √ (terpenuhi) Memiliki keyakinan bahwa subjek adalah
pusat dari suatu peristiwa yang dialami
dan menafsirkan peristiwa dengan cara
yang unik dan berbeda dari orang pada
umumnya yang pernah mengalami
kejadian yang sama.
Keyakinan aneh atau berpikir tentang hal √ (terpenuhi) Berkeyakinan memiliki kemampuan
yang bersifat magis sehingga khusus yaitu memprediksi masa depan,
memengaruhi perilaku dan tidak dapat memengaruhi perilaku orang lain,
konsisten dengan norma sub-budaya dan kemampuan untuk mewujudkan
semua hal yang diucapkan.
Pengalaman perseptual yang tidak biasa √ (terpenuhi) Yakin dirinya memiliki kemampuan
kepekaan yang tinggi terhadap hal yang
tidak dilihat oleh mata biasa (kehidupan
astral).
Cara berpikir dan bicara yang aneh √ (terpenuhi) Memiliki prinsip berpikir yang aneh
terhadap sesuatu: menyukai pria dengan

204
kondisi kehidupan yang sulit, merasa
hidupnya berharga dan bermakna saat
menikah dengan orang yang memiliki
kondisi ekonomi buruk, dan merasa
hidupnya tidak berharga saat hidup
dengan orang yang memiliki kondisi
ekonomi baik.
Penuh kecurigaan dan berpikir paranoid √ (terpenuhi) Memiliki kecurigaan dengan orang di
sekitarnya dan menganggap orang di
sekitarnya sebenarnya memiliki maksud
lain atau jahat.
Afek yang tidak pantas atau dibatasi - -
Perilaku atau penampilan yang aneh, √ (terpenuhi) Subjek setiap harinya selalu memakai
eksentrik ata khas pakaian terusan panjang berwarna hitam
tanpa lengan dengan rambut yang
diwarnai coklat terang.
Subjek sangat menikmati untuk
menonton video dengan bertema sadis
seperti kecelakaan dan video kepala
manusia yang dipenggal.
Memiliki sedikit teman dekat atau orang √ (terpenuhi) Tidak menganggap memiliki teman dekat
kepercayaan adalah suatu hal yang penting dalam
hidupnya dan menganggap semua orang
tidak memiliki niat baik kepada dirinya.
Kecemasan sosial yang berlebihan dan √ (terpenuhi) Memiliki pikiran yang paranoid sehingga
cenderung untuk dihubungkan dengan menimbulkan kecemasan. Memiliki
ketakutan paranoid daripada penilaian firasat “jangan percaya omongan orang
negatif tentang diri sendiri tertentu”, merasa memiliki kekuatan
untuk membuktikan bahwa orang tersebut
jahat, tidak ingin berelasi dengan orang
lain karena yakin orang lain hanya akan
membuat masalah.

Berdasarkan pada hasil asesmen, dinamika NR tertarik pada hal-hal yang aneh, fokus
psikologis, dan diagnosis, dapat dijelaskan pada hal yang bersifat magis, takhayul, dan
bahwa NR memiliki gangguan kepribadian fantasi. NR meyakini bahwa dirinya memiliki
skizotipal. NR memiliki defisit pada hubungan kekuatan untuk mewujudkan hal yang diucapkan,
sosial dan interpersonal yang disebabkan karena kekuatan mengendalikan orang lain, dan
rasa tidak nyaman, berkurangnya kemampuan memprediksi masa depan. Menurut (Millon,
untuk menjalani hubungan yang dekat dengan Theodore, dkk., 2004), tipe gangguan
orang lain, adanya distorsi kognitif serta kepribadian skizotipal ini termasuk skizotipal
berperilaku, dan berpenampilan yang eksentrik. timorous yang bermakna individu menemukan
Individu dengan diagnosis gangguan kepribadian hal-hal tersebut lebih bermanfaat daripada hal
skizotipal memiliki hambatan secara keseluruhan yang ditemukan dalam dunia nyata.
pada kepribadian, fungsi diri, dan fungsi Menurut perspektif psikodinamika
interpersonal. (Millon, Theodore, dkk., 2004), skizotipal
memiliki dunia internal yang tidak terintegrasi

