Anda di halaman 1dari 4

SEGERA HENTIKAN BULLYING

Siti Yuni Agustin

Sekolah adalah agen sosialisasi ke dua setelah lingkungan rumah, Sekolah juga merupakan
sarana untuk mempersiapkan diri seorang anak untuk menghadapi peranannya dalam
masyarakat. Menurut pendapat Robert Dreeben (1968) Bahwa yang dipelajari anak di
sekolah selain menulis, membaca, dan berhitung adalah aturan aturan mengenai
kemandirian (Independens), Prestasi (Archievement), Universalisme (Universlism) dan
Spesipitas Peranan guru sangat besar bahkan dominan pada sekolah-sekolah yang
menyelenggarakan pendidikan awal seperti taman kanak-kanak, sekolah dasar, sekolah
menengah pertama. Pada tingkat pendidikan formal tersebut, guru berperan mutlak dalam
membentuk dan mengubah pola perilaku anak didik. Keadaan akan berubah setelah anak
yang telah menginjak remaja memasuki sekolah menengah atas. Sudah tentu bahwa guru
masih tetap berperan di dalam hal membimbing anak didiknya agar punya motivasi yang
lebih untuk menyelesaikan masa pendidikannya dengan baik dan benar. Setidaknya itulah
yang menjadi peranan yang sangat diharapkan guru di tingkat sekolah menengah atas. Para
siswa yang beranjak dewasa sudah mulai mempunyai sikap dan sifat tertentu dan
kepribadiannya mulai terbentuk. Oleh sebab itu, para remaja mulai mengkritik keadaan
sekolah yang kadang-kadang tidak memuaskan baginya pada tingkat pendidikan ini.
Ketertarikan dan pemikiran serta ikatan terhadap teman sebaya jadi lebih kuat hal ini
karena mereka merasa bahwa orang dewasa tidak dapat memahami mereka. Sehingga
hanya dengan sebayanya ada kedekatan fisik ataupun psikis. Juga terkadang mereka
bergurau melampaui batas wajar sehingga tanpa disadari membuat orang di sekitarnya
menderita, dan apabila diperingati biasanya tidak menerima bahkan berbuat lebih dari itu.
Hal demikian membuat remaja bangga dengan perbuatan yang mereka anggap wajar.

Salah satu penyebab seseorang mendapat perlakuan Bullying adalah tidak ditanamkannya
sikap yang “Membela diri” ataupun melakukan perlawanan jika mendapat kejadian yang
tidak wajar. Menurut beberapa penelitian di beberapa Negara terdapat sekitar 8-36% anak
usia 8-16 tahun yang menjadi korban bullying. Dan juga ditemukan sekitar 30% siswa
disekolah yang terlibat dalam tindakan bullying, baik sebagai pelaku, korban atau keduanya.
Namun mirisnya Indonesia merupakan salah satu Negara yang di dalamnya terdapat aksi
bullying dengan angka tertinggi di Dunia. Sekitar 45% anak-anak mengalami serangan fisik di
sekolah dan 50% anak melaporkan yang mengalami intimidasi. Salah satu contoh di
Indonesia sendiri pada tahun 2006 remaja berusia sekitar 15 tahun ditemukan sudah tidak
bernyawa dengan yang ia lakukan adalah menggantung diri dirumah-Nya setelah mendapat
penindasan di sekolah karena tidak naik kelas Bahkan beberapa tahun ke belakang komisi
perlindungan anak nasional Indonesia menerima 2339 laporan kekerasan secara fisik,
psikologis dan seksual yang menimpa anak-anak. Dimana sekitar 300 kasus tersebut
merupakan kasus bullying

