Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN KUNJUNGAN RUMAH

(BLOK 23)

Oleh:

MARDHATILLAH

1608111327

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS RIAU

PEKANBARU, DESEMBER 2019


DIABETES MELITUS TIPE 2

A. Definisi

Diabetes melitus merupakan penyakit kronik yang ditandai dengan

hiperglikemia dan intoleransi glukosa yang terjadi karena kelenjar pancreas

tidak dapat memproduksi insulin secara adekuat yang atau karena tubuh tidak

mampu menggunakan insulin yang diproduksi secara efektif atau kedua-

duanya.1 Penyakit kronis seperti DM rentan terhadap gangguan fungsi yang

bisa menyebabkan kegagalan pada organ mata, ginjal, saraf, jantung dan

pembuluh darah.pembuluh darah, saraf dan jantung.2

B. Etiologi dan Faktor risiko

Predisposisi genetik berperan besar terhadap kemungkinan seseorang

menderita diabetes atau tidak di kemudia hari. Resistensi insulin dan peningkatan

kerusakan sel beta pancreas mengakibatkan peningkatan kadar glukosa plasma

walaupun dalam rentang non diabetes yang meningkatkan risiko komplikasi

mikrovaskular dan kardiovaskular. Resistensi insulin dan gangguan sekresi insulin

memegang peran penting terhadap risiko kardiovaskular pada penderita pra

diabetes.3

Faktor resiko terjadinya diabetes melitus adalah:4

1) Genetic : mempunyai orang tua atau keluarga yang menderita DM

tipe 2

2) Obesitas (kegemukan) terutama pada sental obesitas

3) Aktivitas fisik yang kurang


4) Riwayat diabetic intrauterine

5) Hipertensi

6) Alkohol dan Rokok

C. Patofisiologi5

Patofisiologi Dm tipe 2 ditandai dengan resistensi insulin perifer, gangguan

produksi glukosa hati, penurunan fungsi sel beta, dan kerusakan total sel beta.

Resistensi insulin merupakan suatu kondisi yang berhubungan dengan kegagalan

organ target yang secara normal merespon aktivas hormone insulin.

Mekanisme terjadinya resistensi insuin dapat diterangkan oleh beberapa jalur.

Yang pertama adalah induksi resistensi insulin karena faktor inflamasi. Hubungan

antara inflamasi dan resistensi insulin dinyatakan oleh Hotamisligil et al bahwa

sitokin proinflamatorik TNF-α (Tumor Necrosis Factor-α) dapat menginduksi

resistensi insulin.

Mekanisme yang kedua dalah yang disebabkan oleh obesitas. Obesistas dapat

memicu resistensi insulin melalui peningkatan produksi asam lemak bebas. Asam

lemak bebas yang terakumulasi dijaringan akan menginduksi resistensi insulin

terutama pada hati dan otot.

Resistensi insulin menyebabkan pengunaan glukosa yang dimediasi insulin di

jaringan perifer akan menjadi berkurang. Kekurangan insulin akan menyebabkan

kegagalan fosforilasi kompleks Insulin Resistance Substract (IRS), penurunan

translokasi GLUT-4 dan penurunan oksidasi glukosa sehingga glukosa tidak dapat

masuk ke dalam sel dan akan terjadi kondisi hiperglikemia.


Kadar glukosa darah yang semakin meningkat menyebabkan glukosa

difiltraasi melebihi kapasitas reabsorpsi sel-sel tubulus sehingga terjadi

glukosuria. Glukosuria akan menimbulkan efek toksik H2O bersamanya sehungga

menimbulkan diuresis osmotic yang ditandai oleh polyuria (sering berkemih).

Cairan yang keluar dari tubuh akan menyebabkan dehidrasi, yang dapat

menyebabakan kegagalan sirkulasi perfifer karena penurunan volume darah.

Kegagalan sirkulasi apabila tidak diperbaiki dapat menyebabkan kematian karena

aliran darah ke otak menurun atau menimbulkan gagal ginjal sekunder akibat

tekanan filtrasi yang tidak adekuat. Salah satu gejala khas DM adalah polydipsia

(rasa haus yang berlebihan) merupakan mekanisme kompensasi untuk mengatasi

dehidrasi.

