Askep Hipertiroidisme Compress
Askep Hipertiroidisme Compress
KONSEP MEDIS
A. PENGERTIAN
Hipertiroidisme (Tiroktosikosis) merupakan suatu keadaan di mana didapatkan kelebihan
hormon tiroid karena ini berhubungan dengan suatu kompleks fisiologis dan biokimiawi yang
ditemukan bila suatu jaringan memberikan hormon tiroid berlebihan.
Hipertiroidisme dapat didefinisikan sebagai respon jaringan-jaringan terhadap pengaruh
metabolik terhadap hormon tiroid yang berlebihan (Price & Wilson: 337)
Hipertiroidisme (Hyperthyrodism) adalah keadaan disebabkan oleh kelenjar tiroid bekerja
secara berlebihan sehingga menghasilkan hormon tiroid yang berlebihan di dalam darah.
Hipertiroidisme adalah kadar TH yang bersirkulasi berlebihan. Gangguan ini dapat terjadi
akibat disfungsi kelenjar tiroid, hipofisis, atau hipotalamus. (Elizabeth J. Corwin: 296).
B. ETIOLOGI
Hipertiroidisme dapat terjadi akibat disfungsi kelenjar tiroid, hipofisis, atau hipotalamus.
Peningkatan TSH akibat malfungsi kelenjar tiroid akan disertai penurunan TSH dan TRF karena
umpan balik negatif HT terhadap pelepasan keduanya. Hipertiroidisme akibat rnalfungsi
hipofisis memberikan gambamn kadar HT dan TSH yang finggi. TRF akan Tendah karena
uinpan balik negatif dari HT dan TSH. Hipertiroidisme akibat malfungsi hipotalamus akan
memperlihatkan HT yang finggi disertai TSH dan TRH yang berlebihan.
1. Penyebab Utama
a. Penyakit Grave
b. Toxic multinodular goitre
c. ’’Solitary toxic adenoma’’
2. Penyebab Lain
a. Tiroiditis
b. Penyakit troboblastis
c. Ambilan hormone tiroid secara berlebihan
d. Pemakaian yodium yang berlebihan
e. Kanker pituitari
f. Obat-obatan seperti Amiodarone
C. MANIFESTASI KLINIK
Peningkatan frekuensi denyut jantung.
Peningkatan tonus otot, tremor, iritabilitas, peningkatan kepekaan terhadap Katekolamin.
Peningkatan laju metabolisme basal, peningkatan pembentukan panas, intoleran terhadap
panas, keringat berlebihan.
Penurunan berat, peningkatan rasa lapar (nafsu makan baik
Peningkatan frekuensi buang air besar
Gondok (biasanya), yaitu peningkatan ukuran kelenjar tiroid
Gangguan reproduksi
Tidak taahan panas
Cepat lelah
Pembesaran kelenjar tiroid
Mata melotot (exoptalmus). Hal ini terjadi sebagai akibat penimbunan xat dalam orbit
mata.
D. PATOFISIOLOGI
Penyebab hipertiroidisme biasanya adalah penyakit graves, goiter toksika. Pada
kebanyakan penderita hipertiroidisme, kelenjar tiroid membesar dua sampai tiga kali dari ukuran
normalnya, disertai dengan banyak hiperplasia dan lipatan-lipatan sel-sel folikel ke dalam
folikel, sehingga jumlah sel-sel ini lebih meningkat beberapa kali dibandingkan dengan
pembesaran kelenjar. Juga, setiap sel meningkatkan kecepatan sekresinya beberapa kali lipat
dengan kecepatan 5-15 kali lebih besar daripada normal.
