Tujuan Analisa Nodal, Desain GAS LIFT & ESP
Tujuan Analisa Nodal, Desain GAS LIFT & ESP
Motor listrik berputar pada kecepatan relatif konstan, memutar pompa (impeller)
melewati poros (shaft) yang disambungkan dengan bagian protector. Power
disalurkan ke peralatan bawah permukaan melalui kabel listrik konduktor yang di
klem pada tubing. Cairan memasuki pompa pada bagian intake dan dilepas ke tubing
ketika pompa sedang beroperasi.
Kelakukan pompa berada pada harga effisiensi tertinggi apabila hanya cairan yang
terproduksi. Tingginya volume gas bebas menyebabkan operasi pompa tidak effisien.
Pada umumnya pemilihan tipe pompa didasarkan pada besarnya rate produksi
yang diharapkan pada head pengangkatan yang sesuai dan ukuran casing
(check clearances) yang digunakan.
Jika sumur menggunakan packer, maka penentuan SFL dan WFL dilakukan
dengan pendekatan :
Pb Pc
PSD max=WFL+ + , feet .
Gf Gf
Pb Pc
PSD min=D− − , feet .
Gf Gf
PIP−Pc
DOpt =WFL+
Gf
3. Sp. Gr. Fluida Campuran = Water Phase Sp. Gr. + Oil Phase Sp. Gr.
Friction Loss (F) dengan volume total fluida (Vt) dapat diperoleh dari
( ) ( )
1. 85 1. 85
100 Qt
2 .083
C 34 . 3
Ft= 4 . 8655
ID
Menentukan Tubing Head (HT).
Gas lift adalah suatu usaha pengangkatan fluida sumur dengan cara menginjeksikan
gas bertekanan tinggi (minimal 250 psi) sebagai media pengangkat ke dalam kolom
fluida melalui valve-valve yang dipasang pada tubing dengan kedalaman dan spasi
tertentu.
Syarat-syarat suatu sumur yang harus dipenuhi agar dapat diterapkan metoda gas lift
antara lain :
1. Tersedianya gas yang memadai untuk injeksi, baik dari reservoir itu
sendiri maupun dari tempat lain.
2. Fluid level masih tinggi.
Pko −Pwh
DV =
! GS
Keterangan:
DV1, V2,= Kedalaman katup 1,2 dan seterusnya, ft
Pso1,so2,= Tekanan buka katup 1,2 yang ditentukan di permukaan, psi
Pwh = Tekanan kepala sumur, psi
GS = Gradien kill fluid, psi/ft
Gu = Gradien unloading, psi/ft