205
sehingga sering bertentangan antara memori, Pespektif biologis menggambarkan bahwa
persepsi, impuls, dan perasaan. Akibat dari gangguan kepribadian skizotipal bersifat
kondisi ini adalah individu terlihat berafek labil. diwariskan (Linney, dkk., 2003). Torgersen, dkk.
Ketika individu merasa tertekan terhadap (2002) melakukan penelitian pada individu
tuntutan sosial, maka individu akan kembar dengan gangguan kepribadian skizotipal
menggunakan mekanisme pertahanan yaitu dengan hasil yang menunjukkan 0,61 yang
mengosongkan pikiran dan hanyut dalam ‘dunia berarti faktor genetik memainkan peran yang
lain’. Apabila individu terlalu lama terputus dari cukup signifikan pada perkembangan gangguan
hubungan sosial, maka akan menyebabkan kepribadian skizotipal. Kendler, dkk. (2007) juga
kebingungan, tanpa tujuan, memiliki pikiran menemukan bahwa seluruh kelompok (cluster)
yang paranoid, berkomunikasi dengan cara yang gangguan kepribadian A sangat dipengaruhi oleh
aneh, dan metaforis. faktor keturunan, terutama pada gangguan
Individu yang tidak mampu mengatur kepribadian skizotipal. Pada penelitian ini, NR
pikirannya membuat dunia subjektifnya memiliki adik yang mengidap skizofrenia dan
tercampur antara yang relevan dan tidak relevan. sampai saat ini dirawat di rumah sakit jiwa di
Hal ini membuat individu menafsirkan suatu Bangli dan terdapat salah satu keluarga dari Ibu
peristiwa dengan hal-hal metafisik, yang juga mengidap gangguan mental. Gangguan
menggunakan indra keenam, memiliki keyakinan kepribadian skizotipal diturunkan secara genetik
aneh yang berkaitan dengan takhayul atau dan kondisi ini lebih umum ditemukan pada
bersinggungan dengan roh. keluarga yang memiliki riwayat skizofrenia
Ketika NR merasa stres atau cemas dibandingkan keluarga yang tidak memiliki
berhadapan dengan orang lain, maka NR akan riwayat tersebut (Nigg & Goldsmith, 1994).
berpikir terhadap sesuatu yang berkaitan dengan Beberapa penelitian sebelumnya menyimpulkan
mistis dan paranoid untuk melindungi dirinya bahwa individu dengan gangguan kepribadian
dari lingkungan yang dianggap berbahaya. skizotipal memiliki pola aktivasi yang serupa
Dalam menafsirkan peristiwa hidupnya, NR dengan individu skizofrenia, meskipun level
lebih sering memaknai dengan hal yang bersifat gangguan pada skizotipal lebih rendah karena
mistis dan terpusat pada dirinya. Hasil ini sesuai kapasitas frontal yang lebih besar dan reaktivitas
dengan hasil penelitian Bidani (2017) bahwa striatal yang berkurang menjadi faktor pelindung
individu dengan gangguan kepribadian skizotipal individu mengarah pada psikosis (New,
memiliki ide referensi, yang berarti individu Goodman, Triebwasser, & Siever, 2008; Siever,
berpikir peristiwa yang wajar dianggap orang L & Davis, K, 2004)
lain berhubungan langsung dengan dirinya dan Kwapil, Thomas, & Barrantes-Vidal,
sering dikaitkan dengan takhayul dan mistis. (2012) menjelaskan bahwa dalam membahas
Millon, Theodore, dkk. (2004) penyebab dari gangguan kepribadian skizotipal
menjelaskan bahwa ketika individu dengan juga perlu melihat dari faktor psikososial. Saat
gangguan skizotipal mengalami stres dan ini, semakin bertambah penelitian yang
kecemasan sosial maka individu akan menunjukkan bahwa faktor psikologis dapat
menggunakan mekanisme koping yang berkaitan memengaruhi individu dan mengarah pada
dengan hal mistis. Individu merasa takut dengan gangguan kepribadian skizotipal yang dimediasi
situasi tersebut sehingga mengarahkan dirinya oleh taraf yang sama pada faktor biologis dalam
untuk mencari keamanan dengan memikirkan mempengaruhi kerentanan individu. Trauma
kemampuan yang dimiliki diluar dari interpersonal dapat berdampak pada skema diri
kemampuannya dengan tujuan hanya untuk yang negatif dan kaku serta kurangnya
menghindar. Ketidakmampuan untuk kepercayaan terhadap orang lain sehingga dapat
menyatukan representasi diri dan orang lain menimbulkan gaya atribusi paranoid, kecemasan
menyebabkan individu mengasingkan diri dari sosial, tidak punya teman dekat, dan pemikiran
orang lain dan berakhir pada keterasingan diri. referensial diri (self-referential) (Raine, 2006).

