Anda di halaman 1dari 5

Cara Meraih Kebahagiaan Dunia dan Akhirat

‫ َوَأ ْن َز َل َم َعهُ ُم‬, ‫ث النَّبِيِّي َْن ُمبَ ِّش ِري َْن َو ُم ْن ِذ ِري َْن‬َ ‫ َوبَ َع‬, ‫ان فِي َأحْ َس ِن تَ ْق ِوي ٍْم‬ َ ‫ق اِإل ْن َس‬ َ َ‫ْال َح ْم ُد هللِ الَّ ِذي َخل‬
َّ‫وَأ ْشهَ ُد َأ ْن الَِإلهَ ِإال‬, َ ‫ت ِإلَى النُّ ْور‬ ُّ ‫اس ِإلَى َسبِي ِْل ْالهُ َدى َوي ُْخ ِر ُجهُ ْم ِم َن‬
ِ ‫الظلُ َما‬ َ َّ‫ق لِيُرْ ِش ُد ْوا الن‬ ِّ ‫اب بِ ْال َح‬ َ َ‫ْال ِكت‬
‫ َو َأ ْشهَ ُد َأ َّن َسيِّ َدنَا ُم َح َّمدًا َع ْب ُدهُ َو َرس ُْولُهُ الَّ ِذي بَ َعثَهُ فِي اُأل ِّميِّي َْن َرس ُْوالً ِم ْنهُ ْم‬, ُ‫ْك لَه‬ َ ‫هللا َوحْ َدهُ الَ َش ِري‬
‫ اَللَّهُ َّم‬.‫ضالَ ٍل ُّمبِ ْي ٍن‬ َ ‫اب َو ْال ِح ْك َمةَ َوِإ ْن َكانُ ْوا ِم ْن قَ ْب ُل لَفِي‬ َ َ‫يَ ْتلُ ْوا َعلَي ْي ِه ْم آيَاتِ ِه َو ي َُز ِّك ْي ِه ْم َويُ َعلِّ ُمهُ ُم ْال ِكت‬
‫صحْ بِ ِه الَّ ِذي َْن‬َ ‫ َو َعلَى آلِ ِه َو‬،‫ان َرس ُْوالً نَبِيًّا‬ َ ‫ق ْال َو ْع ِد َو َك‬َ ‫صا ِد‬ َ ‫ان‬ َ ‫ص ِّل َو َسلِّ ْم َعلَى َسيِّ ِدنَا ُم َح َّم ٍد َك‬ َ َ‫ف‬
‫ص ْينِ ْي نَ ْف ِس ْى‬ ِ ‫ اُ ْو‬،ُ‫اضر ُْو َن َر ِح َم ُك ُم هللا‬ ِ ‫ فَيَا َأيُّهَا ْال َح‬،‫ َأ َّما بَ ْع ُد‬،‫رريًّا‬ ِ َ‫يُحْ ِسنُ ْو َن ِإ ْسالَ َمهُ ْم َولَ ْم يَ ْف َعلُ ْوا َش ْيًئا ف‬
‫از ْال ُمتَّقُ ْو َن‬َ َ‫ فَقَ ْد ف‬،ِ‫ َوِإيَّا ُك ْم بِتَ ْق َوى هللا‬.