Pada hipertiroidisme, kosentrasi TSH plasma menurun, karena ada sesuatu yang
“menyerupai” TSH, Biasanya bahan – bahan ini adalah antibodi immunoglobulin yang disebut
TSI (Thyroid Stimulating Immunoglobulin), yang berikatan dengan reseptor membran yang
sama dengan reseptor yang mengikat TSH. Bahan – bahan tersebut merangsang aktivasi cAMP
dalam sel, dengan hasil akhirnya adalah hipertiroidisme. Karena itu pada pasien hipertiroidisme
kosentrasi TSH menurun, sedangkan konsentrasi TSI meningkat. Bahan ini mempunyai efek
perangsangan yang panjang pada kelenjar tiroid, yakni selama 12 jam, berbeda dengan efek TSH
yang hanya berlangsung satu jam. Tingginya sekresi hormon tiroid yang disebabkan oleh TSI
selanjutnya juga menekan pembentukan TSH oleh kelenjar hipofisis anterior.
Pada hipertiroidisme, kelenjar tiroid “dipaksa” mensekresikan hormon hingga diluar batas,
sehingga untuk memenuhi pesanan tersebut, sel-sel sekretori kelenjar tiroid membesar. Gejala
klinis pasien yang sering berkeringat dan suka hawa dingin termasuk akibat dari sifat hormon
tiroid yang kalorigenik, akibat peningkatan laju metabolisme tubuh yang diatas normal. Bahkan
akibat proses metabolisme yang menyimpang ini, terkadang penderita hipertiroidisme
mengalami kesulitan tidur. Efek pada kepekaan sinaps saraf yang mengandung tonus otot
sebagai akibat dari hipertiroidisme ini menyebabkan terjadinya tremor otot yang halus dengan
frekuensi 10-15 kali perdetik, sehingga penderita mengalami gemetar tangan yang abnormal.
Nadi yang takikardi atau diatas normal juga merupakan salah satu efek hormon tiroid pada
sistem kardiovaskuler. Eksopthalmus yang terjadi merupakan reaksi inflamasi autoimun yang
mengenai daerah jaringan periorbital dan otot-otot ekstraokuler, akibatnya bola mata terdesak
keluar.
E. KOMPLIKASI
Komplikasi hipertiroidisme yang dapat mengancam nyawa adalah krisis tirotoksik
(thyroid storm). Hal ini dapat berkernbang secara spontan pada pasien hipertiroid yang menjalani
terapi, selama pembedahan kelenjar tiroid, atau terjadi pada pasien hipertiroid yang tidak
terdiagnosis. Akibatnya adalah pelepasan TH dalam jumlah yang sangat besar yang
menyebabkan takikardia, agitasi, tremor, hipertermia (sampai 106 oF), dan, apabila tidak diobati,
kematian Penyakit jantung Hipertiroid, oftalmopati Graves, dermopati Graves, infeksi.
F. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Diagnosa bergantung kepada beberapa hormon berikut ini:
a. Pemeriksaan darah yang mengukur kadar HT (T3 dan T4), TSH, dan TRH akan memastikan
diagnosis keadaan dan lokalisasi masalah di tingkat susunan saraf pusat atau kelenjar tiroid.
b. TSH (Tiroid Stimulating Hormone)
c. Bebas T4 (tiroksin)
d. Bebas T3 (triiodotironin)
e. Diagnosa juga boleh dibuat menggunakan ultrasound untuk memastikan pembesaran kelenjar
tiroid
f. Hipertiroidisme dapat disertai penurunan kadar lemak serum
g. Penurunan kepekaan terhadap insulin, yang dapat menyebabkan hiperglikemia.
G. PENATALAKSANAAN
Tujuan pengobatan hipertiroidisme adalah membatasi produksi hormon tiroid yang berlebihan
dengan cara menekan produksi (obat antitiroid) atau merusak jaringan tiroid (yodium radioaktif,
tiroidektomi subtotal).