206
Pada masa anak-anak, NR mengalami kerentanan yang meningkat terhadap stres.
pengalaman traumatis. NR mengalami kekerasan Faktor gen dan faktor psikologis/lingkungan
langsung dari orang tua dan menyaksikan pada masa anak-anak menjadi awal mula
berbagai kekerasan yang dialami oleh ibu dan kemunculan siklus negatif terkait keanehan
saudara-saudararanya yang dilakukan oleh kognitif-afektif-sosial dan meningkatnya
ayahnya. individu terpapar terhadap stres menimbulkan
Berenbaum, Valera, & Kerns (2003) gejala gangguan kepribadian skizotipal yang
menjelaskan bahwa individu dewasa yang ditandai dengan hambatan sosial dan fungsional
melaporkan pernah mengalami kekerasan pada yang mengakibatkan stres dan gangguan
masa kanak-kanak atau memiliki riwayat kepribadian skizotipal.
setidaknya satu peristiwa traumatis memiliki Berdasarkan pemaparan tersebut, dapat
kecenderungan mengarah ke gangguan ditekankan bahwa diagnosis NR adalah
kepribadian skizotipal. Menurut Kellerman dan gangguan kepribadian skizotipal. Hasil penelitian
Burry (Sperry, 2003), orang tua pada individu ini memberikan gambaran dinamika psikologis
dengan gangguan kepribadian skizotipal gagal yang mendasari munculnya gangguan
menyediakan kehangatan emosional yang cukup kepribadian skizotipal pada NR. Beberapa hasil
dan cenderung menghukum anaknya. penelitian menjelaskan bahwa penelitian pada
Model perkembangan saraf traumagenik gangguan kepribadian skizotipal penting untuk
psikosis menjelaskan bahwa seseorang yang dilakukan, bukan hanya untuk mengetahui
terpapar terhadap peristiwa traumatis pada masa tentang gangguan kepribadian namun juga untuk
anak-anak (periode kritis perkembangan) dapat memahami secara mendalam tentang skizofrenia.
berdampak pada perubahan mekanisme Meskipun hubungan pasti antara skizofrenia dan
pengaturan stres (Read, dkk., 2001). Kondisi gangguan kepribadian skizotipal belum dapat
hiperresponsif terhadap stres dapat dijelaskan secara pasti, namun beberapa
mengakibatkan individu bereaksi terhadap penelitian empiris terbaru menjelaskan bahwa
stimulus yang sebenarnya tidak berbahaya gejala gangguan kepribadian skizotipal
menjadi sebuah ancaman. Individu cenderung berhubungan dengan skizofrenia. Raine, dkk.
menggunakan berbagai mekanisme pertahanan, menjelaskan bahwa penelitian tentang gangguan
termasuk proyeksi pada ketakutan dan kepribadian skizotipal sangat penting sebagai
kemarahan eksternal, preokupasi pada pemikiran sarana pembelajaran dalam mempelajari tanda
magis untuk menurunkan stimulasi yang biologis dan kognitif dari spektrum skizofrenia
berlebihan pada emosi, dan penyangkalan (Sanjaya, Swendra, & Yudani, 2019).
histerikal untuk menyingkir dari interaksi sosial Keterbatasan dalam penelitian ini adalah
yang tidak diinginkan dan kemudian terkait dengan rangkaian asesmen yang akan
dirasionalisasikan. Model kognitif menjelaskan lebih optimal apabila dapat mengetahui gejala
bahwa penderitaan menciptakan gaya berpikir psikotik pada subjek penelitian. Hal ini penting
yang disfungsional (Kwapil, Thomas & diketahui karena gangguan kepribadian
Barrantes-Vidal, 2012). Oleh karena itu, faktor skizotipal erat kaitannya dengan gangguan
yang diperoleh (psikologis dan biologis) dan skizofrenia. Individu dengan gangguan
faktor genetik akan saling berkaitan dalam kepribadian skizotipal memiliki kemungkinan
mempengaruhi kerentanan individu mengarah untuk mengembangkan gejala psikotik. Saran
pada gangguan kepribadian skizotipal. yang dapat diberikan untuk mencegah NR
Read, dkk. (2008) menjelaskan bahwa mengembangkan gejala positif dan
peristiwa yang mengakibatkan penderitaan bukan mempertahankan kemampuan untuk berfungsi
hanya sebagai pemicu terhadap kerentanan secara efektif dalam kehidupan sehari-hari adalah
genetik yang telah dimiliki individu dengan dengan melakukan konsultasi lebih lanjut ke
gangguan kepribadian skizotipal, namun juga psikiater mengenai kondisi kesehatan
sebagai pembentuk dari diatesis psikosis melalui psikologisnya dan diharapkan agar NR belajar