Jamaah Jumat rahimakumullah


Terlebih dahulu, dalam kesempatan yang mulia ini marilah kita tingkatkan ketakwaan kita kepada
Allah SWT yaitu dengan menjalankan perintah Allah SWT dengan ikhlas, khusyu', lagi penuh
tawakkal juga menjauhi larangan Allah SWT. Shalawat dan salam mudah-mudahan tetap terlimpahkan
kepada Nabi Muhammad SAW.
Jamaah Jumat rahimakumullah
Kehidupan yang bahagia adalah dambaan semua orang. Tidak ada satu pun manusia yang ingin hidup
susah, gelisah, dan tidak merasakan ketentraman. Namun demikian, prinsip dan cara pandang orang
berbeda-beda dalam mengukur kebahagiaan.
Bagi seorang mukmin, kebahagiaan tidak hanya kebahagiaan dunia berupa kemewahan dan
keberlimpahan materi, tapi juga harus meraih kebahagiaan akhirat. Pun juga kita tidak boleh selalu
mengejar akhirat sementara melupakan kebutuhan kebahagiaan diri dan keluarga yang sedang dihadapi.
Rasulullah mengajarkan umatnya untuk meraih kebahagiaan akhirat dengan tidak melupakan
kebahagiaan dunia.

‫ك ِم َن ال ُّد ْنيَا‬ ِ َ‫نس ن‬


َ َ‫صيب‬ َ ‫اك هَّللا ُ ال َّد‬
َ َ‫ار اآْل ِخ َرةَ ۖ َواَل ت‬ َ َ‫ۖ َوا ْبتَ ِغ فِي َما آت‬

“Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan
janganlah kamu melupakan bahagiaanmu dari (kenikmatan) duniawi.” (Surah Al-Qashash:77)
Kebahagiaan yang kita dambakan adalah kebahagiaan dunia dan akhirat sebagaimana doa disyari’atkan
di dalam Al-Qur’an yang senantiasa dibaca di segala kondisi

َ ‫اآلخ َر ِة َح َسنَةً َوقِنَا َع َذ‬


ِ َّ‫اب الن‬
‫ار‬ ِ ‫َربَّنَا آتِنَا فِي ال ُّد ْنيَا َح َسنَةً َوفِي‬

“Ya Allah, berikanlah kepada kami kebaikan di dunia, berikan pula kebaikan di akhirat dan lindungilah
kami dari siksa neraka.” (QS. Al-Baqarah : 201)
Sebagai seorang muslim, kebahagiaan haruslah diraih dengan cara yang baik dan diridhai Allah ta'ala.
Dengan begitu, kita tidak hanya akan mendapatkan kebahagiaan di dunia, tapi juga di akhirat.
Lalu bagaimana bentuk kebahagiaan dunia akhirat menurut Rasulullah?. Bagi orang yang beriman
kebahagiaan hakiki adalah kebahagiaan akhirat berupa selamat dari api neraka dan masuk ke surga
Allah.
Seperti yang disabdakan oleh Nabi Muhammad SAW, “Sungguh orang yang diselamatkan oleh Allah
dari api neraka dan dimasukkan ke dalam surga, itulah kabahagiaan yang hakiki.”
Adapun kebahagiaan secara duniawi Rasulullah menggambarkan 4 indikator kebahagiaan,
sebagaimana dijelaskan dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Addailami;

ُ‫صالِ َحةً َوَأ ْوالَ ُدهُ َأ ْب َرارًا َو ُخلَطَاُئهُ صًالِ ِحي َْن َوَأ ْن يَ ُك ْو َن ِر ْزقُه‬
َ ُ‫َأرْ بَ ٌع ِم ْن َس َعا َد ِة ْال َمرْ ِء َأ ْن تَ ُك ْو َن َز ْو َجتُه‬
‫فِى بَلَ ِد ِه‬

"Empat macam dari kebahagiaan manusia, yaitu istri yang salihah, anak yang berbakti, teman-
temannya adalah orang-orang yang baik, dan mata pencahariannya berada dalam negaranya sendiri."
(HR Dailami).
Hadits di atas, menggambarkan kebahagiaan di dunia adalah ketika hidup dalam lingkungan yang baik
dan dikelilingi orang saleh. Yaitu memiliki istri yang salihah, anak-anak yang berbakti, teman-teman
yang baik, dan mata pencaharian mudah.
Jamaah Jumat rahimakumullah
Istri salihah bukan sekadar penyejuk hati bagi suaminya tapi juga menjadi instrumen untuk mencetak
generasi saleh karena seorang ibu adalah madrasah awal bagi anak-anaknya.
Indikator istri salihah menurut Rasulullah adalah “Jika dipandang (suami) ia menyenangkan, jika
diperintah ia taat, dan ia tidak menyelisihi suaminya dalam perkara-perkara yang dibencinya, baik
dalam diri maupun harta. Sebagaimana dijelaskan dalam hadits riwayat Ahmad;

‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم َأيُّ النِّ َسا ِء َخ ْي ٌر قَا َل الَّ ِذي تَسُرُّ هُ ِإ َذا نَظَ َر َوتُ ِطي ُعهُ ِإ َذا َأ َم َر َواَل‬
َ ِ ‫ُسِئ َل َرسُو ُل هَّللا‬
‫تُ َخالِفُهُ فِي َما يَ ْك َرهُ فِي نَ ْف ِسهَا َو َمالِ ِه‬

"Dan bagi seorang istri, mendapatkan suami yang saleh juga merupakan kebahagiaan yang tak
terhingga. Suami yang baik adalah suami yang dapat menjadi teladan bagi istri dan anak-anaknya.
Sebagaimana dijelaskan dalam hadits "Sebaik-baik kalian adalah kalian yang terbaik terhadap istrinya.
Dan aku adalah yang terbaik di antara kalian terhadap isteriku." (HR. Ibnu Majah).
Anak-anak yang berbakti. Memiliki anak-anak yang berbakti merupakan kebahagiaan dalam sebuah
keluarga. Kebahagiaannya tidak hanya dirasakan di dunia, tetapi juga di akhirat. Rasulullah
mengajarkan bahwa doa anak yang saleh merupakan amalan yang tidak terputus walaupun orang
tuanya sudah meninggal.

‫ح يَ ْد ُعو‬ َ ‫ َأ ْو َولَ ٍد‬،‫ أو ِع ْل ٍم يُ ْنتَفَ ُع بِ ِه‬،‫اريَ ٍة‬


ٍ ِ‫صال‬ ِ ‫ص َدقَ ٍة َج‬ ٍ ‫ابن آدم ا ْنقَطَ َع َع ْنهُ َع َملُهُ ِإاَّل ِم ْن ثَاَل‬
َ :‫ث‬ ُ ‫ات‬ َ ‫ِإ َذا َم‬
‫ َر َواهُ ُم ْسلِ ٌم‬.ُ‫لَه‬

“Apabila seorang manusia meninggal, maka terputuslah amalnya, kecuali tiga, yakni sedekah jariyah,
atau ilmu yang diambil manfaatnya, atau anak saleh yang mendoakannya”. (HR Muslim)
Teman yang baik adalah yang menjadi sahabat sejati, baik dalam sedih ataupun suka. Mereka tidak
hanya menolong dalam kesusahan, tetapi juga menjadi pengingat ketika kita salah, menjadi pendorong
semangat dalam kebaikan dan ketakwaan.
Nabi Muhammad SAW memerintahkan agar kita memilih teman yang sholih, yaitu yang beriman dan
berakhlak mulia.

َ َ‫ك إ َّما َأ ْن يُحْ ِذي‬


‫ك‬ ِ ‫ فَ َحا ِم ُل ْال ِم ْس‬،‫ير‬
ِ ‫خ ْال ِك‬ ِ ‫ َك َحا ِم ِل ْال ِمس‬،‫يس السُّو ِء‬
ِ ِ‫ْك َونَاف‬ ِ ِ‫ح َو َجل‬ ِ ِ‫ِإنَّ َما َمثَ ُل ْال َجل‬
ِ ِ‫يس الصَّال‬
ُ‫ َوإ َّما َأ ْن تَ ِج َد ِم ْنه‬،‫ك‬ َ ‫ير إ َّما َأ ْن يُحْ ِر‬
َ َ‫ق ثِيَاب‬ ِ ‫ َونَافِ ُخ ْال ِك‬،ً‫أن تَ ِج َد ِم ْنهُ ريحا ً طَيِّبَة‬
ْ ‫َوإ َّما َأ ْن تَ ْبتَا َع ِم ْنهُ َوإ َّما‬
ً‫ِريحا ً ُم ْنتِنَة‬

