Praktikum Kimia Dasar KD 3 - Angelina Qomara Putri Purnomo - 22030121140081
Praktikum Kimia Dasar KD 3 - Angelina Qomara Putri Purnomo - 22030121140081
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
Praktikum Kimia Dasar
“Identifikasi
Identifikasi dan Sifat Beberapa Senyawa Organik”
Organik
Angelina Qomara Putri Purnomo, 22030121140081
1 PENDAHULUAN
1.1.Dasar Teori
1.1.1 Senyawa Organik
Hasil analisis terhadap senyawa
senyawa-senyawa organik
k selalu mengandung karbon (C),
menunjukkan bahwa senyawa organik
pada umumnya disertai dengan kandungan hidrogen (H), dan kadang
kadang-
kadang disertai dengan keberadaan beberapa unsur lain, yaitu O, N, S,
dan halogen (Cl, Br, I, dan F). Selanjutnya diketahui pula bahwa atom
unsur-unsur lain dalam senyawa organik dihubungkan oleh
karbon dan unsur
ikatan kovalen. Ikatan karbon dalam senyawa organik bersifat unik
karena dapat membentuk rantai karbon, baik linier, bercabang, maupun
siklis. Walaupun terbentuk hanya dari sejumlah kecil jenis unsur (C, H,
O, N, S, F, Cl, Br, dan I), akan tetapi senyawa organik yang dapat
terbentuk sangat berlimpah, lebih dari 80% senyawa yang telah dikenal
nia ini adalah senyawa organik.2
di dunia
Berdasarkan penemuan tersebut, senyawa organik kemudian
didefinisi ulang sebagai senyawa yang berbasis karbon, sehingga
senyawa organik dikenal pula sebagai senyawa karbon
k karena unsur
penyusun utamanya adalah atom karbon, disamping hidrogen, oksigen,
dan nitrogen, kemudian
ke baru disusul unsur-unsur lainnya.1
ektron valensi, yaitu elektron pada
Atom karbon memiliki 4 elektron
kulit atom terluarnya berjumlah 4. Untuk mencapai konfigurasi
yang dimiliki gas mulia,
elektron yang stabil, seperti halnya elektron yang
maka atom karbon (C) memerlukan 4 ele ktron lagi, karena atom C
elektron
ovalen dengan atom atau unsur lain.
dapat membentuk ikatan kovalen
Identifikasi dan Sifat Beberapa Senyawa Organik
ion kupri, dalam suasana alkalis. Jika direaksikan dengan aldehid dan
dipanaskan akan dihasilkan Cu2O. Glukosa dapat mereduksi ion Cu2+
kuprisulfat direduksi menjadi ion Cu+ yang kemudian mengendap
sebagai Cu2O18. Pada suasana basa, reduksi ion Cu2+ dari CuSO4 oleh
gula pereduksi akan berlangsung dengan cepat dan membentuk Cu2O
yang merupakan endapan merah bata. Pereaksi Benedict terdiri atas
larutan Cu2+ dalam suasana basa kuat.8
Identifikasi keton alifatis membutuhkan amonium klorida
yang merupakan seanyawa anorganik dengan rumus kimia NH4Cl,
berupa garam kristal putih yang sangat mudah larut dalam air.9 Lalu
ada aseton, amonia, dan natrium nitrosufid. Selain itu, untuk
identifikasi ester diperlukan asam asetat pekat, larutan asam asetat
dalam air merupakan sebuah asam lemah, artinya hanya terdisosiasi
sebagian menjadi ion H+ dan CH3COO-. Asam asetat merupakan
pereaksi kimia dan bahan baku industri yang penting.10 Bahan lainnya
ada etanol 95%, asam sulfat pekat, dan natrium benzoat.
Identifikasi gliserol ada beberapa bahan yang dibutuhkan,
diantaranya gliserol, kuprisulfat, dan natrium hidroksida encer.