207
untuk lebih banyak membangun relasi sosial dan
mengendalikan emosi terutama amarah sehingga Berenbaum, H., Valera, E. M., & Kerns, J. G.
dapat meminimalisir rasa tegang yang dirasakan (2003). Psychological trauma and
schizotypal symptoms. Schizophrenia
pada tubuh.
Bulletin, 29(1), 143–152. Doi:
10.1093/oxfordjournals. schbul.a006985.

SIMPULAN Bidani, N. (2017). A Case of Schizotypal


Berdasarkan hasil asesmen yang diperoleh Personality Disorder. Homœopathic Links,
melalui wawancara, observasi, dan tes psikologi, 30(2), 139–143. Doi: 10.1055/s-0037-
diperoleh kesimpulan bahwa NR memiliki defisit 1602781.
pada hubungan sosial dan interpersonal yang
Fitrianti, E. I., & Herdiyanto, Y. K. (2016).
disebabkan karena rasa tidak nyaman, Kebermaknaan Hidup Individu Dengan
berkurangnya kemampuan untuk menjalani Gangguan Skizotipal Yang Memiliki
hubungan yang dekat dengan orang lain, adanya Konsep Diri Indigo. Jurnal Psikologi
distorsi kognitif, serta berperilaku dan Udayana, 3(2), 310–323.
berpenampilan yang eksentrik. Kondisi pada
subjek penelitian dapat dijelaskan dari perspektif Fossati, A., & Borroni, S. (2008). When
‘entities’ are as intrusive as obsessions: A
biologis dan perspektif psikodinamika.
case study of the co‐occurrence of
Perspektif psikodinamika menggambarkan obsessive–compulsive disorder and
bahwa subjek memiliki gambaran citra diri yang schizotypal personality disorder diagnoses.
terfragmentasi sehingga menyebabkan Personality and Mental Health, 2(3), 192–
pandangan terhadap dunia sangat subjektif dan 200. Doi: org/10.1002/pmh.42.
hal ini disebabkan karena tuntutan sosial dan
Kendler, K. S., Myers, J., Torgersen, S., Neale,
pengalaman traumatis yang dialami. Perspektif
M. C., & Reichborn-Kjennerud, T. E. D.
biologis menjelaskan bahwa faktor genetik (2007). The heritability of cluster A
memainkan peran yang cukup signifikan pada personality disorders assessed by both
perkembangan gangguan kepribadian skizotipal personal interview and questionnaire.
yang ditunjukkan dari riwayat keluarga yang Psychological Medicine, 37(5), 655–665.
memiliki gangguan mental, khususnya Doi: 10.1017/S0033291706009755.
skizofrenia.
Kwapil, Thomas, R., & Barrantes-Vidal, N.
Saran untuk peneliti selanjutnya adalah
(2012). Schizotypal personality disorder:
memperdalam penelitian pada subjek yang An integrative review. In The Oxford
memiliki gangguan kepribadian skizotipal handbook of personality disorders. New
mengenai dinamika dan perubahan yang terjadi York: Oxford University Press.
pada individu yang memiliki gangguan
kepribadian skizotipal sebelum dan sesudah Linney, Y. M., Murray, R. M., Peters, E. R.,
mendapatkan penanganan dari profesional, MacDonald, A. M., Rijsdijk, F., & Sham, P.
C. (2003). (2003). A quantitative genetic
khususnya penanganan medis dan psikoterapi. analysis of schizotypal personality traits.
Psychological Medicine, 33(5), 803–816.
DAFTAR PUSTAKA Doi: 10.1017/s0033291703007906.
Association., A. P. (2000). Diagnostic and
statistical manual of mental disorders, Millon, Theodore., dkk. (2004). Personality
Fourth Edition, Text Revision. Washington, disorders in modern life. New Jersey: John
DC: American Psychiatric Association. Wiley & Sons, Inc.