Defisiensi glukosa intra sel menyebabkan nafsu makan meningkat, sehingga

timbul polifagia(rasa lapar yang berlebihan). Walaupun terjadi peningkatan nafsu

makan berat badan menurun secara progresif akibat efek defisiensi insulin pada

metabolisme lemak dan protein.

IDENTITAS PASIEN

Nama Kepala Keluarga : Bapak Abdul Khomar

Nama Pasien : Ibu Diah Krisna Ningrum

Tempat, tanggal lahir : Sawahlunto, 10 Agustus 1967

Umur : 53 Tahun

Alamat : Jalan Permadani III Widya Graha 2, Pekanbaru


Agama : Islam

Status : sudah menikah dan mempunyai dua orang anak

laki-laki

Pekerjaan Pasien : Ketua RW 08

Pendidikan terakhir pasien : D3 Sastra Inggris

Keluhan Sekarang : Diabetes Melitus sejak 10 tahun lalu

PERJALANAN PENYAKIT

Penyakit diabetes melitus sudah menyerang ibu Diah sejak tahun 2010.

Pertama kali penyakit ini diketahui pada saat beliau terjatuh saat makan.

Pasien sudah merasakan tidak enak badan pada saat mau berangkat sholat.

Keluarga pasien langsung membawa pasien ke Rumah Sakit Awal Bros dan

ditangan oleh seorang dokter. Setelah dilakukan pemeriksaan oleh dokter

didapatkan gula darah pasien 680 mg/dl.

Saat ini kadar gula darah pasien berkisar antara 300-350 mg/dl dan masih

dalam upaya penurunan. Pasien pernah mengalami luka yang sulit sembuh dan

pernah menderita stroke ringan karena kadar gula darah yang tinggi, pasien

juga mengeluhkan perih dibagian lambung.

Pasien melakukan pemeriksaan rutin setiap hari senin dan kamis di

Rumah Sakit Prima dan Puskesmas terdekat. Sebelum dilakukan pemeriksaan

pasien puasa terlebih dahulu untuk menurunkan kadar gula. Saat ini pasien

mengkonsumsi beberpa obat yaitu metfirmin, glimepirid, omeprazol, diovan


80 mg, simvastatin, acarbose dan obat racikan. Pasien pernah menggunakan

insulin tetapi tidak dilanjutkan pemakaiannya karena pasien takut untuk

menyuntikkan insulin dan anggota keluarga yang bisa melakukan penyuntikan

insulin sedang menjalankan kuliah di luar kota Pekanbaru. Saat ini paien

sedang menjalani program diet.

LATAR BELAKANG SOSIAL

Pasein merupakan ketua RW 08. pendidikan terakhir pasien adalah

diploma 3 sastra inggris di IKIP Padang. Pasien merupakan anak kesmebilan

dari sebelas bersaudara. Ayah dari pasien menderita penyakit diabetes melitus

dan meninggal karena penyakit tersebut. Ibu dari Pasien menderita penyakit

asma. Saudara pertama, kelima dan kedelapan memiliki riwayat diabetes

melitus dan meninggal karena penyakit tersebut. Saudara pasien yang keenam

dan ketujuh saat ini hidup dengan penyakit diabetes melitus. Saudara kedua,

ketiga dan keempat menderita penyakit asma. Saat ini pasien memiliki dua

orang anak laki-laki dengan status anak pertama sudah menikah dan anak

kedua belum menikah, saat ini sedang kuliah sambil bekerja. Pasien tinggal

bersama suami dan anaknya yang sudah menikah.

Rumah yang ditinggali pasien memiliki dua kamar tidur, dua kamar

mandi, ruang keluarga, satu ruang tamu, satu ruang dapur dan garase mobil.

Kondisi rumah pasien kecil dan dipenuhi dengan barang barang rumah tangga.