Selanjutnya identifikasi gliserol dan asam lemak. Bahan-bahan yang
diperlukan adalah sabun padat, indikator pp, dan aquades untuk
hidrolisa sabun. Kemudian untuk garam-garam Ca dan Pb diperlukan
sabun encer netral (pH 7), asam asetat pekat, timbal asetat, dan
kalsium klorida.
Identifikasi vitamin C sebagai reduktor mempunyai 3 tes yang
harus dilalui. Pertama, melunturkan zat warna metilen. Bahan yang
dibutuhkan adalah vitamin C dan metilen biru. Vitamin C merupakan
senyawa reduktor, dalam suasana asam, cincin lakton asam
dehidroaskorbat akan terurai membentuk senyawa diketogulonat
sehingga vitamin C terlindung dengan adanya penambahan senyawa
Identifikasi dan Sifat Beberapa Senyawa Organik
19. KHSO4
20. Ammonia
21. Vitamin C
22. Asam salisilat
23. Metilen biru
24. Fenol
25. Asam sulfat
26. Anilin
27. Asam benzoate
28. Akuabromata
29. Etanol
2.2.Cara Kerja
2.2.1 Identifikasi Aldehid Alifatis
Tes Skiff
Alat dan bahan: tabung reaksi, pipet pasteur, formalin, glukosa, dan
pereaksi skiff.
1) Siapkan 2 tabung reaksi
2) Masukkan 2 tetes formalin ke tabung I dan masukkan 2 tetes
glukosa ke tabung II
3) Kemudian pada masing-masing tabung masukkan 2 tetes pereaksi
skiff
4) Kocok, lalu amati perubahan yang terjadi.
Tes Tollens
Alat dan bahan: tabung reaksi, pipet pasteur, penjepit, pembakar
spirtus, formalin, tollens A, dan tollens B.
1) Siapkan tabung reaksi dan masukkan 5 tetes formalin.
2) Menambahkan 5 tetes tollens A dan tollens B secara bersamaan,
lalu kocok.
3) Setelah itu panaskan larutan menggunakan pembakar spirtus,
kemudian amati perubahan yang terjadi.
Identifikasi dan Sifat Beberapa Senyawa Organik
Tes Fehling
Alat dan bahan: tabung reaksi, pembakar spirtus, penjepit, pipet
pasteur, formalin, fehling A, dan fehling B.
1) Siapkan tabung reaksi kemudian masukkan formalin sebanyak 5
tetes.
2) Menambahkan 5 tetes fehling A dan fehling B, lalu kocok.
3) Setelah itu larutan dipanaskan, amati perubahan yang terjadi.
Tes Benedict
Alat dan bahan: tabung reaksi, pipet pasteur, pembakar spirtus,
penjepit, formalin, dan benedict.
1) Siapkan 2 buah tabung reaksi, lalu masukkan 5 tetes formalin ke
dalam tabung I dan tabung II.
2) Masukkan 5 tetes benedict ke tabung I dan masukkan 10 tetes
benedict ke tabung II, lalu kocok.
3) Panaskan tabung II dengan pembakar spirtus, lalu amati
perubahan yang terjadi.
4) Panaskan tabung I dengan pembakar spirtus, amati perubahan
yang terjadi.
2.2.2 Identifikasi Keton Alifatis
Tes Rothera
Alat dan bahan: tabung reaksi, pipet pasteur, formalin, amonium
klorida, aseton, amonia, dan natrium nitrofusid.
1) Siapkan 2 tabung reaksi. Masukkan 5 tetes formalin ke tabung I.
2) Kemudian masukkan 5 tetes aseton ke tabung II.
3) Setelah itu pada masing-masing tabung tambahkan 5 tetes
natrium nitrofusid, 5 tetes amonium klorida, dan 5 tetes amonia.
4) Kocok dan amati perubahan yang terjadi.
2.2.3 Identifikasi Ester Alifatis
Alat dan bahan: tabung reaksi, pembakar spirtus, penjepit, pipet
pasteur, asam asetat pekat, etanol 95%, dan asam sulfat pekat.