Association, A. P. (2013). Diagnostic and New, A., Goodman, M., Triebwasser, J., &
Statistical Manual of Mental Disorders, Siever, L. (2008). Recent advances in the
Fifth Edition. Arlington, VA: American biological study of personality disorders.
Psychiatric Association. Psychiatric Clinics of North America,

208
31(3), 441–461. Doi: Sanjaya, W., Swendra, C. G. R., & Yudani, H. D.
10.1016/j.psc.2008.03.011. (2019). Perancangan Film Pendek “Sophia”
Tentang Pengaruh Lingkungan Pada
Nigg, J. T., & Goldsmith, H. H. (1994). Genetics Penderita Gangguan Kepribadian:
of personality disorders: Perspectives from Skizotipal. Jurnal DKV Adiwarna, 1(14), 1-
personality and psychopathology research. 10.
Psychological Bulletin, 115(3), 346-380.
Doi: 10.1037/0033-2909.115.3.346. Siever, L, J., & Davis, K, L. (2004). The
pathophysiology of schizophrenia
Raine, A. (2006). Schizotypal personality: disorders: Perspectives from the spectrum.
neurodevelopmental and psychosocial American Journal of Psychiatry, 161(3),
trajectories. Annual Review of Clinical 398–413. Doi: 10.1176/appi.ajp.161.3.398
Psychology, 2, 291–326. Doi:
10.1146/annurev.clinpsy.2.022305.095318. Sperry, L. (2003). Handbook of diagnosis and
treatment of DSM IV-TR personality
Read, J., Fink, P. J., Rudegeair, T., Felitti, V., & disorders. New York: Bruuner Routledge.
Whitfield, C. L. (2008). Child maltreatment
and psychosis: A return to a genuinely Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Pendidikan
integrated bio-psycho-social model. Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan
Clinical Schizophrenia and Related R&D. Bandung: Alfabeta.
Psychoses, 2(3), 235–254. Doi:
10.3371/CSRP.2.3.5. Torgersen, S., Edvardsen, J., Øien, P. A., Onstad,
S., Skre, I., Lygren, S., & Kringlen, E.
Read, J., Perry, B. D., Moskowitz, A., & (2002). Schizotypal personality disorder
Connolly, J. (2001). The contribution of inside and outside the schizophrenic
early traumatic events to schizophrenia in spectrum. Schizophrenia Research, 54(1–
some patients: A traumagenic 2), 33–38. Doi: 10.1016/s0920-
neurodevelopmental model. Psychiatry, 64 9964(01)00349-8.
(4), 319–345. Doi:
10.1521/psyc.64.4.319.18602.

209

Anda mungkin juga menyukai