Ventilasi rumah pasien kurang untuk diruang keluarga dan dapur. Lantai pada

rumah tersebut naik turun yang berpotensi pasien jatuh dan luka yang sulit

sembuh.
GENOGRAM KELUARGA
1926 1934

Soektji Hartiyani

Meninggal karna DM Meninggal dengan Asma

1952 1954 1956 1957 1959 1961 1963 1963 1967 1965 1970 1970

v v

Hariyono Moerdoko Tiwi Erti Kodrat Krisna Abdul Surya Hartadi


Sari Witri Sari
Meninggal Meninggal DM
Meninggal Asma Asma Asma DM & DM
karna DM karna DM
karna DM Ginjal

1989 1989 1995

1978 1968
Z
Z X Y

R S 2015

DBD
Kesimpulan Kebutuhan Pasien

- Pasien sudah harus terapi insulin karena kadar gula darahnya tinggi

- Pasien memerlukan pendamping yang dapat menyuntikkan insulin

- Pasien membutuhkan dukungan keluarga untuk menjalani terapi

- Pasien harus selalu menggunakan pelindung kaki saat berjalan atau

berolahraga

- Meningkatkan pengetahuan pasien mengenai penyakit Diabetes Melitus

1. Narasi Observasi

Gambar 1. Kaki Pasien

Gambar diatas menunjukkan pasien sedang menjelaskan bekas luka pada kaki

pasien. Pasien mengeluhkan bekas luka tersbut sulit untuk sembuh dan

menghitam bekas lukanya. Hal ini menunjukkan bahwa kadar gula yang tinggi

mempengaruhi penyembuhan luka dan bekas lka pada pasien.


Pada gambar juga tampak banyak obat yang dikeluarkan oleh pasien. Semua obat

yang dikonsumsi pasien bahkan alat cek kesehatan yang dimiliki ibu Diah

dikeluarkan saat wawancara berlangsung. Hal ini juga menunjukkan bahwa pasien

sangat cooperative dan sangat memperhatikan penyakit yang dialami.

Gambar 2. Ruang Dapur

Gambar diatas menunjukkan kondisi dari dapur pasien, dimana dapur tersebut

sempit dan dipenuhi barang barang. Hal ini dapat berpotensi menyebabkan

kecelakaan seperti tertimpa barang ataupun terjatuh yang dapat menyebabkan

cedera.
Gambar 3. Ruang Keluarga

Gambar ini menunjukkan kondisi ruangan pada rumah pasien. Ruangan dirumah

pasien naik turun dan luas tangganya tidak terlalu lebar, hal ini dapat

menyebabkan potensi kecelakaan yang bisa menyebabkan cedera pada pasien.

2. Pelajaran Penting yang didapatkan

- Kesehatan tidak boleh dianggap tidak penting. Karena jika tubuh tidak sehat

maka aktivitas sehari hari akan terhambat.

- mengatur pola makan yang sehat karena tubuh memerlukan nutrisi yang

cukup dan baik. Jika pola makan tidak dihiraukan maka akan banyak timbul

penyakit yang disebabkan oleh gaya hidup seperti penyakit diabetes melitus

- Dukungan keluarga sangat dubutuhkan oleh orang yang sakit untuk sembuh

keluarga adalah orang yang paling dekat dengan pasien dan mampu

meningkatkan semangat untuk sembuh


- Olahraga yang teratur untuk menjaga kebugaran tubuh. Pola hidup sehat harus

dibangun sejak kecil agar terbiasa untuk hidup sehat


DAFTAR PUSTAKA

1. Yanita B, Kurniawaty E. Faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian


Diabetes Melitus tipe 2. Fakultas Kedokteran Universitas Lampung.2016;
5(2). 27.

2. Lathifah NL. Hubungan durasi penyakit dan kadar gula darah dengan
keluhan subyektif penderita Diabetes Melitus. Departemen Epidemiologi
Fakultas Kesehatan Masyakarat Universitas Airlangga. 2017; 5(2). 231-
239.

3. Nasrul Ellyza, Sofitri. Hiperurisemia pada Pra Diabetes. Jurnal Kesehatan


Andalas. 2012; 1(2). 88.

4. Fatimah NR. Diabetes melitus tipe 2. Fakultas Kedokteran Universitas


Lampung.2015; 4(5)

5. McCloskey , Peragallo, Robertson, Shomali, Youssef. Insuline therapy for


type 2 diabetes. N Engl J Med. 2002; 347: 1342-1349
DOKUMENTASI

Anda mungkin juga menyukai