Identifikasi dan Sifat Beberapa Senyawa Organik
3 HASIL PENGAMATAN
3.1.Identifikasi Aldehid Alifatis
Tes Skiff
Tabel 1. Percobaan Tes Skiff
NO. PERLAKUAN HASIL
1. Tabung I
2 tetes formalin + 2 tetes
pereaksi skiff
Tabung II
2 tetes glukosa + 2 tetes
pereaksi skiff
Sebelum dipanaskan
Identifikasi dan Sifat Beberapa Senyawa Organik
Sebelum dipanaskan
Tes Benedict
Tabel 4. Percobaan Tes Benedict
NO. PERLAKUAN HASIL
1. Tabung I
5 tetes formalin+5 tetes
pereaksi benedict
panaskan
Tabung II
5 tetes formalin + 10 tetes
pereaksi benedict
panaskan
Sebelum dipanaskan
Setelah dipanaskan
Tabung I menghasilkan larutan berwarna hijau
muda/hijau terang
Tabung II menghasilkan larutan warna hijau tua/hijau
pekat
Identifikasi dan Sifat Beberapa Senyawa Organik
Sebelum dipanaskan
Identifikasi dan Sifat Beberapa Senyawa Organik
Setelah dipanaskan
Larutan yang dihasilkan memiliki bau menyengat
Perlakuan II
Tabel 7. Perlakuan II Identifikasi Ester Alifatis
NO. PERLAKUAN HASIL
1. 5 tetes asam benzoat+ 5 tetes
etanol 95%+ 3 tetes asam
sulfat pekat (melalui dinding
tabung)kocokpanaskan
Sebelum dipanaskan
Setelah dipanaskan
Larutan yang dihasilkan memiliki bau menyengat
Identifikasi dan Sifat Beberapa Senyawa Organik
3.4.Identifikasi Gliserol
Pembentukan Senyawa Cu Kompleks
Tabel 8. Pembentukan Senyawa Cu Kompleks
NO. PERLAKUAN HASIL
1. 5 tetes gliserol + tambah 5
tetes CuSO4 encer + 5 tetes
NaOH encerkocok
Sebelum dipanaskan
Setelah dipanaskan
Terdapat perubahan warna dari biru pekat menjadi biru.
Identifikasi dan Sifat Beberapa Senyawa Organik
Tes Fehling
Tabel 12. Percobaan Tes Fehling
NO. PERLAKUAN HASIL
1. Tabung I
5 tetes larutan vit C + 5 tetes
pereaksi Fehling A + 5 tetes
pereaksi Fehling B kocok
panaskan
Tabung II
5 tetes larutan vit C + 10
Sebelum dipanaskan
tetes pereaksi Fehling A + 10
tetes pereaksi Fehling B
kocok panaskan
Setelah dipanaskan
Tabung I menghasilkan larutan hijau endapan coklat
Tabung II menghasilkan larutan hijau endapan coklat
Tes Benedict
Tabel 13. Percobaan Tes Benedict
NO. PERLAKUAN HASIL
1. Tabung I
5 tetes larutan vit C + 5 tetes
pereaksi Benedict kocok
panaskan
Tabung II
5 tetes larutan vit C + 10 Sebelum dipanaskan
Identifikasi dan Sifat Beberapa Senyawa Organik
Setelah dipanaskan
Tabung I menghasilkan larutan warna oranye kunyit
Tabung II menghasilkan larutan warna coklat keruh
3.7.Reaksi Pembentukan Endapan dengan Akuabromata
Tabel 14. Reaksi Pembentukan Endapan dengan Akuabromata
NO. PERLAKUAN HASIL
1. Tabung I
5 tetes asam salisilat + 5 tetes
akuabromatakocok
Tabung II
5 tetes fenol + 5 tetes
akuabromatakocok
4 PEMBAHASAN
4.1.Identifikasi
Identifikasi Aldehid Alifatis
Tes Skiff
Terkait penguji
pengujian aldehid diperlukan tes skiff.
skiff Pereaksi schiff
digunakan untuk mengetahui adanya formalin pada sampel dan
menunjukkan adanya gugus aldehid, pereaksi schiff digunakan untuk
mengikat formalin agar terlepas dari sampel, formalin juga bereaksi
dengan pereaksi Schiff menghasilkan senyawa kompleks yang berwarna
merah keunguan. Semakin intensif warna yang tampak, dapat
menggambarkan bahwa formalin yang terkandung dalam sampel semakin
banyak.5
Percobaan ini dimulai dengan menyiapkan 2 tabung. Untuk tabung
n tabung kedua kita isi
pertama kita isi dengan 2 tetes formalin, sedangkan
dengan 2 tetes glukosa. Selanjutnya ditambahkan 2 tetes pereaksi skiff
pada masing
masing-masing
masing tabung. Sehingga menghasilkan larutan pada tabung
pertama berwarna ungu dan pada tabung kedua berwarna bening. Reaksi
yang
ng terjadi yaitu:
Gambar 4. Reaksi Tes Skiff
Tes Tollens
Perubahan warna pada uji dengan pereaksi Tollens (Ag(NH3)2NO3)
disebabkan terjadinya reaksi reduksi oksidasi. Gugus Aldehid pada
formalin dioksidasi menjadi anion karboksilat sedangkan ion Ag+ dalam
reagensia tollens
t direduksi menjadi logam Ag.6
Identifikasi dan Sifat Beberapa Senyawa Organik
Tes
es Fehling
Uji fehling dilakukan dengan cara menambahkan 5 tetes formalin ke
dalam tabung reaksi lalu menambahkan pereaksi fehling yang terdiri dari
fehling A yaitu larutan CuSO4 dan fehling B yang terdiri dari K
K-Na-tartrat
masing-masing 5 tetes ke dalam larutan. Kemudian
dan NaOH sebanyak masing
kocok lalu dipanaskan di atas pembakar spirtus sehingga terjadi perubahan
warna dari biru ke endapan merah bata. Perubahan warna terjadi karena
senyawa aldehid dioksidasi menjadi asam karboksilat dan terbentuk
terbentu
CuO berwarna kuning.13Reaksi yang terjadi yaitu:
endapan Cu
Gambar 6. Reaksi Tes Fehling
Tes Benedict
Langkah pertama adalah menyiapkan 2 tabung reaksi. Masing-masing
Masing
tabung kita isi dengan 5 tetes formalin. Kemudian masukkan 5 tetes
benedict ke tabung pertama dan 10 tetes benedict ke tabung kedua. Setelah
itu kita panaskan. Maka akan diperoleh perubahan warna tabung 1
menjadi hijau terang dan perubahan warna pada tabung 2 menjadi hijau
pekat. Reaksi yang terjadi yaitu:
Gambar 7. Reaksi Tes Benedict
Identifikasi dan Sifat Beberapa Senyawa Organik
4.2.Identifikasi
Identifikasi K
Keton Alifatis
Tes Rothera
Pada identifikasi kali ini hanya terdapat satu tes yaitu tes rothera.
Dimana tes rothera merupakan reaksi antara natrium nitroprusside dengan
aseton membentuk senyawa yang berwarna ungu (terbentuknya cincin
ungu jika keton positif).14
Uji rothera dilakukan dengan menyiapkan 2 tabung reaksi. Kemudian
tabung kedua kita isi
tabung pertama kita isi dengan 5 tetes formalin dan tabung
dengan 5 tetes aseton. Kemudian pada masin
masing-masing tabung
ditambahkan 5 tetes natrium nitrofusid, 5 tetes amonium klorida, dan 5
tetes amonia. Hasil reaksi menunjukkan pada tabung pertama akan
menghasilkan larutan warna bening dan tabung kedua menghasilkan
warna ungu. Reaksi yang terjadi yaitu:
Gambar 8. Reaksi Tes Rothera
4.3.Identifikasi
Identifikasi Ester Alifatis
Terdapat 2 percobaan dalam identifikasi kali ini. Perbedaannya
terdapat pada bahan pertama yang dimasukkan. Untuk percobaan pertama
menggunakan 5 tetes asam asetat pekat, sedangkan percobaan kedua
menggunakan 5 tetes asam benzoat. Kemudian masing
masing-masing tabung
ditambahkan 5 tetes etanol 95% dan 3 tetes asam sulfat pekat lalu kocok.