Obat antitiroid. Digunakan dengan indikasi:
Terapi untuk memperpaqjang remisi atau mendapatkan remisi yang menetap, pada pasien
muda
dengan struma ringan sampai sedang dan tirotoksikusis
Obat untuk mengontrol tirotoksikosis pada fase seblum pengobatan, atau sesudah
pengobatan pada pasien yg mendapt yodium radioaktif
Persiapan tiroidektomi
Pengobatan pasien hamil dan orang lanjut usia
Pasien dengan krises tiroid
Pada pasien hamil biasanya diberikan propiltiourasil dengan dosis serendah mungkin yaitu 200
mg/hari atau lebih lagi. Hipertiroidisme kerap kali sembuh spontan pada kehamilan tua sehingga
propiltiourasil dihentikan. Obat-obat tambahan sebaiknya tidak diberikan karena T4, yang dapat
melewati plasenta hanya sedikit sekali dan tidak dal mencegah hipotiroidisme pada bayi yang
baru lahir. Pada masa laktasi juga diberikan propiltiourasil karena hanya sedik:it sekali yang
keluar dari air susu ibu. Dosis ya; dipakai 100-150 mg tiap 8 jam: Setelah pasien eutiroid, secara
Minis dan laboratorim dosis diturunkan dan dipertahankan menjadi 2 x 50 mg/hari. Kadar T4
dipertahank pada batas atas normal dengan dosis propiltiaurasil
ILUSTRASI KASUS
Tgl Masuk Rumah Sakit : 15 Juni 2011
Tgl Pengkajian : 16 Juni 2011
Nomor Register : 0912121
Ruangan / Rumah Sakit : Melaty/ RSUM
Lakipadada
Diagnosa Medis : Hipertiroid
1. PENGKAJIAN
BIO DATA
A. Identitas Pasien
1. Nama Lengkap : Ny B
2. Jenis Kelamin : Perempuan
3. Umur / Tanggal Lahir : 30 Tahun
4. Kawin / Belum Kawin : Sudah kawin
5. Agama : Islam
6. Suku / Bangsa : Bugis
7. Pendidikan : SMA
8. Pendapatan : Tidak menentu
9. Pekerjaan : Ibu rumah tangga
10. Nomor Askes :-
11. Alamat : Jl. Perintis Kemerdekaan 6 no 24
B. Identitas Penaggung
1. Nama Lengkap : Tn A
2. Jenis Kelamin : Laki-laki
3. Umur / Tanggal Lahir : 38 tahun
4. Kawin / Belum Kawin : Sudah KAwin
5. Agama : Islam
6. Suku / Bangsa : Bugis
7. Pendidikan : SMA
8. Pendapatan : Tidak menentu
9. Pekerjaan : Wiraswasta
10. Nomor Askes :-
11. Alamat : Jl. Perintis Kemerdekaan 6 no 24
RIWAYAT KESEHATAN
A. Riwayat Kesehatan Sekarang
1. Keluhan Utama
Pasien mengatakan tubuhnya terasa lemas
2. Riwayat Keluhan Utama ( dengan pendekatan P,Q,R,S,T )
Provocative/palliative
Yang menyebabkan keluhan tubuh terasa lemas adalah terjadinya peningkatan suhu tubuh akibat
peningkatan laju metabolisme tubuh di atas normal.
Yang membuatnya keluhan bertambah baik /ringan jika klien berada pada tempat yang dingin
atau bertambah berat jika melakukan aktivitas yang menambah peningkatan laju metabolisme
Quality/quantity
Rasa lemas dirasakan di seluruh tubuh seiring dengan peningkatan laju metabolism tubuh.
Rasa lemas yang di rasakan membuat klien tidak bisa menjalankan aktivitas seperti biasa.
Region/radiation
Rasa lemas di rasakan di seluruh tubuh
Severity scale
Dengan peningkatan laju metabolisme tubuh, pasien kehilangan energi yang berlebihan serta
terjadi peningkatan suhu tubuh sehingga menyebabkan terjadinya kelelahan dan rasa lemas yang
dapat mempengaruhi aktivitas
Kelelahan dan rasa lemas yang dirasakan klien berada pada tingkat yang sedang.