“Sesungguhnya teman baik dan teman yang buruk itu diibaratkan dengan penjual minyak wangi dan
pandai besi. Penjual minyak wangi dapat memberikan wewangian untukmu, engkau membelinya, atau
engkau mendapatkan aroma wangi darinya. Adapun pandai besi bisa jadi membakar pakaianmu atau
engkau mendapatkan aroma yang tidak sedap darinya.”
Mata pencaharian, merupakan sarana kita mencari nafkah. Jika mata pencaharian kita tidak jauh, maka
kita tetap bisa berkumpul, menjaga, dan menyayangi keluarga. Berkumpul dengan keluarga, menurut
suatu pendapat umum, merupakan obat lelah setelah sibuk bekerja.
Lantas bagaimana kiat-kiat agar mendapat kebahagiaan di dunia dan akhirat?. Islam menyuguhkan 5
kunci untuk meraih dua hal tersebut

1. Sabar.
Sifat sabar sangat diperlukan oleh setiap manusia dalam segala aspek, seperti menghadapi musibah,
menaati perintah Allah, menghindari maksiat, menerima takdir, menghadapi nikmat yang diberikan
Allah pada kita, dan sebagainya. Sebagaimana dijelaskan dalam Surat Al-Baqaroh 155-156

َ ‫ ٱلَّ ِذ‬.‫ين‬
‫ين‬ َّ ٰ ‫ت َوبَ ِّش ِر ٱل‬
َ ‫صبِ ِر‬ ِ ۗ ‫س َوٱلثَّ َم ٰ َر‬
ِ ُ‫ص ِّم َن ٱَأۡلمۡ ٰ َو ِل َوٱَأۡلنف‬ ۡ
ٖ ‫ُوع َونَق‬ ِ ‫ف َوٱلج‬
ۡ ِ ‫َولَنَ ۡبلُ َونَّ ُكم بِ َش ۡي ٖء ِّم َن ۡٱل َخ ۡو‬
‫ُون‬ ِ ‫صبَ ۡتهُم ُّم‬
َ ‫ة قَالُ ٓو ْا ِإنَّا هَّلِل ِ َوِإنَّٓا ِإلَ ۡي ِه ٰ َر ِجع‬ٞ َ‫صيب‬ َ ٰ ‫ِإ َذٓا َأ‬

“Dan Kami pasti akan menguji kamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan
buah-buahan. Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar, (yaitu) orang-orang
yang apabila ditimpa musibah, mereka berkata inna lillahi wa innailaihi roji'un.

2. Syukur.
Memelihara rasa syukur dapat meningkatkan motivasi kita untuk terus beribadah kepada Allah ta'ala.
Selain itu, rasa syukur juga perlu diungkapkan secara jelas, baik dalam bentuk perkataan, di dalam hati,
maupun tingkah laku.

‫َوِإ ْذ تََأ َّذ َن َربُّ ُك ْم لَِئن َش َكرْ تُ ْم َأَل ِزي َدنَّ ُك ْم ۖ َولَِئن َكفَرْ تُ ْم ِإ َّن َع َذابِى لَ َش ِدي ٌد‬
“Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu memaklumkan, "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku
akan menambah (nikmat) kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka pasti azab-Ku
sangat berat" (Q.S. Ibrahim: 07)
3. Ikhlas.
Ikhlas memiliki arti bersih, murni, atau suci. Sebaliknya, jika di dalam hati terdapat rasa ingin didengar
oleh orang lain, pamer, dan membanggakan diri, artinya kita belum termasuk golongan orang yang
ikhlas.

َ ‫اى َو َم َماتِى هَّلِل ِ َربِّ ْٱل ٰ َعلَ ِم‬


‫ين‬ َ ‫قُلْ ِإ َّن‬
َ َ‫صاَل تِى َونُ ُس ِكى َو َمحْ ي‬

Katakanlah, "Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku, dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan
seluruh alam" (Q.S. Al An'aam: 162)
4. Ridha.
Ridha artinya menerima takdir yang telah ditetapkan Allah padanya. Wujud ridha seorang hamba pada
Allah terlihat jelas dari bagaimana sikap hamba tersebut dalam menerima takdir yang Allah berikan.
Contoh penerapan sikap ridha, yaitu sabar, ikhlas, tidak mengeluh, dan tidak merasa iri atas takdir
Allah.

َ ‫ت ٱهَّلل ِ َوتَ ْثبِيتًا ِّم ْن أَأنفُ ِس ِه ْم َك َمثَ ِل َجنَّ ۭ ٍة بِ َرب َْو ٍة َأ‬
265 ‫صابَهَا‬ َ ْ‫ون َأ ْم ٰ َولَهُ ُم ٱ ْبتِ َغٓا َء َمر‬
ِ ‫ضا‬ َ ‫َو َمثَ ُل ٱلَّ ِذ‬
َ ُ‫ين يُنفِق‬
‫صي ٌر‬ ِ َ‫ون ب‬ َ ُ‫ُص ْبهَا َوابِ ٌل فَطَلٌّ ۗ َوٱهَّلل ُ بِ َما تَ ْع َمل‬
ِ ‫ض ْعفَي ِْن فَِإن لَّ ْم ي‬ ِ ‫ت ُأ ُكلَهَا‬ْ َ‫َوابِ ٌل فَـَٔات‬

“Dan perumpamaan orang yang menginfakkan hartanya untuk mencari ridha Allah dan untuk
memperteguh jiwa mereka, seperti sebuah kebun yang terletak di dataran tinggi yang disiram oleh
hujan lebat, maka kebun itu menghasilkan buah-buahan dua kali lipat. Jika hujan lebat tidak
menyiraminya, maka embun (pun memadai). Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan. (Q.S. Al-
Baqarah: 265)
5. Tawakal.
Bertawakal kepada Allah memiliki maksud bahwa kita sebagai hambanya hanya menyerahkan segala
urusan kepada Allah ta'ala semata. Jadi, ketika kita ditimpa musibah, kita harus segera mengingat dan
mengharapkan pertolongan dari Allah ta'ala.

ِّ‫ْث اَل يَحْ تَ ِسبُ ۚ َو َمن يَتَ َو َّكلْ َعلَى ٱهَّلل ِ فَه َُو َح ْسبُ ٓۥهُ ۚ ِإ َّن ٱهَّلل َ ٰبَلِ ُغ َأ ْم ِرِۦه ۚ قَ ْد َج َع َل ٱهَّلل ُ لِ ُكل‬
ُ ‫َويَرْ ُز ْقهُ ِم ْن َحي‬
‫َش ْى ٍء قَ ْدرًا‬
“Dan Dia memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangkanya. Dan barang siapa bertawakal
kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan
urusan-Nya. Sungguh, Allah telah mengadakan ketentuan bagi setiap sesuatu” (Q.S. Ath Thalaaq: 3)