Intimidasi atau bullying adalah suatu bentuk kekerasan atau penindasan yang dilakukan oleh
satu orang maupun sekelompok orang yang lebih berkuasa terhadap orang lain secara
sengaja. Dengan tujuan untuk melukai menyakiti dan merasa tidak nyaman mulai dari
bullying verbal, agresi relasional, hingga cyber bullying. Yang dilakukan melalui dunia maya
dengan emosional seseorang agar mendapatkan kekuasaan, mencari sensasi, ataupun ingin
menyingkirkan korban tersebut Beberapa faktor-faktor penyebabnya bisa dari lingkungan
rumah, lingkungan sekolah, teman pergaulan atau komunitas. Dari lingkungan rumah dapat
dilihat bahwa ia tidak mempunyai teman untuk bermain atau tetangga-tetangga yang
mengucilkan dirinya. Dilingkungan sekolah bisa dilihat dari cara si korban bergaul, tidak
disukai teman temannya dikucilkan dan diasingkan atau menganggap dirinya aneh. Dari
suatu komunitas, dapat terlihat dari cara mereka berbicara atau berinteraksi pada si korban
mungkin berbicara dengan kasar, menganggap dirinya sebagai babu yang biasanya di suruh-
suruh saja atau bisa juga dari cara mereka menunjukkan sikapnya kepada korban. Hal ini
diakibatkan karena korban mungkin susah bersosialisasi atau dari teman temannya yang
tidak suka dengan si korban Salah satu contoh bullying fisik memukul, menendang dan lain
sebagainya. Contoh bullying verbal adalah membuat nama khusus yang ditujukan untuk
menyinggung korban. Biasnya nama tersebut dibuat karena unsur ras, agama dan status
ekonomi Selanjutnya contoh cyber bullying atau melalui dunia maya dengan cara
mengirimkan atau memposting gambar sms chating di jaringan sosial seperti instagram,
twitter dan Facebook. Yang terakhir yaitu emosional bullying dilakukan dengan cara
menyebarkan berita yang tidak sesuai fakta membongkar rahasia dan mencemarkan nama
baik si korban.