Timing
Keluhan dirasakan klien 2 bulan yang lalu
Keluhan sering dirasakan klien sekitar 2 minggu yang lalu
Keluhan dirasakan klien secara perlahan-lahan
B. Riwayat Kesehatan Masa Lalu
a. Sebelumnya klien belum pernah merasakan penyakit ini
b. Klien pernah di rawat di rumah sakit sebelumnya karena demam tinggi
c. Klien alergi terhadap ikan asin, tindakan yang dilakukan untuk mengatasinya dengan tidak
menghindari penyebab alergi
d. Kebiasaan
KLien tidak merokok serta tidak mengonsumsi minuman beralkohol, klien minum kopi 2 kali
sehari sejak 5 tahun terakhir
C. Riwayat Kesehatan Keluarga (genogram 3 generasi) :
Keterangan :
: Laki-laki
: Perempuan
: Klien
: Garis Hubungan keluarga
: Garis serumah
: Meninggal
PEMERIKSAAN FISIK
1. Keadaan umum
Lemah
2. Tingkat kesadaran
Apatis
3. Tanda-tanda vital
a. Tekanan darah : 110/150 mmhg
b. Denyut nadi : 125x/menit
o
c. Suhu badan : 38 C
d. Pernafasan : 30x/ menit
4. Berat Badan : 45 Kg
5. Tinggi Badan : 157 cm
6. Kulit
@ Inspeksi
- Tidak terdapat lesi,lecet,jaringan parut
- kulit tampak bersih
- Tidak terdapat kelainan –kelainan pada kulit
Mis ; mokula, papula, ulcus, Eritema, fistula, eksoreasi
@ Palpasi
- Kulit ; dingin
- Kelembaban kulit : kurang
- Tekstur kulit : halus
- Oedema : tidak ada
7. Keadaan kepala
@ inspeksi ;
- bentuk muka dan tengkorak kepala simetrisan
- penyebaran rambut jarang serta halus
- tidak ada luka pada kulit kepala
- rambut tampak bersih
@ Palpasi
- Tidak ada pembengkakan/ benjolan
- Tidak ada nyeri tekan
- Massa tidak ada
8. Muka
@ Inspeksi
a. Simertis/tidak : simetris
b. Bentuk wajah : Lonjong/oval
c. Gerakan abnormal : Tidak ada
d. Ekspresi wajah : datar
@ Palpasi
a. Nyeri tekan/tidak : Tidak ada nyeri tekan
b. Data lain : -
9. Keadaan mata
@ Inspeksi
a. Palpebrae : tidak ada edema dan radang
b. Sclera : Berwarna kemerahan
c. Conjuctiva : Tidak Radang/tidakAnemis
d. Pupil : isokor
e. Posisi mata : Simetris kiri dan kanan
Gerakan bola mata : Pasien sulit menggerakkan matanya
karena nyeri saat menggerakan mata
Penutupan kelopak mata : Pasien sulit menutup mata
Keadaan visus : 15/20
Penglihatan : Kabur
@ Palpasi
Nyeri Tekan (+)
Tekanan Intra Okuler ( TIO ) (+)
10. Keadaan hidung
@ inspeksi
- Simetrisan
- Tidak terdapat pembengkakan dan sekresi
- tulang hidung tidak mengalami pembengkokan
- Tidak mengalami pembengkakan pada sselaput lendir
@ Palpasi
- Tidak terdapat nyeri tekan
- Tidak ada benjolan/tumor
11. Keadaan telinga
@ inspeksi
- telinga bagian luar simetris
- Tidak ada serumen/cairan, nanah
12. Mulut
Inspeksi
a. Gigi
- Keadaan gigi : gigi tampak bersih
- Karang gigi/karies : -
- Pemakaian gigi palsu : -
b. Gusi
tidak mengalami peradangan
c. Lidah
Lidah tampak kotor
d. Bibir
- pucat
- kering pecah
- mulut tidak berbau
13. Tenggorokan
a. Warna mukosa : Pucat.