Jamaah Jumat rahimakumullah

Demikianlah khutbah ini. Mudah-mudahan khutbah ini dapat kita hikmati bersama dan semoga kita
tercatat sebagai insan yang dapat meraih kebahagiaan dunia dan akhirat. Aamiin
‫آن ْال َع ِظي ِْم‪َ ,‬ونَفَ َعنِى َوِإيَّا ُك ْم بِ َمافِ ْي ِه ِم ْن آيَ ِة َو ْذ ُك َر ْال َح ِك ْي َم َوتَقَب ََّل هللاُ ِمنَّا ‪.‬‬
‫ك هللا لِى َولَ ُك ْم فِى ْالقُرْ ِ‬ ‫بَا َر َ‬
‫َو ِم ْن ُك ْم تِالَ َوتَهُ َاِنَّهُ هُ َوال َّس ِم ْي ُع ال َعلِ ْي ُم ‪َ ,‬وَأقُ ْو ُل قَ ْولى هَ َذا فَا ْستَ ْغفِ ُر هللاَ ال َع ِظ ْي َم ِإنَّهُ هُ َو ال َغفُ ْو ُر الر ِ‬
‫َّحيْم‬

‫‪Khutbah II‬‬

‫لى تَ ْوفِ ْيقِ ِه َواِ ْمتِنَانِ ِه‪َ .‬وَأ ْشهَ ُد‬


‫لى ِإحْ َسانِ ِه َوال ُّش ْك ُر لَهُ َع َ‬ ‫اَ ْل َح ْم ُد هللِ َع َ‬
‫أن َسيِّ َدنَا ُم َح َّمدًا َع ْب ُدهُ َو َرس ُْولُهُ ال َّدا ِعى إل َى ِرضْ َوانِ ِه‪.‬‬ ‫ْك لَهُ َوَأ ْشهَ ُد َّ‬ ‫َأ ْن الَ اِلَهَ ِإالَّ هللاُ َوهللاُ َوحْ َدهُ الَ َش ِري َ‬
‫ص ِّل َعلَى َسيِّ ِدنَا ُم َح َّم ٍد ِو َعلَى اَلِ ِه َوَأصْ َحابِ ِه َو َسلِّ ْم تَ ْسلِ ْي ًما ِكث ْيرًا َأ َّما بَ ْع ُد فَيا َ اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُواهللاَ‬ ‫اللهُ َّم َ‬
‫فِي ْي َما َأ َم َر َوا ْنتَه ُْوا َع َّما نَهَى َوا ْعلَ ُم ْوا َأ َّن هللاَ َأ َم َر ُك ْم بَِأ ْم ٍر بَ َدَأ فِ ْي ِه بِنَ ْف ِس ِه َوثَـنَى ِب َمآل ِئ ِئ َكتِ ِه ِبقُ ْد ِس ِه َوقَ َ‬
‫ال‬
‫ص ِّل‬ ‫صلُّ ْوا َعلَ ْي ِه َو َسلِّ ُم ْوا تَ ْسلِ ْي ًما‪ .‬اللهُ َّم َ‬ ‫لى النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّ ِذي َْن آ َمنُ ْوا َ‬ ‫ُصلُّ ْو َن َع َ‬‫تَعاَلَى ِإ َّن هللاَ َو َمآلِئك َكتَهُ ي َ‬
‫ك َو َمآلِئ َك ِة‬ ‫ك َو ُر ُسلِ َ‬ ‫آل َسيِّ ِدنا َ ُم َح َّم ٍد َو َعلَى اَ ْنبِيآِئ َ‬ ‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َسلّلِّ ْم َو َعلَى ِ‬ ‫َعلَى َسيِّ ِدنَا ُم َح َّم ٍد َ‬