Adapun dampak dari bullying untuk korban tersebut dapat berupa masalah mental, fisik,
emosional dan akademik dan dapat mengalami depresi dan gangguan kecemasan hal ini
karena perlakuan yang diterimanya dapat membuat dirinya lebih mudah merasa sedih dan
kesepian, serta menurunnya prestasi akademik karena korban bullying kesulitan untuk fokus
belajar karena terus terbayang akan kejadian yang dilakukan oleh pelaku Gangguan mental
atau kesehatan dapat dirasakan oleh korban karena perlakuan kasar yang pernah dialami
bisa saja melukai fisik, kata-kata kasar yang diterimanya dari si pembully juga dapat
membuatnya depresi. Sedangkan dampak bagi pelaku yang melakukan aksi ini biasanya
cenderung akan mengulangi aksinya dalam jangka panjang bahkan dapat melakukan hal
yang lebih parah dari sebelumnya, pelaku bullying berpotensi menjadi kriminal, karena
tindakan yang dilakukannya cenderung bertahan dalam jangka yang bisa dibilang panjang,
sebabnya tak menutup kemungkinan pelaku tersebut dapat melakukan kekerasan yang
akhirnya dapat menjadikan ia sebagai seorang kriminal. Adapun dampak bagi seorang yang
menyaksikan mengalami dua kemungkinan yaitu ia akan mengikuti tindakan bullying
tersebut atau ia akan merasakan berbagai hal yang seperti dialami oleh korban. Oleh karena
itu orang yang menyaksikan tindakan tersebut dapat menjadi seseorang yang buruk seperti
halnya pelaku, dan bisa juga mengalami depresi seperti yang dialami oleh korban.
Dalam pasal 80 undang-undang no. 35 tahun 2014 menjelaskan bahwa (1) setiap orang yang
melanggar ketentuan sebagaimana di maksud dalam pasal 76C, dikenakan pidana berupa
tahanan penjara paling lama 3 tahun 6 bulan atau denda maksimal Rp. 72 000,000,000-(2)
Dalam hal anak sebagaimana dimaksud ayat I luka berat maka pelaku dikenakan pidana
berupa kurungan penjara paling lama 5 tahun atau denda paling banyak Rp. 100.000.000.-
(3) Dalam hal anak yang sebagaimana di maksud pada ayat 2 mati maka seorang pelaku
dikenakan pidana berupa kurungan penjara maksimal 15 tahun atau denda paling banyak Rp
300.000.000,- (4) Pidana ditambah sepertiga dari ketentuan sebagaimana di maksud pada
ayat 1.2 dan 3 apabila yang melakukan penganiayaan tersebut adalah orang tuanya.
Bullying bisa diatasi dengan mencegah sejak dini baik dilingkungan sekolah, keluarga dan
masyarakat Dimasa anak-anak kita bisa beri pengetahuan dan cara untuk mampu melawan
tindakan bullying dan berikan contoh seperti mendukung, mendamaikan dan melaporkan
pada orang dewasa untuk membantu korban bullying. Dilingkungan yang sangat dekat yaitu
keluarga dapat ditanamkan rasa kasih sayang dan nilai keagamaan pada anak memberi anak
perhatian dan interaksi untuk memberikan kemampuan yang berani dan tegas, juga bantu
anak untuk mengembangkan kemampuan sosialisasi, percaya diri, ajarkan juga rasa peduli
dan etika pada sesama. Dan jangan lupa untuk terus memantau dan mendampingi anak
dalam melihat informasi ditelevisi atau media sosial. Anda bisa mengkomunikasikan dengan
orang yang terpercaya mengenai perundungan yang dialami baik kepada guru, teman,
saudara dan sebagainya. Apabila terjadi di lingkungan sekolah jangan ragu untuk melapor
kepada departemen, bagian atau pihak khusus yang dapat diminta bantuan seperti
bimbingan konseling, wali kelas, human resources atau SDM. Mengatasi bullying di sekolah
bisa dengan membangun diskusi dan ceramah tentang mengatasi aksi penindasan. Memberi
bantuan dan dukungan pada korban bullying, juga tenaga pendidik dapat membuat program
pencegahan anti bullying dan hukuman bagi pelaku yang melakukan tindakan tersebut.
Penanganan bullying bisa dilakukan oleh guru atau tenaga kependidikan yaitu pihak sekolah
perlu memberi perhatian pada insiden atau kejadian di sekolah yang termasuk kategori
perundungan atau bisa langsung menghentikan program perundungan, melerai pihak yang
terlibat, membawa pelaku perundingan juga korban ke bimbingan konseling atau pihak yang
bertanggungjawab terhadap kesiswaan di sekolah. Sekolah juga harus menerapkan sangsi
yang sangat tegas terkait tindakan bullying sehingga setiap siswa akan lebih berpikir dua kali
apabila akan melakukan tindakan tersebut. Akan tetapi, juga permasalahan bullying yang
terjadi disekolah tidak kunjung selesai atau tidak dapat diatasi lagi oleh pihak sekolah, maka
pihak sekolah dapat melaporkan kasus bullying ini kepada pihak yang berwajib. Pendidikan
parenting untuk para orang tua dan guru sangat diperlukan memahami karakteristik setiap
anak, bagaimana cara berkomunikasi yang baik dengan anak sebagai antisipasi perilaku
bullying terhadap anak Di samping itu, anak-anak juga harus diajarkan untuk melindungi
dirinya sendiri sehingga mereka tidak hanya berdiam diri apabila menjadi korban bullying.
Hal ini berguna untuk melindungi diri mereka dalam segala situasi yang mengancam dan
juga harus diajarkan untuk melaporkan tindakan kekerasan yang ia alami. Kita juga dapat
mencegah tindakan bullying terhadap anak-anak dengan melakukan sosialisasi serta
kampanye kepada masyarakat luas bahkan dunia akan pentingnya aksi anti bullying bagi
masa depan anak-anak secara langsung maupun melalui berbagai media, seperti media
cetak dan media elektronik. Adanya kampanye dimaksudkan untuk mengajak anak saling
menghargai sesama, saling bekerja sama bertanggungjawab, berempati tinggi, dan selalu
bertoleransi akan perbedaan-perbedaan. Untuk mengetahui keberhasilan dalam menangani
serta menghentikan perilaku bullying yang ada, kita dapat melakukan survei disekolah
sekolah dengan bantuan pihak sekolah sendiri serta valunter-valunter program anti bullying
di setiap daerah

Kesimpulannya bahwa tindak bullying menjadi masalah global yang harus diatasi bersama
oleh semua pihak. Tindak pencegahan sejak dini melalui pendidikan moral, penerapan hidup
bersama yang penuh kekeluargaan dan tanggungjawab, serta penataan hukum menjadi
langkah awal efektif untuk mengurangi tindak bullying di sekolah. Tindak penyelesaian
melalui jalur hukum tentu langkah terakhir setelah tindak pencegahan gagal dilakukan dan
ini agak terlambat dilakukan karena sudah timbul korban. Semua hal ini haruslah
dilaksanakan secara terus menerus oleh semua pihak tanpa terkecuali mulai dari diri sendiri,
keluarga, lingkungan masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai