Pert. 4 SISTEM PEREKONOMIAN
Pert. 4 SISTEM PEREKONOMIAN
PERTEMUAN 4
SISTEM PEREKONOMIAN
A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Pada bab ini akan dijelaskan mengenai berbagai konsep sistem
perekonomian. Melalui proses pembelajaran, mahasiswa mampu menjelaskan:
4.1 Merkantilisme dan Kapitalisme
4.2 Komunisme dan fasisme
4.3 Sosialisme
4.4 Demokrasi ekonomi
4.5 Sistem Ekonomi Indonesia
B. URAIAN MATERI
Tujuan Pembelajaran 4.1:
Merkantilisme dan Kapitalisme
ekonomi bersifat konflik. Oleh karena itu, perjuangan antar negara untuk
sumber ekonomi itu inheren dan tak terelakkan. Namun, semua kegiatan
perlombaan senjata dan latihan untuk militer mahal harganya.
Kemungkinan ini menyebabkan defisit anggaran dan inefisiensi ekonomi.
Selain itu, pengembangan industri tanpa memperhatikan situasi pasar atau
keunggulan komparatif dapat melemahkan masyarakat secara ekonomi.
Adam Smith dalam Widodo (2017) mengatakan bahwa saat ini
kecenderungan untuk mengidentifikasi industri dengan kekuatan bahkan
dapat menderita ekonomi negara.
produksi dalam industri. Sumber dukungan lain bagi rezim fasis adalah
kelas menengah, terutama pegawai negeri. Mereka melihat fasisme adalah
sebuah sarana untuk mempertahankan prestise yang ada sekaligus
perlindungan politik. Fasisme juga memerlukan dukungan dari kaum
militer, sebagaimana fasisme Jerman, Italia dan Jepang, sebagai jalan
menuju militerisasi rakyat.
Meskipun fasisme bukan merupakan akibat langsung dari depresi
ekonomi, sebagaimana teori marxis, tetapi jelas kaum fasis memanfaatkan
hal itu. Banyaknya angka pengangguran akibat depresi, melahirkan
kelompok yang secara psikologis menganggap dirinya tidak berguna dan
diabaikan. Saat hal ini terjadi, maka fasisme bekerja dengan memulihkan
harga diri mereka, dengan menunjukkan bahwa mereka adalah ras unggul
sehingga mereka merasa dimiliki. Dengan modal inilah, maka fasisme juga
memperoleh dukungan dari rakyat lapisan bawah.
Dengan demikian, fasisme bekerja pada setiap lapisan masyarakat.
Fasisme memanfaatkan secara psikologis kesamaan-kesamaan pokok yang
ada seperti: frustasi, kemarahan dan perasaan tak aman. Tak aneh, jika
dalam sejarahnya rezim fasis senantiasa mendapatkan dukungan
masyarakat. Terutama hal ini jelas terjadi di Jerman.
Ekonomi Fasis
Ekonomi fasis menurut Ebenstein memiliki ciri negara korporasi.
Dalam pemahaman ini, negara berkuasa untuk menata dan mengawasi
system perekonomian. Negara fasis mengatur asosiasi modal dan tenaga
kerja, dimana tenaga kerja diawasi dan asosiasi mendapatkan monopolinya.
Dengan demikian negar berfunsi sebagai kelompok penengah.
Ada dua asumsi yang mendasari filsafat negara korporasi.
Pertama,masyarakat biasa tidak boleh memikirkan hal-hal yang bersifat
politik. Mereka hanya berhak menjalankan tugasnya sendiri-sendiri. Kedua,
para elitlah yang dianggap memiliki kemampuan untuk memahami masalah
seluruh anggota masyarakat. Karena itu hanya mereka yang berhak
memerintah.
Sosialisme atau sosialis adalah sistem sosial dan ekonomi yang ditandai
dengan kepemilikan sosial dari alat-alat produksi dan manajemen koperasi
ekonomi, serta teori politik dan gerakan yang mengarah pada pembentukan
sistem tersebut."Kepemilikan sosial" bisa merujuk ke koperasi, kepemilikan
umum, kepemilikan negara, kepemilikan warga ekuitas, atau kombinasi dari
semuanya. Ada banyak jenis sosialisme dan tidak ada definisi tunggal secara
enskapitulasi dari mereka semua. Mereka berbeda dalam jenis kepemilikan
sosial yang mereka ajukan, sejauh mana mereka bergantung pada pasar atau
perencanaan, bagaimana manajemen harus diselenggarakan dalam lembaga-
lembaga yang produktif, dan peran negara dalam membangun sosialisme.
Istilah ini mulai digunakan sejak awal abad ke-19. Dalam bahasa
Inggris, istilah ini digunakan pertama kali untuk menyebut pengikut Robert
Owen pada tahun 1827. Di Perancis, istilah ini mengacu pada para pengikut
doktrin Saint-Simon pada tahun 1832 yang dipopulerkan oleh Pierre Leroux
dan J. Regnaud dalam l'Encyclopédie Nouvelle. Penggunaan istilah
sosialisme sering digunakan dalam berbagai konteks yang berbeda-beda
oleh berbagai kelompok, tetapi hampir semua sepakat bahwa istilah ini
berawal dari pergolakan kaum buruh industri dan buruh tani pada abad ke-
19 hingga awal abad ke-20 berdasarkan prinsip solidaritas dan
memperjuangkan masyarakat egalitarian yang dengan sistem ekonomi
menurut mereka dapat melayani masyarakat banyak daripada hanya
segelintir elite.
Gerakan politik sosialis mencakup beragam filsafat politik.
Dikotomi inti dalam gerakan sosialis termasuk perbedaan antara reformisme
dan sosialisme revolusioner dan antara sosialisme negara dan sosialisme
libertarian. Sosialisme negara menyerukan nasionalisasi alat-alat produksi
sebagai strategi untuk menerapkan sosialisme, sementara sosialis libertarian
umumnya menempatkan harapan mereka pada cara desentralisasi demokrasi
langsung seperti libertarian municipalisme, 'majelis, serikat buruh, dan
RANGKUMAN MATERI
C. SOAL LATIHAN/TUGAS
D. DAFTAR PUSTAKA