b. Terdapat nyeri tekan
c. Terdapat nyeri menelan
14. Leher
@ Inspeksi
a. Kelenjar Thyroid : Membesar
b. ada pembengkakan/benjolan pada leher
c. tidak ada distensi vena jugularis
@ Palpasi
a. Kelenjar Thyroid : Teraba
b. Kaku kuduk/tidak : +
c. Kelenjar limfe : tidak
d. ada benjolan
e. Mobilisasi leher normal
15. Thorax dan pernafasan
@ Inspeksi
a. Bentuk dada : normal
b. Pernafasan : Inspirasi/ekspirasi, frekuensi pernafasan,
irama pernafasan
c. Pengembangan diwaktu bernafas
d. Kesimetrisan : simetris kiri dan kanan
e. ada retraksi
f. Pengamatan tentang adanya batuk ( produktif, kering, pendek/dehem )
@ Palpasi
a. Tidak adanya nyeri tekan
b. Tidak ada massa adanya massa
c. Vokal fremitus : adanya getaran dinding dada
@ Perkusi
Bunyi sonor : Suara perkusi jaringan paru yang normal
@ Askultasi
a. Suara nafas :
* Vesikuler dan tidak terdapat wheezing
* Suara ucapan normal
16. Jantung
@ Inspeksi :
Ictus Cordis terlihat ditemukan pada ICS 5 linea medio clavicularis
kiri
@ Palpasi :
Saat melakukan palpasi iktus teraba
Frekuensi jantung meningkat
@ Perkusi
Saat dilakukan perkusi, jantung dalam batas normal
@ Auskultasi
a. Irama jantung tidak teratur/ distritmia
b. Bising jantung : murmur ada
17. Pengkajian payudara dan ketiak
@ Inspeksi :
Payudara melingkar dan agak simetris dan ukuran sedang
Tidak terdapat udema, tidak terdapat kemerahan atau lesi serta vaskularisasi normal
Areola mamma agak kecoklatan
Tidak adanya penonjolan atau retraksi akibat adanya skar atau lesi.
Tidak ada keluaran, ulkus , pergerakan atau pembengkakan. Posisi kedua puting susu
mempunyai arah yang sama.
ketiak dan klavikula tidak ada pembengkakan atau tanda kemerah-merahan.
@ Palpasi
Tidak adanya keluaran serta nyeri tekan.
18. Abdomen
@ Inspeksi :
umbilikus tidak menonjol
Tidak ada pembendungan pembuluh darah vena
Tidak ada benjolan
warna kulit normal
@ Palpasi :
Tidak ada rasa nyeri
Tidak ada benjolan/ massa
Tidak ada pembesaran pada organ hepar
@ Perkusi : Tympani
@ Auskultasi : Peristaltik keras dan panjang
19. Genetalia dan Anus
Genetalia :
Inspeksi :
Tidak ada prolapsus uteri, benjolan kelenjar bartolini,
sekret vagina jernih
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan
Anus : Keadaan anus normal, tidak ada haemoroid, fissura, fistula.
20. Ekstremitas
Ekstremitas atas
a. Motorik
- Pergerakan kanan/kiri : lemah
- Pergerakan abnormal : tidak seimbanngnya pergerakan
antara kanan dan kiri.
- Kekuatan otot kiri/kanan : kekuatan otot kanan dan kiri lemah
- Koordinasi gerak : ada gangguan
b. Refleks
- Biceps kanan/kiri : Normal
- Triceps kana/kiri : Normal
c. Sensori
- Nyeri :+
- Rangsang suhu :+
- Rasa raba :+
Ekstremitas bawah
a. Motorik
- Gaya berjalan : Normal
- Kekuatan kanan/kiri : kekuatan kanan 4/kiri 4
- Tonus otot kanan/kiri : menurun
b. Refleks
- KPR kanan/kiri : -/-
- APR kanan/kiri : -/-
- Bebinski kanan/kiri : +/+
c. Sensori
- Nyeri : +
- Rangsang suhu : +
- Rasa raba : +
21. Status Neurologi
Saraf-saraf cranial
N I (Olfaktorius)
Klien mampu membedakan bau minyak kayu putih dan alcohol.
N II (Optikus)
Klien tidak dapat melihat tulisan atau objek dari jarak yang jauh.
Mata dapat berkontraksi, pupil isokor, klien tidak mampu menggerakkan bola mata kesegala
arah dan sulit mengangkat mata.
N V (Trigeminus)
N VII (Fasialis)
N VIII (Akustikus)
Klien dapat mendengar dan berkomunikasi dengan baik, tidak ditemukan adanya tuli konduktif
dan tuli persepsi.
N IX (Glosofaringeus)
Klien dapat merasakan rasa manis, pahit, pedas.
N X (Fagus)
Klien tidak ada kesulitan mengunyah, klien tidak ada kesulitan menelan.
N XI (Assessoris)
Klien dapat mengangkat kedua bahu, tidak ada atropi otot sternokleidomastoideus dan trapezius.
N XII (Hipoglosus)
Gerakan lidah simetris, dapat bergerak kesegala arah, tidak ada deviasi pada satu sisi dan tidak
ada fasikulasi, indra pengecapan normal.
Tanda-tanda perangsangan selaput otak
a. Kaku kuduk : -
b. Kerning sign : -
c. Refleks Brudzinski : -
d. Refleks Lasegu : -
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1. Pemeriksaan Laboratorium
a. TSH serum (biasanya menurun)
b. T3 danT4 serum : meningkat
c. Tiroglobulin : meningkat
d. Pemberian TRH
e. Ambilan tiroid 131 : meningkat
f. Ikatan protein sodium : meningkat
g. Gula darah : meningkat ( kerusakan adrenal)
h. Kortisol plasma : turun ( menurunnya pengeluaran oleh adrenal)
i. Pemerksaan fungsi hepar : abnormal
j. Elektrolit : hiponatremi akibat respon adrenal atau efek delusi terapi cairan, hipokalemia akibat
dari deuresis dan kehilangan dari GI.
k. Kateklamin serum : menurun
l. kreatinin urin : meningkat
m. EKG : fibrilasi atrium, waktu sistolik memendek kardiomegali
2. Radiologi
USG
3. Pemeriksaan canggih
MRI
POLA KEGIATAN SEHARI-HARI
1. Nutrisi
a. Kebiasaan
- Frekwensi makan/hari : 3x/ hari
- Nafsu makan : sedang
- Makanan pantang : ikan asin
- Makanan yang disukai : ayam goreng
- Banyak minuman dlm sehari : 7-8 gelas
b. Perubahan selama sakit :
Klien mengatakan nafsu makan meningkat, sebelum sakit makan klien 3x/hari habis satu
porsi, sejak sakit makan klien > 3x/hari dan menghabiskan > satu porsi, intake cairan sebelum
sakit 7 - 8 gelas/hari, sejak sakit > 8 gelas/hari, klien alergi dengan ikan asin,klien mengatakan
BB badan turun sejak 1 bulan terakhir dari 57 kg menjadi 45kg.
2. Eliminasi
Buang air kecil
a. Kebiasaan
- Frekuensi/hari : Frekuensi bak klien 2-3x/hari
- Warna : Karakter urin kuning jerih
b. Perubahan selama sakit : Tidak ada masalah dalam miksi
Buang air besar
a. Kebiasaan
- Fekuensi/hari : klien 1 - 2x/hari
- Warna : Kuning
- Konsistensi : padat/ normal
b. Perubahan setelah sakit
Sejak sakit defekasi klien 2-3 x/hari bahkanlebih tapi dengan konsistensi encer/cair. Klien
tidak pernah menggunakan obat pencahar.
3. Olaraga dan Aktivitas
a. Klien mengatakan kurang suka olaraga
b. Jenis olaraga yang disukai adalah olaraga renang
c. Olaraga tersebut tidak dilaksanakan secara teratur
a. Kebiasaan
- Tidur malam jam : 10 bangun jam 6
- Tidur siang jam : 3 bangun jam 4
- Apakah anda mudah terangun ?
- Jumlah jam tidur 7-8 jam
b. Perubahan selama sakit : selama sakit klien susah tidur, tidur 5 jam/hari.
4. Hygiene
a. Kebiasaan
- Mandi : 2 kali/hari
- Penyakit gigi : tidak ada
- Rambut : Bersih
b. Perubahan selama sakit :
Selama sakit klien mengalami kelelahan sehingga pemenuhan kebutuhan sehari-hari
terganggu termasuk personal hygiene, selama sakit klien hanya mandi 1 kali/hari.