Setelah itu dipanaskan di atas pembakar spirtus. Kemudian kedua tabung
sama sama akan menghasilkan bau yang menyengat. Asam asetat
tersebut sama-sama
Identifikasi dan Sifat Beberapa Senyawa Organik
4.4.Identifikasi
Identifikasi Gliserol
Pembentukan Senyawa Cu Kompleks
Pengujian ini dilakukan dengan menambahkan 5 tetes gliserol ke
dalam tabung reaksi. Kemudian masukkan 5 tetes kuprisulfat encer dan 5
tetes natirum hidroksida encer lalu kocok. Hasil akhir larutan berwarna
biru terang. Larutan yang mula-mula berwarna bening, setelah direaksikan
larutan berubah warna menjadi biru terang. Perubahan warna menjadi
warna biru dikarenakan terbentuknya senyawa kompleks. Reaksi yang
terjadi yaitu:
Gambar 11. Reaksi Pembentukan Senyawa Cu Kompleks
4.5.Identifikasi
kasi Garam dari Asam Lemak
Hidrolisa Sabun
Pada pengujian ini kita membutuhkan sedikit sabun padat sebagai
komponen garam alkali untuk dimasukkan ke dalam tabung reaksi.
Kemudian menambahkan 2 tetes indikator pp. Setelah itu kita
Identifikasi dan Sifat Beberapa Senyawa Organik
Tes Fehling
Pada pengujian kali ini dibutuhkan 2 tabung reaksi. Masing-masing
Masing
tabung dimasukkan 5 tetes vitamin C.. Kemudian pada tabung pertama
ditambahkan 5 tetes fehling A dan 5 tetes fehling B. Tabung kedua kita
tambahkan 10 tetes fehling A dan 10 tetes fehling B. Hasil akhir
enunjukkan bahwa tabung pertama maupun kedua akan menghasilkan
menunjukkan
larutan warna hijau dengan endapan coklat. Semakin banyak jumlah zat
asam askorbat, maka zat dari fehling akan tereduksi semakin banyak pula.
akan
Reaksinya sebagai berikut:
Gambar 14. Reaksi Tes Fehling
Tes Benedict
Uji benedict memerlukan 2 tabung reaksi dimana pada masing-
masing
masing tabung ditambahkan 5 tetes vitamin C.. Kemudian pada tabung
pertama diitambahkan 5 tetes benedict, sedangkan pada tabung
tab kedua
Identifikasi dan Sifat Beberapa Senyawa Organik
5 KESIMPULAN
Identifikasi senyawa organik dapat dilakukan dengan berbagai cara yaitu tes
skiff, tes tollens, tes fehling, tes benedict, reaksi pembentukan, hidrolisis, dan
sebagainya. Pereaksi dan indikator pada masing-masing uji juga berbeda-beda.
Selain itu, banyak yang menunjukan hasil positif dengan indikasi perubahan
warna maupun terbentuknya endapan, tetapi juga ada yang menunjukkan hasil
negatif seperti pada percobaan terakhir. Perolehan hasil negatif tersebut
kemungkinan dikarenakan pereaksi atau indikator yang rusak dan juga
kemungkinan karena kesalahan saat mereaksikan larutan. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa senyawa organik dapat dibedakan berdasarkan klasifikasi
hidrokarbon (alifatis atau aromatis) dan gugus fungsi yang dimiliki (aldehida,
keton, ester, dan sebagainya). Oleh karena itu pula terdapat 7 cara untuk
mengidentifikasi senyawa organik ini. Dimana didalamnya telah dihasilkan
beberapa metode untuk mengidentifikasi senyawa organik tersebut. Diantaranya,
warna larutan, aroma larutan, dan endapan yang dihasilkan.