‫َّحابَ ِة‬‫َّاش ِدي َْن َأبِى بَ ْك ٍر َو ُع َمر َو ُع ْث َمان َو َعلِى َو َع ْن بَقِيَّ ِة الص َ‬ ‫ض اللّهُ َّم َع ِن ْال ُخلَفَا ِء الر ِ‬ ‫ْال ُمقَ َّربِي َْن َوارْ َ‬
‫ك يَا َأرْ َح َم الرَّا ِح ِمي َْن‬ ‫ض َعنَّا َم َعهُ ْم بِ َرحْ َمتِ َ‬ ‫ان اِلَىيَ ْو ِم ال ِّدي ِْن َوارْ َ‬ ‫َوالتَّابِ ِعي َْن َوتَابِ ِعي التَّابِ ِعي َْن لَهُ ْم بِاِحْ حْ َس ٍ‬
‫ت اللهُم َّم َأ ِع َّز ْاِإل ْسالَ َم‬ ‫ت اَالَحْ يآ ُء ِم ْنهُ ْم َو ْاالَ ْم َوا ِ‬ ‫ت َو ْال ُم ْسلِ ِمي َْن َو ْال ُم ْسلِ َما ِ‬
‫اَللهُ َّم ا ْغفِرْ لِ ْل ُمْؤ ِمنِي َْن َو ْال ُمْؤ ِمنَا ِ‬
‫اخ ُذلْ َم ْن خ‬ ‫ص َر ال ِّدي َْن َو ْ‬ ‫ك ْال ُم َوحِّ ِديَّةَ َوا ْنصُرْ َم ْن نَ َ‬ ‫ك َو ْال ُم ْش ِر ِكي َْن َوا ْنصُرْ ِعبَا َد َ‬ ‫َو ْال ُم ْسلِ ِمي َْن َوَأ ِذ َّل ال ِّشرْ َ‬
‫ك ِإلَى يَ ْو َم ال ِّد ْي ِن‪ .‬اللهُ َّم ا ْدفَ ْع َعنَّا ْالبَالَ َء َو ْال َوبَا َء‬ ‫َخ َذ َل ْال ُم ْسلِ ِمي َْن َو َد ِّمرْ َأ ْع َدا َء ال ِّدي ِْن َوا ْع ِل َكلِ َماتِ َ‬
‫صةً َو َساِئ ِر‬ ‫َوال َّزالَ ِز َل َو ْال ِم َح َن َوس ُْو َء ْالفِ ْتنَ ِة َو ْال ِم َح َن َما ظَهَ َر ِم ْنهَا َو َما بَطَ َن َع ْن بَلَ ِدنَا اِ ْن ُدونِي ِْسيَّا خآ َّ‬
‫آلخ َر ِة َح َسنَةً َوقِنَا َع َذ َ‬
‫اب‬ ‫ْالب ُْل َدا ِن ْال ُم ْسلِ ِمي َْن عآ َّمةً يَا َربَّ ْال َعالَ ِمي َْن‪َ .‬ربَّنَا آتِنا َ فِى ال ُّد ْنيَا َح َسنَةً َوفِى ْا ِ‬
‫اس ِري َْن‪ِ .‬عبَا َدهللاِ ! ِإ َّن هللاَ يَْأ ُم ُرنَا‬ ‫لخ ِ‬‫اإن لَ ْم تَ ْغفِرْ لَنَاا َوتَرْ َح ْمنَا لَنَ ُك ْونَ َّن ِم َن ْا َ‬ ‫ظلَ ْمنَا اَ ْنفُ َسنَا َو ْ‬ ‫ار‪َ .‬ربَّنَا َ‬ ‫النَّ ِ‬
‫بى َويَ ْنهَى َع ِن ْالفَحْ شآ ِء َو ْال ُم ْن َك ِر َو ْالبَ ْغي يَ ِعظُ ُك ْم لَ َعلَّ ُك ْم تَ َذ َّكر ُْو َن‬ ‫ان َوِإيْتآ ِء ِذي ْالقُرْ َ‬ ‫بِاْل َع ْد ِل َو ْاِإل حْ َس ِ‬
‫هللا َأ ْكبَرْ‬
‫لى نِ َع ِم ِه يَ ِز ْد ُك ْم َولَ ِذ ْك ُر ِ‬ ‫َو ْاذ ُكرُوا هللاَ ْال َع ِظ ْي َم يَ ْذ ُكرْ ُك ْم َوا ْش ُكر ُْوهُ َع َ‬
‫***‬

Anda mungkin juga menyukai