POLA INTERAKSI SOSIAL
Klien mengatakan sejak sakit klien agak tertutup, orang yang terdekat dengan klien
adalah orang
tua dan suaminya, sebelumnya sakit klien aktif dengan kegiatan masyarakat/ organisasi,
tapi semenjak
sakit klien lebih banyak di rumah.
KESEHATAN
SOSIAL menururklien
kebersihan rumah sangat penting, klien tinggal di daerah yang bising dan klien tinggal 5 orang
dalam rumah.
KEADAAN PSKOLOGIS SELAMA SAKIT
Klien mengatakan perubahan yang dirasakanterutama ketika berinteraksi dengan orang
lain, klien
kesulitan dalam mengungkapkan apa yang difikirkannya, klien lebih suka menyendiri dan
banyak diam,
klien lebih sering cemas, klien tidak menggunakan obat tertentu
KEGIATAN
KEAGAMAAN\ Klien
beranggapan bahwa penyakit yang diderita sekarang merupakan cobaab untuknya dan pasti
terdapat hikmah untuknya, klien menganut agama islam klien taat dan melakukan sholat 5 waktu
selama sakit.
PERAWATAN/PENGOBATAN
1. Perawatan
Tindakan perawat yang diberikan :
Tindakan keperawatan yang diberikan selama di rumah sakit disesuaikan dengan diagnosa yang
dialami oleh pasien
2. Pengobatan
1. Sebelum masuk rumah sakit :
Tidak ada tindakan pengobatan yang diberikan
2. Setelah masuk rumah sakit :
a. Obat antitiroid
b. Pengobatan dengan yodium radioaktif
c. Operasi
d. Pengobatan tambahan
Sekat β-adrenergik
Yodium
Ipodat
Litium
PENGELOMPOKAN DATA
Data subjektif Data Objektif
Klien mengatakan badannya Klien sering buang air besar, kadang
terasa panas diare
Klien mengatakan penglihatan Jari tangan klien gemetar (tremos)
agak kabur Klien tampak tegang
Klien mengatakan mual Klien tampak gelisah
Klien mengatakan sering gugup Klien tampak cemas
Klien mengatakan sering Klien mudah tersinggung
terbangun di malam hari Jantung klien berdebar cepat
Klien mengatakan mata klien Berat badan klien turun meski nafsu
peka terhadap cahaya / tidak makan bertambah
tahan terhadap cahaya. Otot klien lemas, terutama lengan atas
Klien mengatakan haid tidak dan paha
lancar Rambut klien rontok
Klien mengatakan sukar Kulit klien halus dan tipis
berkonsentrasi Kelenjar tyroid klien mengalami
Klien mengatakan banyak pembesaran
keringat walaupun di malam Kulit klien teras hangat
hari Kulit klien memerah
Klien mengatakan tak tahan Wajah dan muka klien tampak pucat
panas Klien tampak lemas
Mata klien tampak bengkak
Klien tampak capek
Pernafasan klien pendek.
ANALISA DATA
No Symtom Etiologi Problem
Takikardi
Perubahan
denyut/irama
jantung
Penurunan curah
Jantung
2 Do : Produksi hormon Kelelahan
Klien tampak lemas dan tiroid meningkat
pucat
DS : Hipermetabolik
Klien
mengatakan badannya Meningkatnya
lemah kebutahan energi
Kelelahan
3 Do : Produksi hormone Pemenuhan nutrisi
Berat badan klien turun tiroid meningkat kurang dari
meskipun nafsu makan kebutuhan tubuh
ber-
Tambah
Klien tamapak lemah Proses glikogenesis
Ds : meningkat
Klien mengatakan
terkadang mual Proses pembakaran
Klien mengatakan lemak meningkat
badannya lemah
Suplai nutrisi yang
tidak adekuat
Pemenuhan nutrisi
kurang dari
kebutuhan tubuh
eksoftalmus.