Identifikasi dan Sifat Beberapa Senyawa Organik
DAFTAR PUSTAKA
1. Indah Saraswati. Panduan Praktikum Kimia. Yogyakarta:Deepublish.
1(1);Februari (2018):45-46p.
2. Sardjono, RE. Konsep-konsep Dasar Kimia Organik. Universitas Terbuka.
1;(2014):5-8p.
3. Wardiyah. Praktikum Kimia Dasar. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.
(2016):2-15 p.
4. Dewi, SR. Identifikasi Formalin pada Makanan Menggunakan Ekstrak Kulit
Buah Naga. Jurnal Nasional Ilmu Kesehatan. 2019;2(1):45-51.
5. Refwalu, MH. Analisis Kandungan Formalin pada Berbagai Jenis Daging di Pasar
Swalayan Kota Manado. Pharmacon. 2016;5(4).
6. Febrianti, DR, Sari, RM. Analisis kualitatif formalin pada ikan tongkol yang
dijual di Pasar Lama Banjarmasin. Jurnal Pharmascience. 2017;3(2).
7. Pratama, GR. Reaksi pada Alkohol, Eter, Aldehid, Keton, Asam Karboksilat, dan
Ester.
8. Nurjannah, Laita, dkk. Produksi Asam Laktat oleh Lactobacillus delbrueckii
subsp. bulgaricus dengan Sumber Karbon Tetes Tebu. Jurnal Teknologi dan
Industri Pertanian Indonesia. 2017;9(1):4.
9. Rhaska, G, Zainul, R. Analisis Molekular Dan Transpor Ion Amonium Clorida.
2019.
10. Hambali, M, Mayasari, F, Noermansyah, F. Ekstraksi Antosianin dari Ubi Jalar
dengan Variasi Konsentrasi Solven, dan Lama Waktu Ekstraksi. Teknik Kimia.
2014;2(20):30-31.
11. Pakaya, David. Peranan Vitamin C pada Kulit.Jurnal Ilmiah Kedokteran. 2014;
1(2):45-52.
12. Sulistyaningrum, SK, Nilasari, H, Effendi, HE. Penggunaan Asam Salisilat dalam
Dermatologi. Journal Indonesia Medical Association, Jakarta. 2012;62(7).
13. Machmud, S. Uji Kandungan Formalin dengan Pereaksi Tollens. 2014.
http://eprints.ung.ac.id/6195/5/2012-1-48401-821309014bab410082012035319.pdf
14. Iqbal M. Aldehid dan Keton. Jurnal Rekayasa Proses. 2010:4(2).
Identifikasi dan Sifat Beberapa Senyawa Organik
Butiraldehida
d) Tes Benedict
1. Tuliskan reaksi dari percobaan-percobaan yang dilakukan!
Jawab :
2. Tulis reaksi jika sabun yang digunakan adalah pottasium oleat atau sodium
oleat!
Jawab :
Reaksi sabun pottasium oleat:
Reaksi sabun
abun sodium oleat:
Jawab : Larutan warna biru tetap ada dikarenakan Fehling masih bereaksi
dengan vitamin C tetapi dalam jumlah yang sedikit sesuai dengan kadar larutan
yang direaksikan.
b) Tes Benedict
1. Apakah isi pereaksi Benedict?
Jawab : Larutan Benedict berisi larutan kuprisulfat, Na-karbonat, dan Na-sitrat.
2. Untuk apa saja pereaksi ini digunakan dalam klinis?
Jawab : Pereaksi Benedict digunakan untuk menguji larutan yang mengandung
glukos atau gula. Apabila larutan yang mengandung glukosa ditetesi dengan
perekasi Benedict kemudian berubah warna menjadi merah bata maka larutan
mengandung glukosa. Tes Benedict digunakan untuk menguji larutan urin
pasien guna menguji penyakit diabetes mellitus.