protusi bola
mata menarik saraf
optik
Gangguan
penglihatan
Risiko tinggi
terhadap kerusakan
integritas jaringan
5 Do : Peningkatan Ansietas
Klien tampak lemas dan produksi hormone
pucat tiroid
DS :
Klien Hipermetabolik
mengatakan badannya
lemah Perubahan status
kesehatan
Koping tidak
adekuat
ansietas
6 Do : Peningkatan Kurang pengetahuan
Klien tampak bingung produksi hormone
saat ditanya tentang tiroid
penyakitnya
DS : Hipermetabolik
Klien mengatakan kurang
mengerti tentang tidak mengenal
penyakitnya sumber informasi
Kurang pengetahuan
Risiko tinggi
perubahan proses
pikir
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Risiko tinggi terhadap penurunan curah jantung berhubungan dengan hipertiroid tidak
terkontrol,
keadaan hipermetabolisme, peningkatan beban kerja jantung
2. Kelelahan berhubungan dengan hipermetabolik dengan peningkatan kebutuhan energi
3. Risiko tinggi terhadap perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan
peningkatan
metabolisme (peningkatan nafsu makan/pemasukan dengan penurunan berat badan
4. Risiko tinggi terhadap kerusakan integritas jaringan berhubungan dengan perubahan
mekanisme
perlindungan dari mata ; kerusakan penutupan kelopak mata/eksoftalmus.
5. Ansietas berhubungan dengan faktor fisiologis; status hipermetabolik.
6. Kurang pengetahuan mengenai kondisi, prognosis dan kebutuhan pengobatan berhubungan
dengan
tidak mengenal sumber informasi.
7.
3. INTERVENSI
NO DX TUJUAN INTERVENSI RASIONAL
1 I Klien Pantau tekanan Hipotensi umum atau
akan mempertahankan darah pada posisi ortostatik dapat terjadi
curah jantung yang baring, duduk dan sebagai akibat dari
adekuat sesuai dengan berdiri jika vasodilatasi perifer
kebutuhan tubuh, memungkinkan. yang berlebihan dan
dengan kriteria : Perhatikan penurunan volume
Nadi perifer dapat besarnya tekanan sirkulasi
teraba normal. nadi
Vital sign dalam Periksa
batas normal. kemungkinan
Pengisian kapiler adanya nyeri dada Merupakan tanda
normal atau angina yang adanya peningkatan
Status mental baik dikeluhkan pasien. kebutuhan oksigen
Tidak ada disritmia oleh
Auskultasi suara otot jantung atau
nafas. Perhatikan iskemia
adanya suara yang
tidak normal
(seperti krekels) S1 dan murmur yang
menonjol berhubungan
Observasi tanda dengan curah
dan gejala haus jantung meningkat
yang hebat, mukosa pada keadaan
membran kering, hipermetabolik
nadi
lemah, penurunan Dehidrasi yang cepat
produksi urine dan dapat terjadi yang akan
hipotensi menurunkan
Catat masukan dan volume sirkulasi dan
haluaran menurunkan curah
jantung
Kehilangan cairan
yang terlalu banyak
dapat menimbulkan
dehidrasi berat
Mencegah munculnya
kelelahan
Tekankan Pasien yang mendapat
pentingnya pengobatan hipertiroid
perencanaan waktu besar kemungkinan
istirahat mengalami hipotiroid
Berikan informasi yang dapat terjadi
tanda dan gejala segera setelah
dari hipotiroid pengobatan selama 5
tahun kedepan
4. EVALUASI
1. Klien akan mempertahankan curah jantung yang adekuat sesuai dengan kebutuhan tubuh
2. Klien akan mengungkapkan secara verbal tentang peningkatan tingkat energy
3. Klien akan menunjukkan berat badan stabil
4. Klien akan mempertahankan kelembaban membran mukosa mata, terbebas dari ulkus
5. Klien akan melaporkan ansietas berkurang sampai tingkat dapat diatasi
6. Klien akan melaporkan pemahaman tentang penyakitnya
7.
DAFTAR PUSTAKA